Aminah telah lulus dari SMP, semua teman sekolahnya bergembira karena akan melanjutkan ke jenjang SMA. Sekolah baru, teman baru, guru baru dan tentunya semakin dekat dengan impian ataupun cita-cita yang mereka impikan selama ini.
Berbanding terbalik dengan Aminah, padahal ia siswa lulusan terbaik pada angkatannya. Ia pun tampak
tersenyum, ada rasa iri pastinya. Ia berpikir “Syukuri saja dan jalani semua ini dengan ikhlas. Wajah ibunya yang selalu ia ingat dan itu membuatnya kuat.”
Aminah pun pulang ke rumah dengan membawa piala serta hadiah sebagai lulusan terbaik. Sejak dari
luar rumah ia sudah berteriak memanggil nama ibunya. “Ibu…Ibu…Ibu. Assalamualaikum.” Ia pun langsung memeluk ibunya dengan gembira. “Aku sudah lulus SMP bu, bahkan menjadi siswa terbaik.” Ucapnya dengan riang dan menunjukkan piala yang dibawanya.
“Alhamdulillah , ibu senang nak!” ucapnya dengan terisak. “Maafkan ibu Aminah,” Wajah ibunya langsung tertunduk sedih.
“Ibu, aku Bahagia. Aku akan bekerja setelah punya banyak uang baru lanjut sekolah lagi kata bu guru paket C.” Aminah dengan lembut menghapus air mata ibunya. “Ibu, aku akan belajar membuat tas dari daur ulang. Ibu Susi baik sekali bu, ia mau mengajari Aminah membuat tas.”Ujarnya.
Ibunya hanya mengelus kepala dan mencium keningnya Aminah. Kulitnya sudah keriput dan badannya sudah lemah, namun kasih sayang yang ia berikan kepada Aminah selalu tulus. “Ibu doakan kamu sukses nak,” Doa dari ibunya.
“Aminah izin ya bu, mulai besok sore setelah solat ashar akan belajar ke rumah bu Susi.”izin pada ibunya. Ibunya pun mengiyakan dengan mengelus kepala putrinya. Ada beban di dalam hati ibunya, dikarenakan ia belum menceritakan asal usul Aminah. Ia menemukan Aminah di tempat pembuangan sampah. Mbok Ijah takut apabila ia menceritakan kejadian yang sebenarnya, anaknya akan meninggalkannya. “Apabila Aminah pergi, bagaimana dengan dirinya?” Batinnya selalu berperang apabila teringat hal ini.
Mulai sore ini ia akan ke rumah bu Susi untuk belajar cara membuat tas dari bahan plastik daur ulang. “Bu,
Aminah izin ke rumah bu Susi ya.” Ia langsung mencium tangan ibunya dengan takdzim. Tak lupa pula, ia sudah menyiapkan makanan ataupun minuman di sebelah tempat tidur ibunya. Agar ibunya tidak perlu untuk mengambilnya.
Sampai di depan rumah bu Susi, ia langsung mengucapkan salam dan mengetuk pintu.” Assalamualaikum, Bu ini Aminah.” Ucap Aminah. Sudah beberapa kali Aminah mengucapkan salam, Bu Susi belum keluar rumah. Aminah pun langsung melihat tas yang berada di dalam etalase, “Cantik sekali.” Batinnya.
Saat ia perhatikan ternyata, tas tersebut berbahan dasar plastik bekas kopi, sabun pembersih cuci piring ataupun deterjen. Ia pun melihat, harga jual pada tas tersebut ternyata cukup mahal. Ia semakin yakin akan belajar dengan sunguh-sungguh agar menghasilkan uang untuk ia dan ibunya.
Terdengar bu Susi membuka pintu, “Waalaikumsalam, maaf ya Aminah ibu baru selesai solat Ashar.”Ujarnya. Aminah pun langsung mencium tangan gurunya dengan takdzim. “Ayuk masuk, ibu sudah siapkan bahan dan alat untuk kamu belajar.” Bu Susi mempersilahkan Aminah masuk.
Aminah langsung duduk di sebelahnya bu Susi, Bersiap untuk menyimak cara membuat tas dari bahan plastik daur ulang. Bu Susi pun mulai memperkenalkan bahan dan mulai memberikan penjelasan serta mempraktekkannya secara langsung. “Begini Aminah, cara membuat tas ini, simak baik-baik ya!” Pinta bu Susi padanya. “Ibu akan mencontohkan dari bahan bungkus kopi instan ya.” Ucapnya lagi.
“Langkah pertama, Ambil bungkus kopi instan sachet merek apa saja kemudian gunting bagian atas dan juga bagian bawahnya. Bungkus kopi ini sudah bersih ya.” Bu Susi menunjukkan bungkus kopi instan.
“Langkah kedua, Gunting bungkus kopi tersebut menjadi dua bagian sama rata. Sehingga dalam satu bungkus menjadi 2 buah potongan.” Beliau mengguntingnya dengan cepat dan hasilnya rata.
“Langkah ketiga,”Kemudian lipat bungkus kopi tersebut dengan melipat 1 cm kebagian dalam pada ujung atas dan bawahnya, sehingga lebar lipatan menjadi 2 cm, kemudian anyam bungkus kopi tersebut menjadi berbentuk baling-baling.” Bu Susi langsung melipat dengan cekatan.
“Jika kamu memiliki 100 bungkus kopi, maka kamu nantinya kan memiliki 200 lipatan bungkus kopi. Kamu bisa membuatnya dengan tetap memperlihatkan sampul bungkus kopi tersebut. Ataupun kamu bisa
membaliknya terlebih dahulu agar nantinya tas yang kamu buat berwarna perak!” Pesan Bu Susi pada Aminah.
“Langkah keempat, Setelah seluruh anyaman baling-baling selesai kamu buat, maka kamu bisa menggabungkan anyaman-anyaman tersebut. Untuk menyatukan anyaman tersebut, pastikan untuk membuat sudut tegak vertikal.” Ini sudah mulai susah susi jelaskan.
“Langkah kelima, Jika kerangka tas dari anyaman sudah jadi, kamu hanya perlu merapikannya dengan menjahit pada bagian atas tas. Selain itu, ini dilakukan agar anyaman tersebut tidak mudah terlepas.”Pesannya lagi kepada Aminah.
‘Aminah, hari ini kamu belajar sampai membuat kerangka anyaman tas terlebih dahulu. Apabila sudah paham dan lancar. Baru Langkah terakhir menambahkan kain furing dan resleting.” Bu Susi menunjukkan contohnya kepada Aminah.
Aminah pun mencobanya dari Langkah pertama, seperti yang sudah dijelaskan oleh bu Susi padanya. Di saat ia mengalami kesulitan, Bu Susi langsung membantunya dengan penuh kesabaran. Alhamdulillah lama kelamaan Aminah pun mulai memahami cara membuat tas daur ulang ini.
“Sebentar lagi adzan magrib. Ini ibu memberikan bungkus kopi instan tolong kamu lanjutkan anyaman tas ini. Ada 2 buah yang ibu berikan dengan motif yang berbeda. Pastikan besok sore saat kamu ke sini semuanya sudah jadi ya!” Pesan tegas kepada Aminah.
“Iya bu, Aminah pastikan besok sudah jadi.Makasih ya bu, ibu baik sekali sama Aminah.” Ucapnya sambil terisak Bahagia. Ternyata masih ada orang yang peduli dan baik padanya. “Bu, Aminah pamit ya. Assalamualaikum.” Ia pun berpamitan.
“Aminah, bawa buah pisang ini untuk kamu dan ibumu ya,” Bu Susi memberikan satu sisir pisang Ambon.
Saat sampai di rumah pun, setelah solat isya ia mulai melanjutkan kembali menganyam tas plastik ini. Ia sudah berjanji pada gurunya bahwa anyaman 2 buah tas ini akan selesai. “Semangat Aminah,” ia menyemangati dirinya sendiri.
Awalnya ia mengalami kesulitan, hasil anyaman yang ia buat tidak seperti contoh yang ia buat saat di rumah bu Susi. Aminah tak patah arang, ia terus berusaha dan berusaha. “Ini awal langkahku mengejar impian.”Batinnya.
Bayangan muka ibunya yang sakit dan memerlukan pengobatan membuat ia semangat mencoba
dan mencoba. Akhirnya ia bisa dan sudah mengetahui triknya menganyam tas ini. Tak terasa sat utas ini memerlukan waktu beberapa jam, saat ia melihat ke arah jam waktu sudah menunjukkan pukul 02.00 dini hari.
“Sudah sangat malam, aku pun sudah mulai lelah dan ngantuk. Besok pagi setelah semua kerjaan rumah selesai akan aku tuntaskan yang belum ini.” Batin ya.
Ia pun lanjut untuk segera beristirahat, ia pun menengok ibunya di kamarnya tampak ibunya sangat nyenyak sekali. Ia pun lalu menuju ke kamarnya Bersiap untuk tidur. Ia pun berdoa “Ya Allah, mudahkanlah langkahku ini demi ibu dan masa depan impianku, Amin.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments