Angel In The Office

Angel In The Office

Episode: 1

Richard seorang pria pegawai kantoran yang menjadi dekat dengan Anna, seorang wanita yang lebih tua darinya. Setelah beberapa kali berinteraksi. Richard mulai menyukai Anna yang cantik, cerdas serta berpembawaan dewasa. Tetapi belakangan dia mengetahui Anna telah memiliki anak dan suami. Anehnya, bukannya semakin menjauh, hubungan mereka malah semakin dekat.

...1.1. Hari Pertama Bersama Anna...

Richard adalah pegawai kantor tipikal, sekarang ada di usia 30an akhir, dan sebentar lagi akan menginjak 40 tahun. Richard bekerja di perusahaan yang cukup terkenal, kartu id yang tergantung di leher seperti orang-orang yang lain. Di pagi hari, Richard pergi ke kantor dengan ekspresi muram. Sedangkan di siang hari bersama rekan-rekan kerjanya keluar dari kantor memegang secangkir kopi untuk menghirup udara segar, dan setiap hari menunggu waktu selesai bekerja.

Richard merupakan pria paruh baya yang sangat umum, dia sudah menikah dan menjalani hidup cukup baik. Tapi, ada hari ketika pikirannya teralihkan. Dan, hal itu juga mungkin saja dialami oleh yang lain.

Suatu malam Ricahrd yang sedang sendirian sambil meminum sekaleng bir itu bermaksud ingin menulis cerita mengenai hubungan cintanya di masa lalu.

“Tindakan yang konyol?” Ucap Richard sambil menghadap layar laptopnya.

“Apa boleh buat. Aku hanyalah seorang pria paruh baya. Pas sekali hari ini aku ingin minum bir” Lanjut Richard berbicara seorang diri.

Mungkin Lewat tulisan lah cara Ricahrd ingin mencurahkan tentang mengenai hari-hari cerah dalam hidupnya dan tentang seseorang yang menerangi hidupnya di masa lalu.

“Oke baik, aku akan menulis cerita itu” Tutur Richard mulai mengetik.

...@Jjampong...

Di awal musim panas, ketika sinar matahari sangat terik. Suatu hari setelah Richard baru saja dipromosikan menjadi manajer (penanggung jawab suatu bagian di sebuah perusahaan). Richard berangkat ke kantor dengan berat hati karena dipindahkan ke tim TF (TASK FORCE). Di hari itu jualah ia bertemu dengan manager Anna.

Richard tahu semua yang bekerja di sebuah perusahaan pasti tahu kata-kata progresif, inovatif, dan kreatif tidak berarti banyak, dan dalam tim TF itu hanyalah alasan untuk menghindari tujuan utama. Tidak mengherankan, bagi Richard semua orang memiliki ekspresi wajah suram. Tapi untungnya bos Richard adalah bos yang baik karena hal itu terlihat pada saat bos Richard mengatakan:

“Apa semuanya tahu arti kata ethnography?” Tanya bos Richard pada waktu sebelum Ricahrd dipindahkan ke tim TF.

“Tidak tahu juga tidak apa-apa. Karena ini hari pertama tim TF, semuanya keluar lalu lakukan observasi dan coba dapatkan sesuatu.”

Dia tidak mempermasalahkan karyawan-karyawan nya yang tidak tahu tentang pertanyaannya tadi. Intinya dia mengatakan:

“Mau cari di internet setiap hari di depan computer pun hasilnya akan sama saja. Lebih keluar, keluar saja” Itu yang dikatakan oleh bos Richard.

Bos Richard membagi mereka menjadi beberapa tim yang beranggotakan 4 orang sesuai dengan pekerjaan dan memberikan kartu debit yang sudah disisipkan di dalamnya dan diberikan ke setiap tim. yang sudah di bagi itu.

“Pak Richard…” Tegur Anna menyapa Richard dna Richard pun menyapa kembali dengan melambaikan tangan.

“Anda akan naik subway, kan? Tanya Anna.

“Ya” Jawab Richard singkat.

“Ayo kalau begitu” Ujar Anna.

Pada ahirnya hanya Richard dan satu orang manajer wanita yang pergi. Karena itu mereka pergi ke luar kantor dan jalan kaki ke subway.

“Kenapa diam saja? Ayo naik” Tegur Anna melihat Richard hanya berdiam memperhatikan dia berjalan menuju pintu kereta.

Ricahrd sebetulnya merasa sedikit canggung ketika bersama Anna. Apalagi, Anna yang cantik dan memiliki body yang semok tentunya membuat mata lelaki normal seperti Richard tak berkedip pada saat melihat pinggul Anna berlanggak lenggok ke kiri dan ke kanan saat hendak menaiki kereta tersebut.

Saat sudah di dalam kereta dengan jarak yang terjaga. Richard pun mencoba memberanikan diri untuk mengajak manajer Anna mengobrol dengannya.

“Anda dari departemen mana?” Tanya Richard canggung.

“Ah, dari departemen perencanaan informasi” Jawab manajer Anna.

“Kalau anda?”

“Ah, saya perencanaan produk.” Jawab Richard.

“Ah, saya tahu seseorang di sana.” Ucap Anna.

“Oh.”

Begitulah kira-kira pembicaraan yang terjadi antara Ricahrd dan Anna. Singkat, padat, dan jelas. Apalagi yang bisa dibicarakan antara seorang pria dan wanuta dewasa yang tidak saling kenal. Keseharian para pegawai kantor yang malang yang memulai dan mengakhiri obrolan mengenai pekerjaan.

“Bagaiamana mungkin aku bisa bekerja dengan orang canggung seperti ini selama beberapa bulan.” Ungkap Richard dalam hati merasa tidak nyaman.

Dan itulah yang dirasakan oleh Richard ketika melihat manajer Anna. Dimatanya, Anna adalah orang yang kaku dengan wajah yang terlihat lelah tetapi juga terlihat tegas. Dan, itulah kesan pertama Richard terhadap wanita itu. Tapi, ada satu hal yang mengusik benak Richard ketika melihat Anna, yaitu ia seperti pernah mengenal Anna sebelumnya. Namun, hal itu tidak bisa ia pastikan dan sampai saat inipun ia tidak tahu apa yang akan terjadi di tim TF nantinya.

Sesampainya di tempat tujuan. Richard yang baru saja turun dari pintu kereta itupun memandangi se-isi tempat tersebut, sehingga Richard pun berkata:

“Wah, di siang hari pun tempat ini tetap penuh orang ya.” Ucapnya lalu menoleh kepada Anna.

Di sepanjang perjalanan menuju ke tempat itu, sebenarnya Richard bingung bagaimana mereka akan menghabiskan uang yang sudah disisipkan pada kartu debit milik mereka itu. Tapi manajer Anna bisa menjawab kebingungan itu dengan mudah.

“Kita mau ke mana dulu?” Tanya Richard.

“Anu, pak Richard.” Ujar Anna dengan nada tampak ragu.

“Mau kah kau menemani ku mencari sepatu terlebih dulu?” Tutur Anna malu-malu.

“Ya tentu saja, mari kita cari toko sepatu kalau begitu” Tutur Richard tidak mempermasalahkan.

Setelah selesai membeli sepatu untuk Anna. Richard dan Anna pun kembali berjalan. Dan, disela-sela berjalanan kaki, Anna yang tampak merasa tidak enak pada Richard itupun berkata:

“Maaf pak Richard. Sepertinya saya tidak bisa jalan keliling di sini dengan memakai sepatu hak.” Ujanya.

“Tidak, saya malah ingung bagaimana kita menghabiskan saldo debit yang diberikan itu.” Jawab Richard.

“Sisanya kita pakai untuk apa? Apa anda perlu beli sesuatu?” Tanya Anna.

“Ah, tidak”

“Kalau begitu, mari kita makan.”

“Apa?” Ya Richard tercengang bukan karena tidak setuju dengan usulan Anna barusan. Melainkan, ia merasa jika permasahan mengani uang itu kembali terpecahkan dengan mudah.

Dengan begitu Richard dan Anna pun memutuskan untuk mencari tempat makan di dekat situ untuk menghabiskan sisa saldo yang tersisa tadi. Dan. Mereka pun menghabiskan semua sisa saldo yang tersisa untuk memesan makanan dan minuman yang mereka inginkan.

...Bersambung...

Terpopuler

Comments

sina

sina

menarik

2023-07-19

1

Jenus

Jenus

bagus

2023-07-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!