Dari Laki Untuk Laki

# Pengumuman

Author bakal kasih visual abang Yun yang ganteng dan bikin meleleh kaum hawa biar lebih greget aja bayangin nya, bisa di bilang halu nya beralasan dan bermoral 😂😂😂

Karena kalo pakek visual lulus review-nya agak lama jadi author kasih visualnya setelah episode ini lulus review dan silahkan kalian buka lagi episode ini biar bisa liat tampang abang Yun yang guanteng banget.

******

"Dia?"

Akhirnya kata itu yang keluar dari mulut Chintya setelah sekian menit diam dalam keheningan dengan mencoba mencerna dan memahami semua yang terjadi, lebih banyak gak percaya-nya di bandingkan percaya. Kalian sekongkol buat mainin gue gitu? Lo kira gampang apa?

"Yun, sekertaris merangkap asisten sekaligus...," Yun tersenyum manis, sengaja menggantung kata-katanya biar tu cewek penasaran dan sedikit menebak-nebak. "Jadi? Kita makan bersama?" Menoleh ke arah Rega dengan tatapan masam yang sangat terlihat kalau tak senang. "Maaf Nona, bukan maksud saya...," Lagi-lagi Yun menggantung kata-katanya, rasanya tu geli-geli gimana liat reaksi Chintya saat ini. Kayak orang yang baru sadar dari mati suri.

"Hm...," Cuma kek gitu Rega jawabnya, gak ada jawaban lain yang enakan gitu di dengar. Apa lagi sorot matanya menatap tajam ke arah gelas yang bersalah tapi untungnya tu gelas gak sampek pecah.

"Akh! Itu...," Chintya merasa sedikit susah mencari kata-kata yang cocok untuk menggambarkan semua yang ada di dalam kepalanya, suasana yang canggung banget. Gimana gak canggung ada dua laki-laki tampan di depannya yang dari ujung kaki hingga ujung kepala itu sangat sempurna tapi nyata-nya mereka pasangan kekasih, itu sih kata mereka ya kalo kenyataannya gimana itu gak rau. Kalo punya riwayat jantung mungkin saat ini Chintya udah pingsan saking kagetnya karen jantungan.

"Kalian belum pesan makanan?" Yun mengambil daftar menu yang ada di atas meja makan, mencoba melihat apa saja yang cafe ini suguhkan. "Kamu mau apa?" Katanya dengan melihat ke arah Rega yang tengah memainkan hp-nya.

"Terserah, bukannya kamu yang paling tau apa yang aku sukai dan tidak?" Jawabnya lembut sambil menatap Yun dengan pandangan mata lembut bikin meleleh seketika, itu kalo ditujukan buat cewek tapi ini nyata-nya buat cowok yang agak jijai gitu liatnya.

Ya Tuhan... Rasanya Chintya mau muntah sama mau pingsan liat tatapan penuh cinta dari lelaki super keren itu, Gue kalah sama cowok? Gue kalah sama cowok??? Dari laki untuk laki.

"Kali aja kan mau coba menu lainnya?" Yun meletakkan menu tersebut dan menuliskan beberapa menu makanan serta minuman di atas tablet yang langsung tersambung dengan pelayanan dapur tempat mereka mengolah menu tanpa harus mengambil daftar dan menu pesanan pelanggan. Yun menulis makanan dan minuman yang di sediakan tanpa bertanya seolah tau apa yang Rega inginkan, gimana gak tau kalau emang kerjaan Yun dari dulu ngurus segala keperluan Rega dan masalah kecil kalo urusan makan dan minum doang karena Rega tipe orang yang makan apa pun asalkan itu higenis saat mengolah dan menyajikannya. Rasanya agak gimana memainkan drama klasik yang Rega sutradara ie itu, apa lagi kalo liat muka cewek di depannya yang udah pucat itu bikin Yun ngerasa kasian banget. Maaf ya mbak bukannya gue mau bikin lo kena serangan jantung cuma gue mau bikin lo menjauh dari kehidupan Rega. "Anda mau pesan apa Nona?" Tanya Yun lagi karena sadar ada orang lain di antara mereka yang terbengong-bengong disana.

"Terserah anda." Jawab Chintya, Gue mu liat sampai mana akal-akalan mereka berdua buat ngerjain gue.

Yun memilihkan menu makanan dan minuman secara acak, dia aja milih menu makanan sama minuman acak juga.

Suasana tampak hening tanpa ada yang bicara, Rega yang masih asik dengan Hp-nya untuk mengecek email masuk dan Yun juga melakukan hal yang sama. Pergi keluar itu bukan berarti mereka lepas dari pekerjaan dan dapat bersantai ria tapi harus mengerjakan semua itu dimana pun dan kapan pun biar semua kerjaan dapat terselesaikan sesuai jadwal yang gak numpuk sana-sini. Cepat selesai cepat ngerjain yang lainnya.

Chintya yang ngerasa terabaikan itu cuma bisa diem sambil memperhatikan dua lelaki yang sibuk masing masing dengan hp-nya secara bergantian, kalo boleh jujur dari apa yang ia lihat Chintya lebih menyukai Yun di bandingkan Rega. Karakter Yun yang cuek namun lembut dan perhatian itu membuat Chintya penasaran, berbeda dengan Rega yang cuek dan dingin layaknya kulkas satu pintu. Memperhatikan wajah Yun lebih lama dan cukup dekat itu membuat Chintya tanpa sadar menyunggingkan senyumnya, walau nenek menjodohkan dengan cucu temannya yang bernama Rega namun pandangan mata Chintya menatap terus pada Yun.

"Ada apa nona?" Tanya Yun yang sadar bahwa nona di depannya itu memperhatikannya dengan sangat teliti.

"Oh, ti-tidak." Katanya gugup mengetahui orang yang ia perhatikan sejak tadi itu memergokinya secara langsung dan rasanya tu malu banget.

Yun mengacuhkannya dan berpaling, "Besok ada tiga rapat yang harus anda lakukan dan semua berkas akan siap sebelum rapat berlangsung." Kata Yun setelah mengecek agenda Rega untuk esok hari.

"Atur sebaik mungkin, siapkan semua keperluan."

Tak berapa lama seorang pelayan laki-laki datang dengan membawakan menu makanan dan minuman, meletakkan dan menyusun di atas meja sebelum unsur diri setelah tugas yang ia lakukan selesai. Mempersilahkan tamunya untuk menyantap makanan yang mereka hidangkan.

Tanpa di minta, Yun mengambilkan beberapa laut dan nasi lalu menyerahkannya pada Rega. Bukan hanya Rega tapi juga untuk tamu yang ada di depannya, tak sopan kalau tak mengambilkan dan mengacukannya. "Nona Chintya, anda mau makan apa biar saya ambilkan.""

"Saya bisa msngambil sendiri, anda tak perlu repot-repot tuan." Katanya dengan menundukkan wajahnya malu mendapatkan perlakuan seperti ini.

Yun hanya mengambilkan nasi dan lauk secara acak dan menyodorkannya.

"Terimakasih." Saat menerima piring berisi makanan, Chintya tersenyum karena apa yang laki-laki itu ambilkan adalah makanan favoritnya. Asam manis gurame dan juga tumis pare, Ya Tuhan... Kenapa jantung gue rasanya mau meledak kayak gini?

Chintya memegangi dadanya yang di dalam sana terdapat jantungnya berdetak dengan sangat keras. Perlahan ia memasukkan suapan pertamanya, hampir aja tu nasi meluncur dengan mulus tanpa di kunyah saat liat Rega yang menyapu mulut Yun pakek tissu pas mulutnya kotor karena ada sedikit makanan yang nempel di bibirnya.

"Kebiasaan kamu ni makan pasti belepotan kayak gini." Meletakkan tissu yang udah kotor itu di tempat sampah dan melanjutkan makanan.

Chintya berusaha tersenyum menanggapinya tapi bukannya tersenyum malah kelihatan aneh karena senyum itu di paksakan dan sumpah itu keliatan banget. Pemandangan miris yang bikin hati teriris sambil ngarep kalo Yun ngelakuin hal kayak gitu sama dia.

what???

Yun???

Gak salah nih???

Lagi-lagi Chintya memegangi dadanya, kini bukan detak jantung yang keras mau keluar tapi lebih tepatnya ada perasaan sakit dan gak suka liat pemandangan romantis yang bikin para jomblo ngiri. Apa lagi pemeran utamanya tuh ganteng banget, cuma salahnya sama laki.

Ada apa sama Gue?

Kok gue rasanya hampir gak bisa nafas ngeliat mereka gitu?

Akh....!!!!

Bisa gila gue kalo kelamaan di sini dan ngeliat adegan romantis mereka.

Chintya mempercepat makannya dan pengen cepet-cepet meninggalkan bilik yang menguras oksigen dan bikin dadanya sesak, bahkan bagi Chintya rasanya susah banget buat nelan makanan dan membuatnya mendarat di lambung udah kayak nyangkut di tenggorokannya gitu aja.

"Maaf kalau Anda tidak merasa nyaman." Kata Rega saat menyadari cucu teman neneknya itu hampir tersedak dan makan dengan cepat, Lo kira bisa bertahan disini berapa lama? Semakin lama gue pastiin lo bakal semakin terbakar.

"Seharusnya saya yang meminta maaf karena mengganggu anda berdua." Jawabnya lagi dengan berdiri dan menundukkan badannya memberi hormat sebelum keluar, kalo lama-lama di dalam situ bisa pecah pembuluh darah yang berakibat stroke.

"Hati-hati, semoga hari anda menyenangkan Nona." Kata Yun mengantarkan sampai ke depan pintu, lalu berpaling ke arah Rega yang duduk manis sambil menahan senyum. "Ada apa tuan Rega? Kalihatannya anda senang sekali?" Sindirnya liat Rega yang tersenyum.

"Gue senang Karena punya pasangan yang sangat-sangatlah tampan dan perhatian." Mengedipkan sebelah matanya menggoda Yun saat meyakinkan kalau Chintya sudah tidak ada di tempat tersebut.

"Si*lan lo?!" Yun kembali duduk, "Anak orang nangis tuh."

"Biarin aja, siapa suruh dia nyetujui hal kayak gini."

"Jahat ya lo Ga?" Menggelengkan kepalanya dan bingung dapet dari mana tu ide yang kuar biasa gak masuk akal.

"Gue jahat sama mereka tapi kalo sama lo gue mah sayang atuh ayang beb."

"Ih najis..., Ha ha ha ha...," Yun tertawa lepas melihat aksi konyol Rega, "Lo gak pa-pa kalo besok bakal keluar kabar kalo ternyata kita kayak gituan?"

"Biarin aja mau keluar berita kayak gimana yang penting gue bisa menjauh dari para lebah betina yang gak penting itu dan biar Nenek dengar kalau kita bukan cowok yang bisa di atur-atur masalah kayak gini. Kecuali lo mau cepet nikah?"

"Gue gak bakal nikah sampek lo punya anak, bahkan gue gak bakal setuju lo deket sama cewek kalau tu cewek matre."

"Bagus?! Gue setuju kali ini sama omongan lo, tapi gue gak setuju lo yang gak nikah sampek gue punya anak itu lama bro...,"

"Sebelum ahli waris Mahendra selanjutnya ada gue gak bakal ngelepasin lo, gue udah janji sama Ayah apa pun yang terjadi gue bakal jadi bayangan lo Ga."

"Gue denger kata-kata lo itu antara terharu dan ngeri." Rega menyilangkan kakinya dan meneguk minuman dengan tatapan mata kosong.

"Lo kenapa Ga?" Tanya Raka heran, lagian ya dari tadi si Rega agak-agak aneh.

"Pas gue balik dan pertama kali menginjakkan kako di sini gue nyerempet cewek ingusan yang naik pakek motor."

"Yang motornya lo suruh gue benerin itu kan?" Kata Yun sambil mengingat-ngingat kejadian beberapa hari yang lalu saat Rega baru pulang. "Emang kenapa?" Yun sedikit tertarik mendengar Rega membahas masalah cewek, kan seumur-umur dia alergi sama makhluk yang namanya cewek karena menurutnya cuma bisa nyusahin doang.

"Lo tau dia manggil gue apaan?" Tanya-nya yang sia-sia, mana mungkin lah Yun tau karena Yun gak ada di sana buat jadi saksi mata tu cewek ngomong apaan.

Yun menggeleng pelan karena emang gak tau tu cewek manggil apaan sama Rega, "Ayang?"

Rega menggeleng.

"Baby?" Agak sedikit geli kalo sampek denger ada yang manggil Rega gitu.

Lagi-lagi Rega menggeleng karena tebakan Yun salah.

"Oppa? Abang? Ayang? Yayang? Papi? Daddy? Abah? Honey?" Noh semuanya di sebutin sama Yun satu persatu yang pernah ia dengar dan tau. "Atau ayang beb?"

Rega menatap curiga Yun, dari mana tu orang tau panggilan-pangilan centil kayak gitu? Ternyata diam-diam Yun itu menghanyutkan.

"Semua yang lo sebutin itu salah, dari mana lo dapet panggilan geli banget di telinga gitu?"

"Dari drama yang gue liat."

"Hua ha ha ha ha ha..." Kali ini Rega terbahak-bahak denger Yun yang suka liat drama, "Ngerusak image aja lo?!"

"Mendingan lah di bandingin lo liatin barbie gitu." Balas Yun gak mau kalah, Emang gue gak tau apa kalau lo itu nonton kayak gituan? "Balik lagi, tu cewek es em u." Sengaja ngeja kata-kata es em u biar Rega denger dengan jelas dan gak ngalor ngidul lagi buat nyeleneh. "Manggil lo apaan tu cewek?"

"Om."

Yun menganggukkan kepalanya, gak heran sih manggil sama sebutan Om secara kan umur Rega kalo dari sudut pandang umuran anak ABG emang pas banget di panggil Om.

Rega mengernyitkan alisnya, tanggapan Yun itu santai banget pas dengar.

"Kenapa?" Tanya Yun yang liat muka Rega.

"Enggak, cuma gue mikir emang gue pantes apa di panggil Om?"

"Lo itu bukan cuma pantes Ga, tapi pantes banget."

"Si*lan lo!"

"Di bilangin gak percaya, gak usah lah lo manggil anak ingusan. Jatuh cinta sama tu cewek tau rasa lo."

"Selera gue bukan dia bro...," Kata Rega meremehkan, "Cewek gak cukup umur yang badannya kecil dan lo tau dari ujung kaki sampek ujung kepala gak ada yang menonjol alias semuanya rata."

"Akh lo bisa ngomong kek gitu, belum kenal makanya ngomongnya kayak gitu. Hati-hati kalo sampek lo jatuh cinta."

"Gak bakalan...." Tepis Rega.

"Gue malah percaya kalo lo itu jatuh cinta beneran sama tu cewek." Kata Yun yang sangat-sangat yakin.

******

Hi Readers yang budiman..., budiwati, mbak budi, bapak budi 🤣

Makasih ya kalian udah pindah dari novel author satunya yang judulnya "Cinderella jaman now" ke labirin cinta.

Kalau yang di cinderella itu lebih banyak author ngambil sudut pandang dari kehidupan pemeran ceweknya alias ella tapi kalo di sini author ngambik dari sudut pandang Yun dan Rega karena mereka emang kemana-mana bareng.

Ada beberapa nama tokoh yang masih sama atau emang sama sama yang di Cinderella tapi ada juga nama-nama baru.

Makasih buat kalian semua yang udah setia nunggu Up dan tetap setia sam novel-novel daro author.

Jangan lupa buat Like, Vote dan komentarnya kalau kalian suka (Tapi author harap kalian suka ya sama novel author).

Dukungan kalian itu sangat-sangat berarti buat author ya....

Biar novel author dapat kontrak dari pihak MT.

Makasih....

*******

Nama : Song Wei Long

Asal : Dailan, Tiongkok

Profesi : Aktor dan model

Biodata asli itu ya, dari awal author konsisten pakek foto dari satu orang. Dari Yun yang di Cinderella Jaman Now sampek pindh ke Yun yang di Labirin Cinta dengan visual yang sama.

Terpopuler

Comments

Ari Ani

Ari Ani

ayo thour... lanjut... okok nya top markotop crita mu 😘😘😘

2020-08-10

1

Sayyidah Husri

Sayyidah Husri

Klepek-klepek ama abang yun 🥰🥰🥰🥰

2020-08-07

1

Erica-crisdiana Diana

Erica-crisdiana Diana

yun lope lope

2020-07-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!