Bab 2

Seperti dugaanku, suami dan anak begitu lahap makannya dan aku puas melihat itu. Aku bersyukur, suamiku begitu menyayangiku dan anakku. Semoga keluargaku selalu dalam lindungan-Nya.

Malam tiba, Raksa sudah tidur dikamarnya. Aku masuk kedalam kamar pribadiku dan suamiku. Kulihat mas Sam duduk disofa sambil memainkan hpnya sekali-kali kulihat dia tersenyum.

"Mas," panggilku ke mas Sam.

"Iya kenapa, Sayang," jawabnya dan meletakkan hpnya ke meja.

"Gimana keadaan cafe?" tanyaku.

"Huufff... Penghasilan cafe makin kacau, Sayang. Mungkin satu atau dua bulan yang akan datang mengalami kebangkrutan, jika tidak ada tambahan modal karna persediaan dicafe sudah menipis!" ucap mas Sam lirih.

"Pake uang tabungan Raksa aja dulu buat modal, Mas," ucapku memberi solusi.

"Nggk akan cukup, sayang. Emang berapa uang tabungan untuk Raksa?"

"Ada sekitar 20 juta, Mas."

"Itu masih sangat sedikit, Sayang."

"Terus kita harus gimana, Mas?"

"Begini saja, Mas pake tabungan Raksa dulu. Tambahan modalnya biar mas pinjam keteman dulu."

"Jangan minjam keteman kamu, Mas."

"Lalu, kita harus dapat uang tambahan modal dari mana?"

"Kita cari solusinya. Kita pikirkan baik-baik rencana kedepannya."

Sengaja aku tidak membahas tawaran pemindahan dari bosku karna berat rasanya aku berpisah dengan keluargaku.

"Atau begini, Kamu terimalah tawaran bosmu itu. Ini untuk jaga-jaga, kita tidak tau usaha Mas akan kembali berkembang atau tidak. Karna selain kekuarangan modal cafe kita juga sudah banyak saingannya."

"Tapi Mas, aku nggk mau jauh dari kalian."

"Bisa saja Mas ikut kamu ke jakarta, tapi cafe disini bagaimana? Mas juga nggk ada pengalaman kerja ditempat orang, Sayang."

Aku mengembuskan nafas seraya memikirkan keputusan apa yang akan aku ambil.

"Kita tidak bisa terlalu bergantung pada cafe kita yang nyaris bangkrut, Sayang. Dan ini keberuntungan untuk kita karna kamu mendapat tawaran kekantor pusat, yang dimana gaji kamu pasti akan besar disana, Sayang." mas Sam masih berusaha membujukku.

"Baiklah, Mas. Aku ambil tawaran itu, tapi kamu harus janji sebulan sekali kamu harus berkunjung kesana dengan Raksa," putusku dengan berat hati.

"Alhamdulillah... Makasih ya, Sayang. Maaf, belum bisa membahagiakanmu." ucap Mas Sam seraya membawaku kepelukannya.

"Sama-sama, Mas. Kamu, nggk perlu minta maaf, aku bahagia meski dengan keadaan yang seperti ini Mas."

"Kita tidur yuk. Besok kamu harus kekantor kan?" ajak mas Sam.

"Iya Mas. Besok pengajuan pemindahan," jawabku.

"Yasudah. Ayo kita tidur."

Malam ini kami tidur dengan posisi berpelukan, mungkin hal kecil seperti ini akan sangat jarang kurasakan saat nanti aku di Jakarta.

Pagi menyapa dengan sinarnya yang begitu hangat. Setelah menyiapkan makanan untuk anak dan suamiku, saatnya aku bersiap untuk kekantor. Seperti inilah keseharianku, disaat jam kantor aku yang akan berangkat lebih dulu, sedangkan suamiku menunggu Raksa bangun dan akan mengantarkannya kerumah ibu sebelum mas Sam ke cafe.

Aku tiba dikantor langsung menuju ke meja kerjaku di lantai 3. Disana, aku langsung membuka komputer dan melakukan tugasku.

"Mba Nabila, dipanggil keruangan bos sekarang," ucap salah satu temanku.

"Oke, makasi yaa. Aku, keruangan bos dulu."

Aku jalan dengan santai keruangan bos sambil menyapa yang lain.

Tok tok tok

"Permisi pak."

"Masuk." suara dari dalam yang kuyakini suara bosku.

Aku berjalan masuk dan berdiri tepat didepan bosku. "Pak Ryan, memanggil saya?"

"Silahkan duduk."

"Iya makasih, Pak."

"Bagaimana dengan tawaran perusahaan tempo hari?" tanya bosku to the point.

"Bismillah... Saya siap dipindahkan, Pak."

"Bagus. Selesaikan pekerjaanmu dikantor ini. Saya tunggu laporannya sebelum jam pulang kerja. Dan ini hari terakhir kamu masuk bulan ini. Bulan depan kamu sudah mulai kerja dikantor pusat."

"Baik terimakasih. Pak. Kalo begitu saya kembali ke meja kerja saya dulu."

"Iya silahkan."

Aku keluar ruangan dengan perasaan tidak menentu. Aku senang akan bekerja diperusahaan besar. Tapi, aku sedih akan berpisah dengan suami dan anakku.

"Kamu bisa melewati ini semua Nabila. Ayo semangat demi masa depan yang cerah untuk, Raksa," ucapku menyemati diriku.

Aku kembali disibukkan dengan laporan yang menumpuk. Laporan ini akan aku serahkan ke pak Ryan sore ini.

Pekerjaanku selesai tepat waktu. Aku segera membawanya keruangan pak Ryan, dan selanjutnya aku sudah tidak punya tanggung jawab dikantor ini lagi. Tanggung jawabku berpindah kekantor yang lebih besar dari ini.

Tok tok tok

"Masuk."

"Permisi, Pak. Ini laporannya."

"Ya taruh di meja. Setelah ini, kamu bereskan barang-barang kamu dan pulanglah istirahat. Kamu akan lebih sibuk jika sudah berada dikantor pusat."

"Kalo begitu saya permisi, Pak. Dan terimakasih atas kepercayaan Pak Ryan kepada saya."

"Iya, silahkan. Semoga kamu betah kerja dikantor pusat."

"Aamiin... Sekali lagi terimakasih, Pak. permisi," ucapku kemudian berjalan meninggalakan ruangan pak Ryan dan aku membereskan barang-barangku.

Pulang dari kantor, aku singgah menjemput anakku dirumah ibu. sekaligus, aku ingin pamit ke ibu. Beginilah kehidupanku, setiap hari mas Sam yang mengantar Raksa ke ibu maka aku yang akan menjemputnya saat pulang.

"Assalamualaikum," ucapku seraya masuk kerumah ibu yang selalu sepi ini.

"Waalaikumssalam. Kamu sudah pulang, nak. Gimana kerjaan hari ini? Lancar?" tanya ibu.

Aku mencium tangan ibu dengam takzim "Alhamdulillah lancar, Bu. Raksa mana, bu?" jawabku lalu mencari Raksa.

"Raksa, masih tidur dikamar." ibu duduk didekatku. "Kamu kenapa, nak?" tanya ibu.

"Bu, maaf setelah ini Nabila akan lebih merepotkan Ibu."

"Ada apa, nak? Cerita sama ibu."

"Cafe mas Sam terancam bangkrut Bu, dan untuk memulai kembali butuh modal yang besar sedangkan tabungan kami belum cukup untuk dijadikan modal. Kebetulan, Nabila dapat tawaran pindah kekantor pusat di Jakarta."

"Lalu?"

"Aku menerima tawaran itu, Bu," kataku

"Suami dan anakmu bagaimana?"

"Inilah yang membuatku berat menerima tawaran itu, Bu. Tapi, ini demi kesejahteraan Raksa kedepannya, Bu. Kalau aku berhenti bekerja dan cafe bangkrut bagaimana kebutuhan harian kami Bu, terutama kebutuhan Raksa."

"Hmm... Baiklah. Jika itu sudah menjadi keputusanmu dan suamimu maka, Ibu bisa apa. Soal Raksa, kamu tenang saja. Ibu akan menjaganya, biarkan Raksa tinggal disini."

"Makasih ya, Bu. Maaf juga sudah merepotkan, Ibu," aku memeluk ibu.

"Pulanglah, sebentar lagi suami pasti pulang. Sebentar, Ibu liat Raksa dulu."

Ibu masuk kedalam kamar dimana Raksa sedang tidur, beberapa menit kemudian ibu keluar bersama Raksa yang sudah dimandikan oleh neneknya.

"Assalamualaikum... Sayangnya Ibu " sapaku ke anakku.

"Waalaikumssalam, Ibu."

Aku memeluk anakku. Setengah hari saja tidak bertemu anakku rasanya begitu rindu dengannya, bagaimana jika nanti aku ke Jakarta.

"Ayo kita pulang, Nak. Ayah pasti sudah ada dirumah menunggu kita," ajakku.

"Ibu, kami pulang dulu yaa. Raksa, salim ke Nenek dulu sayang." Raksa salim ke neneknya dan gantian akupun salim ke ibu.

"Assalamualaikum, Bu"

"Waalaikumssalam, ya hati-hati bawa motornya."

Ya setiap hari aku naik motor kekantor karna memang kami belum punya mobil untuk saat ini cuma motor yang sanggup kami beli.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Ita Mariyanti

Ita Mariyanti

biasanya kl pgng HP senyum2 aroma selingkuh Nabila....ati2 yaa.... modus kafe bangkrut

2023-09-25

1

Masiah Cia

Masiah Cia

kafe nya TDK bangkrut tp kyknya suaminya selingkuh, jd uang di pakai selingkuh

2023-09-20

2

mama zha

mama zha

ceritanya bagus bertema perjuangan seorang ibu

2023-07-30

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Tidak Menyangka
6 Sekretaris dan Ruangan Baru
7 Galaksi Bumi Pramudya
8 Perubahan
9 Terbongkar
10 Baru rencana
11 Sakit
12 Kronologi
13 Pertengkaran
14 Kekecewaan Nabila
15 Pengintaian
16 Tidak tau diri
17 Rencana pindah
18 Terjual
19 Menangislah
20 Selamat tinggal
21 Kerja
22 Belanja
23 Tak terima
24 Berhasil
25 Usaha baru
26 Deal
27 Nabila bergerak
28 Menyiapkan semuanya
29 Bunga
30 Apa yang terjadi?
31 Penting
32 Ruqyah
33 Menemuinya
34 Hukuman
35 Selesai
36 Bersama Raksa
37 Kaisar kepo
38 Calon ayah
39 Kembali bekerja
40 Siapa?
41 Pendekatan dengan anaknya
42 Rencana Galaksi
43 Menyimpan dendam
44 Kerjasama
45 Maafkan Ibu
46 Sepeda listrik
47 Kejutan untuk Kaisar
48 Berbagi rejeki
49 Mencari ART
50 Sedikit lagi
51 Peresmian
52 Mulai
53 Mencari solusi
54 Makan malam gratis?
55 Aleksa Sayang (Promo Novel)
56 Ditolak?
57 Raksa demam
58 Mama!
59 Keluarga cemarah
60 Jadi obat nyamuk
61 Tegang
62 Iya atau tidak
63 Belum berubah
64 Sah?
65 Dari Galaksi
66 Tolong
67 Kembali bekerja?
68 Buku nikah
69 Ulah Wahyu
70 Rumah lama
71 Kantor
72 Kesal
73 Makan siang lengkap
74 Masalah produksi
75 Serangan tak terduga
76 Kusi ditinggal
77 Bisik-bisik tetangga
78 Menyatakan perasaan
79 Nabila syok
80 Laporan
81 Cari kerja
82 Hari yang dinanti
83 Bertempur
84 Pindah rumah?
85 Memilih
86 Izin
87 Sah
88 Shoping, kemana mereka?
89 Siap pindah
90 Pekerjaan Caca
91 Otw lamaran
92 Target baru
93 Ternyata...
94 Punya bukti?
95 70 jt?
96 Apa mereka mencariku?
97 Tenangin diri kamu
98 Semoga istiqomah
99 Kecemasan Samudra
100 Gagal lagi
101 Sudah lama berpulang
102 Apa papa tahu?
103 Tabr4kan
104 Lumayan murah
105 Resign
106 Pencarian
107 Pakaian tertutup
108 Tidak bisa bahagia
109 Menggoda CEO perusahaan
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Tidak Menyangka
6
Sekretaris dan Ruangan Baru
7
Galaksi Bumi Pramudya
8
Perubahan
9
Terbongkar
10
Baru rencana
11
Sakit
12
Kronologi
13
Pertengkaran
14
Kekecewaan Nabila
15
Pengintaian
16
Tidak tau diri
17
Rencana pindah
18
Terjual
19
Menangislah
20
Selamat tinggal
21
Kerja
22
Belanja
23
Tak terima
24
Berhasil
25
Usaha baru
26
Deal
27
Nabila bergerak
28
Menyiapkan semuanya
29
Bunga
30
Apa yang terjadi?
31
Penting
32
Ruqyah
33
Menemuinya
34
Hukuman
35
Selesai
36
Bersama Raksa
37
Kaisar kepo
38
Calon ayah
39
Kembali bekerja
40
Siapa?
41
Pendekatan dengan anaknya
42
Rencana Galaksi
43
Menyimpan dendam
44
Kerjasama
45
Maafkan Ibu
46
Sepeda listrik
47
Kejutan untuk Kaisar
48
Berbagi rejeki
49
Mencari ART
50
Sedikit lagi
51
Peresmian
52
Mulai
53
Mencari solusi
54
Makan malam gratis?
55
Aleksa Sayang (Promo Novel)
56
Ditolak?
57
Raksa demam
58
Mama!
59
Keluarga cemarah
60
Jadi obat nyamuk
61
Tegang
62
Iya atau tidak
63
Belum berubah
64
Sah?
65
Dari Galaksi
66
Tolong
67
Kembali bekerja?
68
Buku nikah
69
Ulah Wahyu
70
Rumah lama
71
Kantor
72
Kesal
73
Makan siang lengkap
74
Masalah produksi
75
Serangan tak terduga
76
Kusi ditinggal
77
Bisik-bisik tetangga
78
Menyatakan perasaan
79
Nabila syok
80
Laporan
81
Cari kerja
82
Hari yang dinanti
83
Bertempur
84
Pindah rumah?
85
Memilih
86
Izin
87
Sah
88
Shoping, kemana mereka?
89
Siap pindah
90
Pekerjaan Caca
91
Otw lamaran
92
Target baru
93
Ternyata...
94
Punya bukti?
95
70 jt?
96
Apa mereka mencariku?
97
Tenangin diri kamu
98
Semoga istiqomah
99
Kecemasan Samudra
100
Gagal lagi
101
Sudah lama berpulang
102
Apa papa tahu?
103
Tabr4kan
104
Lumayan murah
105
Resign
106
Pencarian
107
Pakaian tertutup
108
Tidak bisa bahagia
109
Menggoda CEO perusahaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!