Berdiskusi di sebuah meja bundar bersama seorang pria paruh baya yang terlihat gagah dengan balutan jas bermotif kotak-kotak nya, dan juga ada seorang wanita muda di sebelah pria itu.
Marvin terlihat tenang mendengarkan ucapan pria di depan nya yang memiliki maksud lain.
Tujuan Marvin berdiskusi dengan pria itu adalah untuk membahas masalah produk baru yang akan di keluarkan Electronic Hitachi lalu di pasarkan pada seluruh Marmart Inc., milik nya yang tersebar di beberapa negara.
"Anda sudah mendapat rekam produk yang akan saya keluarkan ini 'bukan?" Tanya Don, pemilik Electronic Hitachi yang telah menjadi rekan bisnis Marvin selama lima tahun belakangan ini.
"Saya cukup terkesan dengan produk anda kali ini" Puji basa-basi Marvin
"Jika sebelum nya saya mengeluarkan produk untuk membantu ibu rumah tangga dalam hal menyapu lantai secara praktis"
"Tetapi kali ini saya ingin mengupgrade hingga vacuum tersebut bisa di gunakan untuk mengepel lantai secara otomatis hanya tingga menggunakan remote untuk mengontrol nya"
Marvin mengangguk, pria itu memang sudah menguji produk tersebut yang telah di kirimkan oleh pria di depan nya beberapa hari lalu.
"Produk anda memang sangat mengesankan, tetapi seperti biasa produk elektronik rumah tangga seperti itu harus melewati seleksi Mommy saya terlebih dahulu"
Don mengangguk mengerti dengan apa yang Marvin ucapkan. Ini lah kunci kesuksesan seorang Marvin Cargius Adam's, dimana sebelum mengembangkan bisnis nya pria itu selalu meminta persetujuan kedua orang tua nya.
"Anda memang benar-benar menakjubkan dan berbakti pada kedua orang tua!" Puji Don.
Menanggapi itu Marvin hanya tersenyum tipis, mata nya kini beralih menatap jam yang menunjukkan pukul lima sore.
"Mari tuan, nikmati makanan nya" Ujar seorang wanita muda di samping Don.
Pandangan Marvin pun sesaat terfokus pada wanita yang tengah mengembangkan senyuman nya itu.
"Ah iya, perkenalkan ini Shana putri pertama saya tuan" Ujar Don mengusap surai putri nya.
Marvin berdehem tidak minat. "Saya masih ada urusan lain, seperti nya saya harus pamit lebih dulu tuan Don" Ujar nya seraya mengantongi handphone nya yang semula tergeletak di meja itu.
"Buru-buru sekali, bagaimana jika kita makan terlebih dahulu atau sekedar menikmati cemilan sebagai tanda jadi?"
"Dengan berat hati saya harus menolak nya untuk kali ini tuan Don, saya memiliki urusan lain yang benar-benar harus segera di selesaikan" Ujar Marvin dengan nada tidak enak nya.
"Baiklah tidak masalah, asalkan tidak untuk lain kali oke?!"
Marvin mengangguk, kedua nya berjabat tangan sebelum pada akhirnya Marvin meninggalkan Ayah dan anak itu di dalam ruangan tersebut.
"Ayah.." Ujar manja perempuan itu dengan pipi bersemu.
"Bagaimana? Tampan dan menawan bukan? Dia juga anak nya sangat penurut"
Shana mengangguk membenarkan, ia benar-benar jatuh hati pada seorang Marvin Cargius Adam's.
"Ayah, jodohkan aku dengan nya. Aku menyukai nya!" Rengek nya memeluk lengan sang Ayah.
"Tenang saja putri ku, yang harus kita dekati adalah orang tua nya karena Marvin tidak akan melawan orang tua nya"
"Bagaimana Yah?" Tanya penasaran Shana yang di balas senyuman penuh arti dari sang Ayah.
*
Sedangkan di dalam mobil nya Marvin mendengus berkali-kali hingga membuat Rio mengeluarkan pertanyaan nya.
"Ada apa sir?"
"Tidak ada, ayo jalan!" Ketus nya.
"Baik"
Tanpa banyak berkata-kata lagi, mobil pun mulai keluar dari parkiran restoran tersebut.
"Ke Japantown" Ujar tiba-tiba Marvin.
"Japantown? Mau apa sir? Anda tidak memiliki urusan di daerah sana"
"Kau banyak tanya sekali, kemudikan saja ke Marmart Japantown!"
Oke baik, sekarang Rio mengerti begitu sang bos menyebut Marmart. Pasti pria itu ingin bertemu dengan perempuan yang dengan mudah nya menjatuhkan hati pria licik seperti bos nya ini 'kan?
Rio pun memutar arah, niat nya agar bisa pulang cepat dan beristirahat lebih awal harus kembali di urungkan kala mengingat jarak dari tempat nya sekarang menuju Japantown memakan waktu sekitar dua jam.
...----------------...
Melihat pemandangan di depan sana membuat Marvin meremat botol mineral kosong di tangan nya dengan rahang mengetat.
"Sebentar sir, saya copot dulu label nya. Air ini belum di bayar jika label nya rusak nanti karyawan yang akan terkena denda" Ujar Rio merebut botol tak berbentuk tersebut dan mencopot label nya.
Setelah nya Rio kembali menyerahkan ke tangan Marvin yang langsung di hadiahkan timpukan botol tersebut.
"Sialan!" Umpat kesal Marvin.
"Astaga apa salah saya sir.." Ringis Rio mengusap kening nya.
"Marmart ini milik ku!"
"Iya saya tau sir, tetapi mau bagaimana pun saat ini kita sebagai customer"
Marvin tak lagi meladeni perkataan sang asisten. Kini mata nya tengah menatap tajam ke arah kasir dimana Olivia tengah melayani para customer yang membayar belanjaan nya dengan senyum manis itu.
"Apa harus tersenyum pada pria lain hah?!" Dengus kesal Marvin.
Rio mengikuti arah pandangan sang bos, mata nya pun menangkap sosok Olivia yang tersenyum ramah pada customer pria itu.
"Kenapa belanjaan nya tidak habis-habis? Apa dia sengaja agar bisa menatap wajah gadis-ku lebih lama huh?!"
Marvin melonggarkan kasar dasi nya, bahkan lengan kemeja nya sudah tergulung sebatas siku tidak seperti Marvin yang mencintai kerapihan.
"Sebagai seorang kasir, bersikap ramah dan tamah kepada customer adalah hal wajib yang harus di lakukan. Jika tidak begitu reputasi tokoh pun akan memburuk" Jelas Rio tiba-tiba.
Marvin kembali menatap Rio dengan tatapan tajam dan menusuk membuat pria itu langsung menunduk.
"Maafkan saya, sir"
"Ck, bayar air itu!" Decak Marvin berlalu begitu saja keluar dari Marmart meninggalkan Rio di dalam nya.
"Pria yang sedang jatuh cinta memang sulit di mengerti" Gumam Rio berjalan ke arah kasir dan ikut mengantri.
"Sudah sir, mau pulang sekarang?" Tanya Rio begitu memasuki mobil.
"Nanti, jika kau ingin beristirahat silahkan aku tidak melarang" Jawab dingin Marvin dengan mata yang terfokus pada layar ipad di tangan nya.
"Baik sir, terima kasih"
Sejenak Rio melirik jam di tangan nya, sekarang sudah memasuki pukul delapan malam. Apa bos nya ini berniat menunggu perempuan itu selesai bekerja kah?
Namun Rio memilih bungkam, perut nya pun sudah kenyang setelah memakan makanan cepat saji yang tersedia di Marmart kini ia memilih untuk memejamkan mata nya.
Waktu bergulir terasa cepat, entah pukul berapa Rio baru terbangun yang ternyata pria itu benar-benar tertidur padahal sebelum nya berniat memejamkan mata nya saja.
Menoleh ke belakang Rio tidak mendapati kehadiran Marvin membuat diri nya panik, lalu pria itu melihat jam yang sudah menunjukkan pukul sebelas malam lewat.
"Astaga anda kemana sir?" Rio keluar dari mobil, tujuan utama nya adalah mencari sang bos di dalam Marmart.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Wkwkwkwkwk Malu gak tuh Don,Udah ketebak Modusnya,Untung Marvin langsung nolak mentah-mentah,dan gak kasih harapan palsu,bisa jadi bumerang untuk hubungan nya dengan Olivia..
2024-12-06
0
Qaisaa Nazarudin
Cuiihh pede banget..🤮🤮
2024-12-06
0
strawberry 🍓🍓
rio udah kek nanny yg lagi ngasuh bocah 🤣🤣🤣
2023-12-05
1