"Apa yang kau cari?" tanya Tama.
Dia harus berakting, agar Angela aman.
"Masih sok lugu? aku mendengar ada suara bayi. Apa kalian membuat ulah di sini?" ucap Santana.
"Iya, aku akan memeriksanya di dalam," sahut Billy.
Kedua orang yang merupakan kakak kelas masuk ke dalam kamar Martin cs, lalu mencari dimanapun, tapi tidak menemukan apa yang mereka duga bayi.
"Aku tidak memahami apa yang kalian inginkan. Tolong keluar dari sini. Jangan membuat ulah!" pinta Tama.
"Heh! aku kakak kelasmu! kenapa sok sekali?" Santana sangat ingin memukul Tama, karena sang adik kelas sangat berani dan melotot ke arahnya.
"San, no! Kita akan menjadikan mereka menang, lain kali kita akan temukan bayi itu!" sahut Billy.
Ia menarik lengan Santana dan keluar dari kamar itu.
Tama dan Yonas merasa tenang, sebab dua orang itu tidak teliti dalam mencari.
"Huft! Mereka tidak mencari di atas lemari."
"Siapa juga yang akan memikirkan bayi diletakkan diatas lemari?"
"Haha, apa yang kau katakan benar juga. Astaga, aku justru merasa sedih untuk mereka. Kakak kelas yang malang."
"Haha ... benar sekali!"
Tama dan Yonas bersenang-senang, sebab untuk pertama kalinya mampu membuat orang yang tidak suka, langsung down karena ide tidak biasa mereka.
Hampir saja keduanya lupa, karena tidak langsung diambil, tas itu bergerak-gerak, fokus mata Tama langsung menuju atas lemari.
Tas itu hampir jatuh, suara bayi terdengar, meski tidak keras.
"Astaga, anak kita."
Tama langsung mengambil tas itu dan segera menggendong sang bayi, sedangkan Yonas membuat susu.
Keduanya terlihat sangat menyayangi Angela. Bayi itu tidak bisa jauh dari Tama dan Yonas ternyata.
Setelah meminum susu dari dot, Angela diam dan perlahan tidur kembali.
Yonas langsung membuat laporan kepada Martin dan Calvin.
Dua orang yang masih berada di bawah, langsung membalas dengan kalimat yang cukup menenangkan.
Kata Calvin, dia bisa lepas dari Ronald. Sedangkan Martin mampu membuat Jimmy muak.
"Kami akan datang."
Ini adalah balasan pesan dari Calvin menggunakan ponsel milik Martin.
Jeda lima menit dari pengiriman pesan, terdengar suara Martin dan Calvin tertawa, keduanya masuk ke dalam kamar dengan penuh kegembiraan.
Yonas yang tahu kedua ayah Angela yang lain sudah datang, lalu mengamankannya. Orang yang baru saja berada di kerumunan, sangatlah kotor. Dia meminta kedua orang itu untuk mandi, karena bayi sangat sensitif dengan apapun.
"Heh! Aku lebih tua darimu, tapi kau selalu mengatur?" canda Martin yang tidak mau jauh dari Angela.
"Mandi saja lah, Martin," jawab Calvin. Dia juga on the way kamar mandi.
"Baik baby, kita mandi bersama!"
Martin memang agak lain, dia berlari dan langsung memeluk tubuh Calvin dari belakang, dia menghalangi sang teman untuk mandi, karena dia juga ingin membersihkan tubuhnya.
Di saat dua orang itu sedang rebutan kamar mandi, Angela begitu tenang dan Yonas menjaganya dengan baik.
"Anakku sayang, jangan kau tiru dua ayahmu yang agak-agak itu." Yonas memang senang menyulut api pertikaian.
"Apa maksudmu Yonas?" Calvin merasa tersinggung, sebab dia yang lebih dulu menemukan bayi itu, harusnya dia yang berhak lebih dulu.
"Tidak apa-apa ayah kedua, aku masih berbaik hati tidak memintanya darimu. Aku akan membawa Angela bersamaku untuk liburan," jelas Yonas dengan percaya diri.
Martin membiarkan Calvin mandi, karena panggilan telepon lima ponselnya terdengar bersamaan.
Ketegangan Calvin vs Martin usai, semuanya berganti dengan kebahagiaan.
"Haha, semoga kau segera tiada Martin! dalam satu hari lima gadis menghubungimu, kau harus lembur dalam berbohong!" canda Tama.
"Haha, kenapa aku sangat senang melihatnya tersiksa!" jelas Calvin yang mendapatkan tatapan tajam dari Martin. Dia lantas masuk ke dalam kamar mandi agar tidak ada orang yang menganggunya lagi.
Sedangkan Yonas dan Tama belum berhenti mengerjai Martin si playboy kelas kakap yang kelabakan mengatur kencan ke 10 kekasihnya.
"Kau lihat Angela, ayah pertamamu sangat berpengalaman mencari ibu untukmu," ledek Tama.
"Benar apa yang kau katakan, dia sangat pandai melakukannya," cetus Yonas yang akan terus mengerjai Martin.
Martin diam, dia tidak mau diganggu, sambil memeriksa panggilan mana yang penting, dia memikirkan bagaimana cara mengatur kekasih lainnya.
"Sebenarnya aku sangat pusing, tapi aku tidak boleh menunjukkannya," batin Martin.
Beberapa menit kemudian ...
Keempat orang itu bergantian untuk mandi, setelahnya belajar memandikan bayi dengan baik. Dengan panduan video di toktok.com, mereka bisa melakukannya.
"Kita pemuda dengan banyak kegiatan, tapi memandikan bayi baru saja belajar. Hah, ini menjadi pelajaran. Jika kita sudah menikah nanti, harus membantu istri mengurus bayi."
Yonas menyadari satu hal, jika dia baru bisa menjaga bayi, memandikan dan ganti popok masih takut-takut.
Di tengah kebahagiaan ini, Martin merasa cemas.
"Calvin, apa kita harus membawa Angela pergi dari sini? sudah ada yang mencurigai kita," ucap Martin sangat berdasar, sebab Jimmy cs tidak akan membiarkan hidupnya tenang.
"Iya, aku juga tahu. Besok kita pikir bagaimana caranya," jawab Calvin yang terpikir akan pria baik itu.
Setelah merasa tenang dengan masalah hari ini. Calvin mencoba untuk menelepon orang baik itu.
Dia membuat panggilan padanya.
"Kak, bisa bantu aku tidak?"
"Bantu apa? Aku sedang sibuk."
"Dih, jahat amat."
"Haha, oke. Aku akan membantumu, ada apa?"
"Bayi kami sudah dicurigai kehadirannya. Jadi bagaimana baiknya?"
"Aku belum bisa merawat bayi, jika ada salah satu dari kalian bisa menjaganya di sini, aku akan membiarkannya, tapi kalau aku yang melakukan, aku tidak bisa."
Calvin mulai pusing dengan semua perbincangan ini, jika harus menjaga bayi, pasti dia dan teman-temannya tidak bisa. Ada yang harus berkorban.
"Dia telah menyelamatkan hidupku, bagaimanapun, aku akan menjadikannya lebih baik di dunia ini," batin Calvin merasa sedih.
"Cal? apa yang akan kau katakan lagi? Aku ada pekerjaan lain."
"Ya kak, tidak jadi. Kau lakukan apapun yang kau mau."
Panggilan telepon usai.
Martin masih sibuk dengan para kekasih, sedangkan Tama mendekat padanya, karena Yonas berada di sekitar Angela.
"Ada masalah?' tanya Tama merasa ada yang aneh dengan sang teman.
"Kita tidak bisa menyembunyikan Angela di sini selamanya, tapi kita masih harus bersekolah."
Raut pusing sudah terlihat jelas di hadapan Tama, Calvin merasa tidak tega jika meninggalkan Angela saat esok hari ketika mereka mulai bersekolah kembali.
"Aku akan menjaganya. Kalian bersekolah saja," ucap Tama dengan sepenuh hati.
Tama yang paling peka dengan keadaan ini, begitu merasa bersalah jika tidak bisa membuat Angela dalam rasa aman.
Bahkan rela absen masuk sekolah demi si bayi.
Namun, Calvin langsung melarang. Bagaimanapun Angela adalah tanggung jawab bersama. Dia akan menelepon kakak itu lagi, merayu agar bisa meminta tolong. Soalnya ini begitu urgent. Jika dewan asrama mengetahui tentang Angela, semuanya pasti akan berakhir.
"Jangan Tama, kita akan berusaha dengan cara lain, pokoknya tidak boleh mengorbankan masa depan," jawab Calvin merasa bertanggung jawab dengan kehadiran Angela ditengah-tengah teman-temannya.
Yonas yang sedang menjaga Angela, tiba-tiba mendapatkan gangguan dari Martin yang hampir tiada karena tiga kekasihnya ngambek.
"Tolong aku baby, aku sangat pusing," ucap Martin kepada Yonas.
"Dih, kalau yang susah-susah selalu mendekat padaku, tetapi kalau kau sedang bersama kekasihmu, kau lupa akan kehadiranku," ungkap Yonas ketus.
Dia memang menjadi korban dari Martin, selalu berada di dalam situasi sulit karena si pria banyak gadis itu.
"Jangan lupa jika aku sudah membayarmu dengan sekotak eskrim dan coklat. Semua itu sangat mahal, ayahku yang mengirimnya khusus untukku, kenapa sekarang kau kesal?"
Keributan dua orang ini, membuat baby Angela terganggu dan menangis, Calvin dan Tama langsung bergerak cepat dengan mengambil susu yang sudah tersedia, dan langsung memberikannya kepada Angela.
Untung kejadian ini tidak menimbulkan kegaduhan.
"Astaga, kenapa kalian berdua begitu ceroboh? Jangan ribut di depan bayi, dasar!" ucap Calvin.
Dia adalah orang yang paling kesal atas apa yang diperbuat oleh Yonas dan Martin.
Hingga terdengar jelas suara ketukan pintu dari arah luar.
"Kami dewan asrama. Apakah kalian bisa keluar?"
Deg!
Empat orang itu tidak bisa melakukan apapun lagi, rasanya sudah pasrah dengan apa yang ada.
Namun Calvin memiliki ide cerdas.
"Kita harus melakukan ide ini," ucap Calvin.
"Apa itu Cal?" Ketiga orang lainnya merasa penasaran dan ingin segera eksekusi, sebab bertemu dengan dewan asrama, bukan hanya mereka yang mendapatkan masalah. Angela juga pasti akan kena juga.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments