"Sebenarnya aku...," Ucapan nur terhenti, "Apa aku cerita aja sama mereka, TAPI...," ucap Nurza dalam hati.
...FLASHBACK...
Pada saat itu Nurza masih duduk di bangku kelas 4 SD.
Mama Urmi sedang asyik memasak makanan yang banyak, untuk para tamu yang akan datang siang ini. Saat memotong ikan, Mama urmi lupa menaruh sop yang sudah dimasak ke mangkok. Mama Urmi meminta bantuan Nurza ntuk mengambil mangkok keramik yang ada di lemari depan.
"Nurza, kemari sebentar!" Panggil Mama Urmi.
Nurza sedang asyik menonton tiba-tiba mendengar suara sang Mama. Dia pun berdiri dari kursi menuju ke dapur, "Iya Mah, ada apa?" Tanya Nurza.
"Tolong kamu ambil mangkok keramik yang ada di lemari!" Pintah Mama Urmi yang sedang memotong ikan.
Nurza erjalan ke ruang tengah untuk mengambil mangkok di lemari. Setelah menemukan mangkok, Nurza bergegas menuju dapur, namun saat Nurza hendak meletakkan mangkok...tiba-tiba saja mangkok itu terjatuh dan pecah, membuat Nurza dan Mama Urmi terkejut. Mama Urmi menatap tajam kearah Nurza.
"NURZA APA YANG KAMU LAKUKAN...KARENA KECOROBOHAN KAMU MANGKOK KERAMIK MAMA PECAH!" Teriak Mama Urmi sembari melemparkan benda yang ada di dekatnya ke arah Nurza. Posisi Mama Urmi saat itu sedang berjongkok membersihkan ikan.
Nurza berhasil mengindari benda-benda yang dilempar kearahnya, ia ketakutan melihat kemarahan mamanya. Kemarahan Mama Urmi masih meningkat, tanpa sengaja dilemparkanya pisau ke arah Nurza. Saat itu Nurza tidak sempat menghindar. Nurza hanya diam mematung dengan mata berkaca-kaca, mencoba menahan air matanya yang akan keluar. Nurza ingin mengucapkan kata ma'af, tetapi mulutnya terasa keluh, sulit untuk mengeluarkan sepata kata pun.
Kakak Novi yang sedang berjemur pakaian di luar, terkejut dengan suara Mama Urmi, kakak novi segera bergegas masuk ke rumah. Tiba di dapur Kakak Novi mencoba meredakan amarah Mama Urmi. "Mah, istighfar...," Ucap Kakak Novi memegang pundak Mama Urmi.
"KELUAR DARI SINI...CEPAT KELUAR!" Teriak Mama Urmi masih belum bisa mengendalikan emosinya.Tidak mau memperkeruh suasana Kakak Novi hanya diam, lalu memberi kode mata ke adiknya untuk keluar dari dapur. Nurza yang melihat kode dari kakaknya langsung mengerti, tanpa banyak bicara Nurza keluar dari dapur, merasa kakinya sakit, Nurza sedikit demi sedikit melangkahkan kakinya menuju ke ruang tamu. Tak lama kemudian, Kakak Novi menyusul ke ruang tamu menemui adiknya.
"Kamu tidak apa-apa, Dek?" Tanya Kakak Novi ikut duduk disebelah adiknya. Nurza menganggukkan kepalanya pertanda bahwa dia baik-baik saja sambil tersenyum menyembunyikan kesedihannya. Setelah melihat anggukan adiknya, Kaka Novi beranjak dari kursi, berjalan keluar rumah.
Sebelum sampai di pintu, Nurza bertanya ke kakak Novi. "Kakak...aku mau tanya sesuatu," Ucap Nurza.
Kakak Novi berjalan ke tempat adiknya duduk, "Boleh dek, apa yang mau kamu tanyakan?" ucapnya.
"Kakak coba liat lutut aku...ini apa namanya, kenapa di kaki aku ada yang bulat-bulat, kayak telur ikan?" Tanya Nurza menunjuk bagian kaki yang terluka.
Terkejut melihat luka di lutut Nurza, kakak Novi memanggil Mama Urmi, "Tenang ya, dek kakak panggil mama dulu. Mah...mama, adik terluka," Ucap kakak Novi berlari menuju dapur.
"APAAA!" Ucap Mama Urmi kaget, lalu berlari menuju ke ruang tamu, di ikuti Kakak Novi.
Mama Urmi langsung memeluk Nurza, "Nak, ma'afkan ma...ma..." Ucapnya menangis terseduh-seduh. Air mata yang berusaha Nur tahan akhirnya tumpah juga, melihat Mama Urmi yang penuh dengan penyesalan.
Melihat darah yang terus mengalir, Mama Urmi berlari ke dapur, mengambil kain untuk di ikatkan di luka sayatan Nurza. Mama Urmi tak henti-hentinya mengucapkan kata maaf ke Nurza.
Melihat kain yang sudah berubah jadi merah , Mama Urmi meminta kakak Novi pergi ke halaman belakang untuk mengambil getah pohon kudo ( Getah pada batangnya dapat digunakan sebagai penawar racun misalnya ular atau gigitan serangga berbisa serta dapat digunakan untuk luka seperti luka sayat atau luka goresan. Manfaat lain, pucuknya bisa digunakan sebagai obat tetes pada mata saat belekan).
Kakak Novi berjalan menuju dapur, lalu mengambil pisau buat mengambil getah pohon kudo. Setelah itu, Kakak Novi berjalan ke halaman belakang rumah lalu menggambil getahnya. Setelah merasa sudah cukup, kakak Novi bergegas masuk ke rumah sambil membawa getah pohon kudo.
"Ini mah, getahnya," Ucap Novi sembari memberikan getah ke mamanya.
Mama Urmi mulai mamasukkan getah pohon kudo ke luka sayatan Nur secara perlahan. Nurza mengatupkan mulutnya kuat-kuat, berusaha untuk menahan rasa perih. Selesai memasukkan getanya, luka sayatan Nurza kembali di ikat dengan kain yang baru.
"Nak, tahan sebentar ya...nanti setelah dzhuhur kita ke puskesmas", Ucap Mama Urmi, Tarik nafas "Huhu..huuu...Nak...kamu jangan beritau papamu, soal lukamu. Nanti kalau papa kamu pulang biar Mama yang bilang kalau kamu demam. Kalau kamu nurut, nanti Mama beli sepatu baru untukmu. Gimana kamu mau?" Lanjutnya. Nurza menggakkukan kepala bertanda setuju.
Waktu terus berjalan, kini Papa Rudi telah berada di rumah sekedar makan siang. Saat melangkahkan kaki Papa Rudi melihat Nur yang sedang terbaring di kasur, lalu bertanya, "Kamu kenapa Nurza? Kamu sakit?" Sembari menyentuh kening Nur. " Tidak panas, lalu kenapa kamu baring?" Sambungnya.
"A..ku," Ucapan Nurza terhenti saat Mama Urmi angkat bicara.
"Itu...Nurza sakit kepala, katanya pusing", Ucap Mama Urmi. Karena takut jika Nurza melupakan janjinya untuk tidak memberitau luka,jadi Mama Urmi menyela ucapan Nurza. Papa Rudi mangguk-mangguk pertanda mengerti, Lalu berjalan ke arah dapur. Untung Mama Urmi sudah membersihkan pecahan kaca maupun darah yang ada dilantai.
Setelah makan siang Papa Rudi segera berangkat ke tempat kerjanya. Sebelum berangkat Papa Rudi bertanya, "Urmi, kamu sudah beri Nurza obat?"
"Dia sudah makan atau belum?" Sambungnya.
"Nurza sudah makan Mas, kalau obat...nanti aku beli dulu di apotek, soalnya tokoh terdekat belum juga buka," Ucap Mama Urmi. Papa Rudi mangguk-manggukkan kepala, lalu berjalan keluar.
"Aku pergi kerja dulu," Ucap Papa Rudi melambaikan tangan.
"Iya Pah," Ucap Kakak Novi, Nurza dan Mama Urmi bersamaan. Setelah Papa Rudi pergi. Mama Urmi berjalan ke arah Nurza, lalu memapahnya.
Kakak Novi pergi mencari Angkutan Umum, kebetulan ada Bentor, jadi kami berangkatnya Naik Bentor.
Sebelum berangkat Kakak Novi pergi ke rumah Tante Yani untuk mangambil adek Salsa yang sedang bermain dengan adik sepupu Nisa, atas perintah Mama Urmi karena takut nanti Adek Salsa mencari Mama.
Setelah semua siap, Mama Urmi memapah Nurza dengan di bantu Pak Jupri. Lalu Bentor pun jalan menysuri lorong. Tak lama lemudian lami sampai di depan puskesmas. Nur kembali di papah masuk ke ruangan Dokter Baya. Banyak orang yang ada di puskesmas, mereka bertanya ke Mama Urmi (kebetulan mereka kenal Mama Urmi), tentang bagaimana Nur terluka. Rasa penasaran mereka yang terlalu besar atau terlalu kepo. Bukan hanya mereka, bahkan dokter dan suster juga sama penasaran.
"Bu, kenapa anaknya? Kok bisa lututnya terluka gitu?" Tanya salah satu dari mereka.
"Iya bu, kenapa lututnya bisa luka gitu, jadi nyeri lihatnya," Ucap yang lainya.
"Apa yang terjadi pada anak Ibu?" Tanya Dokter Baya penasaran.
Dan masih banyak lagi yang bertanya, Mama Urmo hanya menjawab kalau itu sebuah kecelakaan. "Anak saya terjatuh di dapur karena kurang hati-hati. Ia jatuh tepat mengenai pisau dapur. Makanya lutut Anak saya luka begitu," Ucap Mama Urmi bohong.
"Oh...gitu, Dek lain kali hati-hati saat kamu berada di dapur," Ucap salah satu dari meraka sembari mentap Nur yang di periksa dokter. Yang lainnya hanya mangguk-manguk .
Dokter mulai...
...《BERSAMBUNG》...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments