***
Mirai mengikuti kepala dayang ke sebuah jamuan kerajaan. Di sana seluruh kluarga istana berkumpul. Mirai sama sekali tak tahu siapa saja yang ada di meja jamuan tersebut... Yang Mirai tahu hanyalah di singgah sana tahta adalah raja dan seorang nenek ramah yang berjabat sebagai ratu kerajaan tersebut.
"Ini dia putri mahkota kerajaan Ming. Hahahha... Dewa memberkatimu putri... Silahkan duduk di samping suamimu" Jelas Kaisar Ming mempersilahkan Mirai untuk duduk di samping suaminya yang bernama Si Fei.
Mirai malah celingukan mencari di mana suaminya duduk, ia tak tahu suami nya pria yang mana. Karna di meja itu cukup banyak pria tampan yang berwibawa dan tampak seperti putra mahkota.
"Putri mahkota, apa yang sedang anda tunggu? Silahkan duduk di samping putra mahkota" Bisik kepala dayang yang mengurus Mirai.
"...Maafkan saya, tapi saya tidak tahu.. Yang mana suami saya?" tanya Mirai menunduk malu. Nampaknya suara Mirai terdengar lantang hingga membuat Kaishar terdiam di singgah sananya "Apa maksudmu putri mahkota? Apakah kamu tidak mengenali suamimu?" tanya Kaisar lantang.
Mirai yang gagu hanya bisa mengangguk sembari menunduk, ia sama sekali tak bisa menatap sorot mata Raja yang terdengar sedikit tersinggung "Mana mungkin... Oh dewa, apa yang kau lakukan pada menantuku?" Tanya Kaisar tak habis pikir.
Para tamu yang tengah duduk di meja jamuan pun mulai riuh dan bertanya tanya. Mereka saling menatap satu sama lain. Lalu, ibu Ratu (Suri) mulai bangkit dari singgah sananya lalu menyeru cucuknya untuk berdiri dan menjemput Mirai.
"Putra mahkota, apa yang sedang kamu lakukan? Lihatlah permaisurimu sedang mencarimu... Kenapa kamu diam saja, lekas jemput dia" pinta Ibu Suri menunjuk putra mahkota untuk menjemput Mirai yang berdiri di ujung pintu jamuan kerajaan.
Sikap putra mahkota yang angkuh seakan acuh pada titah ibu suri. Dan ia cenderung diam tak bergerak... Ibu suri sedikit marah pada kelakuan Fei Si.
"Jika anda tak tahu keberadaan putra mahkota, anda bisa duduk di samping saya..." ucap pangeran ke 2 pangeran ke 2 adalah anak mendiang raja pertama yang telah wafar beberapa tahun yang lalu. Seharusnya pangeran ke dua yang harusnya naik tahta menjadi raja, tapi saat itu usianya masih anak anak jadi tahta di turunkan pada adik raja yang bernama Fu Rou Ming, Meski Pangeran ke dua tidak jadi raja atau putra mahkota. Tapi nampaknya tahta bukanlah hal tenting bagi pangeran ke dua. Pangeran kedua bernama Zi Xiu. Pangeran ini memang sangat tampan tapi ia juga amat genit apa lagi pada wanita cantik seperti putri Mahkota Hio Rin.
Ibu suri tersinggung dan mulai mengecap "Jangan begitu, pangeran harus menjaga kewibawaannya. Bukan begitu pangeran Zi Xiu?" tanya Ibu suri. Pangeran pun mulai tersenyum genit ke arah Mirai. Ia mengedipkan sebelah matanya dan membuat Mirai bergidig ngeri.
"Dayang. Antarkan Putri mahkota ke meja jamuan putra mahkota" Pinta ibu suri.
Para dayang mengangguk patuh dan mulai menggiring Mirai ke arah tempat duduk Fei Si "Silahkan putri..." ucap para Dayang. Mirai hanya bisa mengangguk diam seraya perlahan menyimak wajah suaminya dengan ujung ekor matanya.
Cih... Apa apaan ini, kenapa dia malah dingin pada istrinya sendiri... Dia pikir dia siapa? Bathin Mirai menggumam sebal.
Mirai mulai memperhatikan tatanan wajah Fei Si yang tampak dingin dan jutek itu. Wajahnya sih memang mulus dan tampan, glowing pula... Tapi, dia bukan apa apa di banding jendral Tian Fey yang gagah dan pemberani. Di tukar dengan sekarung beras pun aku mau, asalkan bukan dia yang jadi suamikum. UUUUH Dewa kenapa kamu pasangkan aku dengan pria dingin ini. Bathin Mirai menggumam.
"Hemmm..." Erang Fei Si tak senang saat Mirai menatap wajahnya terlalu lama.
"Kenapa? Bukankah kau minum sedari tadi? Aku yakin, tenggorokan mu tidak se kering itu hingga kamu sempat mengeram begitu... Aneh" Bisik Mirai menyungingkan bibirnya sembari mengkerucutkannya nampak nya Mirai mulai menyadari bahwa Fei Si tidak menyukainya.
"Hahahaha... Karna jamuan tamu kita sudah lengkap, mari... Kita minum bersama untuk merayakan kembalinya putri mahkota ke kerajaan Ming" Ucap Kaishar seraya menyodorkan arak dengan ke dua tangannya ke pada para tamu di meja jamu mereka.
Para tamu pun antusias dan membalas sang raja dengan mengacungkan cawan arak ke arah sang raja dan mereka pun meneguk nya bersama sama "Hahahaha... Mari minum mari munum" Ucap sang raja.
Astaga, aku kesini untuk makan karna perutku lapar, bukannya mau minum. Bathin Mirai. Mirai sama sekali tak bisa minum arak hingga ia mengosongkan cawannya dan pura pura meneguknya.
Tibalah saatnya makan... Mirai tampak senang menatap rupa rupa makanan di depannya. Ia mulai nusuknya dengan sumpit yang ada di tangannya.
"Makanlah yang banyak..." ucap Fei Si seraya menyungingkan bibirnya. Mirai mendelik "Huh... Tentu saja... Aku akan makan. Toh, tidak di suruh pun naluriku akan respon pada makanan se enak ini" jelas Mirai mengecutkan bibirnya dan begitu angkuh pada Fei Si.
Makanan sudah dijepit oleh sumpit di tangannya, ia hendak melahap makan yang hampir masuk mulutnya itu. Namun, tiba tiba hidungnya mengendus sesuatu..
"Ssssshhh..." Desis Mirai seraya melempar sumpitnya bersama makanan yang hendak dia makan.
Pyang!!! Sumpit yang terbuat dari giok murni itu terjatuh ke lantai hingga membuat semua mata menyorot ke arah Mirai "Putri Mahkota! Apa yang kamu lakukan?" bentak Permaisuri utama.
Mirai hanya terbelalak ketika menatap makan yang ia jatuhkan di depan meja jamuannya "Maafkan putri mahkota... Mungkin dia masih belum sehat benar" Jelas Ibu suri.
"Tolong jaga tatak rama mu sebagai putri mahkota" Jelas permaisuri.
"Ma- maafkan saya ibu suri. Ta-tapi saya, saya tidak mau mati untuk yang ke dua kalinya..." Gumam Mirai tak di mengerti siapapun.
"Apa maksudmu putri mahkota?" tanya ibu suri.
"Dalam mangkuk makanan saya ada sisipan racun! Bahkan racun itu adalah racun sianida... Racun itu adalah racun yang paling mengerihkan yang bisa membunuh hanya dengan satu suapan saja" Cerocos Mirai seraya menangis histeris.
"Tolong jangan bercanda! Kami memasak makanan ini dengan sangat hati hati..." Pekik kepala Dayang dapur.
"...Putri jangan bicara yang aneh aneh... Si-Sianda apa itu?" tanya Ibu suri menghampiri Mirai dan memeluknya.
"...Aku tidak mau mati untuk ke dua kalinya nenek..." Tangis Mirai sesegukan. Fei Si terganggu dengan tangisan Mirai hingga ia menggebrak meja.
Brakkk!!
"Putra mahkota? Ada apa denganmu?" tanya Permaisuri.
"Jika benar makan istriku beracun? Maka, semua orang yang ada disini pasti juga akan teracuni!" Jelas Fei Si.
"Tapi mereka tidak apa apa..." Jelas Permaisuri meyakinkan Mirai.
"Kalau begitu... Kenapa kau sangat ketakutan dan malah membuat huru hara di istana ini?" tanya Fei Si berargumen.
"Karna di mangkuk makananku benar benar berisikan racun!" Jelas Mirai masih menangis.
"...Bagai mana kita bisa tahu jika dalam mangkuk mu ada racun. Bahkan aku tidak mencicipinya... Jangan banyak bertingkah, ayo lanjutkan makanmu!" Marah Fei Si.
Mirai menggelengkan kepalanya, lalu seseorang datang dan mulai menyiapkan diri untuk mengecek makanan di mangkuk Mirai "Biar saya saja yang mencobanya yang mulia' Ucap Tian Fey menghampiri mangkuk itu lalu duduk bersila di depan meja Mirai lalu meraih sumpit dan meyapit makanannya.
"Tuan! Jangan makan itu!!" Pekik Mirai hendak menghentikan kelakuan Tian Fey. Tapi terlambat, Tian Fey sudah mengunyah makanan bekas Mirai tadi.
"Nah. Tak ada hal yang aneh bukan? Sudah pasti putri mahkota hanya mengada ada agar istana kita tercemar" Jelas Fei Si tersenyum sinis pada Mirai.
Tidak mungkin, aku adalah dokter spesialis bedah di duniaku... Jadi aku tahu toksin dan racun apa saja yang bisa masuk ke dalam tubuh manusia. Dan makan hendak ku makan tadi adalah racun yang terdapat dari ikan fugu. Bathin Mirai menggumam.
Tak berselang lama setelah Fei Si mencecah Mirai, tiba tiba Tian Feyn terbatuk lalu muntah darah seketika itu "Uhuk Uhuk!!" Seruluh mata tertuju pada panglima Tian Feyn.
"Panglima!!!" Teriak para tamu.
Mirai yang panik lekas meraih air di depannya lalu menegukkan air itu ke dalam mulut Tian Feyn sigap. Ia lekas berlari meraih kelapa lalu mengambil airnya dan melompat keluar mencari tanaman rambat yang memiliki rongga di batangnya.
"Putri mahota apa yang anda lakukan?" tanya ibu suri.
Mirai lekas meraih jarum di sanggulnya lalu menyambungkannya dengan tanaman berongga seperti selang itu dan memasukan ujung rongganya ke dalam air kelapa itu. Mirai berhasil mendapatkan urat nadi Tian Feyn hingga ia tepat memberikannya cairan tubuh.
"Apa yang anda lakukan Putri Mahkota, anda bisa membunuh jendral ke banggaan kerajaan kami" pekik Permaisuri.
"Tolong panggil tabib dan mulai bawa tuan Tian Feyn ke faviliunnya. Saya akan mencari tanaman obat untuk mendetoksin racun yang ada dalam tubuhn Tuan Tian Feyn" Jelas Mirai.
Saat seluruh mata tertuju pada Mirai, Fei Si malah jengkel pada dirinya sendiri karna ia tak mampu menyingkirkan Mirai dengan mudah.
Apa yang terjadi padanya setelah tiada beberapa hari lalu? Kenapa dia malah jadi seorang tabib setelah sadar dari kematiannya. Bathin Fei Si menggumam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
Bibirnya Kyung-soo🐧🍉
waduhhh, gawat nih. Panglima tamvan kita keracunan😭
2023-08-09
0
Bibirnya Kyung-soo🐧🍉
baru jga hidup uda disuruh mati aja, kan ngerii🙈
2023-08-09
0
Bibirnya Kyung-soo🐧🍉
Putra Mahkota seharga sekarung beras😭😭
2023-08-09
0