Belum menyerah

***

Tian Feyn di rawat tabib setelah jamuan selesai, sedangkan Mirai sibuk mencari tanaman obat untuk mendetoksin racun dalam tubuh jendral Tian Feyn.

Mirai bahkan mencarinya sampai keluar istana dan menyinggahi pinggir sungai untuk mencari tumbuhan obat yang paling mudah di temukan di dunianya dulu.

"Dimana tamanaman obat nya? Kenapa sangat sulit sekali di cari?" Tanya Mirai pada dirinya sendiri.

Entah karna ceroboh atau apa, Mirai kembali di pertemukan dengan bahaya yang tentu saja belum usai kala hendak merenggut nyawanya.

"Aku harus menemukannya sebelum terlambat!" bathin Mirai menggumam.

Srak!! Seseorang datang dari balik semak belukar, sadar akan ancaman Mirai lakas bangkit dan mulai menghadang seseorang tersebut "Siapa kau!!" Pekik Mirai.

Dari apa yang Mirai simak saat itu, tentu saja seseorang di depannya tampak mencurigakan dan bukan manusia baik pada umumnya.

Cih siapa itu? Dia pria atau wanita? Yang jelas, jika di duniaku... Seseorang dengan tatan samaran seperti itu bukankah orang baik baik. Pakaian hitam dan celana hitam, topi caping yang menutupi wajahnya. Dia pasti orang jahat... Jika dia ingin menyerangku silahkan saja. Lihat saja, akan ku buat dia menyesal! Bathin Mirai menggekecamuk.

"Siapa kau! Untuk apa kau datang ke mari?" tanya Mirai menekan nada suaranya.

Seseorang itu kembali mensekat ke arah Mirai, Mirai yang siaga untuk menendang nya sedikit panik kala tangan pria itu tiba tiba menarik samurai dari balik punggungnya.

SRANG!

Deg! Jantung Mirai seakan terhenti kala menyimak situasi yang ada saat itu "Kau ingin membunuhku?" Tanya Mirai sembari terbelalak.

"..." Tanpa basa basi lagi, Pria itu berlari seraya menekan pedang tersebut ke arah Mirai, Mirai panik dan malah mundur beberapa langkah ke belakang hingga ia akhirnya sampai di tepian sungai dan tergelincir "A-aaahhhh!" Pekik Mirai.

Byuurrr!! Seketika malam mulai gelap, dan Mirai tercebur kembali ke dalam sungai deras yang dalam. Pria di balik topi caping itu mulai membuka samarannya. Ternyata dia memang pria yang Mirai kenali, dia adalah Fei Si, Suami Psycopat yang telah di nikahi Hyr- in.

"Ahahahahaha.... Kini, kamu memang tak akan pernah kembali. Jika kamu bisa kembali dengan selamat, tak buruk juga menganggapmu sebagai putri mahkotaku... Tapi maaf saja, aku lebih mencintai kekasiku ketimbang dirimu yang memang tidak pernah aku rindukan" imbuh Fei Si seraya terkekeh. Ia membuang atribut penyamarannya ke sungai yang deras tersebut.

Jika di tanya bagai mana nasib Mirai, maka jawabannya entahlah. Tetapi bila nasib mujur memihak kembali pada Mirai, maka jawabnya adalah dia akan selamat...

***

Istana...

Di Istana semua sedang ketar ketir mencari ke beradaan Mirai. Malah yang paling histeris adalah ibu suri "Oh... Oh... Hiks, aku takut dia terlibat masalah lagi... Para kasim! Dayang! Dan pengawal! Cepat cari putri mahkota Hyr-in sekarang juga!" Pinta Ibu suri seraya menangis sesegukan.

"Tenanglah ibu... Tak akan terjadi apapun pada Hyr-in. Dia pasti akan baik baik saja..." Kaisar berusaha menyakinkan ibunya bahwa Mirai memang tidak dalam bahaya.

"...Kaisar, anda tidak tahu seberapa bahayanya ada di luar istana. Apa lagi, jika dia adalah putri mahkota, di luaran sana... Masih banyak wanita wanita yang iri pada kecantikannya. Juga banyak sekali di antara wanita wanita itu yang iri karna Hyr-in bisa menikah dengan putra mahkota. Bukankah, putra mahkota memiliki banyak penggemar karna ke tampanannya?" tanya Ibu Suri pada Kaisar.

"...Anda benar juga ibu suri. Bisa gawat jika Hyr-in berkeliaran di luar dan membuatnya dalam bahaya" bisik Kaisar seraya mengelus elus jenggotnya.

"Tenanglah yang mulia... Putri mahkota pasti akan baik baik saja" Ucap Permaisyuri.

"...Semoga saja. Oh ia, di mana putra mahkota?" tanya Ibu suri celingukan.

"Putra mahkota... Di sedang istirahat di Pafiliunnya" Jelas Permaisyuri.

"Dia pasti lelah, dia makin pendiam setelah Hyr-in kembali sembuh" Bisik Ibu Suri.

"Mungkin karna putra mahkota, sedikit kaget atas kembalinya putri mahkota. Apa lagi, outri mahkota yang saat ini kembali siuman. Bertingkah seakan akan itu bukanlah diri putri Hyr-in" komen permaisyuri.

"Bukan putri Hyr-in? Apa maksudmu permaisyuriku? Kenapa nada bicaramu seakan menyalahkan putri Hyr-in" slot Kaisar.

"...Maafkan hamba yang mulia, tapi... Sebelumnya, putri Hyr-in sangat pendiam dan jarang sekali bicara. Bahkan ia tak pernah bisa mengobati orang atau telaten dalam ilmu tabib. Tapi, melihat putri mahkota yang saat ini, dia terlihat berbeda dan sangat lincah. Bahkan ia tak memakai tatakrama kerajaan dalam nada bicaranya. Juga tak menayapa ketika saling bertatapan mata" Jelas Permaisyuri.

Kaisar mengangguk "Apa yang di katakan permaisyuri memang benar. Apa lagi, Tian Feyn juga hampir mati. Jika Hyr-in tidak sigap memberikannya air kelapa tersebut" Kaisar terpukau atas kesigapan Hyr-in.

"Sebaiknya ibu suri istirahat dulu di kamar. Karna ibu suri saat ini terlihat sangat lelah" Pinta Kaisar.

"...Tapi aku sama sekali tidak tenang jika putri Hyr-in belum ketemu" Jawab ibu suri.

"Jika ibu Suri sakit. Maka akan sangat sulit mengemban tugas Kaisar seorang diri" Ucap Kaisar.

Akhirnya, ibu suri menyerah dan mulai mengangguk kalah "Para dayang, tolong bawa ibu suri ke kamarnya" Pinta Permaisyuri.

"...Baik Permaisyuri" Para dayang yang berjumlah enam orang itu pun mulai mengantar ibu Suri menuju kamarnya.

"Yang mulia... Apakah, Permaisyuri akan di temukan dalam kondisi hidup?" Tanya Permaisyuri pada suaminya.

"Apa yang kamu bicarakan permaisyuriku? Kenapa kamu seakan ingin Putri mahkota dalam masalah?" komen Kaisar.

"Bukan begitu yang mulia... Tapi, aku sungguh khawatir padanya. Kejadian tempo hari sangat membuatku takut" Balas Permaisyuri.

"Jangan banyak khawatir... putri mahkota pasti akan baik baik saja... Karna putri mahkota adalah putri yang sangat pintar" Jels Kaisar menenangkan hati permaisyuri.

Kaisar meraih tubuh permaisyurinya dan memeluknya di singgahsana. Ia berusaha menenangkan hati istrinya yang tengah gundah gulana itu.

Seseorang yang mengintip percakapan tersebut, malah menyungingkan bibirnya "Cari saja sampai ketemu, dia tak akan pernah kembali kedalam hidupku. Dia telah tewas dan aku yang melenyapkannya... Hehehehe" Fei Si tertawa senang seraya menggumam dalam hatinya.

"Sebaiknya aku pura pura saja sedih... Jika para pengawal menemukan mayat Hyr-in" Fei si lekas meninggalkan tempat tersebut dan melangkah ke arah dinding pembatas antar kerajaan dan dunia luar. Ia berniat bertemu dengan kekasihnya di luar sana... Wanita yang ingin Fei Si nikahi setelah Hyr-in benar benar di kabarkan tewas. Hal itulah yang membuat Fei Si menikah dan membunuh setiap istri yang di siapkan raja untuknya.

Karna Fei Si adalah tife pria setia yang nekad, ia akan membunuh wanita yang tak ia cintai hanya untuk sebuah kesetiaannya pada wanita yang ia kehendaki.

Terpopuler

Comments

°nina°

°nina°

setia kata nya cuman hantu yg percaya....
kalau memang setia ya perjuangin bodoh bukan malah bunuh anak orang yg ga salahhh
itu gila nama nya
imajinasi author tentang kata setia itu teeeerrrrrrrllllaaaaallllluuuuu unik

2023-09-03

0

Nurul Huda

Nurul Huda

salut sama putra mahkota yang setia pada sang kekasih tapi cara yang dilakukan putra mahkota itu salah bukannya terus terang pada kaisar kalo punya kekasih dan akan menikahinya ini malah pasrah dan menerima pejodohan itu yang ujung ujungnya malah membunuh setiap istri yang dijodohkan demi menikahi sang kekasih.

2023-08-28

1

Khoerun Nisa

Khoerun Nisa

katnya terkuat omong kosong jdi kelihatan Kya orang oon

2023-08-14

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Time travel
3 Hal yang tak mungkin
4 Hampir mati lagi
5 Belum menyerah
6 9 Nyawa
7 Perkenalan...
8 Pencemaran
9 Mendapat masalah
10 Keliaian Putri mahkota baru
11 Terjebak
12 Reborn
13 Terbuka
14 Xin Mirai
15 Mengeluh
16 Jati diri
17 Dihianati
18 Sifat Liar
19 Perdebatan
20 Bukan tamasya
21 Menyapa rakyat
22 Pelecehan
23 Kembali ke istana
24 Jadi risuh
25 Jadi buronan
26 Kaisar marah
27 Wanita tangguh
28 Sang penolong
29 Berdebat
30 Tenaga dalam
31 Hadiah untuk Mirai?!
32 Amukan yang tak bisa di hentikan
33 Pujaan hati Mirai
34 Sebuah Syarat
35 Fei Si cemburu
36 Pagi yang aneh
37 Bertanding
38 Kalah telak
39 Keluhan ibu suri
40 Debaran yang tak perlu
41 Perjalanan menuju Kekaisaran Hong
42 Jamuan istana...
43 Kesepakatan
44 Tabib agung?
45 Sabotase
46 Menyingkap tabir
47 Memulai pengobatan
48 Mata mata jahat
49 Pil tingkat tinggi
50 Terselamatkan
51 kabar baik
52 Terperosok masalah besar
53 Pengumuman autor
54 Pelaku utama
55 Pembebasan
56 Di hadang?!
57 Perlawanan
58 Kegelisahan
59 Tanda kutukan
60 Spiritual
61 Spiritual 2
62 Perjanjian
63 Perjanjian 2
64 Perjalanan
65 Perjalanan 2
66 Perjalanan 3
67 Huru hara
68 Hal yang sia sia
69 Percepat perjalanan
70 Gunung Xingliun
71 Di hadang
72 Sambutan para tetua sekte
73 Mo Shan Shan
74 Dimensi lain
75 Di serang Bast Spirt
76 Sang penakluk
77 Moo Shan Shan belum jera
78 1000 keping koin emas
79 Penguasa kota?
80 Kota Layaras
81 Wakil penguasa kota
82 Misi di batalkan
83 Bast spirit legendaris
84 Phonex's Surgawi
85 Sang Master
86 Kebebasan Shu Feng
87 Keistimewaan Shu Feng
88 Menyelesaikan Misi
89 Kembali ke istana Ming
90 Sebuah penolakan
91 Mencari jalan terbaik
92 Ulah Shu Feng
93 Memohon ampunan
94 Memohon pengampunan
95 Merawat tanpa pandang buluh
96 kecemburuan seorang wanita
97 Perasaan putra mahkota
98 Kekesalan
99 Di permalukan
100 Terlalu menunda-nunda
101 Sebuah konspirasi
102 Rahasia putri mahkota
103 Pengenalan Xigua
104 Mencari pelakunya
105 Penyesalan putra mahkota
106 Kedatangan tamu agung
107 Rahasia nya terbongkar
108 Salam perpisahan
109 Salam perpisahan 2
110 Salam perpisahan 3
111 Insiden
112 Pertarungan malam
113 Sedikit getir
114 Di permainkan habis habisan
115 Mencari jalan keluar
116 Penyamaran identik
117 Bernegosiasi
118 "Bukan licik, tapi elegant"
119 Membalas dengan elegant
120 Menagih janji para penyidik
121 Hal yang sudah terlupakan
122 Hari itu pun tiba
123 Kegamparan di istana Ming
124 Perselisahan dua penguasa
125 Perjalanan kembali ke kota layaras
126 Kecemburuan sosial
127 Bermalam di kota Layaras
128 Serangan tak terduga
129 Sangat sadis...
130 Jamuan sang penguasa kota
131 Kompetisi
132 Izin promosi...
133 Kompetisi 2
134 Percepat pergerakan
135 Area bertahan hidup paling buruk
136 Area bertahan hidup paling buruk 2
137 Aura yang sama
138 Aura yang sama 2
139 Kegelisahan
140 Kebangkitan Sang penguasa
141 Kompetisi 3
142 Babak 16 besar
143 Rahasia Ling Long
144 Rahasia Ling Long 2
145 Rahasia Ling Long 3
146 Masuk Final
147 Kemenangan yang mutlak
148 Kemenangan yang mutlak 2
149 Ikatan terselubung
150 Kematian Xing Yue
151 Sisa permasalahan
152 Porak poranda
153 Alasan tidak di terima!!!
154 Penghianat
155 Season 1 End
Episodes

Updated 155 Episodes

1
Prolog
2
Time travel
3
Hal yang tak mungkin
4
Hampir mati lagi
5
Belum menyerah
6
9 Nyawa
7
Perkenalan...
8
Pencemaran
9
Mendapat masalah
10
Keliaian Putri mahkota baru
11
Terjebak
12
Reborn
13
Terbuka
14
Xin Mirai
15
Mengeluh
16
Jati diri
17
Dihianati
18
Sifat Liar
19
Perdebatan
20
Bukan tamasya
21
Menyapa rakyat
22
Pelecehan
23
Kembali ke istana
24
Jadi risuh
25
Jadi buronan
26
Kaisar marah
27
Wanita tangguh
28
Sang penolong
29
Berdebat
30
Tenaga dalam
31
Hadiah untuk Mirai?!
32
Amukan yang tak bisa di hentikan
33
Pujaan hati Mirai
34
Sebuah Syarat
35
Fei Si cemburu
36
Pagi yang aneh
37
Bertanding
38
Kalah telak
39
Keluhan ibu suri
40
Debaran yang tak perlu
41
Perjalanan menuju Kekaisaran Hong
42
Jamuan istana...
43
Kesepakatan
44
Tabib agung?
45
Sabotase
46
Menyingkap tabir
47
Memulai pengobatan
48
Mata mata jahat
49
Pil tingkat tinggi
50
Terselamatkan
51
kabar baik
52
Terperosok masalah besar
53
Pengumuman autor
54
Pelaku utama
55
Pembebasan
56
Di hadang?!
57
Perlawanan
58
Kegelisahan
59
Tanda kutukan
60
Spiritual
61
Spiritual 2
62
Perjanjian
63
Perjanjian 2
64
Perjalanan
65
Perjalanan 2
66
Perjalanan 3
67
Huru hara
68
Hal yang sia sia
69
Percepat perjalanan
70
Gunung Xingliun
71
Di hadang
72
Sambutan para tetua sekte
73
Mo Shan Shan
74
Dimensi lain
75
Di serang Bast Spirt
76
Sang penakluk
77
Moo Shan Shan belum jera
78
1000 keping koin emas
79
Penguasa kota?
80
Kota Layaras
81
Wakil penguasa kota
82
Misi di batalkan
83
Bast spirit legendaris
84
Phonex's Surgawi
85
Sang Master
86
Kebebasan Shu Feng
87
Keistimewaan Shu Feng
88
Menyelesaikan Misi
89
Kembali ke istana Ming
90
Sebuah penolakan
91
Mencari jalan terbaik
92
Ulah Shu Feng
93
Memohon ampunan
94
Memohon pengampunan
95
Merawat tanpa pandang buluh
96
kecemburuan seorang wanita
97
Perasaan putra mahkota
98
Kekesalan
99
Di permalukan
100
Terlalu menunda-nunda
101
Sebuah konspirasi
102
Rahasia putri mahkota
103
Pengenalan Xigua
104
Mencari pelakunya
105
Penyesalan putra mahkota
106
Kedatangan tamu agung
107
Rahasia nya terbongkar
108
Salam perpisahan
109
Salam perpisahan 2
110
Salam perpisahan 3
111
Insiden
112
Pertarungan malam
113
Sedikit getir
114
Di permainkan habis habisan
115
Mencari jalan keluar
116
Penyamaran identik
117
Bernegosiasi
118
"Bukan licik, tapi elegant"
119
Membalas dengan elegant
120
Menagih janji para penyidik
121
Hal yang sudah terlupakan
122
Hari itu pun tiba
123
Kegamparan di istana Ming
124
Perselisahan dua penguasa
125
Perjalanan kembali ke kota layaras
126
Kecemburuan sosial
127
Bermalam di kota Layaras
128
Serangan tak terduga
129
Sangat sadis...
130
Jamuan sang penguasa kota
131
Kompetisi
132
Izin promosi...
133
Kompetisi 2
134
Percepat pergerakan
135
Area bertahan hidup paling buruk
136
Area bertahan hidup paling buruk 2
137
Aura yang sama
138
Aura yang sama 2
139
Kegelisahan
140
Kebangkitan Sang penguasa
141
Kompetisi 3
142
Babak 16 besar
143
Rahasia Ling Long
144
Rahasia Ling Long 2
145
Rahasia Ling Long 3
146
Masuk Final
147
Kemenangan yang mutlak
148
Kemenangan yang mutlak 2
149
Ikatan terselubung
150
Kematian Xing Yue
151
Sisa permasalahan
152
Porak poranda
153
Alasan tidak di terima!!!
154
Penghianat
155
Season 1 End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!