Episode 5

Satria melihat ada sesuatu yang tidak beres pada pria yang mengaku sebagai Om nya Yasmin itu, namun dia mendiamkannya karna merasa bukan urusannya.

Menjelang magrib, Yasmin yang sedang mencari makan di kantin rumah sakit sangat kaget saat di panggil oleh Suster, di beri tau kalau papanya ingin bicara.

"Papa begini gara-gara mikirin Yasmin, ya?

Yasmin janji akan menurut semua perintah Papa, asal papa janji harus segera sembuh!"

Rasa sedih menyasak di dada Yasmin.

Begitu juga pak Anwar. ada cairan bening yang meleleh di sudut matanya.

"Papa tidak akan bisa menemanimu lebih lama lagi. berjanjilah untuk menjadi istri yang baik dan penurut buat Satria, maafkan papa..."

"Tidak, papa ngomong apa?" bentak Yasmin mulai khawatir.

Ia tidak sanggup harus hidup sebatang kara kalau Papanya meninggalkannya.

Yasmin panik saat mengetahui pegangan tangan papanya melemah.

"Papa, papa..!" Pak Anwar tidak bergerak lagi.

Yasmin menangis sambil memeluk tubuh yang sudah kaku itu.

Tempat pemakaman mulai sepi, namun Yasmin belum juga beranjak.

"Ayo kita pulang!" Satria menarik tangan Yasmin yang masih bersimpuh di samping makam sang papa.

"Kau duluan saja, aku akan pulang kerumah ku sendiri." ucapnya pada Satria.

Pria yang mengaku Om nya menghampiri Yasmin.

"Yasmin, Om mohon maaf, kau harus menerima kabar yang tidak mengenakkan ini!"

"Ada apa, Om?"

Pria itu mengeluarkan sebuah berkas dari tasnya.

"Ini adalah surat penyitaan semua aset dan property milik papa mu. Dia sengaja menyembunyikan semua ini karna tidak ingin kau terbebani. Karna kondisi perusahaan yang memprihatinkan membuat dia harus mengajukan pinjaman ke bank, dan sampai jatuh tempo, papamu tidak bisa mencicil utang tersebut."

Yasmin terhenyak.

Tubuhnya terasa lemas di tempat.

Satria menerima berkas penyitaan itu, keningnya sempat berkerut. Walaupun merasa aneh, namun ia hanya terdiam.

"Aku tidak menyangka ini akan terjadi padaku..!" gumamnya lirih.

"Masih mau pulang ke rumahmu?" tegas Satria.

Dengan terpaksa Yasmin mengikuti langkah

Satria.

Sampai di rumah, bahkan sampai keesokan harinya, Yasmin masih tidak mau bicara apa pun atau pada siapa pun.

Pak Karim prihatin melihatnya.

"Non Yasmin, makanlah..! nanti kau sakit." bujuknya.

Yasmin hanya terdiam menyembunyikan tubuhnya di balik selimut.

"Kalau dia tidak mau, jangan di paksa, pak!"

Mendengar itu, Yasmin membuka selimutnya.

Ia memandang Satria dengan wajah marah.

"Ini semua gara-gara kau! hidupku, duniaku dan masa mudaku jadi hancur tidak karuan!" ucapnya keras.

Satria tidak meladeninya.

"Ayo jawab, lawan aku berdebat!" teriaknya putus asa.

"Sudah? apapun yang kau katakan aku tidak akan perduli. jadi percuma saja kau memancing kemarahanku. Yang ada kau akan tambah lemas karna berteriak." ucap Satria santai.

Yasmin merasa jengkel.

ia merebut piring dari tangan pak Karim dan menjejali mulutnya sambil berurai air mata.

"Pelan-pelan Non nanti tersedak." ucap pak Karim prihatin.

"Biarkan saja kalau itu bisa membuat bebannya berkurang!" suara Satria terdengar acuh.h

Yasmin meletakkan piringnya dengan kasar, lalu menghampiri Satria.

"Kau harus bertanggung jawab!" Yasmin menubruk Satria dan memukuli dadanya.

Satria membiarkannya sampai Yasmin lelah dan ambruk di dadanya.

"Aku tidak sanggup menerima semuanya ini,

ini terlalu cepat bagiku.. hiks hiks!

"Aku tau ini berat bagimu, tapi semua sudah terjadi, almarhum papa mu ingin agar kau menjadi wanita kuat dan mandiri."

Satria menyentuh kepala gadis itu.

Setelah merasa tenang, Satria menyuruh gadis itu untuk istirahat.

Di kamarnya, Satria berpikir bahwa banyak keganjilan yang terjadi pada pak Anwar dan adik tirinya yang mengaku Om nya Yasmin.

Keesokan harinya,

"Yasmin.. bangun!" Satria menggedor pintu kamar Yasmin dengan keras.

Karna tidak ada jawaban, Satria membukanya.Ia heran karna pintu tidak terkunci.

Satria bertambah heran karena Yasmin tidak ada di mana-mana.

"Dasar gadis konyol!" gumamnya geram.

Satria langsung menuju rumah kediaman mendiang pak Anwar. ia yakin Yasmin pergi kerumah orang tuanya itu.

Saat itu Yasmin sedang bersembunyi di balik pohon palem di halaman rumahnya.

Ia merasa ragu untuk masuk karna melihat banyak orang asing yang berkeliaran disana.

Ia bertambah heran saat melihat Om nya sama sekali tidak mencerminkan seseorang yang sudah kehilangan seorang kakak.

Yasmin sudah hendak berteriak melabrak Om nya saat seseorang membekap mulutnya dari belakang.

Yasmin kaget saat dia mengetahui Satria memberinya isyarat agar diam.

"Ayo kita pergi dari sini, nanti aku ceritakan maksudku."

Dengan mengendap mereka meninggalkan tempat itu.

"Kau mau cari bahaya kesana? kau pikir Om yang kamu banggakan itu senang melihat kehadiranmu disana,,?" sindir Satria.

Yasmin terdiam, ia masih belum mengerti kenapa Omnya melarangnya pulang, tapi justru dia sedang ongkang-ongkang kaki dirumah itu.

"Kau bisa jelaskan semua ini, aku benar-benar bingung!" kata Yasmin

"Belum saatnya kau tau, tapi untuk saat ini aku hanya bisa bilang, jangan pulang ke rumah itu."

"Iya, tapi kenapa?" Yasmin benar-benar merasa bingung.

Satria tidak mau menjelaskan apa pun.

"Untuk menghilangkan rasa suntuk mu, kau ikut saja ke bengkel ku?" tawar Satria tiba-tiba.

Yasmin sedikit heran.

Ia memicingkan matanya dan mengawasi wajah Satria dengan serius.

"Tumben perduli dengan apa yang aku lakukan." tebaknya sinis.

"Aku hanya tidak ingin kau berbuat nekat lagi seperti tadi." jelas Satria.

"Kau tidak usah mencemaskan aku seperti ini!." ketus Yasmin membuat Satria hilang kesabaran.

"Baiklah, aku tidak akan melarang mu, lakukan saja apa yang kau inginkan!"

Setelah berkata demikian, Satria meraih jaket dan kunci motornya.

Yasmin berpikir, dirumah dia juga tidak ada yang bisa di lakukannya.

"Aku ikut!" ucapnya menghadang Satria.

Satria tak menghiraukannya, dia terus saja melangkah.

Yasmin sudah duduk di boncengan Satria.

Satria tidak berkata-kata lagi.

Sampai di bengkel. Satria langsung mengganti pakaiannya dengan wearpack.

Yasmin mengamati sekelilingnya.

Bengkelnya lumayan rame, Satria mempekerjakan tiga orang untuk membantunya.

"Pakai ini..!" Satria meletakkan seragam montir ke tangan Yasmin.

Gadis itu jelas saja protes keras.

'Kau suruh aku memakai wearpack ini?'

Satria mengangguk.

"Oh tidak, tidak!" Yasmin melepas Wearpack itu hingga teronggok di lantai.

"Kalau tidak mau, tidak akan ada uang jajan buatmu selama sebulan!" ketus Satria.

"Kau memerasku?" ucapnya keras.

Satria mengangguk. Hal itu membuat Yasmin dongkol.

Yasmin ragu, kalau dia tidak melakukannya. berarti dia tidak akan mendapatkan uang yang cuma seratus ribu.

Batinnya menjerit, dulu apalah uang seratus ribu? jumlah itu mungkin hanya untuk bayar parkir untuk beberapa hari. tapi kini, ia harus berusaha payah mendapatkannya.

"Okey..! aku akan memakainya. Tapi jatahku di tambah jadi 5 juta perbulan, gimana?"

Satria mulai melakukan pekerjaannya.

"Kau jangan macam-macam, aku bukan sedang mengajakmu negosiasi, tapi menyuruhmu bekerja!"

Yasmin mencibir kesal.

"Apa yang harus aku kerjakan?"

Satria masuk ke bawah kolong mobil.

"Kau tinggal mengambilkan peralatan yang aku sebut."

Dengan enggan, Yasmin menuruti kemauan suaminya itu.

Satria keluar dari kolong mobil.

"Man, kau coba cek mobil ini!"

seorang pegawainya mencoba menghidupkannya.

Yasmin mengikuti Satria yang sedang mencuci tangan.

"Apa kau menikahi ku untuk menjadikan ku pesuruh mu?"

"Untuk menyadarkan mu, bahwa hidup ini tidak mudah, semua punya harga, kalau kau mau hidup enak kau harus bekerja!"

"Aku tidak perlu bekerja, karena harta ayahku begitu banyak, siapa yang akan menghabiskannya kalau bukan aku sebagai anak satu-satunya?" jawab Yasmin bangga.

"Kau lupa apa yang sudah terjadi pada kekayaan ayahmu?"

Yasmin tertunduk lesu.

Terpopuler

Comments

Nunung

Nunung

Buat Yasmin menurut ke satria dan buat Yasmin mulai mencintai walaupun hanya sedikit...ada apa dengan omnya Yasmin pasti tentang hartanya papanya Yasmin ...manusia serakah tentang harta yang bukan miliknya

2023-06-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!