Sore hari di jalanan kota yang cukup padat, seorang pemuda dengan baju sekolah baru saja turun dari sebuah bus berwarna merah menyala.
Pemuda itu memiliki postur tubuh yang cukup tinggi dengan rambut berantakan. Wajahnya tidak tampan, tetapi juga tidak jelek. Yah, seperti standar pria pada umumnya.
Pemuda itu memiliki kulit berwarna putih sedikit kecoklatan. Saat dia baru saja turun dari bus, hal pertama yang ia lakukan adalah melihat jam di ponselnya.
"Sudah jam 5 sore? Hah, manager itu memberiku terlalu banyak pekerjaan. Aku akan langsung pulang dan beristirahat. Tetapi sebelum itu...." ucap pemuda itu dengan nada acuh tak acuh.
Tanpa berbicara lagi, ia mengambil sebuah earphone dari sakunya dan mulai memasangkan earphone itu di telinga kanan dan kirinya.
Setelah menyetel musik dari ponselnya, pemuda itu segera berjalan pulang ke rumahnya.
Pemuda itu bernama Wang Lin, seorang pelajar SMA tahun kedua. Ia telah kehilangan kedua orang tuanya sejak ia memasuki SMP dan ia saat ini hidup sendirian di sebuah rumah peninggalan kedua orang tuanya.
Karena hal itu juga, Wang Lin terpaksa bekerja paruh waktu untuk menghidupi kehidupan sehari-harinya.
Karena Wang Lin adalah seorang pria yang pintar dan juga cerdas, dia mendapatkan beasiswa dan bebas biaya sekolah selama tiga tahun masa pembelajaran.
Meskipun begitu, Wang Lin masih belum dapat memenuhi kebutuhan hariannya hanya dengan upah dari bekerja paruh waktu.
Sesaat sebelum pulang, Wang Lin mampir terlebih dulu di sebuah toko buku yang sering ia kunjungi.
Itu karena toko buku tersebut menyediakan harga yang lebih murah dibandingkan dengan toko buku lainnya.
"Permisi..." Suara lonceng berbunyi saat Wang Lin membuka pintu toko.
Saat pandangan Wang Lin menyapu ke depan, tatapan matanya berhenti pada sosok gadis cantik yang sedang mengepel lantai toko.
Ketika gadis itu mendengar suara lonceng pintu masuk, gadis itu segera berhenti mengepel dan menyambut kedatangan Wang Lin dengan senyuman.
"Oh, itu kamu pelanggan tetap. Apakah kamu datang untuk membeli buku lagi hari ini?"
Penjaga toko itu adalah gadis yang sangat cantik dengan rambut hitam terikat rapi di belakang. Dia empat tahun lebih tua dibandingkan dengan Wang Lin, dia juga merupakan salah satu alasan Wang Lin sering datang ke toko buku tersebut.
Melihat senyuman di wajah gadis cantik itu, Wang Lin sedikit tersipu dan dengan malu menganggukkan kepalanya.
Dia adalah pria normal, bagaimanapun ia akan sangat senang melihat senyuman gadis yang ia sukai.
"Y–Ya, apakah ada seri terbaru Novel itu sudah ada hari ini?" Wang Lin berucap sambil mengalihkan pandangannya kearah lain.
"Oh, apakah yang kamu maksud adalah Novel Supreme War God?" Gadis cantik itu bertanya.
Wang Lin tanpa basa-basi segera mengangguk, "Ya, apakah seri terkahir dari novel tersebut sudah ada?"
"Hmm, biar aku periksa terlebih dulu." Gadis cantik itu meletakkan pel di dekat dinding sementara dirinya berjalan menuju ke meja kasir untuk mengambil sebuah buku.
"Ketemu... Kamu cukup beruntung ternyata, tiga hari yang lalu, seri terkahir buku tersebut sudah di terbitkan. Kamu bisa mencarinya di rak nomor 4 barisan ketujuh."
Mendengar ucapan gadis cantik itu, Wang Lin menjadi sangat bersemangat. Ia telah menunggu cukup lama untuk dapat membaca seri terkahir dari Novel favoritnya yang berjudul Supreme War God.
Meskipun novel itu tidak begitu populer dan juga tidak memiliki banyak pembaca, tetapi Wang Lin sangat menyukai novel tersebut.
Entah itu tokoh, alur, gaya penulisan, dan beberapa unsur lainnya itu semua tertata dengan sangat rapi.
Bahkan Wang Lin yang sudah membaca banyak novel bertema Kultivasi harus mengakui bahwa Supreme War God merupakan novel terbaik yang pernah ia baca.
Apalagi plot yang tak terduga dia setiap bab novel sangat membuat Wang Lin penasaran untuk membaca kelanjutannya.
"Umm, berapa harga untuk novel ini?" Wang Lin kembali ke meja kasir sambil menyerahkan buku di tangannya.
Ia tidak tahu berapa harga novel tersebut karena tidak tercantum harga di bagian sampul novelnya.
Gadis cantik itu tersenyum manis sambil menyerahkan buku itu kembali pada Ling Chen.
"Karena hari ini adalah hari ulang tahun kakak, jadi kakak yang akan membayarnya untukmu."
"T–Tapi..."
Belum sampai Wang Lin menyelesaikan ucapannya, mulutnya sudah tertutup oleh jari telunjuk dari gadis penjaga toko itu.
"Terimalah..."
Wang Lin sedikit ragu untuk sesaat, tetapi tak berselang lama, ia akhirnya menerima pemberian gadis itu.
"Terimakasih kakak, aku pasti akan mengembalikan ini di masa depan." Wang Lin membungkukkan badannya sebagai ucapan terimakasih.
Setelah itu, Wang Lin berjalan keluar dari dalam toko kemudian berlari menuju ke rumahnya.
"Ha, dia pria yang cukup manis. Andai saja jika bukan karena hal itu, aku mungkin sudah membuatnya jadi milikku."
Gadis cantik itu tersenyum sesaat kemudian segera mengambil pel dan mulai melanjutkan untuk mengepel lantai toko.
Sementara itu, Wang Lin yang sudah sampai di depan rumahnya buru-buru melepas sepatu dan juga seragam sekolahnya.
Ia bahkan tidak mandi terlebih dahulu dan langsung berlari menaiki anak tangga dan menuju ke kamarnya.
"Ha, saatnya aku melanjutkan membaca seri ini setelah hampir satu tahun tidak ada kabar. Kuharap ending dari novel ini tidak mengecewakan." Wang Lin dengan penuh antusias mulai membuka halaman pertama.
Ia terus membalik lembaran demi lembaran tanpa menyadari bahwa malam hari telah tiba.
Karena Wang Lin tenggelam dalam membaca cerita novel itu, dia akhirnya memutuskan untuk membaca novel itu sampai halaman terkahir.
Waktu di jam dinding tepat menunjukkan pukul 11 malam. Dia menutup lembaran terakhir dari novel itu dan menghela nafas panjang.
Ekspresinya benar-benar baik dengan senyuman cerah di wajahnya.
"Sial, pertarungan terakhir tadi benar-benar epik. Bahkan bagian epilognya juga sangat bagus. Tidak sia-sia aku menunggu satu tahun untuk menunggu seri ini." Wang Lin berbicara dengan dirinya.
Dia melihat kearah jam dinding dan terkejut dengan waktu yang di tunjukkan oleh jam itu.
"Astaga, aku terlalu tenggelam membaca novel ini. Aku harus segera tidur dan bangun pagi-pagi."
Wang Lin pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, dia mematikan seluruh lampu rumah dan pergi tidur.
Pagi harinya di jalanan kota yang terbilang cukup sepi, Wang Lin berjalan santai sambil memakai earphone di telinganya.
Saat Wang Lin hampir sampai di halte bus, dia melihat kerumunan orang berlari seolah di kejar oleh sesuatu.
"Eh, permisi apa yang–..."
"Minggir idiot, jika tidak mau mati maka larilah!"
Teriak pria paruh baya yang menabrak tubuh Wang Lin.
Seolah memahami apa yang terjadi, Wang Lin juga ikut berlari bersama kerumunan itu.
Tetapi langkahnya terhenti saat mendengar teriakan dari seorang perempuan.
Dia sangat mengenal suara itu karena dia mendengarnya hampir setiap hari..
"Sialan!!.."
Wang Lin menerobos melewati kerumunan dengan ekspresi khawatir. Hanya ketika dia telah melewati kerumunan orang-orang itu, dia melihat dengan jelas seorang pria dengan membawa pisau yang dipenuhi darah dan juga seorang gadis tergeletak tidak berdaya di tanah.
Kedua kakinya berdarah seolah itu dilukai dengan sengaja.
"Kekeke, menyiksa gadis cantik sepertimu benar-benar membuatku bergairah. Setelah aku menggores seluruh wajahmu, aku akan beralih ke tubuhmu, kemudian baru membunuhmu. Bukankah itu ... MENYENANGKAN??"
Gadis itu tidak menjawab, wajahnya pucat dan dia bahkan tidak berani berbicara.
Dia memejamkan kedua matanya sambil berkata, "Kumohon... Seseorang..."
Tepat pada saat itu juga, dia mendengar suara seorang laki-laki yang tidak asing di telinganya.
"Kakak cepatlah pergi, aku akan menahannya."
Saat dia membuka matanya, dia melihat Wang Lin. Seorang pelanggan tetap di toko bukunya.
Dia tidak pernah menduga bahwa dia akan di selamatkan olehnya di saat semua orang berlari ketakutan.
Mengalihkan pandangannya, dia melihat pembunuh itu bangun sambil memegangi kepalanya.
"Kau pria sialan!! Matilah..."
Pembunuh itu berlari kearah Wang Lin, sambil menghunus pisau ke tubuh Wang Lin. "Cepat pergi!!"
Wang Lin menghindari serangan pisau itu dengan cukup baik, tetapi nyatanya dia murni menghindari itu dengan keberuntungan.
"Ggrrr... Dasar bajingan!! Mati! Mati! Mati!."
Pembunuh itu menggumamkan hal yang sama berulang, kali tetapi setiap kali dia mengayunkan pisaunya, Wang Lin selalu bisa menghindari serangannya.
Bang!!!
Sebuah pukulan secara mengejutkan mengenai kepalanya, darah mengalir keluar melalui mata kirinya.
Itu benar-benar membuat pembunuh itu sangat marah.
"Sialan, matilah bocah!!..."
Pembunuh itu bergerak jauh lebih cepat dari sebelumnya, bahkan sebelum Wang Lin bisa bereaksi, pisau di tangan pembunuh itu sudah menusuk tepat di perutnya.
"A... Khakk..." Darah menyembur keluar dari mulut Wang Lin, dia terjatuh dengan rasa sakit mengalir ke seluruh tubuhnya.
"Buahahaha... Bersikao menjadi pahalawan, ini adalah akhir untukmu." Ucap pembunuh itu.
Dia tidak membunuh Wang Lin tetapi duduk diam menikmati Wang Lin mencoba sekuat tenaga untuk berdiri.
Bang!!!
Tubuhnya terbang sebelum jatuh tak berdaya di pinggir jalan. Mulutnya mengeluarkan lebih banyak darah.
Kepalanya terasa sangat pusing, "Haa... Apakah ini akhirnya, aku selalu melakukan yang terbaik sampai saat ini. Tapi minat gadis itu selamat, entah kenapa aku tidak begitu menyesal."
"Kedua orangtuaku juga telah meninggal 5 tahun yang lalu, aku tidak memiliki penyesalan lagi di dunia ini."
Sebelum Wang Lin kehilangan kesadarannya, dia mendengar suara tembakan dan juga suara dari seorang gadis yang tidak asing di telinganya.
Gadis itu menangis sambil terus berkata pada Wang Lin untuk tetap hidup.
"Hiks.. Hiks, kumohon bertahanlah sedikit lebih lama, ambulan akan segera datang menjemputmu."
Wang Lin dengan sedikit kesadarannya tersenyum, dia tidak mengatakan apapun tetapi gadis itu sudah mengerti apa yang ingin Wang Lin katakan.
Perlahan, pandangan Wang Lin memudar dan kemudian berubah sepenuhnya menjadi gelap.
Saat itu juga, terjadi gelombang yang mengejutkan di sebuah dunia yang terlihat jauh berbeda di bandingkan Bumi.
Yah, di tempat itu. Jiwa Wang Lin bertransmigrasi ke tubuh seseorang yang tinggal jauh di pedalaman gunung.
***
To Be Continued.
Dunia Mortal~
Seperti namanya, ini adalah sebuah dunia yang memiliki esensi yang disebut sebagai energi spiritual.
Semua orang yang ada di dunia itu memanfaatkan energi spiritual itu untuk berlatih dan meningkatkan kekuatan mereka.
Mereka mengolah energi spiritual di dalam tubuh dan memadatkannya di salah satu bagian di dalam tubuh, bagian itu bernama Dantian.
Dantian berada tepat di bawah pusar seseorang, itu akan terus meluas bersama meningkatnya Kultivasi seseorang.
Energi spiritual yang telah di padatkan dan di simpan di dalam Dantian bernama Qi. Bagi seorang Kultivator, mereka memanfaatkan Qi tersebut untuk mengolah tubuh menjadi lebih kuat dan meningkatkan darah, tendon, tulang, otot, dan sebagainya.
Sebagai cara mengalirkan Qi tersebut, seorang Kultivator memerlukan sebuah Meridian.
Ada banyak Meridian di dalam tubuh seorang Kultivator, itu layaknya pembuluh darah bagi mereka.
Karena hal itu juga, di dunia mortal terdapat semua hukum rimba. Yang kuat adalah yang berkuasa, orang yang tidak memiliki kekuatan hanya memiliki sedikit peluang untuk bertahan hidup di dunia yang berbahaya itu.
Dunia mortal sendiri terbagi menjadi 5 benua, kelima benua itu memerintah masing-masing wilayah.
Benua Dangsha (Berada di bagian Utara Dunia Mortal) Benua ini lebih di dominasi oleh ras-ras beastman. Beastman sendiri adalah ras dengan tubuh manusia tetapi wujudnya seperti binatang.
Benua Iblis (Berada di bagian timur Dunia Mortal) Seperti namanya, di Benua Iblis hanya ras iblis yang bisa hidup. Ras selain mereka bahkan tidak dapat bertahan selama satu jam. Hal itu karena udara di sana tidak cocok dengan ras selain ras iblis.
Benua Langit (Berada di bagian selatan Dunia Mortal) Benua ini di dominasi oleh ras-ras manusia, meskipun secara kekuatan mereka kalah jauh dengan benua Dangsha dan Benua Iblis, tetapi ras manusia dapat mengunggulinya dengan bakat bawaan.
Tanah Kekacauan (Terletak di bagian barat Dunia Mortal) Tidak ada yang tahu apa yang ada di tanah Kekacauan, bahkan kekuatan puncak Benua Langit sama sekali tidak dapat keluar hidup-hidup dari sana.
Benua Utama (Berada di bagian tengah Dunia Mortal) Benua Utama adalah yang terkuat di Dunia Mortal, para ahli di sana beberapa kali lebih kuat dibandingkan benua lainnya. Tetapi tidak ada satupun Kultivator dari Benua Utama yang berani menginjakkan kaki di Tanah Kekacauan.
Benua Langit, Hutan Terlarang~
Di sebuah rumah kayu yang sudah sangat tua, terlihat tubuh seorang laki-laki yang tergeletak di halaman rumah itu.
Tidak ada yang tahu apakah laki-laki itu masih hidup atau sudah mati.
Tetapi beberapa saat kemudian, tubuh laki-laki itu mengeluarkan sinar cahaya keemasan untuk beberapa detik sebelum menghilang sepenuhnya.
Tepat ketika sinar cahaya itu menghilang, tubuh laki-laki yang terbaring itu tiba-tiba bergerak. Dia duduk sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing.
"Ahh, apa-apaan ini..."
Ketika pikirannya menjadi tenang, laki-laki itu melihat ke sekitarnya dan melihat suasana yang terasa asing.
"Dimana ini? Bukankah waktu itu–."
Ucapannya terhenti karena rasa sakit yang tiba-tiba menyerang kepalanya.
Pada saat yang sama, sebuah layar transparan muncul di depannya secara tiba-tiba.
Ding.
(Mengkonfirmasi adanya tubuh baru yang memiliki kecocokan 100%)
(Sinkronkan dimulai, harap host tetap menjaga kesadarannya selama sinkronisasi)
Deg–
Seolah jutaan jarum menusuk kedalam kepalanya, laki-laki itu berlutut dengan kedua matanya memutih.
Dia meronta di tanah sambil menahan rasa sakit yang terus bergejolak di dalam kepalanya.
"Arghh.. Sialan, kenapa aku harus menahan semua ini.."
Bibirnya bergetar, dia secara terus menerus hampir kehilangan kesadaran dirinya. Tetapi dia memaksa untuk tidak menyerah.
Pada akhirnya, rasa sakit itu menghilang setelah satu jam berlalu, pikirannya tiba-tiba menjadi kosong. Hal yang ia ingat sebelum kehilangan kesadarannya adalah munculnya layar hologram di di depannya.
(Berhasil mensinkronisasikan ingatan dengan jiwa baru. Sebagai hadiah, host mendapatkan mata penilaian)
Malam hari tiba, matahari menghilang digantikan oleh bulan dan juga ribuan bintang di atas langit.
Di depan rumah kayu tua, laki-laki yang kehilangan kesadarannya tadi terbangun.
Hal pertama yang ia sadari ketika ia terbangun adalah adanya ingatan lain di dalam kepalanya.
Setelah beberapa menit memahami hal itu, dia menghela nafas dan berkata.
"Hahh, jadi setelah kematianku waktu itu. Jiwaku secara tidak sengaja bertransmigrasi kedalam tubuh ini." Dia kembali menghela nafas dan kembali berkata.
"Aku benar-benar tidak menduga bahwa hal-hal yang tidak masuk akal yang aku baca dari novel di bumi dulu benar-benar terjadi padaku."
"Menurut ingatan memiliki tubuh ini, dia memiliki nama yang sama denganku. Orang tuanya di jebak dan di eksekusi di hadapan seluruh anggota keluarga."
"Setelah kematian orang tuanya, Patriak keluarga itu mencoba membunuh anak ini. Sayangnya keberuntungan berpihak padanya."
"Dia berhasil melarikan diri dengan artefak yang diberikan oleh ibunya dan berakhir di tempat ini."
Setelah memahami semua itu, Wang Lin merasa darah di tubuhnya mendidih karena amarah.
"Keluarga Wang, aku Wang Lin pasti tidak akan melupakan apa yang kalian lakukan pada orang tuaku."
"Mata di balas mata, darah di balas dengan darah, dan nyawa harus di balas dengan nyawa."
"Kalian semua pasti akan kuhancurkan."
Meski begitu, Wang Lin sama sekali tidak tahu bagaimana cara untuk membalas dendam pada keluarga Wang.
Dalam ingatan pemilik tubuh sebelumnya, Keluarga Wang adalah salah satu dari 3 keluarga besar di Kota Xia. Jika dia ingin membalas dendam, basis Kultivasinya setidaknya harus berada di tanah Martial Grandmaster.
Di Dunia Mortal, Ranah Kultivasi di bagi menjadi :
Qi Refining, Foundation Establishment, Martial Spirit, Martial Master, Martial Grandmaster, Martial King, Martial Emperor, Martial Ancestor, Martial Celestial, dan Martial Supreme.
Masing-masing ranah di bagi menjadi empat, yaitu : Awal, Menengah, Akhir, dan Puncak.
Hanya setelah seorang Kultivator melangkah ke tanah Martial Celestial, maka dia harus menjadi setengah langkah Martial Supreme dan menghadapi Kesengsaraan Surgawi untuk menjadi Martial Supreme sejati.
Saat ini, basis Kultivasi Wang Lin hanya berada di ranah Foundation Establishment Awal.
Untuk seseorang seumuran Wang Lin, dia bisa di anggap sebagai seorang jenius karena berhasil menembus ke ranah Foundation Establishment di usia yang ke 17 tahun.
"Benar juga, aku tiba-tiba teringat dengan layar hologram yang muncul saat aku terbangun tadi." Wang Lin melebarkan matanya karena teringat sesuatu.
"Layar status..."
Dalam sekejap, layar hologram itu kembali muncul dengan tampilan yang jauh berbeda.
Di dalam layar hologram itu menunjukkan Nama, Kultivasi, Budidaya, dan beberapa hal lainnya.
Melihat layar statusnya, tatapannya terhenti pada kata yang ada di bagian tekniknya.
"Mata Penilai? Apa ini, bagaimana caraku menggunakannya..?"
Di tengah kebingungan itu, Wang Lin mendengar suara ledakan yang tidak jauh dari lokasinya.
"Hah? Apa yang barusan terjadi..."
Karena penasaran, Wang Lin seketika berlari menuju tempat suara itu. Hanya membutuhkan satu setengah menit baginya untuk sampai.
Ketika dia melihat apa yang terjadi di balik pepohonan, dia melihat seorang gadis muda yang tubuhnya dipenuhi dengan bekas luka dan aliran darah.
"Sial, apa yang dialkukan gadis itu di tempat ini. Kultivasinya hanya berada di ranah Qi Refining awal, sedangkan lawannya..."
Itu adalah seekor harimau sebesar dua meter, tekanan yang keluar dari tubuhnya membuat Wang Lin bergidik ketakutan.
"Sialan, harimau itu harusnya berada di ranah Foundation Establishment menengah, aku jelas bukan lawannya." Batin Wang Lin.
"Haruskah aku lari saja?"
Plak!
Wang Lin seketika menampar wajahnya untuk menghilangkan pemikiran itu.
"Tch, tidak peduli apakah aku bisa mengalahkannya atau tidak. Aku harus tetap menyelamatkannya gadis itu."
Dengan begitu, Wang Lin mengepalkan tangannya dan melesat keluar melalui pepohonan.
***
To Be Continued.
Whuss!!
Siluet hitam melesat keluar dari pepohonan dengan kecepatan yang tidak terduga.
Bahkan sebelum memberi harimau itu bereaksi, pukulan Wang Lin secara telak mengenai kepalanya dan menerbangkan harimau itu beberapa meter jauhnya.
"Tch, kepalanya sangat keras. Kurasa kepalan tanganku sedikit retak."
Wang Lin mengalihkan pandangannya pada gadis muda yang sedang tertegun karena sebuah kejadian yang tidak terduga.
"Apa yang kau lakukan, cepat lari..'
Tanpa menunda waktu sedetikpun, Wang Lin meraih lengan gadis itu dan membawanya lari bersamanya.
"H–Hei, tidak bisakah kau berlari lebih cepat?" Wang Lin mengerutkan keningnya melihat seberapa lambat kecepatan lari gadis itu.
"...."
Gadis itu tidak menjawab, dia hanya menatap Wang Lin dengan tatapan kosong tanpa ekspresi.
"Sial, jika kita terus bergerak dengan kecepatan ini. Takkan butuh waktu lama untuk harimau itu menyusul kita berdua." Batin Wang Lin sedikit khawatir.
"Kurasa aku tidak punya pilihan lain..."
Wang Lin berhenti, dia menarik gadis yang ada di sampingnya kemudian menggendongnya layaknya tuan putri.
"Pegangan erat pada leherku..."
Bum!
Kecepatan Wang Lin melonjak secara signifikan. Tetapi, kurang dari sepuluh menit, harimau itu sudah berada tepat di belakangnya.
"Apa!!..."
Salshh!!
Cakaran berbentuk Qi terbang dan menyerang Wang Lin tepat di punggungnya.
Dia terjatuh sambil memuntahkan aliran darah dari mulutnya. Dia melihat gadis itu tergeletak tidak jauh darinya, dia menggertakkan giginya dan berteriak.
"Gadis kecil, cepat pergi.. Aku akan menahannya disini."
Seolah terkejut dengan apa yang Wang Lin katakan, gadis itu tidak bergerak sedikitpun dari tempatnya.
Wang Lin menghela nafas berat sambil menghapus bekas darah di bibirnya. Dia memutar otaknya mencari cara untuk keluar dari situasi berbahaya ini.
Meski begitu, dia tidak bisa menemukan satupun cara yang membuatnya bisa keluar dari situasi itu.
Detik berikutnya, harimau itu melesat kearah Wang Lin dengan cakarnya yang sangat tajam.
Beruntungnya, Wang Lin menghindari setiap serangan dari harimau meskipun itu nyaris membunuhnya.
"Hah hah hah... Jika terus seperti ini, tidak butuh waktu lama sebelum harimau ini membunuhku." Wang Lin merasa bahwa kesempatannya bertahan hidup nyaris nol.
Meskipun dia bisa menghindari serangan harimau itu, tetapi staminanya terus terkuras dalam jumlah besar.
Tepat pada saat itu, dia mendengar suara seorang perempuan dari belakangnya.
"Tuan, ambil ini..."
Dia berbalik dan melihat sebuah pedang terbang kearahnya, dia juga melihat gadis kecil itu masih belum melarikan diri.
Wang Lin tidak tahu harus berbuat apa dalam situasi itu, "Gadis bodoh, aku mempertaruhkan nyawaku untuk menyelamatkanmu. Lalu kenapa kau masih ada disini." Teriak Wang Lin.
Gadis itu tidak menjawab, dia hanya berdiri di samping pohon sambil memegangi lengannya yang terluka.
"Tuan, di belakangmu!!."
Mendengar teriakan dari gadis itu, Wang Lin segera berbalik. Tetapi serangan harimau itu tepat mengenai perutnya.
Tubuhnya terhempas jauh puluhan meter, darah kembali keluar melalui mulutnya.
"Untung saja, aku melapisi tubuhku dengan Qi. Jika tidak, aku takut serangan itu akan membelah tubuhku menjadi dua bagian." Batin Wang Lin.
Dia kembali berdiri, wajahnya menjadi semakin pucat karena kehilangan banyak darah.
Ketika harimau itu kembali melesat kearahnya, kedua mata Wang Lin tiba-tiba bercahaya.
"Eh? Apa ini!!"
Apa yang Wang Lin lihat saat itu adalah informasi dari harimau itu dalam bentuk layar hologram kecil.
(Harimau emas)
(Kultivasi : Foundation Establishment menengah)
(Elemen : Tidak ada)
(Kondisi : Terluka)
Dengan informasi yang di berikan oleh sistemnya, Wang Lin melihat tanda merah yang ada di leher harimau itu.
Pergerakan harimau itu juga sedikit melambat yang menyebabkan Wang Lin melihat celah darinya.
"Aku akan mengakhiri ini dengan satu serangan."
Wang Lin mengingat kembali bagiamana pemilik tubuh sebelumnya mengeluarkan sebuah teknik bernama tebasan petir.
Teknik itu menguras Qi dalam jumlah yang sangat banyak. Okeh karena itu, Wang Lin hanya menggunakannya saat merasa bahwa satu serangan itu bisa mengakhiri musuhnya.
"Leher itu, aku harus memenggalnya dalam satu serangan ini. Jika tidak..."
Wang Lin melepaskan seluruh Qi di dalam Dantiannya, aliran energi itu segera terserap kedalam pedang yang ada di genggaman Wang Lin.
Pedang itu secara sekilas mengeluarkan kilatan petir yang tidak biasa.
Hanya setelah jarak antara Wang Lin dan harimau itu kurang dari lima meter, tubuh Wang Lin menghilang dan secara mengejutkan muncul di atas harimau itu.
"Inilah kematianmu sialan!!!"
Slashh!!!
Kecepatan Wang Lin dalam melepaskan serangan itu sama sekali tidak bisa di ikuti oleh harimau emas.
Tepat pada detik berikutnya, pandangan Wang Lin secara bertahap memudar. Pedang yang ada di tangannya terlepas dan tubuhnya terjatuh di atas tanah.
Sesaat sebelum dia kehilangan kesadarannya, dia melihat gadis itu berlari kearahnya.
"Aku senang dia baik-baik saja..."
***
Malam harinya, di tengah hutan yang dipenuhi oleh binatang buas. Terlihat seorang laki-laki yang tertidur dengan tubuh dipenuhi dengan bulatan kain dan seorang perempuan yang menggunakan pahanya sebagai bantal untuk laki-laki itu.
Beberapa saat kemudian, laki-laki itu akhirnya terbangun.
"Ahh, ini nyaman sekali. Apakah aku sudah berada di surga?" Ucap Wang Lin.
"T–Tuan, akhirnya kamu bangun..."
Baru ketika Wang Lin mendengar suara itu, dia menyadari bahwa dia masih hidup.
"Eh?... Aku belum mati? Lalu ini..."
Ketika dia melihat bahwa bantal yang dia gunakan adalah paha gadis itu, dia segera duduk menjauh dan mencoba memahami apa yang sedang terjadi.
Tiba-tiba, sekujur tubuhnya terasa sangat sakit dan sulit untuk d gerakkan. Dia bisa melihat kain yang menutup bekas lukanya dari pertarungan siang tadi.
Dia menatap gadis itu dan bertanya, "Ini, apakah kamu yang melakukannya?"
Gadis itu tersenyum sambil menganggukkan kepalanya, "Terimakasih sudah menyelematkanku tuan."
"Tidak-tidak, jangan memanggilku seperti itu. Aku lebih suka jika kau memanggilku Wang Lin." Tegas Wang Lin.
Gadi itu tidak menjawab, dia hanya terus menatap Wang Lin tanpa mempedulikan sekitarnya.
"Ih benar juga, siapa namamu? Apa yang di lakukan gadis muda sepertimu di hutan ini dengan basis Kultivasi yang hanya di ranah Qi Refining." Wang Lin bertanya.
Dia menatap gadis itu cukup lama, dia memiliki rambut hitam panjang yang terurai. Alis yang tajam, kulit seputih salju, dan juga wajah yang sangat cantik.
Bahkan bagi Wang Lin, kecantikan gadis itu layaknya seorang Dewi.
"Namaku Yan Ruyu, aku bukan berasal dari kota ini. Alasan mengapa aku bisa ada di sini adalah karena seseorang mengirimku menggunakan array teleportasi." Jelas Yan Ruyu.
Meskipun gadis itu mencoba menyembunyikan amarah di matanya, tetapi Wang Lin secara garis besar mengerti bagaimana kehidupan gadis itu.
(Ding)
(Selamat kepada host karena berhasil membunuh hewan di ranah Foundation Establishment menengah, mendapatkan hadiah metode peningkatan fisik dan juga pil penyembuhan)
Sebuah buku dan juga botol kayu muncul entah darimana, Wang Lin mengambil buku itu dan melihat sampulnya yang bertuliskan metode peningkatan fisik.
"Oh, ini adalah hadiah dari sistem. Lalu selanjutnya..."
Wang Lin membuka tutup botol itu dan mencium aroma harum di dalamnya.
Dia mengeluarkan dia pil dari botol itu, Wang Lin menelan satu dan memberikan yang satunya kepada Yan Ruyu.
"Ini telanlah, itu akan menyembuhkan luka di tubuhmu.."
Yan Ruyu menganggukkan kepalanya dan menelan pil itu, secara mengejutkan tubuhnya seketika sembuh dalam sekejap.
Wajahnya terkejut, ia menatap Wang Lin dengan ekspresi tidak percaya.
"Emm, tuan! Darimana kamu mendapatkan pil barusan?" Tanya Yan Ruyu.
"Oh, aku menemukannya secara tidak sengaja." Jawab Wang Lin acuh.
Meskipun Yan Ruyu sedikit kecewa dengan jawaban yang Wang Lin berikan, tetapi dia memahami bahwa semua orang pasti memiliki rahasia sediri.
Seperti dia...
***
To Be Continued.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!