...1.5 Rencana Liburan Akhir Musim Panas....
Selain itu. Bos tim TF juga merupakan orang yang baik, dia tidak pernah Richard dan yang lainnya mengerjakan hal yang sia-sia dan langsung mengerti meskipun laporan yang diberikan acak-acakan, bekerja akan jauh lebih menyenangkan jika memiliki bos yang baik. Sehingga, ini juga lah salah satu alasan Richard masih mau bertahan di bekerja disini.
Suatu hari mereka yang sedang menggelar rapat bersama itupun mendapatkan sebuah ide yang bagus.
“Oh, ini lumayan.” Pungkas Richard sambil memperhatikan sebuah kertas yang didalamnya terdapat ide yang ditawarkan oleh Anna.
“Tapi sepertinya tidak punya banyak waktu. Selain itu, kita juga perlu mengumpulkan data juga.” Tutur Richard lagi melanjutkan.
“Ah, iya. Apa tidak terlambat? Besok lusa kan aka nada presentasi.” Sahut Kris sepemikiran dengan Richard.
“Bagaimana kalu gita simpan ini untuk ide selanjutnya?”Sambung Kris.
“Hmm…” Celine mendehem dan kemudian Anna pun berkata:
“Karena tidak ada waktu, kita laporkan saja sekarang.”
“Pak Jo kan suka segala sesuatu yang cepat.” Lanjut Anna dengan ekspresi wajah yang penuh keyakinan.
“Ah, kita kan belum siapkan presentasinya.” Ucap Richard dan kemudian lanjutnya:
“Gimana ini? Sepertinya ini adalah pilihan yang sulit. Sayang sekali.” Sambungnya sambil menggaruk kepala.
“Ah, dia tidak akan marah. Jangan khawatir, kita selesaikan dengan cepat saja.” Sahut Anna yang kemudian mengeluarkan telepon genggamnya.
“Tunggu sebentar.” Ucap Anna sambil mengotak-atik kontak didalam teleponnya.
“Halo…”
“Maaf pak Jo, apa anda ada waktu?” Tanya Anna yang ternyata ia menelpon bos mereka.
“Iya ada.” Jawab sang bos di dalam telepon tersebut.
Tanpa berlama-lama lagi. Anna dan yang lainnya pun segera menuju ke ruangan bos mereka untuk membicarakan ide yang ditawarkan oleh Anna tadi. Sehingga pada saat sudah berada di ruangan pak Jo. Anna pun langsung menjelaskan idenya tersebut kepada sang bos.
“Jadi kami adalah…” Ucap Anna sembari memegang alat tulis dihadapan pak Jo.
“Ini, jadi begini. Lalu begini, lalu…” Tutur Anna menjelaskan panjang lebar.
Adapun Kris dan Celine hanya tercengang melihat manajer Anna begitu leluasa menjelaskan ide tersebut kepada sang bos sehingga mereka pun saling berbisik:
“Bo-boleh ya seperti ini?” Bisi Celine kepada Kris.
“Se-sepertinya boleh.” Ujar Kris menjawab bisikan Celine.
Dan begitulah, manajer Anna pun mulai menulis di buku sambil memberikan penjelasan kepada sang bos, dan tentu saja hasilnya sudah jelas.
“Hmm” Pak Jo mendeham lalu berkata:
“Oke.” Ucapnya sambil mengajukan jempol kepada mereka.
Tentu saja Richard dan yang lainnya pun turut senang dan gembira ketika ide cemerlang dari Anna tersebut diterima oleh sang bos. Sungguh benar-benar luar biasa manajer Anna dimata Richard dan yang lainnya. Tentunya Richard mendapat waktu-waktu seperti ini karena ia dikelilingi oleh orang-orang yang baik dan berpengelaman.
Di luar jam kerja, mereka tidaklah saling menghubungi satu sama lain dan makan bersama yang biasa diadakan setelah jam kerja selalu dilakukan saat makan siang. Tapi, Richard merasa jika mereka memang tidak begitu dekat karena mereka tidak pernah minum bersama setelah jam kerja.
Mereka saling bercerita dan bekerja di waktu dan tempat yang sama. Tapi mereka tidak mengetahui satu sama lain, dan di luar kantor mereka lebih berhati-hati dan tidak ada yang berhubungan lewat sosial media.
Hubungan yang hanya ada di kantor, lebih tepatnya di dalam ruangan tim TF saja. Rekan kerja kantor yang baik ditambah wanita yang cantik. Senior yang umurnya lebih tua dari Richard. Bidadari yang aku kenal. Sepertinya hanya akan sebatas itu saja, dan seperti itulah 3 bulan pun berlalu, sampai hari ini di mana tim TF ditetapkan akan diperpanjang selama 1 bulan lagi.
“Jadi kita harus ada di tim ini satu bulan lagi?” Pungkas Richard disela-sela jam waktu istirahat.
“Tadinya saya mau liburan setelah tim TF ini selesai, ternyata tidak bisa.” Sambungnya mengeluh.
“Silahkan pergi liburan.” Sahut Anna yang kemudian melanjutkan dengan bertanya:
“Mau pergi ke mana? Silahkan pergi selama seminggu” Sambungnya.
“Ah, kalau begitu apa saya boleh liburan?” Tanya Kris ikut nimbrung.
“Saya juga tidak menyangka tim ini akan diperpanjang. Pedahal saya sudah pesan tempat minggu depan.” Tutur Kris melanjutkan.
“Iya, silahkan pergi.” Jawab Anna.
“Mau ke mana? Tempat yang jauh?” Tanya Richard.
“Ah, kalau begitu saya juga boleh liburan?” Ujar Celine yang juga tidak mau ketinggalan.
“Saya juga sudah buat rencana liburan.” Lanjut Celine.
“Kenapa kalian takut sekali ambil cuti? Kalian kan bukan pegawai baru.” Pungkas Anna yang kemudian disahuti oleh Kris.
“Soalnya tim TF ini kan sudah di tahap akhir.” Jawabnya.
“Anggota tim ini juga hanya sedikit.” Sambungnya.
“Tidak apa-apa, kalian pergi saja minggu depan. Untungnya minggu setelah itu bukan minggu terakhir.” Ucap Anna meyakinkan mereka.
“Kalau manajer Anna bagaimana?” Tanya Richard.
“Saya tidak ada rencana liburan di musim panas. Selama kalian tidak ada saya akan mencoba menyelesaikan sisa pekerjaan.”
“Kalau ada yang harus dikerjakan, beri tahu saya dulu sebelum pergi.” Tutur Anna sehingga membuat Richard dan yang lainnya pun tercengang.
Setelah mendengar ucapan Anna itu. Sontak, Richard pun langsung membatalkan cutinya secepat kilat.
“Ah, saya juga tidak punya rencana liburan.” Ujar Richard.
Dan begitulah. Setelah Celine dan Kris pergi liburan. Richard dan Anna yang menyelesaikan pekerjaan di kantor. Sedikit demi sedikit, dengan sangat sedikit mulai mengenal satu sama lain.
Di hari manajer Kris dan manajer Celine cuti untuk pergi berlibur, Richard dan Anna pun mengerjakan sebuah video. Mereka menyewa produser dan bertemu sutradara video untuk membicarakan konten. Setelah itu mereka menyewa studio di dalam gedung untuk merekam suara dan sedang menunggu narator yang akan melakukannya.
“Bagaimana? Dia tidak bisa dihubungi.” Ujar Anna berekspresi cemas.
“Sekarang sudah lewat jam yang dijanjikan, apa mungkin terjadi sesuatu?” Tutur Richard yang juga cemas karena waktu sudah sangat molor.
Narator yang dikenalkan kepada mereka tidak kunjung datang juga dan tidak bisa dihubungi. Sehingga mereka pun dengan sangat terpaksa yang harus turun tangan.
Karena narasinya dalam bahasa asing, mereka berdua dikenalkan dengan seorang guru bahasa untuk mengajarkan mereka bahasa asing tersebut lalu mereka pun membuat dan memperbaiki narasi bersama-sama
Dan kini, sampailah di hari rekaman, dan tiba-tiba orang studio pun menelpon mereka dan meminta salah satu dari mereka untuk datang ke ruangan studio.
“Ah, iya naratornya masih belum datang…”
“Apa? Satu dari kami ke studio sekarang?” Kaget Richard sehingga Richard pun buru-buru menuju ke ruangan studio, dan baru saja Richard membuka pintu orang yang ada di dalam studio itu meminta Richard untuk cepat menghampirinya sepertinya orang yang sedang ingin meminta bantuan saja.
“Manajer Richard coba kemari.” Pungkasnya dengan ekspresi wajah cemas.
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Donelle
menarik
2023-07-20
1