Part 4 Kita Ketemu Lagi, Apakah Ini Pertanda Jodoh?

    Kegiatan aku setiap hari adalah selalu sama. Pagi setelah Subuh sudah berangkat untuk memulung mencari bahan baku tas ataupun mengumpulkan barang rongsokan yang bisa dijual.Aku akan pulang ke rumah sebelum solat Zuhur dikarenakan harus membeli makanan untuk ibu makan siang. Setelah solat Dzuhur dan makan, aku langsung memilah barang rongsokan yang bisa dijual serta membersihkan bungkus deterjen dan bungkus kopi instan sebagai bahan baku tas. Bungkus tersebut harus dicuci  bersih  lalu dijemur agar kering.

    Setelah solat Ashar lanjut menganyam membuat tas sampai malam hari, biasanya aku akan selesai saat waktu menunjukkan pukul 24.00 WIB.  Aku harus membuat target, 1 buah tas daur ulang plastik dalam waktu 3 hari sudah selesai pengerjaannya. Sehingga nantinya dalam seminggu aku bisa membuat 2 buah tas, yang nantinya akan aku jual kepada bu Susi.

    Alhamdulillah 1 buah tas buatanku dihargai oleh bu Susi sebesar Rp.150.000 , apabila aku menjual 2 buah tas maka uang yang akan aku dapatkan sebesar Rp.300.000. Alhamdulillah aku bersyukur sekali, uang tersebut akan digunakan untuk makan sehari-hari dan membeli obat ibu.

    Ditambah dengan menjual barang rongsokan seperti kardus ataupun botol plastik, biasanya barang rongsokan aku kumpulkan dahulu selama 1 minggu baru kemudian aku menjualnya kepada bos pengepul. Biasanya uang yang aku dapatkan menjual barang rongsokan tersebut berkisar Rp.100.000. Alhamdulillah

lumayan untuk menambah membeli obat ibu.

    Rama tidak sabar ingin segera hari Sabtu. Ia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Aminah, Wanita yang pernah ia tolong waktu itu. Bayangan wajah Aminah membuat konsentrasi Rama buyar dalam belajar.

    “ Besok hari Sabtu, Aku pagi-pagi sekali akan menyusuri jalan yang waktu itu ketemu Aminah. Pasti ia akan melewati jalan itu.” Pikir Rama.

    “Rama ini mami, boleh mami masuk?”  Tanya mami

    “ Iya mi,” Rama pun langsung membuka pintu kamarnya.

    “ Rama, besok pagi antar mami ke butik ya. Mami ada perlu!” Pinta mami pada dirinya.

    “ Baik mi,” Jawab Rama.

   “Pupus sudah untuk ketemu dengan Aminah, “Ucapnya dalam hati.

    Rama sadar ia adalah anak angkat dari keluarga Wijaya. Marina Wijaya, ia merupakan istri dari Bapak Wijaya yang merupakan salah satu konglomerat di Jakarta.  Keluarga Wijaya memiliki 2 orang anak. Anak yang pertama Bernama Risa Wijaya yang saat ini tinggal bersama suaminya di luar negri Sedangkan anak bungsunya Bernama Rian Wijaya. Rian dan Rama lahir pada tahun yang sama. Namun kita berbeda keberuntungan dan nasib. Rian Wijaya merupakan penerus dari semua usaha keluarga Wijaya.

    Mami yang membawa Rama ke rumah ini dari panti asuhan. Mami merupakan donator tetap di panti asuhan tempat Rama dibesarkan. Saat melihat Rama, ada perasaan menyentuh di hatinya sehingga ia mengadopsinya.

    Hanya mami yang baik di rumah ini. Papi, kak Risa ataupun Rian selalu menganggap Rama hanyalah orang luar. Bahkan kamar Rama pun berada di sebelah rumah utama keluarga Wijaya. Untuk itu apabila mami meminta tolong, Rama tidak pernah menolaknya. Karena pertolongan mamilah ia mendapatkan kasih

sayang dari seorang ibu.

    Pagi ini terlihat papi, mami dan Rian sudah di meja makan. Seperti biasa Rama yang baru sampai di meja makan tampak ragu untuk berkumpul dengan mereka.

    “Rama, sarapan dahulu baru setelah itu kamu antar mami ke butik ya ?” Ucap mama saat sarapan.

    “Baik mi,” Ucap Rama sambil duduk di meja makan.

    “Kenapa mami tidak ajak asisten pribadi saja sih?” Rian bertanya dengan ketus kepada maminya.

    “Hari ini Rama libur nak, tidak ada salahnya kalau antar mami.”  Jawab mami dengan lembut.

    “Rian nanti saat main golf dengan papi, jangan sampai kepanasan ya Rian nanti kamu bisa pusing. Biasanya kalau kepanasan juga kulitmu akan merah?” Ucap mami.

    “ Ok mami,” Jawab Rian

    “Semua orang selalu perhatian sama Rian, apalagi mami setiap saat akan menghubungi Rian untuk menanyakan sedang di mana dan sedang apa?” Terbesit rasa iri dalam hati Rama.

    Namun Rama tersadar, ia hanyalah anak angkat tentunya perlakuannya akan berbeda antara dirinya dengan Rian sang pewaris keluarga Wijaya.

    Rama pun sudah selesai sarapannya lebih dahulu dibandingkan yang lainnya, “Mami , aku tunggu di mobil ya!”

    “ Iya, mami Bersiap dahulu.” Jawab mami.

    Di saat menunggu maminya , Ia berpikir setelah SMA ini apa yang harus ia lakukan. “Apakah kuliah di sini atau diluar ya ?” Pikirnya.

    Tiba-tiba saja maminya membuka pintu mobil dan membuatnya kaget, “Ayuk kita jalan, mami hampir terlambat!” Perintah mami.

    Rama pun langsung menjalankan mobilnya dengan lumayan cepat. Hari Sabtu, jalanan tampak lenggang jadi tidak terlalu lama untuk sampai di butik mami. Rama tampak segan untuk masuk ke butik tersebut, semua karyawan maminya tahu kalau ia anak angkat jadi ada Sebagian karyawan butik yang memandang Rama sebelah mata.

    “Mi, kebetulan rumah temanku dekat sini. Aku ke rumah Bram ya mi. Nanti kalau mami sudah selesai telpon aku ya,” Pinta Rama.

    “ Baiklah, hati-hati Rama. Nanti mami telepon apabila sudah selesai.” Jawab mami.

    Rama pun akhirnya hanya berkeliling-keliling di sekitar jalanan butik mami. Tak jauh dari butik mami ternyata terdapat taman, ia pun memakirkan kendaraannya di pinggir taman dan langsung duduk di bangku taman.

    Di saat ia sedang duduk, ia melihat seorang perempuan yang sedang memulung. “Itu perempuan kayaknya gak asing mukanya ya, siapa ya?”  Tanya Rama pada dirinya sendiri.

    Ia baru teringat kalau perempuan itu Aminah, dan perempuan itu sudah mulai menjauh dari pandangannya. “Oh itu Aminah… ternyata kalau jodoh tidak kemana,” Ucap Rama.

    Ia pun langsung berlari untuk mengejar Aminah, sambil berteriak memanggil Namanya. “Aminah… Aminah… Aminah berhenti….berhenti.”

    Aminah pun sangat terkejut, kemudian membalikkan badannya untuk melihat siapa yang memanggilnya. Dan ternyata yang memanggilnya adalah orang yang menolongnya waktu itu.

    “Kakak, kakak yang menolongku waktu itu kan?” Aminah Bertanya untuk memastikan.

    “Iya benar, saya Rama yang waktu itu aku menolong kamu. Alhamdulillah kamu masih ingat sama saya,” Jawab Rama.

    “Boleh kita ngobrol sebentar di taman sebentar, aku dapat tugas untuk mewawancarai orang yang ada kaitannya dengan lingkungan. Nah aku jadi ingat kamu, kamu mengumpulkan barang bekas tentunya salah seorang yang menjaga lingkungan.” Ucap rama dengan berbohong.

    “Oh gitu ya kak, aku akan bantu kakak dengan senang hati. Kakak sudah baik sama Aminah, jadi sudah seharusnya Aminah membantu kakak” Ucap Aminah dengan bersemangat.

    “ Makasih ya Aminah, makasih sudah bantu saya.”Ucapnya Rama.

    “ Nah sekarang kamu ceritakan kegiatan sehari-hari kamu Aminah, dan sebelumnya mohon maaf mengapa kamu harus memulung ya?” Rama pun menjelaskan tugas dari sekolahnya.

    Tanpa ada keraguan ataupun malu, Aminah menjelaskan alasan mengapa ia harus memulung bahkan harus berhenti sekolah padahal ia lulusan terbaik di sekolahnya. Aminah pun menceritakan kegiatan sehari-harinya dengan jelas.

    “Aku sudah jelaskan semua yang kakak minta , ada yang kurang dari penjelasan Aminah kak?” Aminah bertanya.

    Rama semakin mengagumi Aminah. Ia perempuan yang pintar, kuat dan mandiri. Rama merasa kasihan pada Aminah, seharusnya masih di bangku sekolah tapi sudah harus bekerja dan menjadi tulang punggung keluarga. “Aku harus bantu dia, Aku dan Aminah tidaklah beda. Hanya saja aku lebih beruntung karena mami mau mengadopsi dirinya dari panti asuhan.” Ucapnya dalam hati.

    Aminah pun langsung menepuk Pundak Rama, “Kak, Kakak kenapa melamun?”

    “Ah tidak, tidak apa-apa Aminah. Semua informasi kamu sangat jelas. Terima kasih ya kamu sudah membantu saya.” Ucap Rama dengan tersenyum.

    “Kak, boleh aku pulang?Sebentar lagi adzan Dzuhur, aku harus membeli makanan dahulu sebelum pulang. Kasihan ibu sudah menunggu Aminah di rumah.” Ucap Aminah Bersiap untuk pergi.

    Tiba-tiba saja maminya ponselnya berdering, terlihat nama maminya di layar ponselnya. “Iya mi, aku segera ke butik mi.” Rama pun langsung menutup panggilan telponnya.

    “Aminah tunggu, rumah kamu dimana? Bolehkah besok pagi aku ke rumah mu? Aku ada ide untuk membuat tas hasil buatanmu tambah laris!” Ucap Rama bersemangat.

    “ Yakin kakak, mau ke rumah aku yang gubuk dan jelek?” Tanya Aminah ragu.

    “ Yakinlah Aminah, kamu jangan ragu.” Ucap Rama.

    “Rumahku dekat masjid Al -Ikhlas ya kak. Tidak jauh dari jalan ini. Aminah pergi dulu ya kak. Assalamualaikum.” Aminah pun berjalan meninggalkan Rama.

    Rama pun segera ke butik untuk menjemput maminya dengan perasaan yang senang, tidak sabar ia menunggu esok hari untuk ke rumah Aminah. Selama ini, tidak ada yang membuatnya bersemangat. Namun semenjak ketemu dengan Aminah, ada perasaan berdebar-debar saat ketemu dengan Aminah. Ia pun merasa

hari-harinya yang membosankan sekarang menjadi lebih indah.

    “Aminah aku menyukaimu dari pandangan pertama kita,” Ucapnya pada dirinya sendiri.

Episodes
1 Part 1 Siti Aminah
2 Part 2 Awal Mula Mengejar Impian Walaupun Itu Sulit
3 Part 3 Pertemuan Yang Tidak Disengaja
4 Part 4 Kita Ketemu Lagi, Apakah Ini Pertanda Jodoh?
5 Part 5 Terima Kasih Kamu Adalah Pahlawan Untukku
6 Part 6 Maaf kak, Bukan Aku Tak Sayang
7 Part 7 Aku Jadi Tahu Siapa Dirinya
8 Part 8 Kerja Keras Ini Menjadi Sia-Sia Tanpa Ibu
9 Part 9 Rahasia Terbesar Almarhumah Ibu
10 Part 10 Laki- Laki yang Pernah Aku Tolong, Ternyata Lumpuh
11 Part 11 Rian Menemukan kelemahan Rama
12 Part 12 Rian VS Rama
13 Part 13 Sikap Papi Vs Sikap Rian
14 Part 14 Aku mulai menyukainya ?
15 Part 15 Aminah & Rian Menikah Part 1
16 Part 16 Aminah & Rian Menikah Part 2
17 Part 17 Aminah & Rian Menikah Part 3
18 Part 18 Awal Mula penderitaan
19 Part 19 Tragedi Kamar Mandi
20 Part 20 Ini Mimpi atau Nyata
21 Part 21 Kejujuran
22 Part 22 Awal Mula yang Baik
23 Part 23 Hari Pertama Menjadi Istri part 1
24 Part 24 Hari Pertama Menjadi Istri part 2
25 Part 24 Hari Pertama Menjadi Istri part 3
26 Part 26 Kemarahan Rian
27 Part 27 Semua ini Salah Saya
28 Part 28 Masa Lalunya Datang
29 Part 29 Sekecewa Itu
30 Part 30 Wanita Itu
31 Part 31 Ujian Part 1
32 Part 32 Ujian Part 2
33 Part 33 Ujian Part 3
34 Part 34 Cincin Itu
35 Part 35 Rahasia Terungkap
36 Part 36 Ikhlas
37 Part 37 Ungkapan Perasaan
38 Part 38 Kebenaran
39 Part 39 Dia Ibu Kandungku
40 Part 40 Hutang Budi
41 Part 41 Semua Memarahi Mami
42 Part 42 keputusanku
43 Part 43 Akhirnya Pulang
44 Part 44 Gara-Gara Aku
45 Part 45 Rencana Mami
46 Part 46 Bagai Makan Buah Simalakama
47 Part 47 Drama Baru Mulai
48 Part 48 Merasa Tidak Berguna
49 Part 49 Kamu Ketahuan
50 Part 50 Mulai Move On
51 Part 51 Aku Mulai Menyukainya
52 Part 52 Video Viral
53 Part 53 Kejujuran
54 Part 54 Klarifikasi
55 Part 55 Kemarahan Papi
56 Part 56 Penyesalan mami
57 Part 57 Keputusan
58 Part 58 Perdebatan
59 Part 59 Aku Menyesal
60 Part 60 Makan Malam Dramatis
61 Part 61 Apakah Harus Aku Perjuangkan?
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Part 1 Siti Aminah
2
Part 2 Awal Mula Mengejar Impian Walaupun Itu Sulit
3
Part 3 Pertemuan Yang Tidak Disengaja
4
Part 4 Kita Ketemu Lagi, Apakah Ini Pertanda Jodoh?
5
Part 5 Terima Kasih Kamu Adalah Pahlawan Untukku
6
Part 6 Maaf kak, Bukan Aku Tak Sayang
7
Part 7 Aku Jadi Tahu Siapa Dirinya
8
Part 8 Kerja Keras Ini Menjadi Sia-Sia Tanpa Ibu
9
Part 9 Rahasia Terbesar Almarhumah Ibu
10
Part 10 Laki- Laki yang Pernah Aku Tolong, Ternyata Lumpuh
11
Part 11 Rian Menemukan kelemahan Rama
12
Part 12 Rian VS Rama
13
Part 13 Sikap Papi Vs Sikap Rian
14
Part 14 Aku mulai menyukainya ?
15
Part 15 Aminah & Rian Menikah Part 1
16
Part 16 Aminah & Rian Menikah Part 2
17
Part 17 Aminah & Rian Menikah Part 3
18
Part 18 Awal Mula penderitaan
19
Part 19 Tragedi Kamar Mandi
20
Part 20 Ini Mimpi atau Nyata
21
Part 21 Kejujuran
22
Part 22 Awal Mula yang Baik
23
Part 23 Hari Pertama Menjadi Istri part 1
24
Part 24 Hari Pertama Menjadi Istri part 2
25
Part 24 Hari Pertama Menjadi Istri part 3
26
Part 26 Kemarahan Rian
27
Part 27 Semua ini Salah Saya
28
Part 28 Masa Lalunya Datang
29
Part 29 Sekecewa Itu
30
Part 30 Wanita Itu
31
Part 31 Ujian Part 1
32
Part 32 Ujian Part 2
33
Part 33 Ujian Part 3
34
Part 34 Cincin Itu
35
Part 35 Rahasia Terungkap
36
Part 36 Ikhlas
37
Part 37 Ungkapan Perasaan
38
Part 38 Kebenaran
39
Part 39 Dia Ibu Kandungku
40
Part 40 Hutang Budi
41
Part 41 Semua Memarahi Mami
42
Part 42 keputusanku
43
Part 43 Akhirnya Pulang
44
Part 44 Gara-Gara Aku
45
Part 45 Rencana Mami
46
Part 46 Bagai Makan Buah Simalakama
47
Part 47 Drama Baru Mulai
48
Part 48 Merasa Tidak Berguna
49
Part 49 Kamu Ketahuan
50
Part 50 Mulai Move On
51
Part 51 Aku Mulai Menyukainya
52
Part 52 Video Viral
53
Part 53 Kejujuran
54
Part 54 Klarifikasi
55
Part 55 Kemarahan Papi
56
Part 56 Penyesalan mami
57
Part 57 Keputusan
58
Part 58 Perdebatan
59
Part 59 Aku Menyesal
60
Part 60 Makan Malam Dramatis
61
Part 61 Apakah Harus Aku Perjuangkan?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!