Pada dunia yang terdapat banyak kehidupan ini, ada sebuah planet yang hanya bisa ditempati dan diketahui oleh makhluk khusus. Mereka diam dalam kegelapan dan kedinginan, berkerumun seperti semut dan berkomunikasi tanpa dapat melihat rupa.
Sebab tempat di sana selalu dan akan selamanya gelap, hitam, tanpa cahaya ataupun kilatan petir. Namun, bukan berarti kehidupan di sana gelap dan hitam. Kehidupan di sana amat damai dan sejahtera.
Mereka hidup bergotong royong, bersuka cita, dan saling mendukung untuk kedamaian bersama.
Di sebuah planet bernama Dadedo yang tak pernah terlibat peperangan, kekacauan dan pertempuran, hidup-lah makhluk khusus yang tak pernah melihat rupa asli mereka. Terlalu gelap, terlalu hitam dan terlalu tertutup bagi mata mereka untuk melihat. Mereka hanya mampu mengidentifikasi sesama, lingkungan di sekitarnya dan suara-suara yang dikeluarkan dengan telinga super tajam mereka.
Mereka dipimpin oleh seorang Raja dan Ratu yang berkuasa sepenuhnya. Semuanya teratur sesuai dan tak ada pemberontakan selama 150 juta tahun berjalan. Sejarah yang amat panjang untuk dikotori ataupun dirusak.
Oleh karenanya, untuk mencegah hal-hal buruk terjadi, setiap anak baru lahir tak boleh keluar dan berbuat semena-mena hingga mereka berusia 500 tahun. Hanya mereka yang telah diuji dan dilatih untuk melakukan pekerjaan di luar, seperti membuat makanan, mengurusi kotoran dan memproduksi barang-barang kebutuhan sehari-hari.
Selain itu, semua anak harus tetap berada di rumahnya. Rumah yang terbuat dari sesuatu yang lembut seperti benang yang ditopang oleh bebatuan yang saling menempel. Anak-anak hanya diperbolehkan makan, tidur serta mendengar cerita yang mendidik dari orang tuanya.
Dari sekian banyaknya anak yang harus tetap di rumah, Deon termasuk di dalamnya. Ia adalah anak dari Raja Dace dan Ratu Dole yang kini sedang memerintah.
"Dada dudida dadode dudu dida (aku bosan harus terus tidur seperti ini)," keluh Deon ketika akan diberi cerita yang mendidik oleh ibunya, Ratu Dole. "Dada dudida dadi dididu dadodedoda (aku bosan harus terus hidup seperti ini)."
Ratu Dole menghela napas panjang, menenangkan anaknya yang sedang rebahan itu dengan mengusap rambutnya. "Dudu dadodi dodode dodidadu. Dudu dadedada (Kamu tidak boleh bicara seperti itu. Harus bersyukur)."
"Dada dodiduda dodedo da dudi dado (Aku ingin keluar seperti ayah)," balas Deon masih tetap tak bersyukur atas kehidupan yang menurutnya sangat membosankan ini.
Deon tak bisa hanya terus berdiam diri di rumah, ia ingin mengeksplorasi seluruh planetnya, ia ingin mengetahui semuanya. Deon sudah bosan mendengar semua cerita dari ibunya tentang para lelulur planet Dadedo yang berjuang menjaga perdamaian planet ini.
"Dududa dedado du dida, dodode dudedo dada. Dudu dedidu didido dudedu du dedo do (tak semua bisa keluar seperti ayah. Semua punya aturan. Kamu harus ingat itu)." Ratu Dole menjelaskan dengan sabar. "Dudu dadedada dudo dudode (kamu juga nanti ada saatnya untuk keluar)."
Ratu Dole selalu menjelaskan bahwa ada saatnya bagi Deon untuk keluar sebagai Raja yang memerintah secara adil dan bijaksana. Ratu Dole pun selalu mengingatkan bahwa Deon adalah anak yang penting untuk kelangsungan Planet Dodedo. Deon harus menjaga diri untuk menjaga rakyatnya kelak.
Menjadi raja itu tidak mudah. Namun, aturan dasarnya adalah untuk selalu mengikuti aturan yang tertera. Itu yang selalu dikatakan ibunya, Ratu Dole.
"Ah, dada dodiduda (ah, aku bosan)!" seru Deon merajuk dan kecewa.
"Dada dadidu dedoda (ibu punya cerita)," kata Ratu Dole semangat. Sementara Deon hanya cemberut karena merasa bosan diberi cerita-cerita yang pastinya serupa. "Dudu dadedada dududo dedodu de dude dadadudo (kamu harus ingat dan ambil pelajaran dari cerita ini)."
Kemudian keluarlah cerita tentang sebuah lembah yang hanya boleh dimasuki oleh Raja yang memerintah. Lembah tersebut bukan lembar sembarangan. Lembah itu bernama Lembah Doti, dengan banyak sekali jebakan yang mematikan untuk siapapun yang memaksa untuk masuk.
Semua makhluk khusus di planet sudah diberitahu tentang lembah tersebut dan sampai kini belum ada pelarangan yang terjadi. Di sana tinggal dewa yang senantiasa menjaga planet Dadedo tetap hidup, tetap sejahtera dan tetap damai meski segalanya terbangun dan terjalani dalam kegelapan yang purna.
Dewa tersebut bernama Domandodedo. Penjaga planet dan lembah Doti adalah tempat sakralnya. Lembah Doti terletak di bagian paling selatan planet berbentuk oval ini. Belum pernah ada yang mengunjunginya dengan sembarangan. Bahkan Raja yang akan mengunjungi untuk meminta sebuah petunjuk pun harus melakukan ritual khusus yang panjang untuk sampai dengan selamat di sana.
Tak ada yang tahu apa akibat jika ada pelanggaran di Lembah Doti tersebut. Tak pernah ada yang melakukan pelanggaran.
Pada akhirnya ceritanya, Ratu Dole meminta agar Deon tak pernah mendatangi Lembah Doti dan harus tetap hidup dalam aturan yang sudah diberitahu. Setelahnya, Ratu Dole mempersilahkan Deon untuk tidur dan bangun besok untuk makan dan hidup lagi, mendengarkan cerita mendidik.
Begitu seterusnya.
Sungguh, Deon amat bosan dengan rutinitas ini.
Yang Deon ingat, peraturan-peraturan yang di beritahu Ibunya ada lima. Pertama, tak begitu keluar rumah. Kedua, tak boleh bertindak gegabah sendirian ketika ada ancaman. Ketiga, boleh keluar jika ada perkara yang memaksa. Keempat, tak boleh berkomunikasi dengan anak yang lain. Kelima, tidak boleh menyimpan rahasia sendiri.
Senyum Deon tercipta ketika menyadari bahwa tak ada aturan yang menyebutkan bahwa seluruh anak tak boleh menyimpan rasa penasarannya. Untuk itu, ketika semua makhluk khusus planet Dadedo tertidur, Deon terbangun.
Deon bergerak perlahan, keluar dari rumahnya yang untungnya terpisah jauh dari yang lainnya dan mulai menelusuri seluruh planet dengan hati-hati. Ia pernah diberitakan cara untuk menentukan arah dari kencangnya angin yang bertiup.
Gelap ini menyiksa Deon pada awalnya, namun perlahan ia menyesuaikan diri dan rasanya menyenangkan bisa bergerak di rumah rumah seperti ini. Deon mulai bergerak ke arah selatan, yang mana tiupan anginnya adalah yang paling rendah dari arah lainnya.
"Dado dududadu (bagus, lancar)!" seru Deon pelan, senang sekali karena keinginannya akan semudah ini untuk dijalankan.
Deon terus bergerak lurus. Gerakan yang ia lakukan amat pelan, hati-hati dan sedikit ragu. Lalu, tanpa bisa diprediksi, karena ini pengalaman pertama Deon, ia terperosok jatuh ke bawah entah ke mana.
Yang jelas, ia tak bersuara selama jatuh. Jelas, karena takut ada yang bangun dan mendapatinya berada di luar rumah sebagai anak-anak.
Masih tak bersuara, Deon merasa kulitnya tergores-gores dan perih. Ia terus jatuh ke bawah dan pada akhirnya jatuh di sebuah genangan air yang membuat setengah tubuhnya basah.
"Duda dududo (siapa kamu)?"
Deon terkejut mendengar suara menggema yang tiba-tiba itu. Ia mencari-cari asalnya, namun tak kunjung menemukan arah yang pasti karena suara itu seolah tepat di atas kepalanya.
"Dada dididu dadade de Dodedo Dace da Dole (Aku anak dari penguasa Planet Dadedo, Raja Dace dan Ratu Dole)," jawab Deon tanpa gentar. Ia bahkan menentang sang pemilik suara untuk keluar dengan terus mencari-cari arah. "Dudu dedodada (kamu sendiri siapa)?"
Terdengar suara yang keras sebelum suara itu menjawab pertanyaan Deon. Suaranya terdengar seperti makhluk khusus yang sudah berumur puluhan ribu tahun.
"Dudu dadedada dode (kamu tak mengenalku)?"
Deon mendengus kecil, karena kesal pertanyaannya dibalas dengan pertanyaan lagi yang tentu saja itu tak bisa membuatnya menemukan titik terang.
"Do (tidak)." Deon membalas dengan berani. Seolah menantang, ia meninggikan suaranya. "Dudu dedodada dadadu de doda. Dodeda dudide dada. Dada dudida dudedo da dode Dodedo Dace da Dole (sebaiknya beritahu siapa dirimu sekarang. Jangan membuatku marah. Aku anak Raja Dace dan Ratu Dole di sini)."
Suara yang bergema itu tertawa dahulu, lalu menjawab, "dada Domandodedo de (aku Dewa Domandodedo)."
Deon termangu, luar biasa terkejut. Dewa Domandodedo adalah dewa penjaga planet Dodedo yang baru saja diceritakan Ratu Dole. Deon tak percaya bahwa dirinya akan bertemu dengan Dewa Domandodedo secepat ini.
Sementara Dewa Domandodedo merasa didosai oleh anak tengil seperti Deon. Ia mendengus geli, kemudian segera menggeram dan mengeluarkan keputusannya.
"Dari dada dudido dededo (dan akan aku hukum kamu)!"
Deon tak diberi kesempatan untuk membela diri, tak diberi kesempatan untuk bertanya dan tak diberi kesempatan untuk menjelaskan alasannya di sini. Kemudian sebuah cahaya yang membutakan membuatnya tak sanggup lagi merasa hidup.
Tubuhnya mati rasa, segala indranya mati dan entah apa yang terjadi selanjutnya.
Namun, Deon berharap dirinya belum mati.
Ia belum berpamitan dengan ibu dan ayahnya. Juga, calon rakyatnya kelak.
Dode (maaf), Deon baru menyesal karena dirinya tak bersyukur dan sabar sejak awal pada hidupnya yang bosan ini.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
nothing but regular human
Ciaaah! Planet Dadedo, aku siap menjelaajahimu!!
2020-06-02
0
Bunny🥨
Lama-lama baca cerita ini, aku bakalan bisa bahasa alien geraa 😅
2020-05-28
1