Kebersamaan

Flasback on

“Gimana hubungan kalian?” tanya seorang pria yang merupakan kakak dari Nathan, Nicko dengan rasa penasaran.

Sementara kedua orang yang sedang ditanyai kejelasan hubungan mereka justru merasa bingung. Mereka adalah Nathan dan Viola yang terlihat tak mengerti, mengapa tiba-tiba kakak dari Nathan itu mempertanyakan terkait hubungan mereka.

Hingga akhirnya, Nathan yang menjawab apa yang yang kakaknya tanyakan itu. Meskipun tak begitu paham dengan arah pembicaraan mereka.

“Baik-baik aja, Kak. Makin romantis malah.” Canda Nathan dengan tertawa kecil.

Sementara Viola hanya mampu tersenyum mendengarkan jawaban yang Nathan berikan pada kakaknya itu.

“Bukan begitu maksud kakak, Nath. Maksud kakak kapan kalian akan ke jenjang yang lebih serius? Menikah?” tanya Nicko menjelaskan maksud pertanyaannya. Mempertanyakan kejelasan hubungan kedua sejoli itu.

Nathan dan Viola tampak mengangguk mendengar penjelasan yang Nicko katakan. Mereka kini mengerti arah tujuan pertanyaan yang Nicko lontarkan pada mereka.

“Oh, kalau itu kami belum kepikiran, Kak. Viola masih masih kuliah, terus Nathan juga masih kuliah, Kak.” Ucap Nathan menjelaskan alasan mereka.

“Iya Nah, kasihan anak orang digantung terus. Jangan khawatir, kalian masih bisa lanjutin kuliah meskipun sudah menikah. Kalau soal dana, biar Kak Nicko sama Kak Nesya yang bantu nopang. Tinggal secara mental kalian siap atau belum.” Jelas Nesya yang merupakan istri dari Nicko.

Nathan dan Viola tampak saling menatap setelah mendengar penjelasan Nicko dan Nesya. Jujur secara mental mereka belum siap. Untuk materi, orangtua mereka tentu mampu untuk mendanai kebutuhan perniakahan mereka.

Kalaupun ingin semegah apapun. Namun, Nathan sebagai seorang pria tentu saja memiliki harga diri untuk tidak bergantung pada orang lain termasuk orangtuanya.

“Kami belum siap, Kak. Nathan masih mau menyelesaikan kuliah terus membangun bisnis sendiri. Mental Nathan juga masih belum siap, Kak.” Ujar Nathan mengatakan apa yang memang dirinya rasakan.

“Dasar kamu aja, Nath. Kalau Viola, kamu sudah siap untuk menikah?” tanya Nesya mengalihkan pertanyaan pada kekasih adik iparnya itu.

Dengan tersenyum tampak tidak enak kepada Nesya, Viola pun menjawab pertanyaan dari kakak ipar kekasihnya itu. “Em ..belum Kak. Viola masih mau lanjutin kuliah terus cari pengalaman kerja.” Jelas Viola kepada Nesya.

Nesya menghembuskan nafas dengan pelan. “Kakan sudah bilang, kalian masih bisa lanjutin kuliah terus kerja atau membangun bisnis. Sekalipun kalian sudah menikah.” Kekeh sekali Nesya mengatakan pendapatnya.

“Em ..iya Kak.” Jawab Viola pada akhirnya. Terlihat wajahnya nampak terpaksa mengiyakan perkataan Nesya.

“Sayang, jangan paksa mereka. Biarkan mereka memilih jalan mereka sendiri.” Tegur Nicko kepada istrinya itu. Melihat mimik yang Viola tunjukkan, membuatnya paham bahwa Viola merasa kurang nyaman dengan pa yang istrinya katakan.

“Tapi Sayang ...” Ucapan Nesya terpotong oleh perkataan Nathan.

“Iya Kak, kita akan menikah. Tapi perlu diskusi dan kesepakatan bersama.” Jawab Nathan untuk menghentikan perdebatan yang terjadi.

“Terus kapan? Jangan kurang jelas, Nath.” Ujar Nesya yang masih kekeh saja dengan keinginan nya supaya Nathan dan Viola segera menikah.

Flasback off

...***...

Keesokan harinya, Nathan yang sudah lebih dulu terbangun dari tidurnya tersenyum seketika. Kala menatap wajah cantik Viola yang nyaman berada di dalam pelukannya.

Nathan mengulurkan tangannya dengan gerakan pelan, takut jika pergerakannya ceroboh akan membuat gadis cantik di pelukannya itu terbangun.

Nathan membawa tangannya untuk mengusap dengan lembut pipi cubby Viola yang nampak imut di matanya. Hingga detik selanjutnya Nathan berhasil mendaratkan sebuah kecupan di bagian yang tadi dirinya usap dengan lembut.

“Cantiknya” gumam Nathan.

Setelah mengucapkan pujian itu, perlahan Nathan bangkit dari posisi berbaringnya untuk bangkit dari ranjang.

Setelahnya Nathan membenarkan selimut yang menutupi tubuh kekasihnya itu dengan gerakan pelan dan lembut. Tak lupa pria itu meninggalkan sebuah kecupan hangat di kening gadis itu.

Nathan hari ini ingin memasak untuk kekasih tersayangnya itu. Setelah pertengkaran mereka semalam, rasanya Nathan merasa bersalah. Dan ingin menebusnya, dengan memanjakan gadis itu.

Ya, Nathan selain ahli dalam mencari informasi dan menjadi hacker. Rupanya juga memiliki bakat terpendam yaitu, memasak. Jarang jika ada seorang pria yang bisa dan bersedia untuk memasak.

Karena meskipun mereka bisa, belum tentu mau juga. Saat ada yang mau, belum tentu mereka bisa. Namun Nathan paket keduanya. Namun hanya bisa dan bersedia memasak untuk kekasihnya seorang.

Sementara Viola yang masih asik berbaring di ranjangnya, mulai terlihat mengerjapkan mata. Ketika berhasil membuka mata, pandangan pertama yang didapatinya adalah sebuah kesendirian yang menyambut paginya.

“Baby!?” panggilnya mencari Nathan.

Karena seingatnya Nathan tidur bersama dirinya semalaman dengan memeluk dirinya. Namun pria itu tak lagi ada di sampingnya dan memeluk tubuhnya.

Apa Nathan masih marah padanya atas kejadian semalam? Sehingga pria itu memutuskan pergi dari apartemennya tanpa menunggu dirinya terbangun?

Pikiran-pikiran negatif itu merasuk ke dalam benak Viola. Membuat Viola seketika menjadi gelisah jika benar Nathan masih marah dan meninggalkan dirinya dalam keadaan terlelap seperti ini.

Dengan gerakan tergesa, Viola angkit dari tidurnya dan segera keluar dari kamarnya. Melangkahkan kakinya untuk mencari kekasihnya itu. “Nathan?! Baby?! Honey?!” panggilnya pada kekasihnya, yang Ia harap masih berada di dalam apartment nya.

Hingga akhirnya Viola bisa bernafas dengan lega kala mendapati punggung seorang pria yang Ia yakini milik siapa. Dengan melangkah tergesa, Viola segera mendekati pria itu dan langsung melingkarkan tangannya pada perut pria itu.

“Baby? Udah bangun?” tanya Nathan sembari membalikkan tubuhnya, kembali memeluk gadis itu dari depan.

“Aku pikir kamu masih marah, dan ninggalin aku di sini.” Ujar Viola mengutarakan ketakutannya.

Mendengar kekhawatiran yang kekasihnya katakan, Nathan mengangkat tangannya untuk mengusap lembut punggung kekasihnya itu.

“Aku gak akan bisa marah sama kamu, apalagi ninggalin kamu. Aku lagi masakin kamu, Baby.” Ujar Nathan menjelaskan, supaya kekasihnya tak lagi khawatir.

Mendengar perkataan Nathan, membuat Viola menjadi merasa lega. “Kamu masakin aku apa?” tanya Viola tampak penasaran.

“Nasi goreng kesukaan kamu.” Jawab Nathan sembari menunjukkan hasil karyanya.

Mata Viola nampak berbinar melihat bagaimana menggodanya nasi goreng buatan kekasihnya itu. “Makasih Baby.” Ujar Viola segera mengambil makanan itu dan menikmatinya.

“Kamu gak makan?” tanya Viola menatap heran pada kekasihnya yang hanya diam memperhatikan dirinya yang tengah makan.

“Aku mau kamu suapin, setelah kamu makan.” Jawab Nathan yang juga ingin dimanja oleh kekasihnya itu.

“Mode manja nih” gumam Viola dengan pelan. Namun Nathan tampaknya masih bisa mendengarkan.

“Daripada aku manja ke Mami, kamu rela?” tanya Nathan dengan bergurau.

“Ya gak papa, kan orangtua kamu Baby.” Jawab Viola dengan yakin.

Bukan begitu maksud Nathan sebenarnya. Ingin rasanya mengatakan daripada bermanja-manja pada gadis lain. Namun Nathan terlalu takut Viola akan ngambek. Tak mau juga memancing pertengkaran lagi.

Next .......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!