Sepuluh tahun berlalu. Rey berjalan keluar gerbang penjara pusat. Sebenarnya Rey di jatuhi hukuman 20 tahun penjara, namun karena dia tidak pernah membuat masalah dan berkelakuan baik, pemerintah memotong masa hukuman Rey cukup banyak. Kejadian sepuluh tahun yang lalu membuat Rey dikenal sebagai pembunuh berdarah dingin dan tidak memiliki adab. Semua orang tetap mengira bahwa Rey adalah pelakunya. Ketika ditangkap polisi pun Rey tidak melawan. Kepala polisi sebenarnya tidak percaya begitu saja, karena sangat mengenal Rey. Kepala polisi tahu betul bahwa Rey adalah orang yang sangat setia. Tapi Rey tetap kekeh bahwa dia pelakunya. Walaupun sudah menjalani hukuman penjara, kepala polisi diam diam tetap menyelidiki kasus ini.
Rey berdiri dipinggir jalan raya menunggu taxi. Barang barang yang disita petugas ketika masuk penjara telah dipenjara. Baju, ponsel dan dompet. Rey membuka aplikasi bank yang ada diponselnya. Disana tertera bahwa rekening banknya telah kosong, kartu kartunya telah diblokir. Rey tidak terkejut dengan hal itu. Dia tahu pasti semua aksesnya ditutup dan dihapuskan. Tentu karena dia dianggap pegkhianat. Harta satu satunya hanya uang yang ada didompetnya saja, itupun tidak seberapa, mungkin hanya cukup untuk hidup selama tiga hari. Ketika taxi tiba, Rey langsung masuk. Tempat yang dituju adalah bar milik Lita.
Sesampai di distrik hiburan, ternyata keadaan sudah benar benar berubah. Toko toko lebih besar, gedung gedung tinggi juga semakin banyak. Tampaknya distrik ini benar benar berkembang pesat. Taxi berhenti di depan bar milik Lita. Setelah turun dari taxi Rey menatap bar itu agak lama, dia berpikir hal satu satunya yang tidak berubah hanya bar ini. Bar masih mempertahankan bangunan kecilnya. Rey melangkah perlahan, bel lonceng kecil berbunyi ketika dia membuka pintunya. Dia berjalan menuju kursi bar.
"Halo anak muda...ada yang bisa saya bantu..." Sapa seorang wanita dengan sopan.
"Tolong secangkir whiskey dengan es.." Rey menjawab tanpa ekspresi.
Pelayan itu menyuguhkan dengan cepat, lalu menaruh cangkir itu didepan Rey.
"Kau sepertinya pendatang ya? aku belum pernah melihatmu,,," tanya wanita itu.
"Ehm...bisakah saya bertemu dengan pemilik bar?" bukannya menjawab Rey malah ganti bertanya.
"Eh? Kau sedang menatapnya anak muda..."
Rey agak terkejut mendengarnya. "Maaf, bukankah pemilik bar ini adalah nona Lita?"
Pelayan itu seakan mengerti maksud Rey. Lalu dia menceritakan bahwa bar ini telah tutup 9 tahun yang lalu. Wanita itu membeli bar ini karena sangat cocok dengan designnya. Tapi kata wanita itu bahwa yang menjualnya adalah seorang pria. Pemilik baru hanya tahu nama Lita dari surat surat bangunan yang dibelinya ketika balik nama saja.
Sementara di sebuah gedung tinggi ditengah distrik hiburan. Gedung itu baru dibangun sekitar 5 tahun yang lalu dan menjadi pusat bisnis di distrik hiburan. Di sebuah ruangan lantai paling atas gedung itu, tahta mafia yang kosong setelah kematian bos besar telah terisi. Satu tahun setelah kematian bos baru, seseorang telah menggantikannya.
"Tuan besar, dia sudah keluar..." kata seorang menunduk hormat di samping bosnya.
"Benarkah? Lebih cepat dari dugaanku...hal ini akan menarik...dimana?" kata seorang pria yang duduk di tahta bos besar.
"Di sebuah bar di depan distrik, tuan..."
"Siapkan mobil, kita kesana...aku harus menyambutnya..." kata pria itu kemudian bangkit dan berjalan menuju lift.
Pria itu masuk di sebuah mobil yang diapit dua mobil pengawal. Setalah beberapa menit, rombongan itu sampai di bar dimana Rey sedang beristirahat.
"Lama tidak berjumpa...Kakak..."
Rey mendengar suara itu menoleh. Ya, Tuan Besar yang berkuasa itu adalah Nick, orang yang dianggap adik oleh Rey.
"Nick?" Rey mengerutkan alisnya, tatapannya tetap dingin seperti biasa.
Seorang anak buah Nick menodongkan pistol ke arah pelayan yang tadi sedang mengobrol dengan Rey. Menyuruh pelayan itu segera pergi karena bos mereka, Nick tidak suka diganggu. Nick masuk kedalam meja bar tempat pelayan tadi berdiri.
"Biar aku yang menjamu, kakak..." kata Nick sambil mengeluarkan gelas dan menuangkan minuman untuk dirinya sendiri.
"Ada apa ini Nick..." Rey mencium keanehan pada Nick. Penampilannya benar benar berbeda. Wajahnya tambah dewasa dan kejam.
"Oke kalu begitu,,aku tidak suka bertele tele...aku hanya ingin berterima kasih padamu saja..." Nick menyeringai.
"Maksudmu?"
"Terima kasih, berkatmu salah satu impianku telah terwujud...setelah kematian ayah dan kau masuk penjara, siapa lagi yang akan duduk disana? Aku bukan?" Nick terkekeh. "Aku tahu kau itu seperti apa Rey, kau pasti tidak tega dengan keluargamu kan? aku sudah tahu itu, kau pasti akan menolongku..makanya pede saja aku tembak ayah dikepalanya saat itu..."
"APA?!" Rey sudah akan berdiri namun anak buah Rey menahannya.
"Siapa suruh bajingan tua itu muncul di apartemennya,,jika saja dia tidak muncul aku pasti sudah menikmati Lita,,,hahahahaha!!" Nick tertawa seperti seorang psikopat.
"BAJINGAN KAU NICK! DIMANA LITA?!" Rey murka tapi tidak bisa bergerak sedikitpun karena ditahan oleh dua orang anak buah Nick yang berbadan besar. Selain itu sepuluh orang anak buah Nick yang lain mengarahkan pistol kearah Rey untuk berjaga jaga.
"Tidak tahu... aku pergi untuk menjual bar ini, ketika aku kembali ke panti dia sudah pergi...aku sudah mencarinya kemanapun, tapi dia seperti menghilang ditelan bumi. Mungkin dia mati, seingatku dia pergi masih dalam kondisi depresi karena traumanya" Nick pura pura bersedih. "Impianku untuk menikahinya hancur...tapi tidak apa apa setidaknya impianku yang lain tercapai...HAHAHAHAHA" Wajah Nick berubah lagi menjadi gembira menyeramkan.
"KAU...."
"Aku tidak mau kehilangan impianku lagi kak,,,maka dari itu aku harus membunuhmu...tahta itu milikku!" Nick menarik pistolnya dan menembak kedua kaki Rey.
DOR!
DOR!
Rey ambruk dengan posisi berlutut. Nick menghampirinya perlahan. Nick menendang kepala Rey dengan keras sehingga Rey tersungkur tak berdaya. Nick tertawa keras menikmati momen itu. Setelah bosan menghajar Rey, Nick mengarahkan pistol ke kepala Rey dan...
DOR!
"Buang mayatnya, kita pergi.." Nick melempar pistolnya kearah anak buahnya dan pergi meninggalkan bar begitu saja seolah tidak terjadi apa apa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Rina Aristia
mantaaap 👍🏻ini baru cerita mafia
2025-02-15
0
Halim Hrfin
bagus thor. LANJUTKAN
2023-07-11
0