Di pagi harinya, Seperti biasa Aurora akan berangkat sekolah. Meskipun keadaaan tubuhnya yang terluka, Itu sudah menjadi hal yang biasa baginya.
Aurora sudah siap dengan seragamnya, Dan ia juga tidak lupa untuk memakai masker yang menutupi wajahnya. Rambutnya ia ikat setengah, Dan di biarkan setengah nya terurai. Agar menutupi memar yang ada di pelipisnya.
"Huft, Semangat Aurora. Lo gak boleh menyerah, Gua yakin. Gua bisa, Yahh harus bisa" Gumam Aurora dengan menyemangati dirinya sendiri.
Aurora bergegas keluar dari kamarnya. Dan langsung melihat keadaan sang mama,Untuk memastikan keadaanya. Yang ternyata sedang sarapan di balkon kamarnya seorang diri.
"Mah, Lagi sarapan yah" Sapa Aurora, Yang menghampiri ibunya. Tapi ibunya malah diam tidak menjawab sapaan Aurora atau menoleh ke arah Aurora.
Aurora hanya tersenyum tipis, Lalu ia duduk di hadapan sang ibu dengan tatapan matanya yang lekat, Menandakan bahwa ia rindu sosok ibunya yang dulu.
Aurora langsung menyentuh, Punggung tangan sang ibu dengan helaan nafas panjang.
"Mah, Ara berangkat sekolah dulu yah. Mamah baik-baik di rumah, Nanti pulang sekolah Ara akan temenin mamah lagi" Ucap Aurora, Yang sama sekali tidak di jawab oleh sang ibu.
Aurora langsung beranjak dari duduknya, Dan langsung turun ke bawah untuk sarapan.
"Mau berangkat sekarang non, Atau sarapan dulu" Tanya Mbok Mina, Yang melihat Aurora turun dan menghampirinya.
"Sarapan roti aja Mbok, Tapi saya mau bawa bekal sekalian"
"Oh iya, Biar Mbok buatin. Sekarang non sarapan dulu"
Aurora hanya menganggukan kepalanya, Saat mengunyah roti, Aurora langsung meringis, Karna luka di sudut bibirnya yang mulai terasa perih.
"Ini non bekalnya" Seru Mbok Mina yang langsung menyodorkan kotak bekal berwarna hitam, Pada Aurora.
"Saya berangkat sekolah dulu ya Mbok, Titip mamah. Kalo ada apa-apa langsung telpon saya" Ucap Aurora yang langsung menutup wajahnya dengan masker.
Mbok Mina, Hanya menganggukkan kepalanya dengan tersenyum tipis. Melihat kepergian Aurora.
"Kamu anak baik ndok, Kamu anak kuat. Mbok do'ain. Semoga ibu cepet sembuh, Biar kamu dapat kasih sayang dari orang tuamu, Meskipun hanya sepihak" Batin Mbok Mina yang menatap sendu, Kepergian Aurora.
Kali ini Aurora pergi menggunakan mobilnya, Karna ia malas untuk membawa motor.
Setelah sampai di parkiran sekolah, Aurora langsung memarkirkan mobilnya, Dan berlalu pergi ke kelas.
Saat sedang berjalan di koridor, Tiba-tiba ada yang memanggil Aurora dengan lantang.
"AURORA" Seru si pemanggil, Yang langsung membuat langkah Aurora terhenti. Dan berbalik badan, Melihat siapa yang memanggil namanya.
Deg,
Seketika Ares langsung terpaku, Dengan tatapan tajam Aurora. Yang meskipun menggunakan masker, Tapi Ares tahu. Kalau Aurora memiliki wajah yang imut, Khayal Ares yang belum pernah melihat wajah Aurora.
"Hai Aurora" Sapa si pemanggil yang tak lain, Adalah Ares. Dengan tersenyum manis, Pada Aurora. Tapi bukannya, Di balas senyuman kembali. Aurora malah menatap Ares dengan tatapan dinginnya.
Aurora yang mendapat sapaan pun, Tidak berminat untuk menjawab. Ia malah berlalu pergi meninggalkan Ares.
"Loh, Malah di tinggal. Baru aja mau di ajak kenalan huft" Gumam Ares yang melihat kepergian Aurora.
Baru saja Ares akan mengikuti langkah Aurora, Tapi tiba-tiba saja, Livy datang dan mencekal pergelangan tangan Ares.
"Ares, Kok kamu gak nungguin aku sih" Gerutu Livy, Yang tiba-tiba mencekal lengan Ares Dengan mulut mengerucut.
"Sorry, Tadi gua buru-buru"
"Yaudah ayo, Ke kelas bareng" Ajak Livy, Dengan mengayunkan tangannya yang masih mencekal tangan Ares.
Ares yang merasa risih pun, Langsung melepaskan tangannya dari Livy.
"Loh, Kok di lepas si Res" Protes Livy, Yang merasakan jika Ares tidak mau dis sentuh.
"Gapapa, Gak enak aja ini di sekolah. Nanti ada gosip yang enggak-nggak" Alibi Ares yang melangkahkan kakinya lebih dulu, Meninggalkan Livy.
Livy langsung kesal, Dengan sikap Ares yang tiba-tiba acuh. Ia langsung berlari kecil mengejar langkah Ares dengan kaki yang di hentak-hentakkan.
"Kok Ares, Kayak buru-buru gitu sih?" Heran Livy, Yang melihat langkah Ares dengan tergesa-gesa seperti mengejar sesuatu.
"Aurora tunggu!" Pekik Ares, Yang berhasil mengejar langkah Aurora, Yang hendak masuk ke dalam kelas.
Lagi-lagi Aurora berhenti, Dengan helaan nafas yang berat. Dan memutar bola matanya malas, Dengan sikap Ares yang pantang menyerah.
Aurora langsung berbalik badan, Melihat Ares yang menghampirinya bersama Livy, Di sampingnya.
"Hehe, Sorry. Gua cuma mau kenalan sama Lo" Ucap Ares dengan cengiran khasnya, Dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
Aurora masih diam tidak berminat untuk menjawab, Terlebih ia melihat dengan ekor matanya. Bahwa Livy sedang cemberut dengan tatapan tajam melihat Ares yang mendekati Aurora.
"Boleh kan?" Tanya Ares penuh harap, Sebelum menjawab Aurora melirik Livy, Terlebih dahulu. Ia melihat bahwa Livy, Seperti sedang cemburu dengan mengepalkan tanganya.
"Hm" Jawab Aurora dengan deheman saja.
Ares langsung mengembangkan senyumannya, Lalu ia mengulurkan tanganya ke hadapan Aurora.
"Gua Ares"
Baru saja Aurora akan membalas jabatan tangan Ares, Tapi Livy sudah lebih dulu menepis tangan Ares dan mendorongnya.
"Apaan sih Livy, Kok lo dorong gua" Gerutu Ares, Dengan menatap Livy tajam, Livy tidak menjawab tapi malah membalas tatapan tajam Ares.
"Gak jelas lo" Ucap Ares yang langsung badmood, Dan melangkahkan kakinya pergi. Meninggalkan Livy dan Aurora yang sedang berhadapan.
Aurora yang melihat itupun hanya menyunggingkan senyumnya di balik masker.
Livy langsung melirik Aurora dengan tajamnya, Yang malah di balas dengan lirikan Satu alis terangkat oleh Aurora .
"Apa?" Tanya Aurora dengan datarnya, Membuat Livy semakin kesal. Akhirnya berlalu pergi meninggalkan Aurora dengan perasaan yang geram.
"Ngeselin banget, Awas aja lo Aurora. Kalo berani cari perhatian sama Ares, Gua makin benci sama lo" Batin Livy dengan menghentakkan kakinya kesal.
Sedangkan Aurora yang melihat kekesalan Livy pun, Terkekeh kecil. Seolah itu adalah hiburan untuknya.
Aurora langsung masuk ke dalam kelas, Yang awalnya ribut dengan suara para murid. Tiba-tiba langsung hening saat melihat Aurora masuk.
"Wah si putri salju sekolah, Huft gak bisa ghibah deh kalo gini"
"Sehari aja dia bolos, Kayaknya nih kelas bakalan seru deh. Gak kayak gini, Suasana yang mencekam, Kalo ada putri salju"
"Andai gua berani lawan dia, Tapi liat tatapan mata tajam dia aja gua udah takut sama Aurora"
Batin para teman-teman sekelasnya,Yang sudah tahu sikap Aurora. Yang tidak suka keributan apalagi kebisingan, Maka Aurora akan marah, Hal itulah yang membuat mereka takut dan tidak berani mendekati Aurora.
***
Di kelas Ares, Kini ia sedang menahan rasa kekesalannya pada Livy, Yang sudah membuat ia gagal mendekati Aurora.
"Ares, Kamu marah yah, Sama Aku" Ucap Livy yang langsung duduk di samping Ares.
Ares langsung memalingkan wajahnya, Karna memang ia sangat kesal dengan tingkah Livy yang seenaknya pada Ares.
"Lagian, Kamu ngapain sih Harus kenalan sama tuh si putri salju, Udah tahu kan. Kalo dia tuh di jauhi sama orang-orang karna sikapnya yang sombong" Ucap Livy,Yang mencoba mencari pembelaan.
"Itu hak gua Livy, Mau berteman sama siapapun itu. Mau itu orang yang di jauhi ataupun orang-orang yang populer sekalipun, Itu hak gua. Kenapa lo yang ngatur!"Jawab Ares dengan ketusnya.
Livy langsung merasakan sakit hatinya, Karna ini baru pertama kalinya Ares marah. Sampai dengan nada bicara seperti itu pada Livy.
"Yah aku gak suka aja, Liat kamu di cuekin sama dia Res" Jawab Livy.
"Itu kan gua yang di cuekin, Bukan Lo. Lagian gua fine-fine aja tuh, Dia cuekin" Jawab Ares yang langsung beranjak dari tempat duduknya, Karna muak dengan Livy, Yang tidak menyadari kesalahannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments