BAB 2- Isyarat Sebuah Mimpi

Setelah berjalan beberapa menit Shasha tiba di kosa namun pikirannya terus terbayang sosok laki laki yang menolongnya itu, dia seperti bertemu dengan seorang kesatria yang berpenampilan CEO impian.

"Ya ampun, siapa ya laki laki tadi? semoga kita bisa ketemu lagi," ucap Shasha penuh harap.

...****************...

...Beberapa bulan kemudian...

Shasha, Nara dan vira seperti biasa setelah jam istirahat langsung bergegas dan berkumpul di kantin, tak heran mereka saling menunggu satu sama lain karena memang Jurusan mereka yang berbeda sehingga mereka sangat sering keluar tak berbarengan.

"Sha, Ra, nanti malem kalian dateng ke rumah aku ya. Kamu gak kerja kan Sha?" tanya Vira sambil menyeruput Mie baksonya yang super pedas.

"Nggak kok hari ini kebetulan aku libur, emangnya mau apa Vir? kok tumben ngajak kita ke rumah kamu," tanya Shasha heran.

"Malem nanti papa aku mau ngadain makan malam atas keberhasilan kerja sama nya sama perusahaan Pram, aku ajak kalian untuk ngenalin kamu dan Nara ke papa sama Pram," jelas Vira.

"Pram pacar kamu?" tanya Shasha penasaran.

"Ia lah pram mana lagi pacar kesayangan vira, sang pengusaha mudaku," jawab Vira tersenyum dengan nada yang sombong.

"Kebetulan kan kalian belum ketemu papa sama pacar ku yang tampan dan keren itu," lanjut Vira yang tak henti hentinya memuji kekasihnya itu.

Beberapa bulan ini Vira memang baru berpacaran dengan dengan rekan bisnis ayahnya yang merupakan CEO PT Sinar Bangun Permana, salah satu perusahaan Konstruksi terbesar yang sudah berdiri sekitar sepuluh tahun lalu.

"Pokoknya kalian harus dateng nanti aku share alamat aku ke kalian ya, kamu juga harus ikut Ra gak usah malu, yah kan Sha!" lanjut vira dengan tegas sambil memberikan kode pada Shasha dengan menaikan turunkan alis hitam nya itu.

"Iya iya, Ra kamu harus ikut ya!" Shasha seolah memohon.

"Iya, Sha kalau kamu datang aku pasti ikut kok," jawab nara dengan singkat.

"Kamu mah kebiasaan, nempel melulu sama Shasha udah kaya perangko aja," canda Vira.

"Hmm ... mana mau dia nempel sama kamu Vir, orang kamu aneh gitu," celoteh Shasha lalu tertawa.

"Ihss ... apaan sih Sha kamu tuh yang aneh," sangkal Vira sambil menyentil hidung Shasha yang kemudian memerah.

Spontan mereka bertiga pun tertawa terbahak bahak

Walaupun mereka sudah menjalin persahabatan beberapa bulan yang lalu tapi Shasha dan Nara belum sempat ke rumah Vira, karena kesibukan Shasha bekerja yang hampir setiap hari juga Nara yang pemalu selalu bergantung kepada Shasha.

"Ah ... aku tau sekarang Vir, mungkin dulu dia jadiin kamu pacar supaya papa kamu mau kerja sama, jangan-jangan kamu cuma di manfaatin dia aja Vir," canda Shasha yang tiada henti hentinya.

"Enak aja kamu, jomblo kaya kamu mana tau cinta. Apalagi Nara tuh misterius banget soal laki laki pujaannya," ucap Vira yang kemudian tertawa.

Shasha hanya tertawa pelan, Nara pun hanya tersenyum malu jika di ungkit soal laki laki pujaannya yang misterius.

Berbeda dengan Vira, justru Shasha tak terlalu memikirkan soal asmaranya bahkan ia pun belum pernah pacaran, sedangkan Nara selalu tertutup tentang kekasih impiannya.

"Lagian bukan dia yang minta kerja sama tapi papa aku, kamu mah sok tau sih Sha ih, pokoknya gitu lah aku gak ngerti lah urusan bisnis mereka lagian pram juga gak pernah ceritain urusan bisnisnya ke aku," gerutu Vira.

"iya deh iya, aku kan cuma becanda kali Vir", ucap Shasha dengan senyuman imutnya.

...****************...

...Rumah Vira...

Malam tiba, Shasha dan Nara yang pergi berbarengan dengan taksi kemudian sampai di rumah Vira, Mereka takjub akan kemewahan rumah Vira dan ornamen mahal yang menghias setiap ruangan di rumah tersebut.

Mereka pun berkumpul di ruang makan yang telah di sediakan oleh Pak Poernomo yang tak lain adalah papanya Vir, mereka spontan berbincang santai.

"Kalian sahabatnya vira kan?" tanya Poernomo dengan ramah.

"Iya om, saya Aisha Aileen Nathania biasa di panggil Shasha ini Inara Kalea lathifah panggil aja Nara om," jawab Shasha ramah sambil menunjuk Nara.

"Oh iya iya saya inget, kalian yang sering di ceritain Vira itu, saya papa nya Vira, Poernomo. Dan itu Pram rekan bisnis sekaligus calon menantu saya, pacarnya Vira" jawab Poernomo sambil menunjuk ke arah Pram.

Shasha dan Nara spontan melihat ke arah Pram yang kebetulan sedang berjalan menuju mereka.

"Hai Shasha dan Nara ya? Saya Pram pacarnya Vira sekaligus rekan bisnis om poernomo," sapa Pram dengan hangat.

Shasha dan Nara pun hanya tersenyum dengan ramah pada Pram.

Shasha merasa tak asing dengan sosok Pram akhirnya dia ingat bahwa Pram adalah laki laki yang menolongnya beberapa bulan lalu, berbeda dengan Pram yang justru sama sekali tak ingat Shasha adalah orang yang pernah di tolong nya ketika itu.

"Oh aku ingat sekarang ternyata orang yang nolong aku waktu itu pacarnya vira," gumam Shasha dalam hati.

"Ya Ampun, aku berdosa banget sempet kagum karena kejadian waktu itu dia nolongin aku," lanjutnya dalam hati

"Sha ... Sha ... gak boleh gitu, walaupun cuma kagum tetep gak boleh dia pacar sahabat baik kamu," Shasha bergumam tak ada hentinya dalam hati wajar saja iya syok ternyata ada sebuah kebetulan yang nyata di dunia ini.

Walaupun Shasha tau perasaan nya terhadap Pram tak lebih dari cinta hanya sebatas kagum saja, tapi ia takut jika di biarkan akan berubah jadi cinta, ia pun memutuskan berhenti mengagumi Pram yang ia bayangkan seperti sosok kesatria itu.

"Sha kamu kenapa kok bengong?," tanya Nara heran.

Shasha hanya menggelengkan kepala nya sambil tersenyum.

"Gak heran ya Vira jatuh cinta banget sama dia tampan juga kan, Sha?" bisik nara pelan tepat di dekat telinga Shasha.

Nara yang pendiam, jarang bicara kepada orang lain justru satu-satunya yang selalu dia ajak bicara adalah Shasha karena sikap Shasha yang baik dan terbuka membuat Nara nyaman.

"Hehe ... kamu ini Ra sama cowok ganteng aja tau, jangan bilang kamu suka ya Ra" canda Shasha sambil tersenyum

"Nggak lah Sha, aku dari dulu setia mencintai seorang laki laki," jawab Nara penuh keyakinan sambil tersenyum malu.

Shasha pun tersenyum dan menggelengkan kepala karena ucapan Nara itu yang sudah sering ia dengar tapi herannya Nara tak pernah memberi tahu siapa laki laki yang dia kagumi itu.

"Vira nya kemana om kok belum keliatan dari tadi?" tanya Shasha.

"Biasa anak cewe dandan nya setengah mati, mentang mentang mau ketemu pacarnya," jawab poernomo lalu membuang nafas panjang.

Seketika yang ada di ruangan itu tersenyum karena ucapan Poernomo.

Tak lama kemudian Vira datang ke ruang makan dengan penampilan dress hitam dan riasan ringannya.

"Hai pah, hai sayang," sapa vira sambil menghampiri Pram.

"Hai sayang, kamu dari mana aja kita nungguin kamu dari tadi, kasian tuh temen temen kamu juga udah sampai dari tadi," ucap Pram dengan nada bicara lembutnya.

"Iya maaf kamu kaya gak tau aku aja," Jawab vira sambil tersenyum menatap manja Pram.

"Karena kalian udah dateng aku kenalin, ini dia Pram pacar aku yang pernah aku ceritain," ucap vira kepada Shasha dan Nara.

"Kamu telat kita udah kenalan dari tadi, yah kan Shasha, Nara?,"

Shasha dan Nara hanya mengangguk seolah mengiyakan ucapan ∆ram.

"Oh gitu, gimana Sha, Ra bener kan apa yang aku bilang tampan kn pacar aku ini," ungkap Vira sambil mencubit pipi Pram.

Mereka semua hanya tertawa melihat tingkah vira yang konyol.

"Maaf ya Shasha, Nara, Pram juga Vira emang kaya gitu anaknya," kata Poernomo.

"Gapapa om,justru ini yang saya suka dari Vira dia cantik juga menarik selalu bisa membuat saya tersenyum bahagia," potong Pram dengan suara khas nya.

"Udah udah kalian gak usah so sweet so sweetan gitu, panas om liatnya," kata Poernomo becanda untuk lebih mencairkan suasana.

"Papa sih ngejomblo mulu dari dulu," celetuk Vira mengejek papanya itu.

Poernomo memang belum menikah lagi setelah Istrinya meninggal saat itu Vira sudah menginjak usia sepuluh tahun

"Itu juga kan demi kamu, kamu kan dulu yang gak mau ibu tiri," keluh Poernomo.

"Sekarang aku izinin deh kalau papa mau nikah lagi, aku juga udah punya mereka semua kok,"

"Udah tua bangka gini baru di izinin, percuma juga gak akan ada yang mau Vir ... Vir, jawab Poernomo masih dengan candaannya.

Semua orang pun tertawa melihat obrolan Vira dan Papanya itu, Poernomo pun mempersilahkan semuanya untuk menyantap makanan yang telah di sediakan.

"Ya udah ya udah, sekarang kita makan aja gak enak juga kan kalau udah dingin kasian si bibi dari tadi cape nyiapin ini semua, silahkan Pram Sha Ra, Vira kamu juga cepat makan!"

Mereka makan menikmati makanan nya dengan tenang.

Setelah selesai makan Poernomo mengajak Pram ngobrol di ruang kerjanya, sedangkan ketiga sahabat itu asik ngobrol di kamar mewah dan luas Vira.

...****************...

...Ruang kerja Poernomo...

"Pram, om mau ngucapin terima kasih kamu udah bersedia kerja sama perusahaan om. Berkat kamu perusahaan om lebih bisa tetep stabil, kamu liat saham dan juga pendapatan perusahaan om semakin meningkat," lata poernomo sambil menunjukan data grafik kenaikan saham dan pendapatan perusahaan di laptopnya.

"Iya om, gak usah sungkan gitu kita sama sama di untungkan kok, setelah perusahaan saya bekerja sama dengan om perusahaan saya juga akan semakin berkembang dan lebih unggul, om tau sendiri lah perusaan kontruksi di negri kita cukup banyak kalau saya gak pinter menyingkirkan satu persatu saingan saya mungkin perusaan saya sekarang bisa di bawah om," jawab pram.

Begitu lah Pram dan Poernomo, apalagi Pram yang tak mau kalah dan tak mau seorang pun maju melangkahinya. Tapi dengan kepribadian ganda nya, membuat Vira maupun orang di sekelilingnya merasa pram orang yang sangat baik padahal di dunia bisnis dia terkenal sangat kejam.

"Ya ... begitu lah dunia bisnis Pram, kalau kita gak pintar nyusun starategi mungkin kita akan mudah terjatuh," jawab Poernomo seolah setuju terhadap pernyataan Pram.

"Sekarang yang jadi halangan bagi aku mungkin cuma PT Unggul Jaya Prasetya itu."

"Kamu gak usah khawatir soal perusahaan itu Pram, walaupun perusahaan itu cukup besar tapi masih di bawah kamu kok. Prasetya dulunya juga temen saya lagian dia sekarang udah sakit sakitan katanya. Udah gak ada performa buat ngembangin usahanya lagi mungkin sebentar lagi perusahaannya akan benar-benar tenggelam," jawab Poernomo dengan pikiran negatifnya.

"Iya om, ya aku berharap perusahaan Prasetya itu cepat collapse lah," saut Pram dengan tatapan liciknya.

"Iya om harap juga begitu, satu hal lagi Pram," ucap Poernomo membuat Pram penasaran.

"Apa om?"

"Makasih udah tulus dan membuat anak kesayangan saya bahagia," ucap Poernomo yang kemudian menepuk bahu Pram.

"Ya ampun om aku kira apa, tentu om lagian aku juga sayang kok sama Vira om tenang aja aku gak akan pernah nyakitin Vira apalagi buat dia kecewa," jawab Pram meyakinkan Poernomo.

"Iya Pram, boleh aja kita kejam di dunia bisnis tapi saya tetep harus jadi ayah yang baik buat Vira kamu juga tetep harus jadi pasangan yang baik buat dia," jelas nya panjang.

"Iya om aku paham itu kok," jawab Pram singkat

Poernomo mengangguk kemudian menepuk bahu Pram lagi.

"Ya udah om, udah malem juga aku pulang dulu ya, tolong sampaikan ke Vira aku pulang gak enak pamit ke atasnya ada sahabatnya juga kan," ucap Pram pamit.

"Iya Pram nanti om kasih tau Vira, kamu hati-hati di jalan om anterin kamu ke depan ya," jawab Poernomo lalu mengantar Pram sampai ke depan pintunya rumahnya

...****************...

...Kamar Vira...

"Sha, Ra, kalian nginep aja lah udah malem juga kan kalau pulang, takutnya ada yang mau nyulik kalian justru nanti penculiknya kasian pasti nyesel kan," canda Vira sambil tertawa terbahak-bahak.

"Kalau ada yang nyulik kamu mereka pasti beruntung deh vir, coba tebak kenapa?," tanya shasha membuat Vira dan Nara penasaran.

"Ya jelas karena aku cantik," jawab vira dengan percaya diri sambil mengibaskan rambut panjangnya itu

"Karena kamu spesies yang langka, unik dan juga aneh," candanya.

"Enak aja gak lucu tau," sangkal Vira.

"Udah udah Sha Vir kita tidur aja, aku ngantuk," potong Nara yang berbicara sambil menguap.

"iya iya hayu, aku matiin dulu ya lampunya," ucap Vira sambil berjala! mematikan lampu kamarnya

Shasha, Nara dan Vira pun tertidur dengan pulas setelah lama ngobrol dan becanda.

Saat tengah malam tiba tiba Shasha teriak, sehingga Vira dan Nara yang sedang tidur nyenyak pun terbangun.

"Ya ampun Sha kamu kenapa sih malem malem gini bangun teriak lagi," tanya Vira dengan suara yang lirih.

Shasha terdiam karena merasa suasana dalam mimpi buruknya terbawa bangun.

"Emm ... gapapa kok, maafin aku cuma mimpi buruk aja," jawab Shasha dengan nafas terengah engah.

"Emang kamu mimpi apa sha?" tanya Nara.

"Aku mimpi kalian ninggalin aku dan kalian benci sama aku," jawab Shasha yang sedikit ketakutan.

"Itu cuma mimpi Sha, lagian itu gak akan pernah terjadi seandainya terjadi alasan apa yang nantinya akan membuat kita benci sama kamu. Gak akan kok, kamu itu sahabat terbaik kita yah kan Ra," ucap Vira menenangkan.

Shasha pun mengangguk dan Nara langsung memeluk Shasha kemudian di susul Vira, akhirnya Shasha pun tenang dan tidur kembali.

"Aku merasa mimpi itu benar-benar nyata aku takut mereka bener-bener ninggalin juga benci aku, apa mungkin karena pernah mengagumi Pram terus vira tau dan marah Nara juga akhirnya kecewa sama aku ... ah tapi itu gak mungkin," gumam Shasha dalam hati.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Rafa 1234

Rafa 1234

orang-orang yang

2023-06-01

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!