Bab 3

Suasana rumah masih dalam keadaan gelap, yang artinya mas Sam belum pulang dari cafe. Aku dan Raksa masuk dan segera menyalakan semua lampu.

"Sayang, main dikamar ibu aja ya. Kbu mau mandi."

"Iya, Bu."

Kemudian kubawa Raksa kekamar dan kusiapkan mainannya, agar Raksa tenang saat kutinggal mandi. Aku akan berusaha mandi secepat kilat agar anakku tidak merasa takut main sendiri.

Hanya butuh waktu lima menit aku mandi, dan kulanjutkan dengan berpakaian.

"Raksa sayang, lagi main apa, nak?" tanyaku seraya mendekat ke Raksa.

Aku bermain sebentar dengan Raksa, karna sebentar lagi aku akan memasak untuk makan malam kami.

Makan malam sudah siap tapi suamiku sampai sekarang belum juga pulang. Baru kali mas Sam pulang sangat terlambat. Mas Sam pulang dari cafe paling lambat jam 6 tapi ini sudah jam 7. Kuhubungi nomornya tidak aktif, bahkan mas Sam tidak memberi kabar atas keterlambatannya.

Aku menunggu diruang keluarga sambil mengawasi anakku yang sedang bermain dengan mainannya.

"Mas, kamu kemana sih? apa terjadi sesuatu di cafe?" aku terus mondar mandir didepan Raksa, hp terus kugenggam sekali-kali aku kembali menelfon mas Sam tapi tetap saja tidak bisa dihubungi.

Jam 8 malam, baru terdengar suara motor mas Sam masuk ke garasi. Aku segera menyusul kedepan. Aku berdiri didepan pintu sambil mengawasi mas Sam yang memposisikan motornya dengan baik.

Mas Sam berjalan kearahku sambil tersenyum. "Assalamualaikum, Sayang."

"Waalaikumssalam, Mas," balasku seraya mencium takzim tangannya. "Ya Allah... Mas, kamu kenapa susah banget dihubungi? apa terjadi sesuatu di cafe? Kenapa tidak mengirim pesan kalo terlambat pulang? Aku khawatir tau nggk sih."

"Sayang, tenang dulu. Istigfar... Maaf, mas lupa ngasih kabar. Hp juga Masn matikan, karna ada rapat tadi di cafe," ucap mas Sam sambil merangkul pundakku.

"Mas, lain kali jangan kayak gini. Apa-apa itu harus kasi kabar dulu, agar istri dirumah nggk khawatir," ucapku kesal.

"Hehehe... Maaf, Sayang. Mas khilaf," ucap mas Sam kemudian menghampiri Raksa. "Anak ayah lagi main apa ini?"

Raksa menoleh ke ayahnya dan langsung memeluknya erat "Ayaaah, ini laksa main lego tadi nenek beliin laksa lego ini " ucap Raksa seraya memainkan mainannya yang tadi dibelikan oleh ibu. Ibu memang sangat suka membelikan mainan untuk cucunya ini.

"Waaah... Bagus banget ini legonya Raksa, nanti main sama ayah yaa?!"

"Iya, Yah." Raksa lanjut menyusun legonya.

"Mas mandi dulu sana. Biar aku hangatkan makananya."

"Eh nggk usah, Sayang. Mas tadi sudah makan di cafe."

Aku berpikir, baru kali ini mas Sam makan malam di cafe. Sebelumnya, meskipun ada rapat mas Sam tidak akan makan dicafe karna mas Sam tau aku masak untuknya dirumah.

"Ah sudahlah, mungkin mas Sam tidak enak sama karyawannya jika terus menolak makan bersama." aku berusaha berpikir positif karna memang selama ini mas Sam tidak pernah melakukan hal yang akan merugikan dirinya.

Pagi menyapa, Aku hari ini sangat sibuk karna mulai menyiapkan barang yang akan dibawa ke jakarta dan juga barang Raksa yang akan dibawa kerumah ibu.

Selesai membuat sarapan aku membangunkan suami dan anakku.

"Mas bangun. Udah jam 7 ini." aku membangunkan suamiku dengan lembut.

"Iya Sayang 5 menit lagi," jawab Samudra

"Hmm... Yaudah deh. Aku bangunin Raksa dulu."

Aku keluar kamar dan menuju kamar Raksa yang berada disamping kamarku. Aku masuk kekamar dan ternyata Raksa sudah bangun.

"Anak ibu udah bangun yaa. MasyaAllah pintarnya, anak Ibu," ucapku seraya memujinya.

"Ibuuu," ucap Raksa menyambutku.

"Udah enakan perasaannya, Sayang?" tanyaku lembut dan dijawab anggukan oleh Raksa.

"Baiklah. Sekarang kita cuci muka dan gosok gigi abis itu kita makan," ajakku.

Aku dan Raksa keluar kamar menuju ruang makan, disana ternyata sudah ada mas Sam.

"Ayaah, gendong laksa," ucap Raksa keayahnya.

"Eh, anak ayah. Ayo sini nak, ayah gendong." mas Sam mengendong Raksa.

"Ayo, sekarang kita makan dulu. Mumpung makanannya masih hangat."

"Siap, Ibu," jawab mas Sam dan mendudukkan Raksa dikursinya.

Selesai sarapan dan membereskan bekas makan. Aku kekamar menyiapkan barangku, tidak banyak yang akan kubawa karna terlalu repot jika bawa banyak barang sedangkan aku berangkat sendiri. Aebelum masuk kamar, kulihat mas Sam dan Raksa sedang menonton kartun botak kembar kesukaan anak-anak.

Sungguh melelahkan mengatur barang agar muat dengan satu koper besar. Selanjutnya, aku kekamar Raksa dan memasukkan barangnya kedalam koper yang ukurannya sedang. Mainannya hanya sebagian yang akan dibawa kerumah ibu, karna disana sudah lumayan banyak mainan yang dibeli ibu.

Aku menyusul anak dan suamiku yang masih berada diruang tv ternyata mereka ketiduran pantas saja dari tadi aku tidak mendengar suara mereka. Aku duduk disamping suamiku dan anakku, aku memandangi wajah mereka. Aku ingin puas-puasin memandangi wajah orang tercintaku karna jika di Jakarta nanti tidak bisa lagi kupandangi wajah kesayanganku ini. Setelah puas, aku ikut berbaring dan memeluk mereka.

Adzan dzuhur berkumbang di mesjid dekat rumah. Aku bangun dan akan melakukan kewajibanku sebagai umat muslim, kubangunkan mas Sam agar bisa shalat bersama.

"Mas, bangun shalat dulu yuk."

"Jam berapa, Sayang?" tanya mas Sam sambil mengucek pelan matanya.

"Waktunya shalat dzuhur, Mas."

"Mas wudhu dulu. Kamu, tunggu disini, kita shalat disini aja."

Aku menyiapkan sajadah untukku dan suamiku. Kami shalat diruang tv agar jika kamk shalat dan Raksa bangun tidak menangis mencari orangtuanya.

Selesai shalat aku kedapur menyiapkan makan siang. Beginilah keseharian Ibu rumah tangga yang tidak ada habisnya, tapi ini yang akan kurindukan nanti. Dari arah dapur kudengar suara tawa Raksa.

"Makan siang siap, mari makan," ajakku ke anak dan suamiku.

Kami makan dalam diam. Sekali-kali aku melirik mereka bergantian. Sangat bahagia melihat suami dan anak begitu menikmati masakan kita.

Hari ini kami bertiga berada ditaman. Kami mengadakan piknik kecil-kecilan, Raksa berlarian kesana kemari dengan teman sebayanya. Mas Sam duduk disampingku menikmati cemilan yang kami bawa dari rumah.

"Mas, maaf ya, aku akan sangat jarang melayani Mas nanti."

"Nggk masalah, Sayang. Ini semua kan demi masa depan yang cerah untuk Raksa nantinya. Mas disini juga akan berusaha kembali mengembangkan cafe."

"Iya, Mas. Aku ngerti," ucapku lirih.

"Tidak akan lama, Sayang. Beri Mas waktu sekitar satu tahun, saat usaha cafe disini berkembang kamu boleh berhenti kerja dan kembali lah kesini, atau jika memungkinkan Mas yang akan kesana membawa Raksa sekaligus membangun cafe disana."

"Iya mas, itu juga ide yang bagus. Aku akan sabar menanti itu semua."

"Sabar ya, Sayang. Kamu yang kuat disana, jaga kesehatan juga dan yang paling penting jangan lupakan suamimu ini," ucap mas Sam diakhiri dengan candaan.

Aku memukul pelan dada suamiku. "Iih Mas, apaan sih, gimana bisa aku lupain kamu, kamu separuh nyawaku Mas." kutatap lembut mata indah suamiku.

"Separuh nyawaku seperti lagu yaa, Sayang."

"Heheh... Emang lagu. Mas." Mendengar jawabanku mas Sam menggelitikku dan kemudian kurasakan gelitikan jari-jari mungil.

"Waduuh... Ibu dikeroyok. Ini tidak adil," ucapku ikut menggelitik mereka bergantian.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Ita Mariyanti

Ita Mariyanti

kasian Nabila nii....

2023-09-25

1

Sukliang

Sukliang

kayaknya bau2 selungkuh

2023-08-06

1

zian al abasy

zian al abasy

halaahhhh plingan akal"sam akh thu cafe bngkrut.psti buat modal nikah lg..mncurigakan

2023-07-26

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Tidak Menyangka
6 Sekretaris dan Ruangan Baru
7 Galaksi Bumi Pramudya
8 Perubahan
9 Terbongkar
10 Baru rencana
11 Sakit
12 Kronologi
13 Pertengkaran
14 Kekecewaan Nabila
15 Pengintaian
16 Tidak tau diri
17 Rencana pindah
18 Terjual
19 Menangislah
20 Selamat tinggal
21 Kerja
22 Belanja
23 Tak terima
24 Berhasil
25 Usaha baru
26 Deal
27 Nabila bergerak
28 Menyiapkan semuanya
29 Bunga
30 Apa yang terjadi?
31 Penting
32 Ruqyah
33 Menemuinya
34 Hukuman
35 Selesai
36 Bersama Raksa
37 Kaisar kepo
38 Calon ayah
39 Kembali bekerja
40 Siapa?
41 Pendekatan dengan anaknya
42 Rencana Galaksi
43 Menyimpan dendam
44 Kerjasama
45 Maafkan Ibu
46 Sepeda listrik
47 Kejutan untuk Kaisar
48 Berbagi rejeki
49 Mencari ART
50 Sedikit lagi
51 Peresmian
52 Mulai
53 Mencari solusi
54 Makan malam gratis?
55 Aleksa Sayang (Promo Novel)
56 Ditolak?
57 Raksa demam
58 Mama!
59 Keluarga cemarah
60 Jadi obat nyamuk
61 Tegang
62 Iya atau tidak
63 Belum berubah
64 Sah?
65 Dari Galaksi
66 Tolong
67 Kembali bekerja?
68 Buku nikah
69 Ulah Wahyu
70 Rumah lama
71 Kantor
72 Kesal
73 Makan siang lengkap
74 Masalah produksi
75 Serangan tak terduga
76 Kusi ditinggal
77 Bisik-bisik tetangga
78 Menyatakan perasaan
79 Nabila syok
80 Laporan
81 Cari kerja
82 Hari yang dinanti
83 Bertempur
84 Pindah rumah?
85 Memilih
86 Izin
87 Sah
88 Shoping, kemana mereka?
89 Siap pindah
90 Pekerjaan Caca
91 Otw lamaran
92 Target baru
93 Ternyata...
94 Punya bukti?
95 70 jt?
96 Apa mereka mencariku?
97 Tenangin diri kamu
98 Semoga istiqomah
99 Kecemasan Samudra
100 Gagal lagi
101 Sudah lama berpulang
102 Apa papa tahu?
103 Tabr4kan
104 Lumayan murah
105 Resign
106 Pencarian
107 Pakaian tertutup
108 Tidak bisa bahagia
109 Menggoda CEO perusahaan
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Tidak Menyangka
6
Sekretaris dan Ruangan Baru
7
Galaksi Bumi Pramudya
8
Perubahan
9
Terbongkar
10
Baru rencana
11
Sakit
12
Kronologi
13
Pertengkaran
14
Kekecewaan Nabila
15
Pengintaian
16
Tidak tau diri
17
Rencana pindah
18
Terjual
19
Menangislah
20
Selamat tinggal
21
Kerja
22
Belanja
23
Tak terima
24
Berhasil
25
Usaha baru
26
Deal
27
Nabila bergerak
28
Menyiapkan semuanya
29
Bunga
30
Apa yang terjadi?
31
Penting
32
Ruqyah
33
Menemuinya
34
Hukuman
35
Selesai
36
Bersama Raksa
37
Kaisar kepo
38
Calon ayah
39
Kembali bekerja
40
Siapa?
41
Pendekatan dengan anaknya
42
Rencana Galaksi
43
Menyimpan dendam
44
Kerjasama
45
Maafkan Ibu
46
Sepeda listrik
47
Kejutan untuk Kaisar
48
Berbagi rejeki
49
Mencari ART
50
Sedikit lagi
51
Peresmian
52
Mulai
53
Mencari solusi
54
Makan malam gratis?
55
Aleksa Sayang (Promo Novel)
56
Ditolak?
57
Raksa demam
58
Mama!
59
Keluarga cemarah
60
Jadi obat nyamuk
61
Tegang
62
Iya atau tidak
63
Belum berubah
64
Sah?
65
Dari Galaksi
66
Tolong
67
Kembali bekerja?
68
Buku nikah
69
Ulah Wahyu
70
Rumah lama
71
Kantor
72
Kesal
73
Makan siang lengkap
74
Masalah produksi
75
Serangan tak terduga
76
Kusi ditinggal
77
Bisik-bisik tetangga
78
Menyatakan perasaan
79
Nabila syok
80
Laporan
81
Cari kerja
82
Hari yang dinanti
83
Bertempur
84
Pindah rumah?
85
Memilih
86
Izin
87
Sah
88
Shoping, kemana mereka?
89
Siap pindah
90
Pekerjaan Caca
91
Otw lamaran
92
Target baru
93
Ternyata...
94
Punya bukti?
95
70 jt?
96
Apa mereka mencariku?
97
Tenangin diri kamu
98
Semoga istiqomah
99
Kecemasan Samudra
100
Gagal lagi
101
Sudah lama berpulang
102
Apa papa tahu?
103
Tabr4kan
104
Lumayan murah
105
Resign
106
Pencarian
107
Pakaian tertutup
108
Tidak bisa bahagia
109
Menggoda CEO perusahaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!