Semua Muridku Adalah Regressor

Semua Muridku Adalah Regressor

Chapter 1 : Transmigrasi

Sore hari di jalanan kota yang cukup padat, seorang pemuda dengan baju sekolah baru saja turun dari sebuah bus berwarna merah menyala.

Pemuda itu memiliki postur tubuh yang cukup tinggi dengan rambut berantakan. Wajahnya tidak tampan, tetapi juga tidak jelek. Yah, seperti standar pria pada umumnya.

Pemuda itu memiliki kulit berwarna putih sedikit kecoklatan. Saat dia baru saja turun dari bus, hal pertama yang ia lakukan adalah melihat jam di ponselnya.

"Sudah jam 5 sore? Hah, manager itu memberiku terlalu banyak pekerjaan. Aku akan langsung pulang dan beristirahat. Tetapi sebelum itu...." ucap pemuda itu dengan nada acuh tak acuh.

Tanpa berbicara lagi, ia mengambil sebuah earphone dari sakunya dan mulai memasangkan earphone itu di telinga kanan dan kirinya.

Setelah menyetel musik dari ponselnya, pemuda itu segera berjalan pulang ke rumahnya.

Pemuda itu bernama Wang Lin, seorang pelajar SMA tahun kedua. Ia telah kehilangan kedua orang tuanya sejak ia memasuki SMP dan ia saat ini hidup sendirian di sebuah rumah peninggalan kedua orang tuanya.

Karena hal itu juga, Wang Lin terpaksa bekerja paruh waktu untuk menghidupi kehidupan sehari-harinya.

Karena Wang Lin adalah seorang pria yang pintar dan juga cerdas, dia mendapatkan beasiswa dan bebas biaya sekolah selama tiga tahun masa pembelajaran.

Meskipun begitu, Wang Lin masih belum dapat memenuhi kebutuhan hariannya hanya dengan upah dari bekerja paruh waktu.

Sesaat sebelum pulang, Wang Lin mampir terlebih dulu di sebuah toko buku yang sering ia kunjungi.

Itu karena toko buku tersebut menyediakan harga yang lebih murah dibandingkan dengan toko buku lainnya.

"Permisi..." Suara lonceng berbunyi saat Wang Lin membuka pintu toko.

Saat pandangan Wang Lin menyapu ke depan, tatapan matanya berhenti pada sosok gadis cantik yang sedang mengepel lantai toko.

Ketika gadis itu mendengar suara lonceng pintu masuk, gadis itu segera berhenti mengepel dan menyambut kedatangan Wang Lin dengan senyuman.

"Oh, itu kamu pelanggan tetap. Apakah kamu datang untuk membeli buku lagi hari ini?"

Penjaga toko itu adalah gadis yang sangat cantik dengan rambut hitam terikat rapi di belakang. Dia empat tahun lebih tua dibandingkan dengan Wang Lin, dia juga merupakan salah satu alasan Wang Lin sering datang ke toko buku tersebut.

Melihat senyuman di wajah gadis cantik itu, Wang Lin sedikit tersipu dan dengan malu menganggukkan kepalanya.

Dia adalah pria normal, bagaimanapun ia akan sangat senang melihat senyuman gadis yang ia sukai.

"Y–Ya, apakah ada seri terbaru Novel itu sudah ada hari ini?" Wang Lin berucap sambil mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Oh, apakah yang kamu maksud adalah Novel Supreme War God?" Gadis cantik itu bertanya.

Wang Lin tanpa basa-basi segera mengangguk, "Ya, apakah seri terkahir dari novel tersebut sudah ada?"

"Hmm, biar aku periksa terlebih dulu." Gadis cantik itu meletakkan pel di dekat dinding sementara dirinya berjalan menuju ke meja kasir untuk mengambil sebuah buku.

"Ketemu... Kamu cukup beruntung ternyata, tiga hari yang lalu, seri terkahir buku tersebut sudah di terbitkan. Kamu bisa mencarinya di rak nomor 4 barisan ketujuh."

Mendengar ucapan gadis cantik itu, Wang Lin menjadi sangat bersemangat. Ia telah menunggu cukup lama untuk dapat membaca seri terkahir dari Novel favoritnya yang berjudul Supreme War God.

Meskipun novel itu tidak begitu populer dan juga tidak memiliki banyak pembaca, tetapi Wang Lin sangat menyukai novel tersebut.

Entah itu tokoh, alur, gaya penulisan, dan beberapa unsur lainnya itu semua tertata dengan sangat rapi.

Bahkan Wang Lin yang sudah membaca banyak novel bertema Kultivasi harus mengakui bahwa Supreme War God merupakan novel terbaik yang pernah ia baca.

Apalagi plot yang tak terduga dia setiap bab novel sangat membuat Wang Lin penasaran untuk membaca kelanjutannya.

"Umm, berapa harga untuk novel ini?" Wang Lin kembali ke meja kasir sambil menyerahkan buku di tangannya.

Ia tidak tahu berapa harga novel tersebut karena tidak tercantum harga di bagian sampul novelnya.

Gadis cantik itu tersenyum manis sambil menyerahkan buku itu kembali pada Ling Chen.

"Karena hari ini adalah hari ulang tahun kakak, jadi kakak yang akan membayarnya untukmu."

"T–Tapi..."

Belum sampai Wang Lin menyelesaikan ucapannya, mulutnya sudah tertutup oleh jari telunjuk dari gadis penjaga toko itu.

"Terimalah..."

Wang Lin sedikit ragu untuk sesaat, tetapi tak berselang lama, ia akhirnya menerima pemberian gadis itu.

"Terimakasih kakak, aku pasti akan mengembalikan ini di masa depan." Wang Lin membungkukkan badannya sebagai ucapan terimakasih.

Setelah itu, Wang Lin berjalan keluar dari dalam toko kemudian berlari menuju ke rumahnya.

"Ha, dia pria yang cukup manis. Andai saja jika bukan karena hal itu, aku mungkin sudah membuatnya jadi milikku."

Gadis cantik itu tersenyum sesaat kemudian segera mengambil pel dan mulai melanjutkan untuk mengepel lantai toko.

Sementara itu, Wang Lin yang sudah sampai di depan rumahnya buru-buru melepas sepatu dan juga seragam sekolahnya.

Ia bahkan tidak mandi terlebih dahulu dan langsung berlari menaiki anak tangga dan menuju ke kamarnya.

"Ha, saatnya aku melanjutkan membaca seri ini setelah hampir satu tahun tidak ada kabar. Kuharap ending dari novel ini tidak mengecewakan." Wang Lin dengan penuh antusias mulai membuka halaman pertama.

Ia terus membalik lembaran demi lembaran tanpa menyadari bahwa malam hari telah tiba.

Karena Wang Lin tenggelam dalam membaca cerita novel itu, dia akhirnya memutuskan untuk membaca novel itu sampai halaman terkahir.

Waktu di jam dinding tepat menunjukkan pukul 11 malam. Dia menutup lembaran terakhir dari novel itu dan menghela nafas panjang.

Ekspresinya benar-benar baik dengan senyuman cerah di wajahnya.

"Sial, pertarungan terakhir tadi benar-benar epik. Bahkan bagian epilognya juga sangat bagus. Tidak sia-sia aku menunggu satu tahun untuk menunggu seri ini." Wang Lin berbicara dengan dirinya.

Dia melihat kearah jam dinding dan terkejut dengan waktu yang di tunjukkan oleh jam itu.

"Astaga, aku terlalu tenggelam membaca novel ini. Aku harus segera tidur dan bangun pagi-pagi."

Wang Lin pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, dia mematikan seluruh lampu rumah dan pergi tidur.

Pagi harinya di jalanan kota yang terbilang cukup sepi, Wang Lin berjalan santai sambil memakai earphone di telinganya.

Saat Wang Lin hampir sampai di halte bus, dia melihat kerumunan orang berlari seolah di kejar oleh sesuatu.

"Eh, permisi apa yang–..."

"Minggir idiot, jika tidak mau mati maka larilah!"

Teriak pria paruh baya yang menabrak tubuh Wang Lin.

Seolah memahami apa yang terjadi, Wang Lin juga ikut berlari bersama kerumunan itu.

Tetapi langkahnya terhenti saat mendengar teriakan dari seorang perempuan.

Dia sangat mengenal suara itu karena dia mendengarnya hampir setiap hari..

"Sialan!!.."

Wang Lin menerobos melewati kerumunan dengan ekspresi khawatir. Hanya ketika dia telah melewati kerumunan orang-orang itu, dia melihat dengan jelas seorang pria dengan membawa pisau yang dipenuhi darah dan juga seorang gadis tergeletak tidak berdaya di tanah.

Kedua kakinya berdarah seolah itu dilukai dengan sengaja.

"Kekeke, menyiksa gadis cantik sepertimu benar-benar membuatku bergairah. Setelah aku menggores seluruh wajahmu, aku akan beralih ke tubuhmu, kemudian baru membunuhmu. Bukankah itu ... MENYENANGKAN??"

Gadis itu tidak menjawab, wajahnya pucat dan dia bahkan tidak berani berbicara.

Dia memejamkan kedua matanya sambil berkata, "Kumohon... Seseorang..."

Tepat pada saat itu juga, dia mendengar suara seorang laki-laki yang tidak asing di telinganya.

"Kakak cepatlah pergi, aku akan menahannya."

Saat dia membuka matanya, dia melihat Wang Lin. Seorang pelanggan tetap di toko bukunya.

Dia tidak pernah menduga bahwa dia akan di selamatkan olehnya di saat semua orang berlari ketakutan.

Mengalihkan pandangannya, dia melihat pembunuh itu bangun sambil memegangi kepalanya.

"Kau pria sialan!! Matilah..."

Pembunuh itu berlari kearah Wang Lin, sambil menghunus pisau ke tubuh Wang Lin. "Cepat pergi!!"

Wang Lin menghindari serangan pisau itu dengan cukup baik, tetapi nyatanya dia murni menghindari itu dengan keberuntungan.

"Ggrrr... Dasar bajingan!! Mati! Mati! Mati!."

Pembunuh itu menggumamkan hal yang sama berulang, kali tetapi setiap kali dia mengayunkan pisaunya, Wang Lin selalu bisa menghindari serangannya.

Bang!!!

Sebuah pukulan secara mengejutkan mengenai kepalanya, darah mengalir keluar melalui mata kirinya.

Itu benar-benar membuat pembunuh itu sangat marah.

"Sialan, matilah bocah!!..."

Pembunuh itu bergerak jauh lebih cepat dari sebelumnya, bahkan sebelum Wang Lin bisa bereaksi, pisau di tangan pembunuh itu sudah menusuk tepat di perutnya.

"A... Khakk..." Darah menyembur keluar dari mulut Wang Lin, dia terjatuh dengan rasa sakit mengalir ke seluruh tubuhnya.

"Buahahaha... Bersikao menjadi pahalawan, ini adalah akhir untukmu." Ucap pembunuh itu.

Dia tidak membunuh Wang Lin tetapi duduk diam menikmati Wang Lin mencoba sekuat tenaga untuk berdiri.

Bang!!!

Tubuhnya terbang sebelum jatuh tak berdaya di pinggir jalan. Mulutnya mengeluarkan lebih banyak darah.

Kepalanya terasa sangat pusing, "Haa... Apakah ini akhirnya, aku selalu melakukan yang terbaik sampai saat ini. Tapi minat gadis itu selamat, entah kenapa aku tidak begitu menyesal."

"Kedua orangtuaku juga telah meninggal 5 tahun yang lalu, aku tidak memiliki penyesalan lagi di dunia ini."

Sebelum Wang Lin kehilangan kesadarannya, dia mendengar suara tembakan dan juga suara dari seorang gadis yang tidak asing di telinganya.

Gadis itu menangis sambil terus berkata pada Wang Lin untuk tetap hidup.

"Hiks.. Hiks, kumohon bertahanlah sedikit lebih lama, ambulan akan segera datang menjemputmu."

Wang Lin dengan sedikit kesadarannya tersenyum, dia tidak mengatakan apapun tetapi gadis itu sudah mengerti apa yang ingin Wang Lin katakan.

Perlahan, pandangan Wang Lin memudar dan kemudian berubah sepenuhnya menjadi gelap.

Saat itu juga, terjadi gelombang yang mengejutkan di sebuah dunia yang terlihat jauh berbeda di bandingkan Bumi.

Yah, di tempat itu. Jiwa Wang Lin bertransmigrasi ke tubuh seseorang yang tinggal jauh di pedalaman gunung.

***

To Be Continued.

Terpopuler

Comments

Whats Shapt

Whats Shapt

ok

2023-07-28

0

Aldi Bakat

Aldi Bakat

Menarik😁

2023-06-03

1

Hp Kentang

Hp Kentang

up terus thor

2023-05-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!