Rabu pagi ini Rachel sudah rapi menggunakan kaos olahraganya. Gadis itu juga menenteng sebuah jaket di tangan kanannya.
Baru saja sampai, terlihat kelas sudah kosong melompong. Buru-buru Rachel menaruh tas dan melipat jaket yang ia bawa untuk ditaruh ke dalam tasnya.
Ting!
Mendengar nada notifikasi dari ponselnya, Rachel pun merogoh kantung celananya. Saat benda pipih itu dinyalakan, muncul satu notifikasi dari Clarissa.
Caca : udah pada di lapangan pemanasan, cepet langsung ke sini ya!
Setelah membawa botol minumnya, buru-buru Rachel berjalan sesuai instruksi dari Clarissa menuju ke lapangan olahraga.
Sepanjang perjalanan gadis itu menguncir asal rambutnya serta mengacuhkan sekitar, fokusnya benar-benar tertuju pada satu kata. Lapangan.
Ia bahkan tak sadar jika beberapa orang berdecak kagum saat melihatnya.
'Cantik banget cuy!'
'Gila ke sorot matahari napa makin cantik dah?'
'Mukanya aesthetic banget!'
'Glowing anjir!'
Bulir keringat sebesar biji jagung menetes dari dahi menyusuri pipi sampai dagu Rachel, namun ia terus berlari kecil agar cepat sampai.
Sesaat setelah sampai di lapangan, Rachel mengedarkan pandangannya. Tak lama netranya menangkap sebuah objek di ujung lapangan.
Rachel melihat Clarissa dan Kenan yang sedang mengikat kaki mereka menggunakan dasi sekolah sambil meloncat-loncat.
'Orang konyol, gue gak kenal.' Batin Rachel sambil membuang muka ke arah lain.
Clarissa mendongak menyadari keberadaan Rachel, gadis itu melambai heboh sambil meloncat-loncat membuat tubuhnya dan tubuh Kenan oleng.
"Heh diem! Caca nyari mati anj- aaaaa!"
"RACHEL- AAAAAAA!"
Brukkk
Teriakan Clarissa yang dahsyat menjadikan gadis itu serta Kenan mendapat perhatian dari banyak pasang mata dengan berbagai ekspresi yang berbeda-beda.
Beberapa orang menertawakan aksi mereka.
"Udahan ah! Sakit jir telinga gue!" Keluh Kenan mengusap sebelah telinganya yang berdengung.
Clarissa meringis sambil memegang pinggulnya.
"Sakit banget aaaa Kenan kenapa jatoh si!" gerutu gadis itu.
"Lah kan lo yang teriak-teriak mana loncat-loncat!"
"Ih tapi kan yang kuat dong! Masa gitu aja gak bisa nahan? Sunat lagi aja lah, cowok kok gak gentle!" Clarissa bersungut-sungut sambil memajukan bibirnya beberapa senti. Tak lupa menatap Kenan dengan tatapan kemusuhan.
Kenan mendelik, tangannya menutupi benda paling berharga! Masa depannya yang terancam kata-kata Clarissa!
"Enak aja maen sunat-sunat! Abis yang ada!"
"DAH LAH!" Clarissa kembali menjerit sambil membuka paksa ikatan tali di kaki mereka. Gadis itu beranjak dengan menghentakkan kakinya meninggalkan Kenan yang masih terbaring di rumput lapang.
Tak lama Alfa datang dan mengulurkan tangannya pada Kenan yang sedang cengar-cengir seperti orang kerasukan.
"Heh!" tegurnya membuat Kenan tersadar. Segera cowok itu meraih tangan Alfa.
"Thanks bro!"
Kenan dan Alfa duduk di pinggiran lapangan masih dengan Kenan yang tersenyum-senyum sinting.
"Waras?"
Kenan menggelengkan kepalanya, lalu cowok itu mengedihkan dagunya ke arah di mana Clarissa yang masih mencebikkan bibirnya sambil misuh-misuh pada Rachel.
"Gemes banget gak sih? Sumpah gue gemes banget ama kelakuannya! Astaga bocil!" Kenan menggigit bibirnya gemas. Setelahnya cowok itu mengacak rambut sambil menggeleng-gelengkan kepala.
Kenan pusing rasanya liat Clarissa gemas banget!
Mimpi apa dia bisa dapat pacar yang sangat menggemaskan seperti Clarissa Rosiana?
Alfa menatap malas pada Kenan yang kini berguling-guling. Ia menggelengkan kepalanya prihatin melihat kelakuan Kenan. Gini nih kalo aqiqahnya pake domba hago!
Geli melihat kelakuan sohibnya yang begitu alay, pandangan Alfa pun beralih pada dua gadis di depan sana.
Terlihat Clarissa yang melompat-lompat kecil sambil menarik tangan Rachel sedangkan Rachel terlihat ogah-ogahan menanggapi racauan Clarissa.
Beberapa saat kemudian pandangannya dan Rachel bertubrukan, wajah cewek itu memerah karena kulitnya yang putih membuatnya sangat kontras terlihat. Tanpa berlama-lama Rachel memutuskan kontak mata mereka dan menggaet tangan Clarissa untuk pergi entah ke mana.
Dan hal itu entah kenapa mampu membuat Alfa menyunggingkan senyuman tipis.
Sangat tipis.
***
Rachel merutuki wajahnya yang memanas saat bertatapan dengan Alfa. Rasa malunya meningkat mengingat ucapan cowok itu kemarin.
Hih dasar mesum!
Rachel menggelengkan kepalanya sambil sesekali mengetuk dahinya, berharap wajah menyebalkan cowok itu segera enyah dari memori otaknya.
"Kenapa lo?" tanya Clarissa sambil menatap bingung pada Rachel.
"Gapapa. Dah ayo ke lapang lagi?"
"Kuy!"
Tadi setelah acara menarik Clarissa untuk pergi dari lapangan, Rachel sempat kebingungan karena tak punya tujuan. Akhirnya ia dan Clarissa memilih mampir ke kantin untuk membeli beberapa bungkus permen milkita.
"Kita belum kerja kelompok ya?" pertanyaan Clarissa membuyarkan lamunan Rachel.
"Iya, mau kapan?"
"Tar dah tanya yang lain."
"Okay!"
Percakapan diantara mereka tak berakhir begitu saja, mereka terus berbincang sampai kembali menuju lapangan.
Sesampainya di lapangan terlihat para siswi menyemangati siswa yang sedang bermain basket. Rachel dan Clarissa pun ikut bergabung dengan duduk lesehan di pinggir lapangan.
Kenan yang menyadari keberadaan Clarissa langsung tersenyum lebar dan mengedipkan sebelah matanya dengan tengil pada gadis yang memilih untuk membuang mukanya itu. Tak urung senyuman geli terbit di bibir mungilnya.
Rachel merotasikan matanya, astaga pasangan lovey-dovey ini sangat meresahkan. Lebih baik ia mengedarkan pandangannya ke arah lain. Sialnya yang tertangkap oleh indra penglihatannya adalah betapa keren dan seksinya seorang Alfa saat bermain basket di lapangan!
Mata tajam cowok itu seolah dapat membunuh lawan, dengan tubuh tinggi dan gerakan yang lincah, cowok dengan bandana putih di kepalanya itu mampu mencetak banyak poin untuk timnya.
Namun, tak ada raut yang benar-benar ditunjukan Alfa selain wajah tenang tanpa ekspresinya.
'ALFAAA KEREN BANGET!'
'AAA ALFA KERINGETNYA ASTAGA!'
'ALFA KETEKNYA MULUS BANGET KAYAK MASA DEPAN!'
'ALFA SEKSOY BANGET MAKK!'
'ALFAAA! HUHA! ALFA! HUHA!'
'MASUK KELAS IPA, SAMBIL BELI SEKOTENG!'
'CAKEPPP!'
'ADUH AA ALFA MENI GANTENG!'
'JIAKHHHHH!'
Rachel mendelik saat mendengar berbagai teriakan itu.
Buset dah!
Tak lama permainan selesai ditandai dengan tertiupnya peluit.
Buru-buru Rachel berdiri dan berlari menuju kelas meninggalkan Clarissa yang kebingungan.
"CHEL MAU KEMANA?"
"KELAS BENTAR!"
Gadis cantik itu mencari letak jaketnya, setelah membawanya Rachel kembali berlari menuju lapangan.
Akan lebih baik jika Rachel segera mengembalikan jaket itu daripada ia harus berurusan lebih lama dengan si Alfa mesum!
Rachel sampai dan segera mengulurkan tangannya sambil membungkuk untuk mengatur nafasnya.
"Buset maraton lo? Ngambil apaan sih? Hp lo ketinggalan?" Clarissa menyerahkan botol minum milik Rachel.
Cepat-cepat Rachel meminumnya, tanpa berniat menjawab rangkaian pertanyaan dari Clarissa. Baru saja tiga teguk masuk dalam rongganya, tiba-tiba botolnya diambil begitu saja. Rachel mendelik dengan bibir mengerucut.
Tak lama mata Rachel makin membulat kala tau bahwa orang yang merebut botol Rachel adalah Alfa. Dan hal paling mengejutkan lainnya adalah saat Rachel melihat dengan mata kepalanya sendiri, manusia gila itu meminum air di botol miliknya
Tandai.
Di botol yang sama.
Dan di tempat yang sama di mana bibirnya mendarat.
Tangan cowok itu terjulur menyentuh kepala Rachel dan sedikit menekannya seolah menyuruh Rachel duduk.
Rachel yang masih loading jatuh terduduk dengan wajah cengonya.
Setelah menelan airnya, Alfa menutup botol dan memberikannya pada Rachel yang masih mematung.
"Napas dulu baru minum." Cowok itu mengambil jaket yang ada di tangan Rachel.
"Sama-sama." Ucap Alfa lagi sambil menyunggingkan senyum menyebalkannya sebelum melenggang pergi meninggalkan Rachel yang masih terduduk bagai orang bodoh.
Padahal niatnya memberikan jaket itu sambil mengerjai Alfa, kenapa jadi keduluan gini?
"Chel, lo... Okay?" tanya Clarissa yang juga shock dengan kelakuan Alfa barusan.
Rachel memegang bibirnya sambil menolehkan pandangannya pada Clarissa.
Kenan yang juga menjadi saksi kelakuan temannya barusan langsung berdecak dan segera pergi menyusul Alfa.
"It-tu maksudnya gimana jadinya itu-" Rachel berucap melantur, Clarissa tergelak.
"Astagaa! Ini gimana konsepnya sih?" tanya Clarissa yang dibalas gelengan bingung oleh Rachel.
"Itu si Alfa, gue minum, botol gue direbut, dia minum, itu si Alfa-"
"Iya iya lo kissing secara gak langsung."
Rachel tersentak dan langsung melotot.
"BENERAN SINTING, UDAH GILA YANG NAMANYA ALFA!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments