MAMLA Bab 5

Pak satpam tidak mengatakan apapun karena merasa bahwa bayi yang ada di gendongannya adalah seorang yang sangat lucu.

Pak Bram, merasa nyaman dengan situasi yang ada dihadapannya. Bagaimanapun juga, setelah menerima bayi ini, Bram juga harus membuat keputusan lain.

Membawa pergi Angela sejauh mungkin dari tempat itu.

"Bagaimana kau bisa bertemu dengan bayi ini?" tanya pak Bram masih menggendong bayi itu.

Terasa sangat aura ayah yang sangat hangat dari hubungan singkat yang baru saja terjalin antara pak Bram dan Angela.

"Aku juga ingin bercerita kepadamu, tapi bapak memintaku diam," gerutu Calvin.

Dia melipatkan tangan di dada dengan wajah yang sangat kesal, pak satpam sepertinya begitu senang membuat Calvin marah.

Namun, sejatinya pak satpam, akan membuat Calvin senang.

"Ceritakan sekarang, karena aku meminta kau menceritakannya," pinta pak satpam dengan gaya sok cool.

Memang pak satpam adalah seorang yang agak aneh, kadang sok baik, kadang sok tidak baik. Sifatnya berubah-ubah.

Meski sudah punya anak dan istri, dia masih suka melihat hal majalah agak-agak.

Calvin akan mengelabui pak Bram dengan semua tipu daya.

Hanya saja, Calvin tak mengira jika seorang pak Bram memiliki sifat kebapakan yang hakiki.

"Aku ingin melakukan bunuh diri dan mendapati ada bayi di sampingku. Aku merasa jika bayi ini adalah orang yang dikirimkan Tuhan untuk diriku yang malang ini. Aku tidak memiliki siapapun karena keluargaku membuangku, sama dengan bayi ini yang tidak ada teman selain aku. Sejak saat itu kami merasa terikat dan selalu bersama. Namun, beberapa waktu lalu, ada musuh dari temanku yang mengincar bayi ini karena tiba-tiba saja mendengar suara bayi. Hal ini, digunakan untuk menjatuhkan reputasi temanku."

"Oh, kau baru saja datang kemari. Seolah-olah sudah bersama bayi ini sangat lama? aneh sekali."

Pak satpam sama sekali tidak memahami apa yang ada di dalam hatinya, selama kurang lebih 24 jam, dia sudah jatuh cinta dengan bayi yang merupakan belahan jiwanya, bahkan ia anggap seperti kembarannya.

Calvin tidak akan membiarkan Angela untuk menjauh bahkan hilang dari pandangan matanya.

Pemuda itu, akan terus menjaga Angela sampai kapanpun.

"Oh, bukannya kau anak yang bandel? kau adalah salah satu dari lima anak yang tidak pernah menurut apa yang dikatakan oleh kepala asrama. Kau adalah orang yang aneh, juga ajaib. Dulu, kau merupakan orang yang menyebalkan karena tidak pernah menyapa siapapun dan kini berada di hadapanku. Ingin rasanya mengusirmu dari tempat ini. Namun, ada hal yang lebih penting dari rasa kesal yang aku alami. Bayi ini, Angela. Kau boleh tinggal bersamaku nanti."

Calvin merasa terkejut karena tawaran yang diberikan oleh pak satpam sungguh tidak terduga.

Dia merasa bahwa semua ini adalah hadiah dari Tuhan, semua kebaikan yang diberikan kepadanya, adalah anugerah terindah yang pernah dimiliki olehnya.

"Ha? apakah yang kau katakan benar?" tanya Calvin dengan perasaan tak percaya.

"Tentu saja, jangan sampai aku berubah pikiran," sahut pak satpam.

"Baik. Oke siap. Aku akan membuatmu bangga padaku pak! aku janji!"

Negosiasi yang tak biasa, Calvin mampu membuat pak satpam, mampu membantu tanpa perlu memberikan paksaan.

"Cih, kau mengatakan janji yang tidak mungkin. Jadilah anak laki-laki yang baik. Itu sudah cukup, dan bawa alamat ini. Kau bisa membawa motorku. Di rumah ada istriku, kau bisa bertemu dengannya karena aku akan memberitahu jika ada tamu tengah malam."

Calvin makin bersemangat karena tidak ada orang yang menghalang-halanginya lagi untuk membawa Angela pergi dari tempat itu.

"Kau sangat baik pak," ujar Calvin penuh rasa haru.

Dia sebenarnya tak pernah berpikir jika pak satpam mau memberikannya pertolongan, bahkan diminta untuk tinggal di rumahnya.

Sungguh, Calvin berhutang budi pada pak satpam yang sangat membantunya itu.

"Aku melakukan semua ini bukan karena kau. Jadi, jangan merasa bahwa dirimu itu penting!" Pak Bram bertindak sangat arogan karena dirinya merasa kesal, beberapa hari lalu selalu mendapatkan tipuan dari Calvin.

"Astaga. Kau ini pak, masih saja keras kepala. Oke, maafkan aku demi Angela. Dia begitu imut kan?"

Calvin ingin membuat pak satpam merasa bahwa dirinya tidak harus disalahkan tentang semua hal yang terjadi.

"Hah! kau sudah menipuku habis-habisan dan aku harus memaafkanmu? kau itu harusnya berterima kasih kepada aku karena mau menyelamatkan adekmu dari semua orang yang akan membawanya ke panti asuhan."

"Jadi, memang benar Angela akan dibawa ke panti asuhan jika ketahuan oleh kepala asrama? atau dewan asrama?" terka Calvin, mencoba memberikan sebuah fakta yang masih belum terselesaikan.

"Diamlah! aku mengatakan kepadamu bahwa, pergi dari sini dan bawa bayi ini ke rumahku. Aku sudah mengatakan kepada anggota keluarga jika ada murid yang membawa seorang bayi, suruh dia masuk ke dalam dan berikan makan untuk beberapa hari," cetus pak satpam.

Bram yang terlihat sangat garang begitu baik saat ini, Calvin sama sekali tidak menyangka jika pria itu masih memiliki hati dan mau menyelamatkan dirinya serta Angela.

Tanpa berpikir panjang, Calvin langsung menerima tawaran dari pak satpam. Dia meminta Angela dan segera menggendongnya juga, tapi langsung dicegah oleh pak satpamnya.

"Cara menggendong bayi bukan seperti itu, letakkan kepalanya dulu bahunya serta tulang ekornya secara rapi, jangan langsung digendong kasihan dia!" Pak satpam memberikan petunjuk untuk Calvin melakukan trik gendongan yang bisa membuat nyaman Angela.

Calvin merasa senang, karena ada orang lain yang tahu perasaannya lebih dari siapapun.

Selama ini tidak ada orang yang mau memperhatikan dirinya, bahkan kedua orang tuanya ingin dia segera tiada.

Permasalahan keluarganya sungguhlah rumit. Dia merupakan anak yang tidak diinginkan, karena terlalu banyak masalah dan menimbulkan rasa malu dari pihak keluarga serta kedua orang tuanya..

"Hiks, ini sangat mengharukan pak satpam. Aku seperti melihat malaikat di matamu," ucap Calvin dengan perasaan yang sangat menyedihkan dan tidak terkira rasanya.

"Tutup mulutmu, aku tidak butuh rasa terima kasih atau wajahmu yang sok manis itu. pergi dari hadapanku dan bawa kunci motor ini, jangan lupa tas milik Angela juga."

"Hua, pak satpam kok sangat baik bahkan kau begitu fasih mengucapkan nama Angela, aku tidak mengatakan siapa nama bayi ini kepadamu. Aku tidak bisa berkata-kata lagi."

Pak saat kamu hanya diam dan langsung meminta Calvin segera pergi dari sana karena akan ada patroli beberapa menit lagi, teriakan dari Danu pasti membuat kegaduhan meskipun itu bisa dihindari.

Sebelum semuanya terjadi, Calvin langsung pergi dari tempat itu membawa Angela dan semua perlengkapan yang ada.

Dia berjalan menuju tempat parkir dan menemukan motor milik pak satpam.

Perlahan, wajahnya tersipu malu karena Angela tiba-tiba tersenyum saat menatap wajahnya.

"Kau dan aku tidak akan terpisahkan, kau jangan pernah merasa sendiri! oke?"

Suara bayi itu terdengar jelas meskipun mata masih tertutup mungkin karena dia sedang tidur pulas tetapi merespon kata-kata dari Calvin.

Hubungan ini seperti sebuah telepati yang sempurna.

*****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!