Sejak pagi aku tidak melihat mama, Daniah juga baru pulang dari sekolah dan nanti sekitar jam empat sore aku harus mengantar Daniah ke rumah Ustadz sok Ganteng itu lagi. Kenapa sekarang tugas mengantarkan Daniah di serahkan ke aku ?
Padahal ada mang Saleh sopir pribadi di rumah ini.
Terdengar suara mobil mama di luar aku berjalan keluar rumah menemui Mama.
"Maa.. dari mana aja ?" Tanyaku.
"Mama habis dari butik tante kamu, Mama kesana tanya baju anggota keluarga termasuk kamu buat pernikahan udah siap apa belum sekalian belanja kebutuhan rumah kasihan bik inah dia lagi gak enak badan" Jelas Mama.
"Ooooo gitu..." aku membulatkan bibir sambil manggut-manggut.
Mama menuju ke dapur membuka kulkas dan memasukkan buah dan sayur.
Aku mengambil air dingin dari dalam kulkas dan mengambil gelas, mama duduk di kursi samping meja makan.
Aku beranjak pergi tapi mama memanggilku
"Sarah,"
"Iya maaa ada apa ?" Tanyaku pada Mama.
"Mama kemarin waktu pulang dari gudang ngecek barang lihat Reno sama perempuan di toko bunga" Ucap mama sedikit ragu.
Aku mngernyitkan kening dan menyipitkan mata.
"Kemarin kan Reno sama aku, iyaaa pasti Reno di toko bunga orang dia bawain bunga buat aku kemarin, mungkin itu pelayan toko bunga itu.. " jawabku "mama kok kayaknya ragu gitu sih sama Reno, dia gak bakalan macam-macam Maa" Ucapku lagi meyakinkan Mama.
"Yaudah semoga apa yang kamu katakan benar, Oh ya jangan lupa Sar habis ini anterin Daniah kerumah Ustadz Alvin, kamu bisa ikut belajar ngaji sekalian sama Daniah " Ucap mama.
" What ???? " Tanyaku sewot sambil melotot ke arah mama.
"Nih ini yang gak bener, kamu coba belajar ilmu agama belajar ngaji sama Ustadz Alvin biar tau sopan santun sama orang yang lebih tua, contoh adik kamu Daniah dia saja sampai ingin jadi seorang hafidzah " Mama memarahiku.
"Aku ini udah besar Maaa.. udah mau nikah, urusanku banyak habis nikah aku ngurusin suami udah gak ada waktu buat kaya gituan" Bantahku.
"Ya ini.. ini.. akibat papamu memanjakanmu dari kecil coba kamu nikahnya sama Ustadz aAlvin bisa membimbing kamu, bukan sama Reno " mama menghela nafas panjang.
Aku tidak lagi membantah. Aku meletakkan kembali gelas dengan keras ke meja. Mama menggelengkan kepala lalu pergi.
Seperti ini lah gak ada habisnya debat sama mama tapi ketika kita jauh saling merindukan dan mengkhawatirkan.
Daniah turun dari atas sambil memakai setelan rok panjang kaos lengan panjang dan jilbab.
Sudah terlihat siap untuk pergi ke rumah Ustadz sok ganteng yang entah kenapa tiba tiba sekarang aku sangat membencinya, karena mama lebih memilih Ustadz kampungan itu daripada Reno sebagai menantunya.
"Ayo kak, Daniah bisa terlambat " Ajak daniah.
"Iyaaa iyaaa " aku mengambil kunci mobil
Daniah melihatku tampak heran. Aku berhenti berjalan dan melotot padanya.
"Kakak mau pergi kerumah Ustadz Alvin gak ganti baju dulu cuma pakai gitu aja yang sopan dikit dong kak " Protes Daniah.
"Bawel ya kamu !! mau kakak anterin apa mau jalan kaki" Balasku sewot.
"Yaudah kalo kakak gak mau nganterin aku, aku pergi sama mang saleh aja" ucap Daniah ngambek.
"Mang saleh mau nganterin mama ke gudang buat ngecek barang yang mau dikirim ke luar kota " Balasku masih sewot.
Darahku mendidih ketika ada yang mengucapkan Ustadz itu. Jangan sampai aku kenal dekat dengan dia apalagi sampai aku jadi istrinya seperti apa kata mama, gak banget norak banget penampilanya.
Sepanjang perjalanan aku dan Daniah hanya diam, hatiku masih kesal saat dia suruh suruh aku ganti baju apa salahnya coba aku pakai rok sama t-shirt lengan pendek gak terbuka-buka amat.
Sampai di rumah Ustadz itu Daniah turun dari mobil.
Yaa aku lupa hari ini aku ada janji dengan Evelyn. Aku turun dari mobil menyusul adikku.
"Daniah... " panggilku.
Daniah menoleh.
"Kamu nanti kalo uda selsai tunggu sini dulu bentar biar di jemput mang Saleh kakak lupa, kakak punya urusan, kakak pergi dulu yaa !!" pamitku.
"Tapi kak...."
Aku tidak mendengarkan Daniah, aku buru- buru harus menemui Evelyn.
Bruk.
Aku menabrak seseorang dan hampir terjatuh, untung dengan cekatan orang itu menahan tubuhku yang akan terjatuh sialnya orang itu adalah Alvin si Ustadz itu.
Aku memandangi matanya yang indah hidungnya yang mancung ternyata dia tampan juga.
"Mbak sarah baik baik saja ?? " Tanya Ustadz itu.
Aku secepatnya berusaha berdiri.
Aku mengangguk dan mengibaskan tanganku di pakaianku.
"Lain kali mbak Sarah hati-hati " Pesanya sambil tersenyum.
"Makasih" Balasku sambil beranjak pergi .
What ? Kenapa aku berterimakasih seharusnya aku tidak mengucapkan kata itu bisa bisa gede rasa tu si Alvin .
Aku masuk ke dalam mobil dan mulai melajukanya kulihat ponsel. Evelyn menghubungiku beberapa kali. Aku kembali menghubunginya untuk menungguku di suatu tempat.
Tiga puluh menit kemudian aku sampai, Evelyn sudah menungguku di inTime pusat jam tangan mewah di Bandung. Terlihat Evelyn sudah berdiri di depan butik.
"Hai Lyn.. Maaf gue lupa ada janji sama lu, gue tadi nganterin adek gue belajar ngaji " Terangku.
"Yuk masuk, kok lu ngajak gue sih gue kan gak tau selera Reno yang tau cuma lu Sar " ucap Evelyn tidak mengerti.
" Uda... nanti gue minta pendapat lu di dalem" Terangku.
Aku dan Evelyn masuk dan di sambut baik oleh pramuniaga .
Dia memperlihatkan beberapa koleksi terbaru dari berbagai merk jam tangan.
Mataku tertuju pada jam tangan yang elegan dan menurutku itu sangat cocok di pakai Reno.
"Mas saya mau yang itu" ucapku pada pramuniaga sambil menunjuk salah satu jam tangan, yaa Rolex pre owned cosmograph.
"Cocok gak Lyn ini sama reno ?" Tanyaku pada Evelyn.
"Bagus banget mewah" Puji Evelyn
Aku mengeluarkan kartu kreditku kemudian memberikanya pada pramuniaga.
"Berapa emang mas itu jam ?" Tanya Evelyn pada pramuniaga.
"Dua Ratus Enam Puluh Tiga Juta mbak" Jawabnya.
"What Sarah ?? Lu gak salah ni mau beliin Reno jam tangan segitu mahalnya" Tanya Evelyn kaget.
"Enggaaak, nggak salah itu masih murah kali !! noh masih ada yang lebih mahal" Aku menunjuk beberapa koleksi jam tangan Rolex yang mewah-mewah.
"Lusa Reno ulang tahun, aku mau kasih dia jam tangan ini. Dia udah nemenin gue selama lima tahun dan sebentar lagi gue akan resmi sama dia jadi pasangan suami istri" Jelasku.
"Gue doain semuanya lancar sampai hari-hari H " evelyn mendoakan.
"Makasih sob" balasku.
Transaksi selesai, aku dan Evelyn keluar dan berjalan menuju mobil.
"Lu gak bawa mobil ?" Tanyaku.
"Ya itu tadi waktu mau nyampe sini tiba tiba mobil gue mati, gue nelpon salah satu mekanik bengkel langganan gue dan akhirnya gue naik taxi" Jelas Evelyn.
"Ayo gue anterin pulang" Ajakku.
"Gak, gue mau mampir ke outlet gue yang ada di pusat perbelanjaan kota ini pasti tau kan loo hahahaha gue mulai buka usaha baru nih Sar " Cerita Evelyn.
"Semoga nanti lu sukses jadi pengusaha tapi jangan sombong tetep rendah hati" Do'a dan pesanku pada Evelyn.
"Aamiin aamiin amiin" Evelyn mengamini.
Aku dan Evelyn pergi meninggalkan tempat itu .
Dalam mobil aku menelfon mang Saleh agar menjemput Daniah.
Tidak lama kemudian aku dan Evelyn sampai pada tempat yang di tuju.
"Sar lu gak turun ikut gue masuk ?" Tanya Evelyn.
"Gak uda sore gue mau balik aja " Jawabku
Evelyn membuka pintu mobil hendak turun tapi dia berhenti dan kembali menutup pintu mobil.
"Ada apa ?" Tanyaku tidak mengerti.
"Lihat tu !!" ucap Evelyn sambil menunjuk salah satu mobil "Bukanya itu mobil Reno, eh Reno kok sama perempuan" Sambungnya sambil menunjuk perempuan di samping Reno.
Aku melihat Reno berjalan dengan seorang perempuan. Aku mengeluarkan ponsel dari dalam tasku aku menekan nomernya dan tidak lama dia menjawab panggilanku.
" Sayang, aku mau ketemu kamu sekarang " ucapku manja berpura pura.
" Gak bisa honey maaf yaaa " Jawab Reno
"Why ?? " Balasku dengan keras.
"Soalnya aku sekarang lagi nganterin belanja sepupuku yang dari Medan. Dia kemarin datang dan akan tinggal di Bandung selama tiga pekan sampai aku selesai melangsungkan pernikahan sama kamu" Jelasnya.
" Ya sudah salam buat sepupu kamu" Ucapku.
"Jangan marah yaaa honey, kan katanya besok kamu mau datang kerumahku masa nunggu sehari ini aja kamu udah kangen" godanya.
Aku tertawa mendengar dia menggodaku, kerjaanya memang dari dulu seperti itu .
" Sampai jumpa besok sayang" Ucapku.
" Sampai jumpa honey" Balasnya.
Aku tersenyum pada Evelyn, apa yang ada di fikiranku dan Evelyn ternyata salah.
Evelyn mengelus dadanya sambil tertawa.
"Ya ampun sumpah Sar gue deg-degan tadi, gue kira bukan sepupunya gue kira calon suami lu selingkuh sama perempuan itu" Kata Evelyn seraya tertawa sampai batuk.
"Eh pelan-pelan lo tertawa sampai batuk kaya gitu, gue yakin Reno gak bakalan macem macem gue percaya Reno hanya cinta sama gue lima tahun kita bersama Reno gak pernah buat gue kecewa " Ucapku yakin.
Evelyn turun dari mobil dan aku langsung pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Mbuh Sapa
d selidiki dlu sar sp tau bner ap yg d katakan ibu...
2021-01-22
0