Pacar?

Aurora duduk termenung di Rooftop sendirian, Karna merasa bosan hanya diam saja, Aurora pun pergi ke ruang les piano.

Kriet,

Pintu terbuka, Karna jarang adanya siswa yang minat dengan les piano. Jadi, Ruang piano sangat sepi di jumpai para murid, Hal itulah yang membuat Aurora jika sedang bosan langsung ke ruangan piano. Karna Aurora sangat suka menyendiri dan suka ruangan yang sepi.

Aurora kembali bermain, Piano. Jari jemarinya dengan lincah bermain dan menghasilkan irama yang merdu.

Aurora pun bernyanyi sembari bermain piano.

Aurora bernyanyi, Dengan memejamkan matanya. Ia menikmati setiap lirik yang ia nyanyikan, Sampai tak terasa air matanya luruh begitu deras.

Denting yang berbunyi dari dinding kamarku

Sadarkan diriku dari lamunan panjang,

Tak terasa malam kini semakin larut

Ku masih terjaga

Sayang kau dimana aku ingin bersama

Aku butuh semua untuk tepiskan rindu

Mungkinkah kau disana merasa yang sama

Seperti dinginku di malam ini

Rintik gerimis mengundang kekasih di malam ini

Kita menari dalam rindu yang indah

Sepi ku rasa hatiku saat ini oh sayangku

Jika kau disini aku tenang

Sayang kau dimana aku ingin bersama

Aku butuh semua untuk tepiskan rindu

Mungkinkah kau disana merasa yang sama

Seperti dinginku di malam ini

Rintik gerimis mengundang kekasih di malam ini

Kita menari dalam rindu yang indah

Sepi ku rasa hatiku saat ini oh sayangku

Jika kau disini aku tenang

Saat sudah selesai mengeluarkan emosinya dengan bernyanyi, Aurora pun mendengar ada suara tepuk tangan di belakang punggungnya.

Prokk

Prokk

Prokk

"Hebat banget yah, Pacar saya" Seru Ares yang mendekati Aurora, Lalu duduk di sampingnya.

"Pacar?, Saya?" Gumam Aurora, Yang merasa aneh dengan pernyataan Ares yang menyebutnya pacar, Dan mengubah panggilan yang tadinya (Lo, Gua). Jadi (Saya, Kamu).

"Hehe, Saya jadi penasaran banget sama kamu. Apa boleh saya masuk kedalam kehidupan kamu?"

"Gak boleh!"

"Kenapa?, Saya janji akan buat hidup kamu bermakna"

"Saya gak butuh janji Kamu, Dan saya gak suka orang lain ikut campur dalam urusan kehidupan saya. Kamu gak perlu tahu kehidupan saya, Karna semuanya berwarna hitam" Jelas Aurora yang langsung membuat Ares bungkam.

"Tunggu dulu Aurora, Kalo gitu kita berteman saja kamu mau?"

"Kamu cuma minta saya ikut lomba les piano dan menyanyi. Saya sudah turuti kemauan kamu, Setelah semua nya selesai. Kembalilah seperti dulu, Bahwa kita tidak saling mengenal" Lagi-lagi Ares hanya mampu diam, Mendengar ucapan Aurora.

"Saya permisi" Pamit Aurora yang langsung bangkit dari duduknya, Dan berlalu pergi.

"Sial, Kenapa nih mulut pake ngomong gitu sih" Gerutu Ares dengan memukul pelan mulutnya sendiri.

\*\*\*

Jam istirahat pun tiba, Ares pun pergi ke kantin bersama teman-temannya. Dan disana terdapat Alkan yang penasaran dengan apa yang Ares lakukan di UKS berdua dengan Aurora.

"Woy Res, Sini Lo?" Panggil Alkan yang melihat Ares baru memasuki kantin, Ares pun datang menghampirinya.

"Apaan?" Tanya Ares yang terlihat malas.

"Gua cuma mau nanya, Lo tadi ngapain sama Aurora berduaan di UKS?" Tanya Alkan to the poin, Yang langsung membuat teman-teman Ares menatapnya.

"Ha, Masa Si putri salju. Mau di deketin sama lo Res?" Tanya Leo teman Ares.

"Gak nyangka juga kita Res, Dengernya" Seru alex.

"Ck, Kalian jangan berfikiran kotor dulu. Gua tadi cuman nolongin dia karna pingsan, Trus gua di suruh pak Seno buat bujuk dia biar mau ikut lomba les piano dan nyanyi" Jelas Ares yang membuat teman-temannya, Menaikkan satu alisnya bingung.

"Trus gimana, Dia mau?" Tanya Alex.

"Ya, Pasti kagak lah. Orang dia susah buat di ajak ngomong, Apalagi buat di ajak lomba begituan" Seru Leo.

"Dia mau"Jawab Ares, Yang langsung membuat ke tiga temannya cengo, Tidak percaya.

"Lo pasti bohong kan?" Tanya Alkan.

"Ck, Ngapain gua bohong. Gak ada faedahnya"

"Lu pake jampi-jampi apa Res ,Ampe buat dia luluh?" tanya Alex.

"Sembarangan lo kalo ngomong, Gak gua cuman bilang. Lo harus ikut ini demi sekolah kita"

"Hebat banget yah lo" Seru Leo, Yang berdecak kagum pada Ares.

Ares hanya mengedikkan bahunya acuh.

"Lo gak mau pesen makanan?"

Tanya Alkan, Yang melihat Ares tidak makan.

"Gua gak mood"

"Ck, Kayak cewek aja loh pake gak mood segala" Cibir alkan.

"Mungkin bang Ares, Mau aku suapin" Ucap Leo dengan memanyunkan bibirnya ke arah Are.

"jijik, Gua lama-lama disini"

Ares pun pergi ke perpustakaan, Untuk menghilangkan rasa jenuhnya. Setelah sampai disana, Ares melihat Livy yang sedang kesusahan menggapai buku yang ada di rak atas.

"Ih, kenapa tinggi banget sih ini rak nya. Lagian petugas perpus ngapain juga letakan tuh bukunya di atas, Jadi susah buat gua ambil kan" Gerutu Livy, Dengan mencoba meloncat-loncat meraih buku tersebut.

Sampai ada tangan yang menggapai buku yang ingin livy ambil, Membuat Livy terkejut dan berbalik badan.

"Udah tahu pendek, Kenapa masih terus loncat-loncat. Kayak kelinci aja" Cibir Ares, Dengan tersenyum mengejek ke arah Livy.

Bugh,

Livy pun, Memukul lengan Ares dengan kuat. Tapi bukannya merasakan sakit, Ares malah terkekeh gemas dengan tingkah Livy.

"Ih, Ares kamu nyebelin" Seru Livy yang terus memukul lengan Ares.

Ares hanya terkekeh dengan mencolek hidung Livy.

Livy merasa marah pada Ares, Karna sudah di ledek pendek. Livy pun pergi ke bangku pojok jendela, Meninggalkan Ares.

"Ngeselin banget" Gumam Livy, Dengan membuka bukunya.

"Cielah, Gitu aja marah. Gak asik tau gak lo, Pokoknya lo harus traktir gua bakso mang agus, Titik gak mau tau. Ucap Ares yang seolah-olah ngambek pada Livy, Dengan bersidekap dada.

"Terserah kamu aja deh Ares, Bikin pusing aku aja kamu" Seru Livy, Yang mencoba menghiraukan Ares.

"Gemes banget sih sabatnya gua" Ucap Ares dengan bangkit dari duduknya, Dan mengusap-ngusap kepala Livy.

Livy sempat tertegun, Dengan apa yang Ares lakukan padanya. Padahal Livy sudah dari dulu menyukai Ares, Dan menganggap sikap Ares padanya itu melebihi teman, Tapi mengapa Ares masih saja menganggap Livi, Hanya Sahabat.

Livy hanya tersenyum kecut, Melihat kepergian Ares, Dan bergumam seorang diri.

"Tahan livy, Lo bisa pasti bisa. Ahh Ares lo kenapa sih, Selalu anggap gua sahabat, Tapi perlakuan lo ke gua itu yang bikin gua makin sayang sama lo Res. Ayolah lo peka untuk kali ini aja sama perasaan gua" Gumam Livy, Dengan \*\*\*\*\*\*\*-\*\*\*\*\* buku yang dia pegang.

Ares berjalan-jalan dengan menjelajahi setiap kelas, Untuk menemui Aurora.

"Kemana sih, Si putri salju itu. Kok demen banget yah hilangnya, Gak capek apa trus menghindar dari banyak orang" Gumam Ares dengan celingukan ke kanan dan ke kiri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!