Mereka menunggu makanannya datang dengan menonton drakor yang kebetulan mereka berdua sukai, jadi klop lah mereka ini jadi teman.
Saat sedang seriusnya menonton tiba-tiba bell rumah berbunyi, Clara yang tau itu siapa segera keluar dan tidak lama kemudian masuk lagi sambil membawa paperbag yang isinya makanannya yang dipesan tadi.
"Makanan datang," teriak Clara.
"Ya Allah... Mba Clara, saya kira apaan pake teriak segala."
"Hehehe lagi happy Mba karna lagi lapar-laparnya makanannya datang juga."
"Iya udah kamu tunggu sini, saya kebelakang ambil piring." Nabila menuju dapur mengambil piring 2 buah dan dua pasang sendok dan garpu.
Mereka makan dengan lahap sambil menonton drakor yang mereka sukai.
Clara sudah pulang kerumahnya, kini Nabila sendiri dirumah itu. Nabila ingat belum memberi kabar suami dan ibunya.
"Telfon mas Sam dulu baru ibu." Nabila mencari nomor suaminya setelah dapat langsung dihubungi.
Tuut tuut...
"Hallo assalamualaikum, mas."
"Waalaikumssalam, sayang. Baru sampai ya?"
"Maaf mas aku lama ngabarin, tadi ngobrol dulu sama orang yang tadi jemput dibandara dan diantar juga kerumah fasilitas dari kantor."
"Iya sayang nggk apa-apa, kamu ngasih kabar aja mas udah bersyukur."
"Kamu dimana mas?"
"Masih di cafe, sayang."
"Kamu jangan lupa makan teratur, mas. Jangan sampai kamu drop karna makan tidak teratur."
"Iya, sayang. Mungkin sekarang mas akan lebih sering makan dicafe karna sekarang istri mas yang hobi masakin suaminya ini lagi nggk ada dirumah," gurau Samudra membuat Nabila tersipu.
"Iih mas kamu bisa aja, itu sudah kewajibanku mas menuhin isi perut suami, hehehe."
"Hahaha tapi nggk apa-apakan sayang mas lebih sering makan dicafe?"
"Ya nggk apa-apa mas, kan dicafe juga makanannya sehat dan bersih jadi boleh aja yang penting nggk telat makannya."
"Siap, bu bos. Pasti pesan bu bos akan selalu diingat."
"Bagus mas harus diingat dan yang paling penting jaga hati mas."
"Hanya kamu seorang sayang yang ada dihati mas, kamu juga harus jaga hati disana."
"Siap pak bos. Mas udah dulu yaa, aku mau nelfon ibu. Kangen juga sama Raksa."
"Iya, sayang."
"Assalamualaikum, mas."
"Waalaikumssalam, sayang."
Nabila lanjut mencari nomor ibu nya setelah dapat langsung ditelfon, "semoga ibu nggk sibuk."
Tuut tuut (bunyi dering telfon)
"Assalamualaikum, bu."
"Waalaikumssalam, nak."
"Ibu maaf baru ngabarin."
"Iya, nak. Nggk apa-apa, kamu usah sampai?"
"Iya, bu. Ini sekarang Nabila lagi dikamar."
"Alhamdulillah, nak. Tempat tinggalnya nyaman?"
"Alhamdulillah nyaman bu, rumahnya lumayan besar dan juga perabotannya sudah lengap, bu."
"MasyaAllah, nak. Baguslah kalau tempatnya nyaman ibu jadi tenang."
"Ibu nggak usah khawatirin Nabila. Raksa mana, bu?"
"Ini lagi main."
"Aku ubah panggilan ke vc ya, bu. Nabila pengen liat Raksa." segera Nabila mengubah panggilan ke vc dan ibu langsung mengarahkan kamera kewajah Raksa.
"Assalamualaikum anak ibu." mata Nabila berkaca-kaca melihat anaknya karna baru kali ini Nabila ldran dengan anaknya.
Mendengar suara ibunya Raksa langsung menoleh dan mencari ibunya, "Ibu..." panggil Raksa.
"Hi anak ibu, Raksa lagi apa nak?" tanya Nabila.
"Waalaikumssalam, bu. Aksa lagi main lego, bu." Raksa mengambil mainannya dan menunjukkan ke Nabila.
"Waah... Raksa lagi buat apa itu?"
"Aksa buat lobot ultlamen, bu."
"MasyaAllah pintarnya anak ibu, Raksa jangan nakal ya nak kasian nenek kalau Raksa nakal."
"Iya bu Aksa janji tidak nakal, Aksa shayang nenek."
"Alhamdulillah... Bagus, Nak. Raksa boleh hpnya dikasi ke nenek? Raksa lanjut main ya nak."
"Iya, bu. Aksa main dulu yaa... Nek ini hp nenek."
"Iya nak kenapa?"
"Bu Nabila tutup ya telfonnya, nanti Nabila telfon lagi. Lagi istrahat dulu."
"Iya nak istrahat lah."
"Assalamualaikum."
"Waalaikumssalam."
Setelah sambungan telfon terputus Nabila meletakkan hpnya diatas nakas samping ranjang. Nabila baru merasakan lelah karna seharian terlalu sibuk.
Adzan subuh berkumandang di mesjid, Nabila yang mendengar itu segera bangun dan bersiap untuk melakukan kewajibannua. Setelah shalat subuh 2 rakaat Nabila melanjutlan dengan mengaji sebelum memulai aktifitas yang lain.
Sekarang Nabila sudah siap dengan pakain kerjanya dan menunggu Clara diteras rumah. Melihay Clara sudah mengeluarkan mobilnya Nabila mengunci pintu dan segera menyusul Clara.
"Assalamualaikum, Mba Clara. Selamat pagi."
"Waalaikumssalam, Mba Nabila. Pagi juga. Udah siap kerja ditempat baru?"
"Bismillah... Siap, Mbak" jawab Nabila dengan seyuman.
Tidak ada percakapan yang terjadi antara mereka dalam perjalanan menuju kantor. Clara memutuskan memutar musik untuk meramaikan perjalanan mereka.
30 menit wakyu yang dibutuhkan untuk sampai di kantor. Kini mobil Clara arahkan menuju parkiran kantor khusus karyawan. Setelah menemukan posisi yang tepat untuk mobilnya Clara menghentikan mobilnya.
"Ayo, Mbak. Kita masuk," ajak Clara.
"Iya. Kantornya besar ya, Mbak."
"Jelas besar, Mbak. Namanya juga kantor pusat makanya besar begini."
Mereka berjalan beriringan masuk kedalam kantor menuju lift khusus karyawan yang akan langsung membawa mereka kelantai yang diinginkan..
Clara berhenti diruangan paling ujung dilantai 4. Nabila ikut berhenti melihat Clara.
"Mba, ini ruangan pak Rudi. Pak Rudi HRD di kantor ini. Saya cuma bisa antar mba Nabila sampai disini aja yaa mba karna memang saya ditugaskan untuk mengantar, Mbak. Saya permisi ya, Mbak."
"Iya Mba Clara. Makasih." Clara berlalu meninggalkan Nabila yang masih terus memperhatikan Clara yang sudah masuk kedalam lift dan akan menuju ruangannya.
Nabila berbalik dan mengetuk pintu (tok tok tok)
"Masuk!" mendengar perintah dari dalam Nabila membuka pintu dengan pelan dan melangkah masuk.
"Permisi, Pak," ucap Nabila memberikan hormat pada pria yang bernama Rudi Baskoro itu nama lengkap yang Nabila lihat di atas meja.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya Pak Rudi.
"Maaf mengganggu waktunya, Pak. Saya Nabila Maharani dari kantor cabang Pontianak, Pak."
"Oh.. Ibu Nabila Maharani. Silahkan duduk, Bu Nabila. Perkenalkan nama saya Rudi Baskoro, panggil saja pak Rudi."
"Iya, Pak Rudi," ucap Nabila dengan senyum.
"Baiklah, ini kontrak kerjanya. Silahkan dibaca dulu sebelum Ibu membubuhkan tanda tangan," ucap Pak Rudi seraya menyerahkan dua lembar kertas berisi kontrak kerja pada Nabila.
Sejenak ruangan menjadi hening, Nabila sibuk membaca setiap point dalam surat kontrak kerja. Pak Rudi melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda seraya menunggu Nabila menyelesaikan membaca surat kontrak kerja.
"Baik, Pak. Saya sudah membacanya."
"Bagaimana Ibu Nabila? Apa setuju dengan point-pointnya?" Pak Rudi menghentikan pekerjaannya.
"Iya, Pak. InsyaAllah saya siap."
"Baiklah, silahkan tanda tangan disini," ucap pak Rudi seraya menunjuk posisi yang akan dibubuhkan tanda tangan oleh Nabila. "Mulai hari ini Ibu sudah bisa mulai kerja, posisi Kbu Nabila dikantor ini sebagai sekretaris CEO perusahaan, jadi ruangan Ibu ada depan ruangan CEO, ada dilantai 6 bangunan ini."
"Sekretaris, Pak?" tanya Nabila terkejut.
"Iya, Ibu Nabila disini jadi sekretaris CEO, dan soal gaji tadi ibu sudah baca. Itu kontrak khusus sekretaris disitu ada nominal gajinya."
"Baiklah, terimakasih atas kepercayaannya."
"Ini juga rekomendasi dari kantor cabang, jadi kami percaya kalau Ibu Nabila bisa. Tunggu sebentar, saya akan panggil seseorang untuk mengantar ibu Nabila keruangan baru, Ibu."
Nabila tidak menyangka bisa menduduki posisi sebagai sekretaris diperusahaan besar di Jakarta. Posisi yang bahkan Nabila sendiri tidak berani membayangkannya.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Ita Mariyanti
smngt Nabila, mg Raksa cpt d bw k JKT
2023-09-26
1
mama zha
lanjut
2023-08-02
2