Keesokan harinya, Aurora terlambat datang ke sekolah, Karna ia terus saja belajar mengerjakan PR, Yang akan seminggu lagi di kumpulkan. Karna untuk melepaskan beban pikirannya, Aurora jadi melampiaskan dengan belajar, Alhasil sekarang ia jadi di hukum, Dengan hormat di tiang bendera.
Aurora di hukum tidak sendiri, Ia di hukum berdua dengan Alkan, Yaitu teman Ares. Yang sama-sama kesiangan, Bedanya Aurora karna belajar, Tapi Alkan karna terlalu larut bergadang sampai pagi.
Alkan sesekali melirik, Ke arah Aurora. Yang tampak cuek, Dan dingin.
"Ternyata bener yah, Kata orang-orang kalo lo itu, Orangnya sombong" Celetuk Alkan yang tidak di gubris, Sama sekali oleh Aurora.
Prittt,,,
"Ayo anak-anak kita kelapangan" Seru pak Heru, Guru olahraga.
Kebetulan, Murid kelas 11 Ipa 1,Yaitu kelasnya Ares yang akan olahraga kali ini.
"Hai Aurora" Sapa Ares yang tidak di balas oleh Aurora.
"Ck, Lo lagi nyapa batu Res, Percuma gak akan dia jawab" Celetuk Alkan yang berdecak kesal, Dengan kesombongan Aurora.
Aurora berdiri dengan tegapnya, Ia berusaha untuk menahan rasa pusing yang menjalar di telinganya, Dan kini pandangannya mulai memburam. Karna Aurora dari kemarin malam belum makan apapun sampai tadi ia juga tidak sarapan, Karna sudah sangat terlambat ke sekolah.
"Hai..." Belum sempat Ares melanjutkan sapaannya, Tapi Aurora malah langsung ambruk pingsan, Dan hal itupun membuat Ares langsung panik.
Ares langsung mengangkat tubuh Aurora, Dan Aurora pun dengan refleknya, Mengalungkan ke dua tanganya di leher Ares.
Livy, Yang melihat itupun langsung kepanasan, Dengan rasa cemburu yang menggebu, Melihat Ares membopong tubuh Aurora. Ingin rasanya Livy, Menyeret Ares. Tapi apa boleh buat, Karna jam pelajaran Olahraga sudah di mulai.
"Dok tolong periksa teman saya dok!"
"Tolong tidurkan dulu, Pasiennya. Karna saat ini saya sedang buru-buru untuk ke rumah sakit"
"Baiklah"
"Sepertinya, Teman kamu kelelahan, Dan penyakit Magh nya kambuh. Kemungkinan dia belum makan apapun, Saya beri obatnya dulu yah"
"Hem"
"Ini obatnya, Sebaiknya kamu belikan dia bubur, Biar perut dia terisi dan ada tenaganya, Saya tidak bisa menjaganya. Karna harus ke rumah sakit. Nanti akan datang petugas PMI ke sini"
"Baiklah, Makasih dokter"
Setelah kepergian sang dokter, Kini di ruangan Uks hanya terdapat mereka berdua, Ares menatap Lekat Aurora, Yang masih mengenakan masker di wajahnya.
Lalu Ares, Secara perlahan-lahan membuka masker Aurora dengan hati-hati. Karna takut membuat Aurora langsung bangun.
Deg,
Ares terpaku, Melihat wajah Aurora. Yang begitu cantik, Tapi Ares merasa aneh, Kenapa di wajah Aurora, Terdapat lebam dan banyak luka.
"Jadi karna ini, Lo nutupin wajah lo yang cantik?, Ah sepertinya bukan karna luka saja dia menutupinya, Apa mungkin dia tidak suka memperlihatkan wajahnya pada orang lain?" Batin Ares yang menerka-nerka keadaan Aurora.
Tok,
Tok
"Nih buburnya, Enak banget lo yah pake suruh-suruh gua, Udah kayak tukang Go Food aja gua" Gerutu Alkan,
"Hm, Thanks" Jawab Ares yang hendak menutup pintu UKS,tapi di tahan oleh Alkan.
"Apalagi?" Tanya Ares yang mulai kesal.
"Kenapa, Gua di usir sih. Kan gua juga mau ikut bolos kayak lo"
"Gak ada bolos-bolos, Sana lo masuk pelajaran olahraga"
"Kenapa gua gak boleh, Dan lo boleh sih"
"Ck, Cepetan pergi sana " Usir Ares dengan menutup pintu UKS.
Ares langsung mengahampiri, Brangkar dimana Aurora yang masih belum sadar, Dia meletakkan buburnya di atas nakas.
"Eugh," Lenguh Aurora, Yang langsung memegang, Kepalanya. Karna masih merasakan sedikit pusing.
"Akhirnya lo sadar juga" Gumam Ares yang masih di dengar Aurora.
Aurora langsung menoleh ke kiri dimana Ares berada, Dia langsung berjingkat kaget, Dengan mata yang membola.
"MASKER?!" Pekik Aurora dalam hati, Dan langsung menutupi mukanya dengan kedua telapak tangannya.
Ares yang melihat tingkah panik Aurora pun, Hanya terkikik geli.
"Gua udah liat kok wajah lo, Dan gua udah tau semuanya" Jawab Ares dengan senyuman mengembang.
Aurora langsung menatap Ares tajam, Ia langsung berangsur akan turun dari brangkar nya. Tapi langsung di tahan oleh Ares, Dengan mencekal pergelangan tangan Aurora.
"Jangan dulu keluar, Lo makan dulu" Suruh Ares, Yang langsung membuat Aurora diam dan menurut. Baru kali ini Aurora menurut pada perintah seseorang yang asing baginya.
"Nih," Ares menyodorkan mangkok yang berisi dengan bubur. Aurora langsung menerimanya dan memakannya. Dengan membelakangi Ares.
Aurora makan dengan lahapnya, Sampai-sampai sebagian ada yang langsung di telannya, Karna ingin buru-buru keluar.
Setelah selesai makan, Aurora langsung menyimpan mangkoknya di nakas, Dan turun. Tapi lagi-lagi Ares menghadang Aurora untuk pergi.
"Minum dulu" Suruh Ares dengan menyodorkan segelas air putih, Aurora langsung menerima dan meminumnya.
"Jangan dulu keluar, Aurora" Pinta Ares, Yang seperti menekan Aurora.
"Apalagi"
"Pertama, Gua yang udah bawa lo ke UKS. Kedua, Gua juga udah tahu keadaan muka lo.Dan ke tiga,Gua juga tahu.."
"STOP, Mau anda apa?"
Ares yang mendapatkan pertanyaan itupun, Langsung menyunggingkan senyumnya.
"Gua mau, Lo ikut lomba piano sama nyanyi, Untuk perwakilan sekolah ini. Karna gua udah tahu. Kalo lo suka menyendiri di ruangan les piano"
"GAK"
"Ok, Kalo gitu gua sebarkan.."
"Baiklah"
Mendengar jawaban Aurora, Ares langsung tersenyum penuh kemenangan.
Aurora langsung menyambar masker untuk menutupi wajahnya kembali, Dan berlalu pergi dari hadapan Ares.
"Yess, Akhirnya gua bisa taklukkan si putri salju. Meskipun dengan sedikit tekanan, Hehe"
***
Sedangkan Aurora kini sedang berjalan dengan langkah cepat, Dan bibir yang menggerutu.
"Apa apaan ini, Itu bukan persyaratan tapi ancaman. Ck, Nyebelin banget tuh orang, Mau gua tonjok aja rasanya"! Batin Aurora yang tak, Henti-hentinya menggerutu.
Aurora langsung pergi ke atas rooftop sekolah, Untuk menangkan pikirannya.
***
Sedangkan di sisi lain, Kini Ares sedang bersorak gembira. Akhirnya, Ia bisa menuntaskan misi dari sang guru, Agar Aurora bisa ikut lomba les piano dan menyanyi.
Ares langsung pergi ke kantor guru, Untuk memberi tahu pak Seno.
Tok
Tok
Tok
"Permisi bu Elin, Saya mau tanya Pak Seno ada di kantor gak?" Tanya Ares, Yang menghampiri bu Elin, Yaitu guru BK.
"Ada, Kenapa?"
"Saya, Mau laporan tentang rapat Osis bu"
"Baiklah, Silahkan masuk"
"Makasih bu"
Bu Elin hanya menganggukan kepalanya.
Ares melangkah dengan langkah kaki yang lebar dan terus tersenyum, Sungguh Ares tidak sabar untuk memberi tahu pada Pak Seno jika ia telah berhasil, Membuat Aurora ikut lomba.
"Pak Seno," Seru Ares, Yang mengahampiri pak seno, Sedang mengurus data siswa di komputer.
"Ya Ares, Ada apa. Ini kan jam pelajaran kamu bolos?"
"Hehe, Saya tadi udah izin dulu, Kok pak?"
"Hem baiklah, Ada apa kamu kemari?"
"Saya udah berhasil, Buat Aurora nanti ikut lomba, Les piano dan menyanyi pak"
"APA!" Pekik pak Seno yang seolah tak percaya dengan ucapan Ares, Karna guru-guru disana sudah tahu bagaimana watak Aurora.
"Kamu gak bohong kan Ares?"
"Enggak pak, Beneran nanti pulang sekolah kita temuin aja Aurora di ruang musik"
"Huft, Syukurlah. Ini sudah termasuk suatu keajaiban"
"Hehe, Bapak bisa aja"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments