Episode 2

Mama tidak menjawab panggilanku, mungkin mama mengaktifkan mode silent di ponselnya.

Aku masih sibuk mencari mama dan Daniah.

Aku bertanya pada teman-teman Daniah apa mereka melihat dimana keberadaan adikku, tapi mereka juga tidak tau.

"Ya ampun, dimana sih mama sama Daniah dari tadi aku mondar-mandir cariin pake kebaya gini pula" Ucapku kesal kakiku terasa pegal, aku mengambil kursi dan duduk. Ku buka lagi ponselku berselancar di Media Sosialku untuk sedikit menghilangkan rasa bosanku. tapi lama-lama tetap rasa bosan itu datang.

Aku membuka pashmina yg menutupi kepalaku, kulipat pashmina itu dan beranjak bangun dari tempat dudukku aku mencari-cari dimana mama dan Daniah.

Aku merasa gerah berada disini aku ingin secepatnya pulang dan jika masih sempat aku ingin menyusul Reno ke acara nikahan temanku Shinta.

Kulihat mama sedang berbincang dengan beberapa orang, aku tidak mengenal mereka sama sekali, aku berjalan menuju mama .

"Ma yuk kita pulang aku bosen disini" ajakku.

Aku mendekati Mama.

"Bentar sayang, sini kenalin ini Ustadz Alvin , dan mereka orangtua Ustadz Alvin Pak Haji Imam dan Bu Hajah Maimunah, kenalkan Pak Ustadz Pak Haji Bu Hajah ini anak sulung saya, namanya Sarah" Mama memperkenalkan tapi aku merasa mama lebih ke- mempromosikan aku kepada meraka apa cuma perasaanku saja yaa.

Aku hanya tersenyum, mama menyuruhku sungkem dengan Pak Haji dan bu Hajah itu tapi aku hanya diam dan berdiri. Mama sedikit melotot padaku memberi isyarat agar aku sungkem.

"Nak sarah, bisa duduk dulu berkumpul dengan yang lain" Pinta Bu Hajah itu tapi aku acuh.

"Maa.. yuk kita pulang Daniah mana atau aku pulang duluan mama sama Daniah nanti biar di jemput mang Saleh" Ajakku lagi tidak sabar.

"Ya sudah kita pulang Daniah ada disana" Mama menunjuk ke samping mushollah ada beberapa anak anak dengan pakaian tertutup memakai gamis dan memakai jilbab bahkan ada yang memakai niqab juga.

Duh bayangin Daniah pake kaya gitu kok malah aneh.

"Pak Haji Bu Hajah Ustadz Alvin kami pamit balik duluan ya.. Maaf kalau kami tidak bisa mengikuti acara sampai selesai " Mama berpamitan kepada mereka.

"Hati hati ya nak Sarah kalau bawa mobil jangan ngebut" Pesan Pak Haji.

Aku hanya diam dan melangkah pergi.

" Sekali lagi maaf atas sikap Sarah anak saya " kudengar mama masih meminta maaf, apa perlu ??

"Tidak apa apa Bu salam buat pak Wijaya di rumah" Kudengar Ustadz itu mulai berbicara, iih udah mulai sok akrab pakai titip salam segala.

" Kak.. Mau kemana ? " Tanya daniah.

" Mau pulang, gak ikut ?? atau kamu tidur dirumah Pak Ustadz yang sok akrab itu" Ucapku ketus pada Daniah.

Daniah menuju Pak Ustadz Pak Haji dan Bu Hajah untuk berpamitan, Kemudian bersalaman satu persatu.

Mereka terlihat sangat akrab. Aku cuek sambil kuarahkan bola mataku ke atas. Aku membunyikan klakson.

Mama dan Daniah berjalan menuju ke mobil. Mereka masuk kemudian menutup pintu.

"Mama sudah salah mendidikmu" Ucap Mama kecewa.

"Dimana sopan santunmu ?? sikap yang kamu tunjukkan tadi sangat membuat mama malu" lanjut mama, aku hanya diam.

Aku menjalankan mobil dengan kecepatan tinggi.

"Kak Sarah pelan-pelan bawa mobilnya hati-hati dong !!" Tegur Daniah. Aku tidak membalas

Kami sudah sampai dirumah, Mama dan Daniah turun dari mobil aku langsung menghubungi Reno.

Tuuut tuuuut tuuut.. belum terjawab, apa Reno marah denganku ?? Aku sangat khawatir.

Aku tidak masuk kedalam rumah lebih baik aku pergi ke acara nikahan temenku buat nemuin Reno.

*******

Setibanya di parkiran aku sudah tidak melihat mobil Reno, Tapi aku tetap masuk ke dalam Gedung untuk menemui teman-temanku dan pengantin.

sayang, kamu dimana?

Aku mengirimi Reno pesan. Tapi tidak di buka oleh Reno.

Di sana sudah ada teman-temanku Vani, Rania dan Evelyn.

"Hai Sar..." Sapa mereka sambil melambaikan tangan. Aku menghampiri mereka.

"Kenapa baru datang ?" Tanya Vani.

Mataku masih mencari-cari keberadaan Reno.

"Sar, kenapa kamu baru datang mana tunanganmu yg macho itu ?" Tanya Rania sambil menarik tanganku, aku tersentak kaget.

"Hah ada apa ?" Tanyaku masih belum faham.

"Yaelah kita tanya ngapain lu baru datang dan sendirian tunangan lu mana ???" Tegas Evelyn.

"Tadi gue nganterin mama ke acara santunan di rumah Ustadz adik gue, mungkin tadi Reno kesini tapi pas gue nyusul kesini kok Reno udah gak ada" Jawabku.

"Yang bener !? dari tadi gue gak lihat Reno" ucap Evelyn heran "Eh kalian tadi lihat Reno gak ?" Tanya Evelyn pada Vani dan Rania.

Mereka berdua menggelengkan kepala.

"Yaudah gue balik duluan ya !!" Aku pamit kepada mereka.

Hampri lupa, aku menghapiri pasangan pengantin itu untuk mengucapkan selamat semoga pernikahanya langgeng dan bahagia.

Aku menjabat tangan pasangan pengantin itu.

"Shinta Doni.. selamat yaa !! Semoga bahagia selalu dan cepet dapat momongan" Ucapku pada mereka.

"Iyaa beb.. Kamu juga cepet nyusul kita, seru kali jadi pengantin" Jawab Shinta menggodaku. Shinta dan doni tertawa.

Raut bahagia terpancar dari kedua pengantin.

Tak bisa di pungkiri akupun ingin secepatnya seperti mereka. Aku fikir harus menemui Reno langsung kerumahnya nanti malam.

Aku hampir sampai rumah ponselku berdering ku ambil dari dalam tas, ternyata reno.

Aku menghentikan mobilku di tepi jalan dan menjawab panggilanya.

"Kamu dari tadi kemana aja sih aku telfon gak kamu jawab" Cerocosku duluan dengan nada tinggi.

"Sorry Honey.. aku tadi diajak pak bos meeting jadi aku tadi juga engga pergi ke acara nikahan si Shinta" Jawab Reno.

Hufft aku jadi merasa bersalah sudah marah-marah.

"Kita ketemu yuk, kamu masih di luar apa udah di rumah ?" Tanya Reno

"Masih di jalan, kita ketemu di Resto Dapoer Pandan Wangi sekalian kita makan aku laper sayang" Ucapku manja pada Reno.

"Oke.. Kamu tunggu aku disana ya !! sampai nanti honey love you" Ucap Reno padaku.

Tanpa mebalas ucapan Reno aku mengakhiri panggilan.

Aku bergegas menuju Resto Dapoer Pandan wangi favorit kami sejak masih kuliah dulu. Begitu banyak kenangan di Resto itu masa-masa pacaran dan saat Reno melamarku.

Tidak lama kemudian aku sampai di Resto, aku masuk dan mencari tempat duduk yang nyaman yang jauh dari banyak pengunjung.

Aku mengambil ponsel dari dalam tas kutekan nomer Reno. tidak terjawab mungkin Reno masih di jalan, baiklah aku tunggu sebentar lagi.

Hari-hari bersejarahku dengan Reno sudah semakin dekat semoga semua lancar, keluarga juga sudah mempersiapkan semua dari awal dengan baik. Pelayan datang menghampiriku aku mengatakan padanya masih menunggu seseorang diapun beranjak pergi dari mejaku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!