4. HARI PERTAMA MAGANG

Ruang sang atasan didominasi dengan warna abu- abu yang tampak tertata dengan rapi dan bersih hal itu jelas menjadi pemandangan utama di mata Riri saat pintu terbuka. Kursi Kebesaran telah di singgasanahi oleh pemiliknya yang sedang meletakkan berkas di tangan Bian tepat berada di samping kanannya.

“Kursi fungsinya menjadi tempat duduk. Apa kamu ingin berdiri sampai pingsan”ucap Direktur utama membuat Riri otomatis meminta maaf kemudian duduk.

“Bian. Kenapa kamu datang sendiri. Anak bandel itu dimana, jangan bilang Bolos lagi. Seperti masa sekolah saja”tanyanya dengan nada jengkel.

“Paman. Alan tidak ada di apartemennya begitupun di apartemenku. Bian Kira Alan ada di rumah Paman”jawabnya membuat direktur utama yang tidak lain adalah pamannya beranjak dari kursi kebesarannya.

“Bian. Jika anak bandel itu ada di rumah tidak mungkin aku bertanya padamu.Urus dulu anak magang itu baru bantu paman mencari anak bandel. Merepotkan”.

“Ternyata ILA dipimpin oleh laki-laki keras dan tegas”batin Riri sembari melihat Direktur utama melangkah kearahnya.

“Kamu, Bekerjalah dengan giat atau cari perusahan lain!”ucapnya pada Riri yang otomatis berdiri mendengar ucapan Direktur utama.

Riri yang yang biasanya selalu menerima perlakuan lembut dari keluarga dan temannya jadi gemetaran mendengar arahan yang terdengar seperti ancaman. Riri menegang membuat Direktur utama tertawa terbahak bahak sampai suaranya menggema dalam Ruangan.Riri terheran heran sementara Bian hanya tersenyum dan menggeleng kepala,

“Tidak usa tegang. Aku belum perna makan orang. Aku percaya padamu Nak”ucapnya dengan senyuman.

“Terima Kasih Pak”jawabnya meski masih berusaha memahami kondisi.

“Panggil saja Paman atau Daddy.Panggilan Pak hanya berlaku jika ada karyawan lain”ucapnya membuat Riri mematung sesaat.

“Apa Direktur ILA punya kepribadian ganda”Batinnya sembari memandang kepergian sang pemimpin.

“Riri.Pamanku memang pada dasarnya humoris tapi kalau di depan bawahan ia seperti raja hutan, Garang”ucap Bian menjelaskan membuat tercengang.

“Riri. Jangan melamun mulu entar kesambet lagi. Cepat ikut!. Aku masih ada kerjaan lain”.ucapnya lagi membuat Riri menjalankan pemerintah.

Pintu otomatis tertutup menampakkan dua meja di lengkapi dua komputer pula. Bian kembali membuka Ruangan baru tepat di sebelah Ruang Direktur yang didominasi dengan warna putih serta terpampang nama Ceo ILA Alana Saputra.

“Riri, Ruangan ini Ruang Ceo. Mulai sekarang tugas utama kamu membersihkan Ruangan ini Kecuali yang di sana”ucapnya sembari menunjuk Pintu yang berada di belakang meja kerja.

“Membersihkan Ruangan ini, jadi maksud Pak Bian saya di tempatkan di Bagian cleaning Servis. Maaf perusahan ini memang perusahaan impian saya tapi saya tidak akan menerima jika saya tidak di tempatkan sesuai dengan kapasitas serta jurusan saya” jawabnya membuat Bian tersenyum sembari geleng kepala.

“Riri. Ternyata otak berlian mu tidak mampu menangkap penjelasanku dengan tepat. Lima hari belakang ini aku membersihkan Ruangan ini dan mulai sekarang kamu yang menggantikan ku, Duduk dan baca kontrak Kerja, Jika setuju silahkan tanda tangan tapi jika tidak silahkan angkat kaki dari sini dan cari perusahan lain”jelasnya sembari meletakkan dokumen yang sebelumnya diberikan oleh Direktur Utama.

“Sekertaris Ceo?”tanya Riri saat melihat isi dari berkas tersebut.

“Ia, Apa kamu keberatan untuk menjadi sekertaris ILA, Posisi yang sangat sangat diimpikan sebagian besar orang”jawabnya sembari duduk di kursi tepat di depan wanita yang baru saja duduk.

“Sekertaris Ceo. Posisi itu tidak sepatutnya diduduki oleh anak magang,Butuh pekerja profesional yang berpengalaman, lagian Bukankah posisi itu sudah diduduki oleh Pak Bian sendiri”ucapnya membuat Bian lagi lagi tersenyum.

“Dokumen itu, Dokumen yang dibuat sendiri oleh Pak Direktur Utama yang berarti Beliau sangat percaya padamu Riri. Lagian aku tidak keberatan sama sekali malahan aku bahagia karena ada yang bantuin merawat anak bandel, Terima aja hanya enam Bulan”Jelasnya tapi belum mampu meyakinkan wanita di hadapannya.

“Apakah Ceo ILA sangat tidak kompeten dan susah diatur sampai membutuhkan dua sekertaris?”tanyanya dengan polos membuat Bian tertawa terbahak-bapak sembari bertepuk tangan.

“Bravo, Tebakan anda tepat sasaran. Sangat Tidak kompeten dan tidak tahu di atur sampai Daddy nya sendiri menamainya anak Bandel. Aku rasa anak Berprestasi seperti Riri tidak akan lari dari tantangan, malahan sangat suka menerima tantangan”

Ucapnya membuat Riri Dilema antara menerima atau mencari perusahaan lain.

Melakukan segala perintah atasan jika bersangkutan dengan urusan perusahaan.

Diperbolehkan melapor dan bahkan memberikan sanksi kepada Ceo jika tidak menjalankan tugas dengan semestinya.

Mutiara Ririani Fatimah Ayubi Bertugas membatu semua tugas Ali Bian sebagai Sekertaris Ceo.

Mutiara Ririani Fatimah Ayubi Bertugas sebagai Sekertaris Ceo Sementara serta mempunyai tugas lain sebagai Sekertaris Pribadi.

Sekertaris pribadi bertugas mempersiapkan, mengawasi serta melaporkan kegiatan Ceo selama jam kerja.

“Aturannya Normal dan masuk akal semua”batinnya setelah membaca poin-poin dari kontrak kerja.

“Riri bagaimana keputusanmu, aku harus segera mencari anak bandel itu”ucap Bian membuat Riri mengajukan pertanyaan yang sedari tadi mengganjal pikiran.

“Maaf Pak Bian sebelum saya membuat keputusan bolehkah saya mengajukan pertanyaan terlebih dahulu?”tanyanya membuat Bian mengangguk.

“Mengapa saya memili tugas utama untuk membersihkan ruangan Ceo bukankah hal tersebut tugas Cleaning service?”tanyanya membuat Bian tersenyum.

“Riri Ceo ILA selain bandel Alan juga sangat gila kebersihan jadi Ruangannya harus dibersihkan oleh orang tertentu dan kamu tahu aku sebagai laki-laki yang tidak perna memegang sapu tentunya sangat kualahan dengan tugas utama tersebut” jelasnya membuat Riri mengangguk pertanda setuju tapi detik kemudian otaknya kembali Traveling saat melihat pintu larangan.

“Ruangan itu Ruangan Pribadi Ceo dan hanya Aku,keluarganya dan Alan yang boleh memasukinya, tenang saja itu semata-mata utuk menjaga kebersihan bukan Ruangan penyimpangan organ-organ tubuh manusia”ucapnya membuat Riri meraih Pena kemudian menandatangani kontrak kerja.

“Pilihan yang tepat. Hari ini hari pertama Riri magang dan jangan lupa kerjakan tugas utamanya, tidak diperkenankan meninggalkan Ruangan ini sebelum mendapatkan perintah dariku, satu lagi hubungi aku jika ada perlu”ucapnya bertubi tubi serta memberikan kartu nama sebelum meninggalkan Ruangan.

Riri mengamati seisi ruangan mencari sudut mana yang hendak dibersihkan tetapi ruangan terkesan baru saja di bersihkan tidak seperti kapal pecah menimbulkan kebahagian tersendiri di hatinya.

"Riri.Semangat.Kamu pasti bisa menaklukkan ruangan ini begitupun pemiliknya"ucapnya menyemangati diri sendiri.

Disaat Riri sibuk sendiri menjalankan tugas di sisi lain terdapat seseorang tidur dengan nyenyak seakan malam tiada akhir padahal nyatanya Siang telah tiba dan dirinya di cari bagaikan tersangka. Hidup bebas adalah prinsipnya berbanding terbalik dengan Riri yang penuh perhitungan dan perencanaan yang matang. Apakah kontrak kerja mampu berjalan dengan semestinya?.

Terpopuler

Comments

Bunda dinna

Bunda dinna

Terima langsung,,persyaratannya g terlslu rumit

2023-06-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!