Hampir mati lagi

***

Mirai mengikuti kepala dayang ke sebuah jamuan kerajaan. Di sana seluruh kluarga istana berkumpul. Mirai sama sekali tak tahu siapa saja yang ada di meja jamuan tersebut... Yang Mirai tahu hanyalah di singgah sana tahta adalah raja dan seorang nenek ramah yang berjabat sebagai ratu kerajaan tersebut.

"Ini dia putri mahkota kerajaan Ming. Hahahha... Dewa memberkatimu putri... Silahkan duduk di samping suamimu" Jelas Kaisar Ming mempersilahkan Mirai untuk duduk di samping suaminya yang bernama Si Fei.

Mirai malah celingukan mencari di mana suaminya duduk, ia tak tahu suami nya pria yang mana. Karna di meja itu cukup banyak pria tampan yang berwibawa dan tampak seperti putra mahkota.

"Putri mahkota, apa yang sedang anda tunggu? Silahkan duduk di samping putra mahkota" Bisik kepala dayang yang mengurus Mirai.

"...Maafkan saya, tapi saya tidak tahu.. Yang mana suami saya?" tanya Mirai menunduk malu. Nampaknya suara Mirai terdengar lantang hingga membuat Kaishar terdiam di singgah sananya "Apa maksudmu putri mahkota? Apakah kamu tidak mengenali suamimu?" tanya Kaisar lantang.

Mirai yang gagu hanya bisa mengangguk sembari menunduk, ia sama sekali tak bisa menatap sorot mata Raja yang terdengar sedikit tersinggung "Mana mungkin... Oh dewa, apa yang kau lakukan pada menantuku?" Tanya Kaisar tak habis pikir.

Para tamu yang tengah duduk di meja jamuan pun mulai riuh dan bertanya tanya. Mereka saling menatap satu sama lain. Lalu, ibu Ratu (Suri) mulai bangkit dari singgah sananya lalu menyeru cucuknya untuk berdiri dan menjemput Mirai.

"Putra mahkota, apa yang sedang kamu lakukan? Lihatlah permaisurimu sedang mencarimu... Kenapa kamu diam saja, lekas jemput dia" pinta Ibu Suri menunjuk putra mahkota untuk menjemput Mirai yang berdiri di ujung pintu jamuan kerajaan.

Sikap putra mahkota yang angkuh seakan acuh pada titah ibu suri. Dan ia cenderung diam tak bergerak... Ibu suri sedikit marah pada kelakuan Fei Si.

"Jika anda tak tahu keberadaan putra mahkota, anda bisa duduk di samping saya..." ucap pangeran ke 2 pangeran ke 2 adalah anak mendiang raja pertama yang telah wafar beberapa tahun yang lalu. Seharusnya pangeran ke dua yang harusnya naik tahta menjadi raja, tapi saat itu usianya masih anak anak jadi tahta di turunkan pada adik raja yang bernama Fu Rou Ming, Meski Pangeran ke dua tidak jadi raja atau putra mahkota. Tapi nampaknya tahta bukanlah hal tenting bagi pangeran ke dua. Pangeran kedua bernama Zi Xiu. Pangeran ini memang sangat tampan tapi ia juga amat genit apa lagi pada wanita cantik seperti putri Mahkota Hio Rin.

Ibu suri tersinggung dan mulai mengecap "Jangan begitu, pangeran harus menjaga kewibawaannya. Bukan begitu pangeran Zi Xiu?" tanya Ibu suri. Pangeran pun mulai tersenyum genit ke arah Mirai. Ia mengedipkan sebelah matanya dan membuat Mirai bergidig ngeri.

"Dayang. Antarkan Putri mahkota ke meja jamuan putra mahkota" Pinta ibu suri.

Para dayang mengangguk patuh dan mulai menggiring Mirai ke arah tempat duduk Fei Si "Silahkan putri..." ucap para Dayang. Mirai hanya bisa mengangguk diam seraya perlahan menyimak wajah suaminya dengan ujung ekor matanya.

Cih... Apa apaan ini, kenapa dia malah dingin pada istrinya sendiri... Dia pikir dia siapa? Bathin Mirai menggumam sebal.

Mirai mulai memperhatikan tatanan wajah Fei Si yang tampak dingin dan jutek itu. Wajahnya sih memang mulus dan tampan, glowing pula... Tapi, dia bukan apa apa di banding jendral Tian Fey yang gagah dan pemberani. Di tukar dengan sekarung beras pun aku mau, asalkan bukan dia yang jadi suamikum. UUUUH Dewa kenapa kamu pasangkan aku dengan pria dingin ini. Bathin Mirai menggumam.

"Hemmm..." Erang Fei Si tak senang saat Mirai menatap wajahnya terlalu lama.

"Kenapa? Bukankah kau minum sedari tadi? Aku yakin, tenggorokan mu tidak se kering itu hingga kamu sempat mengeram begitu... Aneh" Bisik Mirai menyungingkan bibirnya sembari mengkerucutkannya nampak nya Mirai mulai menyadari bahwa Fei Si tidak menyukainya.

"Hahahaha... Karna jamuan tamu kita sudah lengkap, mari... Kita minum bersama untuk merayakan kembalinya putri mahkota ke kerajaan Ming" Ucap Kaishar seraya menyodorkan arak dengan ke dua tangannya ke pada para tamu di meja jamu mereka.

Para tamu pun antusias dan membalas sang raja dengan mengacungkan cawan arak ke arah sang raja dan mereka pun meneguk nya bersama sama "Hahahaha... Mari minum mari munum" Ucap sang raja.

Astaga, aku kesini untuk makan karna perutku lapar, bukannya mau minum. Bathin Mirai. Mirai sama sekali tak bisa minum arak hingga ia mengosongkan cawannya dan pura pura meneguknya.

Tibalah saatnya makan... Mirai tampak senang menatap rupa rupa makanan di depannya. Ia mulai nusuknya dengan sumpit yang ada di tangannya.

"Makanlah yang banyak..." ucap Fei Si seraya menyungingkan bibirnya. Mirai mendelik "Huh... Tentu saja... Aku akan makan. Toh, tidak di suruh pun naluriku akan respon pada makanan se enak ini" jelas Mirai mengecutkan bibirnya dan begitu angkuh pada Fei Si.

Makanan sudah dijepit oleh sumpit di tangannya, ia hendak melahap makan yang hampir masuk mulutnya itu. Namun, tiba tiba hidungnya mengendus sesuatu..

"Ssssshhh..." Desis Mirai seraya melempar sumpitnya bersama makanan yang hendak dia makan.

Pyang!!! Sumpit yang terbuat dari giok murni itu terjatuh ke lantai hingga membuat semua mata menyorot ke arah Mirai "Putri Mahkota! Apa yang kamu lakukan?" bentak Permaisuri utama.

Mirai hanya terbelalak ketika menatap makan yang ia jatuhkan di depan meja jamuannya "Maafkan putri mahkota... Mungkin dia masih belum sehat benar" Jelas Ibu suri.

"Tolong jaga tatak rama mu sebagai putri mahkota" Jelas permaisuri.

"Ma- maafkan saya ibu suri. Ta-tapi saya, saya tidak mau mati untuk yang ke dua kalinya..." Gumam Mirai tak di mengerti siapapun.

"Apa maksudmu putri mahkota?" tanya ibu suri.

"Dalam mangkuk makanan saya ada sisipan racun! Bahkan racun itu adalah racun sianida... Racun itu adalah racun yang paling mengerihkan yang bisa membunuh hanya dengan satu suapan saja" Cerocos Mirai seraya menangis histeris.

"Tolong jangan bercanda! Kami memasak makanan ini dengan sangat hati hati..." Pekik kepala Dayang dapur.

"...Putri jangan bicara yang aneh aneh... Si-Sianda apa itu?" tanya Ibu suri menghampiri Mirai dan memeluknya.

"...Aku tidak mau mati untuk ke dua kalinya nenek..." Tangis Mirai sesegukan. Fei Si terganggu dengan tangisan Mirai hingga ia menggebrak meja.

Brakkk!!

"Putra mahkota? Ada apa denganmu?" tanya Permaisuri.

"Jika benar makan istriku beracun? Maka, semua orang yang ada disini pasti juga akan teracuni!" Jelas Fei Si.

"Tapi mereka tidak apa apa..." Jelas Permaisuri meyakinkan Mirai.

"Kalau begitu... Kenapa kau sangat ketakutan dan malah membuat huru hara di istana ini?" tanya Fei Si berargumen.

"Karna di mangkuk makananku benar benar berisikan racun!" Jelas Mirai masih menangis.

"...Bagai mana kita bisa tahu jika dalam mangkuk mu ada racun. Bahkan aku tidak mencicipinya... Jangan banyak bertingkah, ayo lanjutkan makanmu!" Marah Fei Si.

Mirai menggelengkan kepalanya, lalu seseorang datang dan mulai menyiapkan diri untuk mengecek makanan di mangkuk Mirai "Biar saya saja yang mencobanya yang mulia' Ucap Tian Fey menghampiri mangkuk itu lalu duduk bersila di depan meja Mirai lalu meraih sumpit dan meyapit makanannya.

"Tuan! Jangan makan itu!!" Pekik Mirai hendak menghentikan kelakuan Tian Fey. Tapi terlambat, Tian Fey sudah mengunyah makanan bekas Mirai tadi.

"Nah. Tak ada hal yang aneh bukan? Sudah pasti putri mahkota hanya mengada ada agar istana kita tercemar" Jelas Fei Si tersenyum sinis pada Mirai.

Tidak mungkin, aku adalah dokter spesialis bedah di duniaku... Jadi aku tahu toksin dan racun apa saja yang bisa masuk ke dalam tubuh manusia. Dan makan hendak ku makan tadi adalah racun yang terdapat dari ikan fugu. Bathin Mirai menggumam.

Tak berselang lama setelah Fei Si mencecah Mirai, tiba tiba Tian Feyn terbatuk lalu muntah darah seketika itu "Uhuk Uhuk!!" Seruluh mata tertuju pada panglima Tian Feyn.

"Panglima!!!" Teriak para tamu.

Mirai yang panik lekas meraih air di depannya lalu menegukkan air itu ke dalam mulut Tian Feyn sigap. Ia lekas berlari meraih kelapa lalu mengambil airnya dan melompat keluar mencari tanaman rambat yang memiliki rongga di batangnya.

"Putri mahota apa yang anda lakukan?" tanya ibu suri.

Mirai lekas meraih jarum di sanggulnya lalu menyambungkannya dengan tanaman berongga seperti selang itu dan memasukan ujung rongganya ke dalam air kelapa itu. Mirai berhasil mendapatkan urat nadi Tian Feyn hingga ia tepat memberikannya cairan tubuh.

"Apa yang anda lakukan Putri Mahkota, anda bisa membunuh jendral ke banggaan kerajaan kami" pekik Permaisuri.

"Tolong panggil tabib dan mulai bawa tuan Tian Feyn ke faviliunnya. Saya akan mencari tanaman obat untuk mendetoksin racun yang ada dalam tubuhn Tuan Tian Feyn" Jelas Mirai.

Saat seluruh mata tertuju pada Mirai, Fei Si malah jengkel pada dirinya sendiri karna ia tak mampu menyingkirkan Mirai dengan mudah.

Apa yang terjadi padanya setelah tiada beberapa hari lalu? Kenapa dia malah jadi seorang tabib setelah sadar dari kematiannya. Bathin Fei Si menggumam.

Terpopuler

Comments

Bibirnya Kyung-soo🐧🍉

Bibirnya Kyung-soo🐧🍉

waduhhh, gawat nih. Panglima tamvan kita keracunan😭

2023-08-09

0

Bibirnya Kyung-soo🐧🍉

Bibirnya Kyung-soo🐧🍉

baru jga hidup uda disuruh mati aja, kan ngerii🙈

2023-08-09

0

Bibirnya Kyung-soo🐧🍉

Bibirnya Kyung-soo🐧🍉

Putra Mahkota seharga sekarung beras😭😭

2023-08-09

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Time travel
3 Hal yang tak mungkin
4 Hampir mati lagi
5 Belum menyerah
6 9 Nyawa
7 Perkenalan...
8 Pencemaran
9 Mendapat masalah
10 Keliaian Putri mahkota baru
11 Terjebak
12 Reborn
13 Terbuka
14 Xin Mirai
15 Mengeluh
16 Jati diri
17 Dihianati
18 Sifat Liar
19 Perdebatan
20 Bukan tamasya
21 Menyapa rakyat
22 Pelecehan
23 Kembali ke istana
24 Jadi risuh
25 Jadi buronan
26 Kaisar marah
27 Wanita tangguh
28 Sang penolong
29 Berdebat
30 Tenaga dalam
31 Hadiah untuk Mirai?!
32 Amukan yang tak bisa di hentikan
33 Pujaan hati Mirai
34 Sebuah Syarat
35 Fei Si cemburu
36 Pagi yang aneh
37 Bertanding
38 Kalah telak
39 Keluhan ibu suri
40 Debaran yang tak perlu
41 Perjalanan menuju Kekaisaran Hong
42 Jamuan istana...
43 Kesepakatan
44 Tabib agung?
45 Sabotase
46 Menyingkap tabir
47 Memulai pengobatan
48 Mata mata jahat
49 Pil tingkat tinggi
50 Terselamatkan
51 kabar baik
52 Terperosok masalah besar
53 Pengumuman autor
54 Pelaku utama
55 Pembebasan
56 Di hadang?!
57 Perlawanan
58 Kegelisahan
59 Tanda kutukan
60 Spiritual
61 Spiritual 2
62 Perjanjian
63 Perjanjian 2
64 Perjalanan
65 Perjalanan 2
66 Perjalanan 3
67 Huru hara
68 Hal yang sia sia
69 Percepat perjalanan
70 Gunung Xingliun
71 Di hadang
72 Sambutan para tetua sekte
73 Mo Shan Shan
74 Dimensi lain
75 Di serang Bast Spirt
76 Sang penakluk
77 Moo Shan Shan belum jera
78 1000 keping koin emas
79 Penguasa kota?
80 Kota Layaras
81 Wakil penguasa kota
82 Misi di batalkan
83 Bast spirit legendaris
84 Phonex's Surgawi
85 Sang Master
86 Kebebasan Shu Feng
87 Keistimewaan Shu Feng
88 Menyelesaikan Misi
89 Kembali ke istana Ming
90 Sebuah penolakan
91 Mencari jalan terbaik
92 Ulah Shu Feng
93 Memohon ampunan
94 Memohon pengampunan
95 Merawat tanpa pandang buluh
96 kecemburuan seorang wanita
97 Perasaan putra mahkota
98 Kekesalan
99 Di permalukan
100 Terlalu menunda-nunda
101 Sebuah konspirasi
102 Rahasia putri mahkota
103 Pengenalan Xigua
104 Mencari pelakunya
105 Penyesalan putra mahkota
106 Kedatangan tamu agung
107 Rahasia nya terbongkar
108 Salam perpisahan
109 Salam perpisahan 2
110 Salam perpisahan 3
111 Insiden
112 Pertarungan malam
113 Sedikit getir
114 Di permainkan habis habisan
115 Mencari jalan keluar
116 Penyamaran identik
117 Bernegosiasi
118 "Bukan licik, tapi elegant"
119 Membalas dengan elegant
120 Menagih janji para penyidik
121 Hal yang sudah terlupakan
122 Hari itu pun tiba
123 Kegamparan di istana Ming
124 Perselisahan dua penguasa
125 Perjalanan kembali ke kota layaras
126 Kecemburuan sosial
127 Bermalam di kota Layaras
128 Serangan tak terduga
129 Sangat sadis...
130 Jamuan sang penguasa kota
131 Kompetisi
132 Izin promosi...
133 Kompetisi 2
134 Percepat pergerakan
135 Area bertahan hidup paling buruk
136 Area bertahan hidup paling buruk 2
137 Aura yang sama
138 Aura yang sama 2
139 Kegelisahan
140 Kebangkitan Sang penguasa
141 Kompetisi 3
142 Babak 16 besar
143 Rahasia Ling Long
144 Rahasia Ling Long 2
145 Rahasia Ling Long 3
146 Masuk Final
147 Kemenangan yang mutlak
148 Kemenangan yang mutlak 2
149 Ikatan terselubung
150 Kematian Xing Yue
151 Sisa permasalahan
152 Porak poranda
153 Alasan tidak di terima!!!
154 Penghianat
155 Season 1 End
Episodes

Updated 155 Episodes

1
Prolog
2
Time travel
3
Hal yang tak mungkin
4
Hampir mati lagi
5
Belum menyerah
6
9 Nyawa
7
Perkenalan...
8
Pencemaran
9
Mendapat masalah
10
Keliaian Putri mahkota baru
11
Terjebak
12
Reborn
13
Terbuka
14
Xin Mirai
15
Mengeluh
16
Jati diri
17
Dihianati
18
Sifat Liar
19
Perdebatan
20
Bukan tamasya
21
Menyapa rakyat
22
Pelecehan
23
Kembali ke istana
24
Jadi risuh
25
Jadi buronan
26
Kaisar marah
27
Wanita tangguh
28
Sang penolong
29
Berdebat
30
Tenaga dalam
31
Hadiah untuk Mirai?!
32
Amukan yang tak bisa di hentikan
33
Pujaan hati Mirai
34
Sebuah Syarat
35
Fei Si cemburu
36
Pagi yang aneh
37
Bertanding
38
Kalah telak
39
Keluhan ibu suri
40
Debaran yang tak perlu
41
Perjalanan menuju Kekaisaran Hong
42
Jamuan istana...
43
Kesepakatan
44
Tabib agung?
45
Sabotase
46
Menyingkap tabir
47
Memulai pengobatan
48
Mata mata jahat
49
Pil tingkat tinggi
50
Terselamatkan
51
kabar baik
52
Terperosok masalah besar
53
Pengumuman autor
54
Pelaku utama
55
Pembebasan
56
Di hadang?!
57
Perlawanan
58
Kegelisahan
59
Tanda kutukan
60
Spiritual
61
Spiritual 2
62
Perjanjian
63
Perjanjian 2
64
Perjalanan
65
Perjalanan 2
66
Perjalanan 3
67
Huru hara
68
Hal yang sia sia
69
Percepat perjalanan
70
Gunung Xingliun
71
Di hadang
72
Sambutan para tetua sekte
73
Mo Shan Shan
74
Dimensi lain
75
Di serang Bast Spirt
76
Sang penakluk
77
Moo Shan Shan belum jera
78
1000 keping koin emas
79
Penguasa kota?
80
Kota Layaras
81
Wakil penguasa kota
82
Misi di batalkan
83
Bast spirit legendaris
84
Phonex's Surgawi
85
Sang Master
86
Kebebasan Shu Feng
87
Keistimewaan Shu Feng
88
Menyelesaikan Misi
89
Kembali ke istana Ming
90
Sebuah penolakan
91
Mencari jalan terbaik
92
Ulah Shu Feng
93
Memohon ampunan
94
Memohon pengampunan
95
Merawat tanpa pandang buluh
96
kecemburuan seorang wanita
97
Perasaan putra mahkota
98
Kekesalan
99
Di permalukan
100
Terlalu menunda-nunda
101
Sebuah konspirasi
102
Rahasia putri mahkota
103
Pengenalan Xigua
104
Mencari pelakunya
105
Penyesalan putra mahkota
106
Kedatangan tamu agung
107
Rahasia nya terbongkar
108
Salam perpisahan
109
Salam perpisahan 2
110
Salam perpisahan 3
111
Insiden
112
Pertarungan malam
113
Sedikit getir
114
Di permainkan habis habisan
115
Mencari jalan keluar
116
Penyamaran identik
117
Bernegosiasi
118
"Bukan licik, tapi elegant"
119
Membalas dengan elegant
120
Menagih janji para penyidik
121
Hal yang sudah terlupakan
122
Hari itu pun tiba
123
Kegamparan di istana Ming
124
Perselisahan dua penguasa
125
Perjalanan kembali ke kota layaras
126
Kecemburuan sosial
127
Bermalam di kota Layaras
128
Serangan tak terduga
129
Sangat sadis...
130
Jamuan sang penguasa kota
131
Kompetisi
132
Izin promosi...
133
Kompetisi 2
134
Percepat pergerakan
135
Area bertahan hidup paling buruk
136
Area bertahan hidup paling buruk 2
137
Aura yang sama
138
Aura yang sama 2
139
Kegelisahan
140
Kebangkitan Sang penguasa
141
Kompetisi 3
142
Babak 16 besar
143
Rahasia Ling Long
144
Rahasia Ling Long 2
145
Rahasia Ling Long 3
146
Masuk Final
147
Kemenangan yang mutlak
148
Kemenangan yang mutlak 2
149
Ikatan terselubung
150
Kematian Xing Yue
151
Sisa permasalahan
152
Porak poranda
153
Alasan tidak di terima!!!
154
Penghianat
155
Season 1 End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!