"Yun, Nenek udah buat janji sama salah satu cucu teman Nenek di cafe Violet."
"Oh...," Jawab Yun santai sambil rebahan karena baru aja pulang ngantor setelah nginep di sana beberapa hari dan malam bareng Rega buat kejar tayang proyek baru yang mereka kerjain. Biar cepat kelar makanya mereka berdua itu kerjaannya lembur mulu.
"Di kasih tau orang tua malah kayak gitu?!" Dongkol liat Yun yang santai banget nanggapin ucapannya, di ketok lah tu kepala Yun yang senderan di kursi.
"Auw..., sakit Nenek." Memegangi kepalanya yang sakit, biar udah tua gitu tenaga Nenek jangan di samakan sama mereka yang lansia.
"Makanya kalo orang tua ngomong di dengerin." Duduk di samping Yun yang mengusap kepalanya, "Jadi kamu mau kan?"
"Mau apa?"
"Ketemu sama cucu teman Nenek."
Yun mengernyitkan alisnya, Ya ampun..., kenapa sih gue bisa ketemu dan punya nenek yang suka banget nyomblangin cucunya? Bikin kepala gue pusing aja. Tanpa sadar Yun memijit pangkal hidungnya sambil narik nafas panjang.
Liat kelakuan Yun yang kayak gitu Nenek yakin kalau tu anak bakal kabur kayak Rega, kemarin aja Rega udah kabur dari acara perjodohan yang ia susun sangat-sangat rapi. Dua cucu laki-lakinya itu sama-sama penggila kerja dan satu pun dari mereka gak ada yang bawa dan ngenalin cewek ke rumah sebagai pacar dan syukur-syukur sebagai calon istri. Padahal Nenek udah pengen banget menimang dan main bareng buyutnya. Rumah segede ini cuma tinggal bareng dua cucu laki-lakinya dan mereka pun jarang banget pulang. Seminggu sekali aja belum tentu pulang jadi bikin Nenek di rumah kesepian karena cuma sama asisten rumah tangga.
"Kenapa gak Rega aja sih Nek yang datang?"
"Cucu durhaka itu kemaren udah bikin malu Nenek, kamu tau apa yang dia lakukan sama Chintia?" Melirik ke arah Yun, mau liat tu anak tertarik gak sama apa yang di ceritain dan ternyata Yun merespon dengan mendengarkan.
"Emang apa yang Rega lakuin jadi sampek bikin Nenek keriput gini?"
"Hush! Sama orang tua gak boleh gitu."
"Maaf Nenek...," Yun menghadiahkan kecupan manis di pipi Nenek yang telah merawat dan ikut membesarkannya tersebut, walau ia bukan cucu kandungnya namun kasih sayang dan perhatian yang Nenek berikan gak beda sama apa yang ia berikan buat Rega yang memang cucu kandungnya dan itu membuat Yun juga menyayangi wanita tua nan Enerjik itu sepenuh hati. Keluarga ini sangat luar biasa, memberikan rumah untuknya pulang, kasih sayang yang berlimpah dan masa depan yang gemilang yang tak pernah Yun bayangkan sebelumnya. "Walau Nenek keriput bagi Yun Nenek tetap wanita tercantik setelah Ibu."
"Kamu ya...," Menepuk pelan pipi cucunya itu dengan tangan keriputnya pelan dan lama kelamaan tepukan itu menjadi sedikit keras. "Gak usah ngerayu Nenek segala!" Menjewer telinga Yun.
"Aduh Nenek.... Sakit... Ini telinga Yun masih ori lo Nek...,"
"Kamu itu sama saja sama Rega, sama-sama bermulut manis. Nenek kira gak tau kalau kamu ikut andil hah buat bikin Chintya nangis?!"
Mampus gue..., ternyata ni Nenek tau kalau gue kemarin ikutan bikin anak orang balik sambil nangis. Akh..., dari mana sih Nenek tau? padahal kan gak ada siapa-siapa kemaren?
"Jangan kira karena Nenek ini tua jadi gak tau apa-apa ya?" Semakin menarik telinga Yun.
"Aw-aw Nenek...,"
"Besok jam 10 pagi Nenek gak mau tau, apa pun alasan kamu harua ketemu sama cucu teman Nenek kalau sampai gak datang dan bikin nangis awas kamu!" Ancamnya sambil ngelepasin tangannya yang tadi jewer telinga Yun, kasian tu telinga udah merah karenanya.
"Iya-ya...," Mengusap telinganya yang terasa sakit dan panas, isi rumah ini ternyata orang-orang yang sulit buat di hadapin dan semoga aja suatu hari nanti siapa pun yang jadi istri Rega bukan salah satu kayak orang-orang tangguh penghuni ni rumah.
#Kemarin
"Lo ngapain Ga bingung kayak gitu? Udah kayak orang yang mau lahiran aja?" Ujarnya yang liat Rega gelisah, mondar-mandir kayak setrikaan di ruangannya.
Karena statusnya sebagai anak angkat keluarga Mahendra di rahasiakan maka Yun akan bersikap santai seperti ini saat mereka benar-benar hanya tinggal berdua atau mereka berada dalam lingkungan keluarga. Merahasiakan Yun sebagai anak angkat dan adik dari Rega untuk melindungi perpecahan dan menjadikan kubu orang-orang yang tak menyukai dan ingin mengambil alih perusahaan. Bagaimana pun Rega adalah satu-satunya pewaris sah dari keluarga Mahendra dan beberapa orang tak Menyukainya dengan berbagai alasan dan sudut pandang mereka berusaha menjatuhkan dan mencari dukungan untuk melawannya. Yun yang tau diri dan balas budi tersebut tak ambil pusing mengenai semua itu, baginya mempunyai keluarga yang sangat menyayangi dan memberikan rumah hangat serta menjamin kehidupan ia dan sang Ibu adalah lebih dari cukup. Bahkan Ayah telah memberikan saham yang ia miliki dan memindahkan saham tersebut menjadi miliknya, awalnya Yun menolak keras apa yang Ayah lakukan karena bagi Yun kasih sayang dan bisa menerimanya dan masuk dalam keluarga ini sudah lebih dari cukup. Namun Ayah dan Rega memaksa, mereka berpendapat itu adalah hak yang Ayah berikan sebagai orang tua dan keadilan dimana Rega juga mendapatkan saham dan Yun juga harus mendapatkan haknya sebagai seorang anak.
"Nenek, dia udah ngatur pertemuan dan perjodohan sama salah satu cucu temannya. Bikin kepala gue sakit aja." Menghempaskan badannya ke sofa.
"Tinggal datang aja kan selesai." Jawabnya santai, membuka kulkas dan mengambil minuman dingin buat mengisi tenggorokannya yang mulai kering.
"Gak segampang dan semudah itu. Lo gak tau apa kekuatan super Nenek kita?" Merasa agak sedikit merinding kalo inget gimana kelakuan Nenek yang kalo udah punya kemauan gak bisa di bantah dan ngelakuin berbagai macam cara buat memuluskannya, tentu aja di barengi sama ancaman di sana.
"Ha ha ha ha...," Yun tentu aja tau gimana sifat Nenek yang kalo boleh jujur persis banget sama sifat Rega. Gen Nenek menurun sama Rega yang kalau punya kemauan gak bisa di bantah.
"Si*lan lo?! Pakek acara ngetawain gue segala?!"
"Habis mau gimana? Nangis?" Yun menggelengkan kepalanya, "Udah lah ikutin aja kemauan Nenek. Cuma ketemu doang kan?"
"Bukan sesederhana itu, semua cewek yang ketemu gue bakal nempel gak mau lepas. Badan gue gatel-gatel ketemu sama cewek kayak gitu."
Wajar aja lah mereka jadi lengket sama lo, secara mereka aji mumpung bisa kenal dan di jodohkan sama lo. Semua orang juga tau kalo lo itu keren plus kaya. Batin Yun sambil ngelirik kasian ke arah Rega yang harus pusing berhadapan sama mahkluk yang namanya cewek.
"Lo gak h*mo kan Ga?" Tanya Yun.
"Si*lan lo?! Gue normal tau?!" Rega melemparkan pandangan matanya yang sebal ke arah Yun yang bisa-bisanya ngomong kayak gitu. "Gue gak suka aja sama mereka itu karena ribet dan nyusahin."
Yun mengangguk pelan, membenarkan apa yang Rega katakan kalau cewek itu ribet dan nyusahin.
Akhirnya, Rega tersenyum dan senyum itu kini menjadi tawa kecil. "Ha ha ha ha...,"
Yun menatap Rega yang ketawa, nakutin gitu tawanya. "Lo sehat Ga?"
"Gue punya ide dan ide itu bisa gue lakuin kalo bareng lo."
*****
Rega mengenakan setelan kantor seperti biasanya, gak ada perubahan dari apa yang ia pakai untuk acara hari ini yang di sutradara oleh sang Nenek. Dengan wajah yang sangat-sangat tampan itu tentu aja bisa membius para kaum hawa hanya dengan melihatnya saja, jadi jangan salahkan mereka kalo langsung nempel pada pandangan pertama. Aura dingin yang Rega lihatkan itu gak menutup wajah tampannya yang mau makek apa aja tetap tampan, (Orang ganteng mah bebas ya say...).
Seorang wanita cantik dengan badan tinggi semampai menghampirinya, tersenyum ramah dan menyapanya halus. "Maaf, apakah Anda yang bernama Rega?" Tanya-nya pelan, memastikan bahwa ia tak salah tempat dengan orang yang salah pula.
Rega melihat tanpa menjawab, bahkan tatapan matanya sangat tajam hingga membuat wanita itu sedikit takut dan gugup karenanya, kalo lo takut pulang aja sana.
"Sepertinya benar," Katanya akhirnya setelah bisa menguasai hatinya, sebelum datang ke tempat ini Chintya sedikit mencari informasi tentang sosok laki-laki yang akan di jodohkan dengannya tersebut. Tak banyak yang ia dapatkan dari internet mengenai informasi yang ia inginkan, hanya profil yang menurutnya gak penting dan itu cukup sulit untuk Chintya menempatkan dirinya saat ini karena nihilnya informasi. Bahkan Neneknya yang mempunyai ide ini hanya mengatakan cucu temannya adalah seorang yang tampan dan pengusaha muda yang sangat sukses, dua hal itu menjadi landasan utama yang cukup kuat mengajukan perjodohan ini. Benar, laki-laki itu memang sangatlah tampan tanpa cela. Wajahnya sangatlah sempurna dengan susunan yang sangat indah dengan paduan yang luar biasa hingga menciptakan wajah yang mampu membuat orang yang melihatnya berpaling seketika. Begitu pun yang Chintya alami, jantungnya berdetak sangat keras saat pertama kali melihatnya meski laki-laki itu memiliki sikap dingin layaknya gunung es di kutub selatan. Chintya memilih duduk karena hingga saat ini tak ada instruksi untuknya duduk dan ia berinisiatif sendiri. "Saya Chintya." Mengulurkan tangan dan tertawa masam karena uluran tangan itu hanya menggantung di udara tanpa di sambut.
Rega yang tak berniat sama sekali dengan acara perjodohan seperti ini mengacuhkan wanita pilihan Neneknya tersebut, datang ke sini karena terpaksa dan menghindari amukan singa tua kalo sampek rumah.
Chintia menelan ludahnya gugup, biasanya ia tak se gugup ini menghadapi seorang laki-laki. Memilik wajah cantik turunan Turki dan India itu membuat Chintya dengan mudahnya mendapatkan perhatian dari lawan jenisnya, bahkan menundukkan nya mereka bukan perkara yang sulit. Tapi kini laki-laki tampan di depannya yang memiliki sejuta pesona itu bahkan meliriknya saja pun tidak membuat Chintia sedikit kesusahan karena x.
"Baik, saya akan bicara sekarang." Rega memainkan gelas bening di depannya sebentar dan meletakkannya, "Saya datang ke sini atas paksaan dari Nenek bukan atas kemauan sendiri dan saya tidak suka dengan acara perjodohan yang telah Nenek kita lakukan jadi saya harap Anda jangan terlalu berlebihan atasnya." Kata Rega dengan sorot mata tajam, menusuk ke dalam mata wanita di depannya memberikan peringatan bahwa apa pun yang akan ia lakukan tak akan mengubah apa pun.
"Akh, tentu saja saya tau." Katanya dengan menyembunyikan kekecewaannya dan berusaha tersenyum seolah-olah tak ada apa pun yang terjadi di sana.
"Saat ini saya sedang menjalin hubungan terlarang."
"Apa?" Tentu saja Chintya kaget mendengarnya, Bukannya Nenek bilang kalau cucu temannya itu dalam status single? Apa itu hubungan terlarang??? Jangan sampek entar dia selingkuhan istri atau simpanan tante-tante genit.
Rega mengambil hp-nya, mencari sebuah kontak untuk ia hubungi. "Maaf Nona, anda tidak keberatan bukan kalau kita makan bersama? Karena saya memang akan berkencan hari ini dengannya dan Nenek juga mengatur semua ini tepat di mana kami berjanji akan bertemu." Rega memutuskan pembicaraannya saat telpon itu tersambung, "Sayang, datanglah ke cafe violet. Aku menunggumu."
Rasa penasaran Chintya yang begitu besar membuat wanita itu menahan langkahnya untuk pergi dari tempat ini, wanita seperti apa yang bisa membuatnya tak berarti di hadapan Rega. Apa yang kurang darinya hingga laki-laki di depannya itu sedikit pun tak melihatnya sebagai wanita dan memberikan penolakan sejak awal. Ia begitu penasaran dengan sosok yang mampu mendapatkan hati laki-laki sedingin gunung es itu dan mengacuhkannya begitu saja tak berarti.
Keheningan menyelimuti mereka berdua, tak ada pembicaraan sedikit pun dan hanya ada suara dentingan sendok dan piring yang beradu. Mereka hanyut dalam pikiran mereka masing-masing hingga tak ada pembicaraan disana. Tak berapa lama suara kali melangkah ke arah tempat tertutup yang menjaga privasi sang tamu di dalam, Rega sengaja memilih tempat seperti ini karena ia tak ingin terlihat di umum. Tampilnya Rega hanya dalam urusan bisnis bukan urusan tak berguna seperti ini.
Chintya memiringkan kepalanya saat seorang laki-laki yang tak kalah tampan masuk ke dalam bilik mereka, tersenyum ke arahnya sebelum benar-benar masuk. Laki-laki itu lebih hangat dan ramah bila di bandingkan dengan Rega dan tentu saja dua orang itu sama-sama tampan dengan kelebihan yang mereka miliki masing-masing. Sungguh karya Tuhan yang paling indah dalam suguhan visual untuk menyegarkan mata para kaum hawa.
"Maaf sedikit terlambat." Katanya sebelum duduk di samping Rega.
Chintya hanya mengangguk pelan, matanya tak pernah lepas dari sosok menawan yang baru datang itu bahkan kalau ia di suruh memilih ia dengan akan senang hati memilih laki-laki tersebut. Ya Tuhan... Mereka sungguh luar biasa. Batinnya menjerit histeris melihat dua kelaki tampan di depan matanya yang langsung bikin mimisan.
"Sayang? Maaf kalau kencan kita harus terganggu dengan kedatangannya." Kata Rega lembut, selembut permen kapas dan berbanding terbalik dengan apa yang tadi ia lakukan untuk menghadapi wanita yang ada di depannya dengan terang-terangan kaget mendengar apa yang ia katakan.
What?
Sayang?
Gak salah nih?
Chintya menatap dua laki-laki tampan di hadapannya dengan tatapan mata menelisik dan gak percaya. "Jadi kalian?" Masih gak bisa ngomong aja, bener-bener gak percaya. Cowok setampan mereka masih sih... Buru-buru menggelengkan kepalanya cepat buat mengusir semua pikiran negatif di sana, kali aja kan salah denger tadi karena saking tegangnya.
" Siapa wanita cantik ini?" Tanya Yun dengan menatap tajam dari ujung kepala sampai kaki. Kalo bisa dari angka satu sampek sepuluh buat ngasih penilaian Yun bakal ngasih nilai sembilan buat ni cewek, buat Yun yang tau banget sama gimana Rega walau di kasih cewek secantik apa pun kalo modelnya jinak-jinak kucing gak bakalan deh dia mau sama tu cewek.
"Dia Chintya, cucu dari teman Nenek. Kamu tau kan gimana Nenek yang suka banget ngatur acara perjodohan? Padahal aku udah punya kamu."
Ya Tuhan....
Mimpi apa gue semalam jadi bisa kek gini???
Dari mana pun mereka itu luar biasa mempesona tapi gak taunya....
Apa gak ada cewek jadi mereka kayak gini???
Chintya mengerjapkan matanya, mulutnya udah terasa kaku dan lidahnya itu udah terasa kelu banget kayak bertulang belakang gak bisa buat ngasih komentar apa pun buat situasi yang ia hadapi saat ini.
********
Hi Readers...
Ketemu lagi sama author disini, lanjutan dari novel sebelah yang Author tulis. Biar gak ke campur makanya Author pisah aja kayak gini.
Jangan lupa Like, Vote dan komentarnya buat kasih dukungan Author ya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Kamil SerigalaMalam Madura
ini mah ngingetin gua dulu jugs gitu pura2 sejenis
waktu salah ngekos
2021-04-25
1
Juliana Vicky Vicky
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤭sumpah ngakak aku🤣
2021-04-24
1
Sayyidah Husri
😱😱😱🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2020-08-07
2