Sahan terpaku diam,ia tidak tahu harus memberikan reaksi apa kepada Intan yang pintar dan lugu.Hobinya bermain keperpustakaan serta ia tidak mempunyai pacar maupun banyak teman.
"bagai mana bisa"Hanya kata tersebut yang bisa Sahan ucap kan.Tidak pernah sedikit pun terlintas dalam pikiran nya,bahwa intan akn terjerumus dalam pergaulan bebas.
"Setidaknya seorang harus tahu"Intan memejamkan matanya,bersamaan dengan teriakan siswa serta langkah Sahan yang melaju cepat.
Ia meraih tangan Intan,tepat saat intan merasakan kebebasan dan melayang dengan damainya,hingga intan membuka mata saat tubuhnya bergelantung pasrah.
Ia menengadah kepada Sahan yang hampir terbawa,meski Degun membantu menahan bahu wanita tersebut.
"Lepaskan Sahan"ucap Intan.
"Tidak kina bisa membicarakan ini.Akku akn menjadi pendengar yang baik untuk mu".Lirih Sanan.
"Telat Sahan,..... jangan berpura-pura menjadi ketua kelas yang baik.Andai saja kau mendengarkan aku kala itu,mungkin tidaakan seperti ini jadinya"lirih Intan.
Ia merogoh saku serta mengeluarkan pisau lipat dan sama Degun melebarkan matanya.
"Lepaskan Sahan"tekan Degun
"Aku minta maaf aku akan mendengar kamu.Cepat genggam tangan ku kuat aku akan-Arkhh!"Sahan mengerang saat pisau menyayat pergelangan lengan atas nya.
Di mana Sahan meneriakkan nama seorang siswa yang menjatuhkan diri setelah merasa bila teragedi yang menimpanya ini.Ia tidak memiliki seorang pun bersamanya.
Intan sebenarnya hanya butuh teman untuk bercerita.
****
"Selamat datang!"Sambut para murid serempak.Dirgan memamerkan gigi dengan kedua sudut bibirnya naik keatas dengan sempurna,saat dia mendapatkan meriah dari semua siswa.
Teragedi dua hari lalu yang intan di sekolah**********di gedung sekolah memang masih penyelidikan polisi.
Namun acara penyambutan seperti ini tidak bisa di batalkan ketika mereka sudah menyiapkan pesta.
Acara yang di persembahkan untuk Dirgantara kembali bersekolah ini pun berlangsung meriah.
Mulai dari sesi makan bersama,serta pesta minum soda di jam pelajaran yang lagi-lagi terpotong,yang menjadi kesenangan tersendiri bagi para murid.
Sekolah pun tidak menunjukkan kedudukan nya terhadap salah satu siswa nya yang meninggal.
Peria berambut hitam legam dengan monolit coklat pekat ini sedang mendengar kan cerita keseluruhan mengenai intan yang mengakhiri hidupnya di sekolah.
Rahang tegas dengan bibir tipis dengan hidung nya yang mancung ini,telah memikat banyak haum hawa meskipun Dirgan sudah terpaku sama satu wanita yang tidak menjenguk saat ia sakit.
"Sehan terluka"tanya Dirgan
"Iya beberapa murid murid melihat dengan jelas,Sahan dan murid baru berusaha menariknya,namun intan malah mengeluarkan pisau serta melukai lengan sehan hingga genggamannya terlepas."papar Ari
Dirgan menganggukkan kepalanya.kemudian ia pun menuju ke gedung aula bersama siswa yang mengikuti sebab ia rindu bersama bos besar mereka.
Sehan tengah menghadapi interogasi ringan setelah mendapat izin dari sekolah dan keluarga dan kepala sekolah.Namun sampai saat ini,Sahan belum mengatakan apapun yang membuat penyelidikan puas.
"Siapa peria yang di sampingnya"ucap Dirgan
"Ah,ia siswa baru yang namanya Degun,Sahan mau mengajaknya ke kelas sebelum kejadian itu terjadi"jelas Redi.
"Bagai mana kau tahu?"
"Degun sudah menceritakan apa yang dia lihat,namun Sehan butuh waktu.Hari kemarin bahkan dia pingsan,setelah menangis histeris"jelas Rendi
Dia menghela napasnya,ia memateri atensi intens terhadap Sahan yang tidak berubah sedikitpun kecuali rambutnya yang menjadi pendek.
Sahan kau lebih cantik seperti sekarang ini,perona bibir pencahayaan bahkan menarik Dirgan untuk segera memeluk Sahan yang membutuhkan bantuan di atas panggung sana.
"Jawab kesaksian anda di butuhkan Nona Sahan"bentaknya.Polisi satu ini benar-benar sudah tidak sabar sebab mereka belum membuahkan hasil apapun karna Sahna diam terus.
Sahan mempertimbangkan,intan temannya itu tidak membicarakan ini kepada siapapun.Karna intan ingin membicarakan banyak hal hanya kepada Sahan
Ia tidak mungkin membicarakan bila intan******karna dirinya hamil.Kemudian intan tidak mempunyai teman bercerita,sebab Sahan menolak nya.
"Dia seperti tertekan bos.Apa kau akan menemuinya"ucap Ari
"Tidak,aku ingin Sahan yang menemui ku terlebih dahulu.Biarkan saja ini akn menjadi pelajaran,bagi dirinya.Bila ikut campur urusan orang lain.Sahen seharunya tidak perlu menghalang-halang orang yang mau mati"
*****
"Sudah Sahan Lo lama-lama bikin gue gemes yah"ucap Agus mengusap kepala Sahan sebab wanita periang ini sudah satu Minggu terlihat murung.
Sebab ia tidak makan dan tida melakukan aktivitas seperti teman-teman lainya.bayu dan Lisa,ceristal pun merasa khawatir dengan keadaan Sahan.
Karna Sahan masih membayangkan, teragis nya intan meng akhir hidupnya.Sahan masih bisa melihat dengan jelas, bagaimana kedua kaki dan kepala Intan patah terantuk pada air pancuran kolam sekolah.
Sahan benar-benar tidak percaya ia hanya melamun dan meneteskan air mata.Seharusnya ia mengobrol dengan intan serata tidak menghindari teman nya itu.
Orang tua Sahan pun sudah mengabari Dirgan sebab anak nya mengurung diri di kamar.ia tidak makan dan berbicara.
Dirgan yang awalnya akan jual mahal,ternyata harus masuk ke gedung sosial,menghampiri Sahan yang tengah mendapatkan perhatian dari teman-teman nya.
Agus dan lain akhirnya mengundurkan diri, mereka memberi ruang untuk Dirgan mencoba memberikan hiburan kepada Sahan.
"Hai sayang..."sapa Dirgan.Sahan lantas menggulirkan pandangan lesu kepada neraka nya yang sudah tiba di sekolah,peria tampan yang menjadi iblis baginya ini pun hampir Sahan lupakan bila ia kini sudah berada di hadapan nya.Sudah berkembali ke sekolah.
"Lama kita tak bertemu,ayao kita berbincang"ajak Dirga.Dia menarik pergelangan lengan Sahan hingga wanita tersebut meringis saat Dirgan tidak sengaja menggenggam lukanya.
Dirgan kemudian menurunkan genggaman pada jemari Sahan serta menyert wanita ini untuk mengisi perut ke kantin.
"Kapan kamu masuk sekolah"lirih Sahan
"Sudah empat hari,aku kira kamu sama seperti orang lain,akan menyambut aku"ucap Dirgan.Ia menarik kursi kosong untuk Sahan yang menundukkan diri.
"Kamu mau makan apa?"ucap Dirgan
"Aku galaper"sahut Sahan
"Benarkah?sekarang kamu kelihatan jelek"Sahan tidak menanggapi apa yang Dirgan ucapkan.
Dirgan kemudian memesan dua makanan kesukaan Sahan,dan coklat mint minuman yang tidak pernah bosan Sahan pesan.
Dia duduk berhadapan,dengan orang yang dia rindukan.Setiap saat dirinya pikirkan hanya Sahan.Siapa yang tidak tahu kisah cinta mereka sewaktu kelas sepuluh.
Mungkin para siswa mengira hubungan mereka karena semenjak Dirgan berhenti sekolah,dan Sehan terlihat dengan Veri.
Dirgan akn memuaskan hati menatap intens Sahan meski wanita tersebut malah mengalihkan pandangan ke atap gedung sosial dengan manik yang teru saja basah.
Lamunan Sehan kemudian terbuyarka oleh dua piring nasi ayam dan kol dengan ekstra pedas yang sering iya pesan.Kemudian satu mangkuk bakso yang di tambahkan coklat mint tersaji di depannya.
"Makanlah"ucap Dirgan
"Aku tidak laper"
"Lakukan untuk ku.Makan atau aku paksa"ucap Dirgan.Sahan menghela napasnya.Ia meraih sendok dan serta menyendok nasi dan mencampurnya dengan kuah bakso.
Ia melahap lemas makanan tersebut sebab Dirgan akn menyumpelnya jika tidak menuruti nya.
Dirgan menyodorkan garpu yang Sahan terima.Ia menusuk bakso dan membelah nya lemas.Makann yang enak menurut Sahan bila sedang pusing ini tiba-tiba saja membuatnya tertegun.
Ia menatap.Daging cincang yang berhamburan keluar setelah ia membelah bakso tersebut,mengingatkan Sehan kepada kaki intan.Bagai mana dengan janinnya.
Pasti terkoyak oleh benturan,bayi di dalam nya hancur lebur sebelum daging cincang yang sedang ia lihat.
Sahan melepaskan sendok dan garpu tersebut setelah mendapat serangan panik yang membuat kedua tangan nya gemetar.Ia meraih gelas coklat mint dengan cemasnya,hingga tenggorokan Sahan memanas ketika air dalam gelas tersebut menjadi merah pekat seperti darah.
Makanan dalam tubuhnya terasa naik kembali ,kepala Sahan terasa pusing.Ia dengan cergas berlari ke wastafel di belakang kantin.Memuntahkan semua makanan yang baru saja masuk kedalam tubuhnya.
Dirgan yang menemaninya jelas tahu.Sahan lama-lama bisa gila bila memendam nya sendiri.Dirgan akn mencoba untuk bersabar menghadapi pacarnya yang kerisi mental.
Ia mengusap punggung Sahan lembut serta mengerenyit sambutan untuk kekasihnya yang lama tidak iya jumpai ini.Tidak berkesan sama sekali.
"Sahan kau hatus-"
"Argh....menjauh dariku baj***n ini semua gara-gara Lo"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments