***
Tian Feyn di rawat tabib setelah jamuan selesai, sedangkan Mirai sibuk mencari tanaman obat untuk mendetoksin racun dalam tubuh jendral Tian Feyn.
Mirai bahkan mencarinya sampai keluar istana dan menyinggahi pinggir sungai untuk mencari tumbuhan obat yang paling mudah di temukan di dunianya dulu.
"Dimana tamanaman obat nya? Kenapa sangat sulit sekali di cari?" Tanya Mirai pada dirinya sendiri.
Entah karna ceroboh atau apa, Mirai kembali di pertemukan dengan bahaya yang tentu saja belum usai kala hendak merenggut nyawanya.
"Aku harus menemukannya sebelum terlambat!" bathin Mirai menggumam.
Srak!! Seseorang datang dari balik semak belukar, sadar akan ancaman Mirai lakas bangkit dan mulai menghadang seseorang tersebut "Siapa kau!!" Pekik Mirai.
Dari apa yang Mirai simak saat itu, tentu saja seseorang di depannya tampak mencurigakan dan bukan manusia baik pada umumnya.
Cih siapa itu? Dia pria atau wanita? Yang jelas, jika di duniaku... Seseorang dengan tatan samaran seperti itu bukankah orang baik baik. Pakaian hitam dan celana hitam, topi caping yang menutupi wajahnya. Dia pasti orang jahat... Jika dia ingin menyerangku silahkan saja. Lihat saja, akan ku buat dia menyesal! Bathin Mirai menggekecamuk.
"Siapa kau! Untuk apa kau datang ke mari?" tanya Mirai menekan nada suaranya.
Seseorang itu kembali mensekat ke arah Mirai, Mirai yang siaga untuk menendang nya sedikit panik kala tangan pria itu tiba tiba menarik samurai dari balik punggungnya.
SRANG!
Deg! Jantung Mirai seakan terhenti kala menyimak situasi yang ada saat itu "Kau ingin membunuhku?" Tanya Mirai sembari terbelalak.
"..." Tanpa basa basi lagi, Pria itu berlari seraya menekan pedang tersebut ke arah Mirai, Mirai panik dan malah mundur beberapa langkah ke belakang hingga ia akhirnya sampai di tepian sungai dan tergelincir "A-aaahhhh!" Pekik Mirai.
Byuurrr!! Seketika malam mulai gelap, dan Mirai tercebur kembali ke dalam sungai deras yang dalam. Pria di balik topi caping itu mulai membuka samarannya. Ternyata dia memang pria yang Mirai kenali, dia adalah Fei Si, Suami Psycopat yang telah di nikahi Hyr- in.
"Ahahahahaha.... Kini, kamu memang tak akan pernah kembali. Jika kamu bisa kembali dengan selamat, tak buruk juga menganggapmu sebagai putri mahkotaku... Tapi maaf saja, aku lebih mencintai kekasiku ketimbang dirimu yang memang tidak pernah aku rindukan" imbuh Fei Si seraya terkekeh. Ia membuang atribut penyamarannya ke sungai yang deras tersebut.
Jika di tanya bagai mana nasib Mirai, maka jawabannya entahlah. Tetapi bila nasib mujur memihak kembali pada Mirai, maka jawabnya adalah dia akan selamat...
***
Istana...
Di Istana semua sedang ketar ketir mencari ke beradaan Mirai. Malah yang paling histeris adalah ibu suri "Oh... Oh... Hiks, aku takut dia terlibat masalah lagi... Para kasim! Dayang! Dan pengawal! Cepat cari putri mahkota Hyr-in sekarang juga!" Pinta Ibu suri seraya menangis sesegukan.
"Tenanglah ibu... Tak akan terjadi apapun pada Hyr-in. Dia pasti akan baik baik saja..." Kaisar berusaha menyakinkan ibunya bahwa Mirai memang tidak dalam bahaya.
"...Kaisar, anda tidak tahu seberapa bahayanya ada di luar istana. Apa lagi, jika dia adalah putri mahkota, di luaran sana... Masih banyak wanita wanita yang iri pada kecantikannya. Juga banyak sekali di antara wanita wanita itu yang iri karna Hyr-in bisa menikah dengan putra mahkota. Bukankah, putra mahkota memiliki banyak penggemar karna ke tampanannya?" tanya Ibu Suri pada Kaisar.
"...Anda benar juga ibu suri. Bisa gawat jika Hyr-in berkeliaran di luar dan membuatnya dalam bahaya" bisik Kaisar seraya mengelus elus jenggotnya.
"Tenanglah yang mulia... Putri mahkota pasti akan baik baik saja" Ucap Permaisyuri.
"...Semoga saja. Oh ia, di mana putra mahkota?" tanya Ibu suri celingukan.
"Putra mahkota... Di sedang istirahat di Pafiliunnya" Jelas Permaisyuri.
"Dia pasti lelah, dia makin pendiam setelah Hyr-in kembali sembuh" Bisik Ibu Suri.
"Mungkin karna putra mahkota, sedikit kaget atas kembalinya putri mahkota. Apa lagi, outri mahkota yang saat ini kembali siuman. Bertingkah seakan akan itu bukanlah diri putri Hyr-in" komen permaisyuri.
"Bukan putri Hyr-in? Apa maksudmu permaisyuriku? Kenapa nada bicaramu seakan menyalahkan putri Hyr-in" slot Kaisar.
"...Maafkan hamba yang mulia, tapi... Sebelumnya, putri Hyr-in sangat pendiam dan jarang sekali bicara. Bahkan ia tak pernah bisa mengobati orang atau telaten dalam ilmu tabib. Tapi, melihat putri mahkota yang saat ini, dia terlihat berbeda dan sangat lincah. Bahkan ia tak memakai tatakrama kerajaan dalam nada bicaranya. Juga tak menayapa ketika saling bertatapan mata" Jelas Permaisyuri.
Kaisar mengangguk "Apa yang di katakan permaisyuri memang benar. Apa lagi, Tian Feyn juga hampir mati. Jika Hyr-in tidak sigap memberikannya air kelapa tersebut" Kaisar terpukau atas kesigapan Hyr-in.
"Sebaiknya ibu suri istirahat dulu di kamar. Karna ibu suri saat ini terlihat sangat lelah" Pinta Kaisar.
"...Tapi aku sama sekali tidak tenang jika putri Hyr-in belum ketemu" Jawab ibu suri.
"Jika ibu Suri sakit. Maka akan sangat sulit mengemban tugas Kaisar seorang diri" Ucap Kaisar.
Akhirnya, ibu suri menyerah dan mulai mengangguk kalah "Para dayang, tolong bawa ibu suri ke kamarnya" Pinta Permaisyuri.
"...Baik Permaisyuri" Para dayang yang berjumlah enam orang itu pun mulai mengantar ibu Suri menuju kamarnya.
"Yang mulia... Apakah, Permaisyuri akan di temukan dalam kondisi hidup?" Tanya Permaisyuri pada suaminya.
"Apa yang kamu bicarakan permaisyuriku? Kenapa kamu seakan ingin Putri mahkota dalam masalah?" komen Kaisar.
"Bukan begitu yang mulia... Tapi, aku sungguh khawatir padanya. Kejadian tempo hari sangat membuatku takut" Balas Permaisyuri.
"Jangan banyak khawatir... putri mahkota pasti akan baik baik saja... Karna putri mahkota adalah putri yang sangat pintar" Jels Kaisar menenangkan hati permaisyuri.
Kaisar meraih tubuh permaisyurinya dan memeluknya di singgahsana. Ia berusaha menenangkan hati istrinya yang tengah gundah gulana itu.
Seseorang yang mengintip percakapan tersebut, malah menyungingkan bibirnya "Cari saja sampai ketemu, dia tak akan pernah kembali kedalam hidupku. Dia telah tewas dan aku yang melenyapkannya... Hehehehe" Fei Si tertawa senang seraya menggumam dalam hatinya.
"Sebaiknya aku pura pura saja sedih... Jika para pengawal menemukan mayat Hyr-in" Fei si lekas meninggalkan tempat tersebut dan melangkah ke arah dinding pembatas antar kerajaan dan dunia luar. Ia berniat bertemu dengan kekasihnya di luar sana... Wanita yang ingin Fei Si nikahi setelah Hyr-in benar benar di kabarkan tewas. Hal itulah yang membuat Fei Si menikah dan membunuh setiap istri yang di siapkan raja untuknya.
Karna Fei Si adalah tife pria setia yang nekad, ia akan membunuh wanita yang tak ia cintai hanya untuk sebuah kesetiaannya pada wanita yang ia kehendaki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
°nina°
setia kata nya cuman hantu yg percaya....
kalau memang setia ya perjuangin bodoh bukan malah bunuh anak orang yg ga salahhh
itu gila nama nya
imajinasi author tentang kata setia itu teeeerrrrrrrllllaaaaallllluuuuu unik
2023-09-03
0
Nurul Huda
salut sama putra mahkota yang setia pada sang kekasih tapi cara yang dilakukan putra mahkota itu salah bukannya terus terang pada kaisar kalo punya kekasih dan akan menikahinya ini malah pasrah dan menerima pejodohan itu yang ujung ujungnya malah membunuh setiap istri yang dijodohkan demi menikahi sang kekasih.
2023-08-28
1
Khoerun Nisa
katnya terkuat omong kosong jdi kelihatan Kya orang oon
2023-08-14
0