Mamah Sedikit Cantik

Ternyata Ray yang datang ke rumah Diana, membuat Airin kaget. "Ray!" kaget Mamah Airin. Diana belum sampai di rumah, gak tau kemana itu anak," Lanjutnya.

"Saya gak nyari Diana, Tante," ucap Ray.

Airin mengernyitkan dahinya, dia bertambah bingung dengan Ray. Datang kerumahnya bukan mencari Diana, dia jadi bertanya-tanya apa maksud kedatangan anak yang ada didepannya ini.

"Tante, boleh saya main ke sini?" tanya Ray dengan sopan.

"Hmm... tentu saja! Ayo masuk ke dalam, Ray! kebetulan sekali tante tadi sudah masak banyak," ujar Airin.

Airin langsung mengajak Ray ke ruang makan, lalu menyuruh Ray untuk makan lebih dulu. Ray sebenarnya tidak mau makan, karena dia hanya butuh teman untuk mengobrol.

Airin berinisiatif mengambilkan nasi dan lauk untuk Ray, tetapi Ray menolak.

"Tante, saya kesini tidak mau minta makan. Ray ingin bercerita saja sama, Tante," ucap Ray.

"Kamu lagi ada masalah apa? kelihatannya sedih gitu," ucap Airin sembari membuat minuman.

Ray menceritakan masalah keluarganya, walaupun baru mengenal Airin tapi Ray percaya kalau Mamah Airin orang baik.

"Kamu beneran tidak tahu kemana Mamah mu pergi?" tanya Airin.

Ray menggelengkan kepalanya, karena dia diberi kesibukan oleh Papahnya agar tidak mencari keberadaan Mamahnya.

"Kamu yang sabar ya, Ray! mungkin Papah kamu punya rencana lain, jadi tidak mengizinkan kamu mencari Mamah kamu. Tidak semua orang tua jahat," ucap Airin.

Airin menjadi kasihan dengan Ray, walaupun anak ini tampan dan kaya tetapi hidupnya tidak seberuntung anak lain. Ray sendiri juga mengatakan percuma hidup dengan orang tua yang bergelimang harta, tetapi tidak bisa mendapatkan kasih sayang yang utuh dari kedua orangtuanya.

Ray tidak pernah merasakan kehabisan uang, bahkan segala keperluannya sangat terpenuhi. Sekolah saja dia mengunakan mobil yang bagus, belum uang saku berupa kartu yang limitnya tidak terbatas.

Airin hanya bisa menasehati Ray agar bisa menerima Mamah sambungnya apapun kesalahannya, dan mencari Mamah kandungnya di tempat saudara atau neneknya.

"Makasih ya, Tante! sudah mendengarkan cerita Ray," ucap Ray tersenyum ke arah Airin.

Airin menepuk pundak Ray, dia tidak keberatan sama sekali mendengarkan Ray bercerita. Dari pada Ray memendamnya sendiri, akhirnya nanti justru berakibat buruk.

"Tante punya satu permintaan, dan kamu gak boleh nolak," ucap Airin membuat penasaran Ray padahal dia hanya mengajaknya makan bareng.

"Katakan saja, Tante. semoga Ray bisa memenuhi permintaan, Tante," ucap Ray.

"Ayo kita makan dulu! gak boleh ada penolakan," ucap Airin.

Saat mereka berdua hendak makan, tiba-tiba terdengar suara Diana yang berteriak. Ray dan Mamah Airin menghentikan makannya, lalu menuju dimana Diana sedang berteriak.

"Diana, kamu kemana saja baru pulang? teriak-teriak lagi," ucap Mamah Airin.

"Mah, tau gak ternyata jadi murid baru tidak enak," ucap Diana sembari melepas sepatunya jadi belum tau kalau Ray berada dibelakang Mamah Airin.

"Siapa suruh pindah sekolah," kata Mamah Airin lalu mengajak Ray melanjutkan makannya.

Selesai melepas sepatunya Diana berlari menuju ke ruang makan, dia kaget karena melihat Ray sedang makan bersama Mamahnya. "Galen, kamu nyariin aku," ucapnya.

"Gak usah kepedean! Ray kesini nyariin Mamah," sahut Airin lalu menyuapkan sesendok nasi ke mulutnya.

Diana hendak pergi ke kamarnya, tetapi Ray memangil dan menanyakan dari mana saja. Soalnya tadi Ray hendak mengantarkan pulang tetapi ditolak. Kalau diantarkan pulang Papahnya kenapa tidak ada Papahnya, justru Diana pulang sendirian.

Diana pulang lebih dulu karena Papahnya masih meeting, dia juga tidak pamit kalau pulang dulu. Pasti saat ini Papah Edo sedang kebingungan mencari Diana, yang sudah berada di rumah.

Mamah Airin begitu kesal mendengarkan cerita anaknya, selalu membuat ulah padahal tinggal bilang kalau melakukan sesuatu.

"Galen, aku ganti baju dulu ya," ucap Diana membuat Ray menganggukkan kepalanya.

Pyaarrrrr......

Suara guci pecah yang tidak sengaja dijatuhkan oleh Diana, dan membuat Mamah Airin marah karena itu guci kesayangannya.

"Diana!" teriak Mamah Airin.

Diana diam mendengarkan Mamah Airin marah, hendak menjawab tapi malu karena ada Ray. Padahal sudah berulang kali Mamah Airin memperingatkan, kalau jalan agar hati-hati.

"Rumah masih luas kenapa juga lewat pinggir," ucap Mamah Airin matanya melotot ke arah Diana.

"Tante, sudah dong marahnya! entar kalau marah terus Tante cepet tua lho, takutnya nanti Om kaya Papah Ray," ucap Ray sembari membantu Diana membersihkan pecahan guci.

Mamah Airin langsung berkaca sambil memegang wajahnya, dia khawatir kalau suaminya mencari yang lebih muda. "Masih cantik kok! mulus juga, kan Papah beliin skincare termahal," ucapnya.

Ray menahan tawanya, dia mengatakan seperti itu agar Diana tidak kena omel lagi. Mendengarkan saja pusing, apalagi kalau dia yang diomelin.

Ray kemudian berpamitan untuk pulang, karena sudah sore juga. Dia juga takut kalau Papahnya juga lebih dulu sampai rumah. Walaupun Mamah Icha sering mengadu, tetapi Ray masih bisa memberikan alasan.

"Diana, sini ke kamar Mamah sebentar," ucap Airin.

Diana lalu berjalan masuk ke dalam kamar Mamahnya, dan langsung merebahkan tubuhnya di ranjang. "Ada apa, Mah?" tanyanya.

"Mamah masih cantik gak sih? nyesel deh Mamah tiap hari marah-marah," ucap Airin.

"Sedikit," kata Diana mulai memejamkan matanya.

Mamah Airin berkaca lagi, melihat wajahnya yang dibilang sedikit cantik oleh anaknya. Dia juga berfikir hendak bertanya pada suaminya, apakah masih cantik atau tidak.

Mamah Airin mondar-mandir didalam kamar, dia membuka almari dan memilih baju yang bagus untuk menyambut suaminya pulang dari kantor nanti.

"Diana, Papah mu kok gak pulang-pulang! padahal ini udah diluar jam kerja," kata Mamah Airin.

Tidak ada jawaban dari Diana, dia berfikir kalau Diana sudah pergi. "Kebiasaan itu anak pergi gak pamit dulu," gerutunya.

Mamah Airin berulang kali menengok ke arah luar rumah, dia mengintip dari tirai jendela tidak sabar menunggu Papah Edo pulang. Karena saat ini dia sudah berdandan dengan cantik, penampilan anaknya saja kalah.

Dulu Mamah Airin seorang model jadi kecantikannya tidak bisa diragukan lagi, dia berhenti menjadi model karena menikah dengan Papah Edo dan tidak diperbolehkan untuk berkerja lagi.

Papah Edo dulu tidak mau menikah dengan wanita yang berkerja, karena baginya harga diri seorang laki-laki adalah berkerja. Apapun itu pekerjaannya yang penting berkerja.

"Mah... Mamah!" teriak Papah Edo saat masuk rumah.

"Ada apa, Pah! Anak sama anak sama saja, hobinya teriak-teriak," ujar Mamah Airin.

Papah Edo terpana melihat penampilan Mamah Airin saat ini, seperti saat masih muda dulu. "Mamah, mau kemana?" ucapnya.

"Pah, Mamah masih cantik gak?" ucap Mamah Airin bukannya menjawab pertanyaan suaminya.

Papa Edo mengatakan kalau Diana hilang, lalu Mamah Airin dengan tenang mengajak suaminya ke kamar tidur Diana tetapi anaknya tidak ada.

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟ🥀⃟ʙʟͤᴀͬᴄᷠᴋͥʀᴏsᴇ

☠ᵏᵋᶜᶟ🥀⃟ʙʟͤᴀͬᴄᷠᴋͥʀᴏsᴇ

udah datang baru nanya 🤭🤭

2023-09-11

1

Ñůŕšý

Ñůŕšý

memang kalau ada yang ngomel bikin kepala jadi pusing

2023-09-10

1

🔵🍾⃝Ɲͩᥲᷞⅾͧเᥡᷠᥲͣh❤️⃟Wᵃf࣪𓇢𓆸

🔵🍾⃝Ɲͩᥲᷞⅾͧเᥡᷠᥲͣh❤️⃟Wᵃf࣪𓇢𓆸

Unik banget ya curhatnya sama tante²🤭 tapi ya wajar sih orang Mama Airin orangnya baik banget

2023-09-06

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 63 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!