"Kamu seharusnya sekolah"lirih Sahan.Ia menggesekkan kepalanya pada paha kekar Dirgan yang memaksa Sahan untuk beristirahat di sofa serta menemani Dirgan menonton televisi.
"Sekolah membosankan tanpamu.... tidurlah kenapa masih bicara"sahut Dirgan.Ia mengunyah kacang almon kesukaan Sahan serta sesekali mengusap Surai rambut pendek sahan yang malah ikut menyaksikan pertunjukan filem Tehiler Romantis.
"Mataku perih,tapi tidak bisa tidur.Aku ingat Intan"ungkap Sahan
"Kau harus mengenyahkan kan nya agar tetap waras,mengingat dia tidak akan memberikan keuntungan yang membuat mu menjadi kaya.Tapi akn membuat mu menjadi gila."Lontar Dirgan santai
Sahan berdecak karena Dirgan tidak membantu sama sekalih untuk mengatasi problematika masalah tidurnya,ia memejamkan mata serta mencoba untuk tidur semaksimal mungkin.
Keheningan melanda keduanya sebab hanya suara tembakan dan serangan dari audio filem tersebut yang terdengar. Begitu pun dengan suara tegukan air mengalir,tenggorokan Dirgan tidak lama suara gelas yang berdentang dengan meja kaca ini mengganggu Sahan untuk bisa terlelap.
"Apa kabar"tanya Dirgan.Sahan lantas membuka matanya perlahan.Ia lupa dia sudah lama tidak ketemu dengan Dirgan.
"Baik"ucap Sahan
"Kamu tidak menayakan keadaan ku?"
"Apa kabar"tanya Sahan
"Aku baik, walaupun tanpamu"sahutnya.Dirga sudah mengasih waktu dua Minggu,supaya Sahan bisa menangani masalah nya dengan intan,kemudian sekarang.Bagian Dirgan, supaya Sahan bisa polis pada nya.
"Maaf tidak menjenguk mu"ungkap Sahan.Beberapa ank buah Dirgan sering kali membujuk sahan untuk mengunjungi Dirgan di rumah sakit.
Namun Sahan menolak semua ajakan meskipun Dirgan yang meminta nya Dateng.
"Ya,aku tahu kamu lagi sibuk,tidak masalah walupun pesan dan telepon ku kamu abaikan"timpalnya
Sehan membenarkan posisi dengan telentang .Ia memandangi rasa tegas Dirgan yang terus mengunyah serta mempokuskan kepada televisi.
"Kau dekat dengan peria lain selama aku pergi Sehan?"tanya nya
"Dekat,dengan Agus dan Bayu,"sahut Sahan
"mereka pengecualian"Sahan terkekeh melihat raut wajah Dirgan bila dia menggigit kedua sahat perianya.
Berurusan dengan Dirgan memang rumit.Obsesi dan sipat posesif nya terhadap Sahan sedikit tidak terkendali,Sehan kesulitan mendapatkan teman peria.
Dirgan juga berlebihan bila lawan jenis dari Sahan ini terlalu bersifat intens saat berinteraksi dengan nya.Dirgan pernah memukuli peria yang hanya berniat memberikan coklat pada nya.
Atau pun mengajak Sehan makan dan nganterin pulang bersama.Menonton,bermain.Semuahnya babak belur dan kapok .mendekati Sahan padahal mereka semua hanya berniat untuk mengakrabkan diri dengan wanita tersebut.
"Kamu semakin cantik"ungkapnya.Sahan memperhatikan raut wajah Dirgan yang tidak melihat nya saat mengatakan hal tersebut.
"Kau juga......merasa aneh"sahut Sahan
"Aneh"dia merunduk kala Sahan mengatakan hal lain yang membuatnya menaikan satu alis bingung.
Dirgan gaperna ber sikap seperti ini,dulu.....ia hanya memanggil Sahan lewat telepon atu pun pesan singkat bila ingin bertemu,harus diri nya yang menghampirinya.
Kemudian Dirgan hanya memegang tangan nya serta mengacuhkan kan Sahan yang harus mengekor kemanapun dia pergi.
Tapi sekarang,dua hari ini Dirgan yang selalu mendatangi Sahan dan menemani dirinya.
"Lupakan"Sehan memejamkan mata nya.Ia tidak ingin membahas, atau mengungkit masa lalu yang akn menambah rasa sakit di hati.
Mungkin,Dirgan memperhatikan dirinya saat ini,mungkin rindu karna sudah lama tidak ketemu.
Sahan akn menikmatiny saja tanpa berpikir,sebelum neraka yang sebenarnya menampakan dirinya.
...*******...
"Woh! pelajaran kali ini buruk sekalih.Kenapa harus tes uji coba soal sulit padahal Sahan tidak sekolah"keluh Ceristal
Keempat teman nya meratapi nilai mereka yang nelungkup lesu di meja kantin.Tenaga dan otak nya di kuras abis sama Pak Damar sebagai guru matematika.
"Oh ya,Degun bagai mana?Sahan menitipkan nya pada mu Gus"tanya Lisa
"Entahlah,aku lebih suka di titipin cewe.Biarin saja udah gede juga"timpal Agus.Ia kesal dengan Degun sebab peria itu sering berjalan kearah berlawanan yang Agus tunjukan Hinga berakhir tersesat.
Lisa yang mendapatkan jawaban itu pun hanya memutar bola mata jengah,karna ini juga merupakan tugasnya sebagai sekretaris dari ketua kelas.
Lisa beranjak pergi untuk mencari Degun,karna ia harus bergabung dengan mereka setelah beberapa kali tersesat di koridor sekolah.
Seharusnya Lisa memasang aplikasi pelacak di henpon Degun,supaya ia bisa menemukan nya dengan cepat di sekolah super besar,enam gedung ini.
Lisa meyipitkan mata untuk mempertajam penglihatan. Sejauh mata memandang,di mana dia memperhatikan area lapangan upacara,kini Lisa bisa menangkap peresensi mahluk yang sudah hapal tubuh kekar itu.
"Degun!"panggil Lisa,namun pemilik nama tak mendengar panggilan Lisa.Degun masuk ke gedung terbengkalai sayap kiri,sampai Lisa menepuk jidatnya.
"Sial,meskipun dia ank baru seharusnya jangan masuk gedung itu"umpat Lisa.Kayanya Degun tidak memperhatikan keadaan sekitar,jelas area tersebut di jauhi para siswa karna belum pernah ada yang masuk ke sana kecuali Dirgan.
Lisa berlari menyusul Degun masuk kedalam gedung.Ia menghubungi Sahan yang sudah terlelap tidur dalam pangkuan Dirgan.
Peria itu pun hanya memandang layar ponsel Sahan yang berdering,ia hanya pokus pada tontonan menegangkan nya sembari menemani Sahan.
Lisa terengah ketika ia melewati pembatas masuk gedung,serta mengedarkan pandangan karna Degun sudah tidak terlihat di lantai pertama.
Lisa benar-benar merasa menjauh dari lingkungan sekolah.Ia tidak pernah masuk ke gedung dengan debu setebal alas sepatu Kets miliknya.
Tentu saja Lisa diam melihat jejak sepatu di lantai ini membuat nya tertegun.
Ada banyak jejak Degun tidak mungkin membuat nya sebanyak ini.Begitu pun dengan Dirgan yang masuk dua tahun yang lalu,sudah pasti jejak nya menghilang.
Lisa kemudian mengikuti jejak yang paling banyak menaiki anak tangga ke lantai dua.Terkadang para murid heran terhadap kepala sekolah.
Ada gedung bagus dan kokoh,namun tidak di manpaat kan sedemikian rupa supaya lebih bermakna.
Apalagi,langkah Lisa terhenti ketika mendengar Isak tangis seorang perempuan dan tawa kedua orang peria.
"Ayo sayang.........buka bajumu"ucap nya.Lisa melangkah semakin perlahan,debaran jantungnya berjalan lebih cepat tanpa sebab.Ia mengintip keadaan dirinya terpengaruh saat orang siswa membuka seragam nya sembari merunduk saat kedua peria lain merekam aksi tersebut.
Disanah pun mantan pacar Lisa Putra.Peria ini merunduk bagai toge layu serta pasrah menunggu giliran dirinya yang di tindas.
Tentu saja,ini bahaya bagi Lisa.Ia tidak boleh terlibat atau pun melihat yang tidak seharusnya karna penindasan ini pun bisa berakibat pada nya membuat ia terhenyak kuat.
"Kau ada apa di sana HM?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments