Berbaikan

Nathan yang mencoba menghubungi kekasihnya, rupanya tak bisa. Tak tahu pasti apa penyebabnya, apa ponsel Viola sedang tidak aktif atau memang nomornya diblokir oleh kekasihnya itu.

Sehingga karena tak bisa menghubungi Viola, belum mengetahui juga kekasih nya sudah kembali dari Jerman atau belum. Nathan memutuskan untuk mendatangi rumah kekasihnya itu. Dengan harapan Viola sudah kembali dari Jerman.

Nathan berpamitan pada orang rumah karena akan pergi. Nicko yang mengetahui tujuan kepergian adiknya itu pun memberikan dukungan. Merasa kasihan juga melihat Nathan lesu dan tak bersemangat begitu.

Mengendarai mobilnya perlahan, akhirnya Nathan sampai di kediaman keluarga Argatama. Nathan melangkahkan kakinya untuk menuju pintu utama. Dan pas sekali, dari dalam rumah tampak Tuan Argatama tampak membuka pintu seperti akan keluar.

“Dad?” Sapanya, kemudian menyalami ayah dari kekasihnya itu.

Ya, Nathan dan Viola memang sudah menggunakan panggilan seperti seorang menantu. Karena kedua keluarga mereka juga sudah dekat dan merestui hubungan keduanya. Jadi mereka meminta untuk memanggil dengan panggilan yang sama seperti anak mereka. Supaya lebih nyaman katanya.

Mengetahui keberadaan ayah dari kekasihnya berada di rumah. Berarti dapat dipastikan kalau kekasihnya juga ada. Tandanya mereka sudah kembali dari Jerman, atau tidak jadi berangkat.

“Nathan? Mau ketemu Viola?” tebaknya dengan tepat.

“Iya Dad.” Jawab Nathan dengan mengulas senyum. “Bukannya Viola bilang, Daddy dan Viola mau ke Jerman? Udah pulang atau gak jadi berangkat Dad?” Tanya Nathan berbasa-basi sebenarnya. Namun ada rasa penasaran juga didalam benaknya, maka Ia pun bertanya.

“Oh sudah pulang Nath, Viola gak mau lama-lama katanya. Daddy pikir itu karena kamu, anak Daddy gak mau jauh-jauh dari kamu.” Jelas Daddy Viola dengan bercanda.

Nathan menanggapinya dengan tertawa kecil. Menepis argumen itu, karena saat lanjut S2 saja Viola mau meninggalkannya ke Jerman.

“Oh iya kalau kamu cari Viola, masih kuliah. Tunggu di dalam saja, Nath. Ada Mommy di dalam.” Ujarnya pada Nathan.

Kemudian Daddy Viola berlalu pergi setelah berpamitan pada Nathan. Entah mau kemana, Nathan juga tidak terlalu kepo. Orangtua punya urusan masing-masing. Dan dirinya memilih untuk masuk ke dalam. Dan benar ada Mommy Viola di sana.

“Mom” Sapanya kemudian menyalami calon mertuanya itu.

“Nathan, pasti cari Viola ya. Ya udah tungguin di sini dulu. Mommy buatin minuman sebentar, Viola nya masih di kampus.” Jelasnya kemudian berlalu.

Sementara Viola yang baru turun dari mobilnya bersama Bianca, melangkahkan kakinya untuk menuju ke dalam rumah melewati pintu utama. Jantungnya berdetak lebih cepat karena mengetahui ada Nathan di dalam rumahnya.

Kalau saja hubungan mereka baik-baik saja, mungkin tak akan dag dig dug atau gugup seperti ini. Lah ini mereka lagi perang dingin, jadi bingung akan bersikap seperti apa kalau bertemu Nathan nanti di dalam.

“Lo duluan deh Bi.” Pintanya pada Bianca.

“Ih lo salting ya mau ketemu Nathan?”

Goda Bianca mengejek sahabatnya itu.

Yang membuat Viola kesal sekali rasanya.

Tak tahukah bahwa dirinya berusaha menetralkan kegugupannya sejak tadi. Entahlah, baru perang dingin seminggu saja dengan Nathan mengapa bisa membuatnya seolah masih baru berkenalan dengan pria itu.

“Udah cepetan sana, lo gak usah buat gue kesel.” Ujarnya dengan kesal.

Hingga akhirnya Bianca pun menuruti keinginan sahabatnya itu. Dengan Bianca yang berada di depan, mereka berdua memasuki rumah Viola dengan langkah santai.

Bianca yang ingin berhenti kala melewati Nathan, tak jadi melakukannya kala merasa ada yang mendiringnya dari arah belakang. Tentu tahu siapa pelakunya, Viola yang bermaksud tak membolehkannya untuk berhenti.

Sehingga mereka melangkah terus tanpa menoleh ke arah Nathan.

Namun belum sempat melangkah jauh, terdengar suara yang menyebabkan keduanya harus menghentikan langkah mereka.

“Baby?!” Panggil Nathan dengan nada sedikit keras, takut bila Viola tak mendengar panggilannya.

Bianca menatap Viola dengan penuh tanda tanya. Seolah bertanya apa yang harus dilakukan mereka sekarang.

“Lo duluan aja ke kamar gue.” Ujar Viola yang kemudian melangkah ke arah Nathan.

Bianca menatap ke arah dua sejoli itu dengan tersenyum. “Fighting” Gumamnya menyemangati Nathan.

Nathan tersenyum ke arah Viola yang tengah berjalan ke arahnya. Baru seminggu tak menatap wajah cantik itu, serasa bertahun-tahun tak melihatnya. Dirinya begitu merindukan wajah itu.

Sementara Viola justru memasang wajah masam, masih merasa marah dengan kekasihnya itu. Meski sebenarnya ada sebuah rindu yang menggebu. “Mau ngapain ke sini?” tanyanya dengan ketus.

“Baby, gak kangen sama aku?” tanya Nathan menatap hangat Viola.

Viola memutar bola matanya malas. “Ngapain kangen sama orang yang egois?” tanyanya dengan sarkas.

Nathan menghela nafasnya pelan, kemudian mendekati Viola dan menggenggam kedua tangan kekasihnya itu. “Maafin aku, akau janji gak akan egois lagi.” Ujarnya dengan bersungguh-sungguh.

Viola masih tak mau menatap Nathan, wajahnya juga masih tampak masam. Dan Nathan menyadari hal itu. Sehingga tangan kanannya terulur untuk menyentuh dagu Viola. Menghadapkan wajah cantik kekasihnya itu ke arah wajahnya.

“Aku akan izinkan kamu buat kuliah S2 di Jerman. Gak akan aku larang lagi.” Tuturnya dengan yakin, keputusannya untuk tidak egois sudah bulat.

Viola yang mendengar perkataan Nathan, seketika berbinar dan tersenyum cerah. “Beneran Baby, kamu kasih izin aku?” tanyanya seakan tak percaya. Terdengar mustahil dalam pendengarannya. Makanya Viola tak langsung percaya begitu saja.

Nathan tersenyum melihat keraguan itu, kemudian tangannya beralih untuk merengkuh tubuh kekasihnya itu. “Tentu saja Baby. Aku mau kamu bahagia, dengan meraih mimpi-mimpi kamu.” Ujar Nathan.

“Makasih, Honey.” Ungkapnya dengan rasa haru dan bersyukur.

“Kamu gak kangen sama aku?” tanya Nathan yang begitu merindukan kekasihnya itu.

“Ehm ya kangen banget Baby. Kamu gak hubungin aku semingguan ini, aku pikir marah beneran.” Ujar Viola menggerutu.

“Kalian ini udah mesra-mesraan aja. Ini minumnya di minum Nath.” Ujar Mommy Viola yang baru saja selesai menyiapkan minuman dan cemilan untuk kekasih putrinya itu.

Sementara kedua sejoli yang tadinya asik berpelukan itu, segera melepaskan pelukan mereka. Merasa malu sekaligus tak enak dibuatnya. “Makasih Mom, udah ngerepotin.” Ujar Nathan dengan sopan.

“Ya udah lanjutin aja, Viola nya udah pulang juga.” Ujar Mommy kemudian berlalu kembali ke belakang. Dan diangguki oleh Nathan.

“Yes Mommy” Jawab Viola dengan terkekeh pelan.

Setelah hanya ada mereka berdua saja, Nathan kembali mengutarakan keinginannya. “Beb, kita nginep di apartment aja yuk.” Ajaknya pada Viola. Rasanya Natha ingin melepaskan rasa rindunya sepuasnya.

Viola menggeleng pelan. “Gak bisa Beb, Bianca mau nginep di sini. Ya kali aku tinggalin” Ujarnya mengatakan alasan yang sebenarnya.

“Ck suruh pulang aja Bianca, besok-besok lagi nginepnya.” Jawab Nathan dengan entengnya. Memang pria satu itu selalu berkata seenak jidatnya.

“Enak ajak lo.” Jawab sebuah suara yang tidak mereka duga.

Next .......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!