ketemu calon mertua

" kalian tunggu di sini ya Aku ingin memastikan sesuatu," ucap seseorang saat melihat Hanin di bawah pergi oleh keempat pemuda.

" Mau kemana dia?" Kata salah satu temannya.

" Paling cari wanita-wanita muda untuk diajak senang-senang," jawab teman satunya. Lalu mereka tertawa.

Evan Febian Sagara laki-laki berusia 46 tahun itu langsung pergi meninggalkan keempat teman-temannya yang sedang berhappy-happy. Dari kejauhan dia memang sedikit curiga dengan seorang gadis yang ia kenal.

Awalnya Evan berpikir mungkin hanya mirip saja lantaran ia tidak percaya lagi jika gadis tersebut adalah Hanin kekasih anaknya berani datang ke tempat berbahaya seperti ini apalagi dalam keadaan mabuk dan seorang diri.

Akan tetapi lama-kelamaan postur tubuh gadis itu semakin mirip sekali dengan Hanin dan ditambah lagi melihat keempat pemuda yang tertawa menatap gadis itu seperti binatang buas yang tengah. Dan ditambah lagi saat gadis itu meronta lalu dibawa pergi tentu membuatnya semakin penasaran karena ingin memastikan apakah gadis itu Hanin atau bukan Evan pun langsung menghampiri, dan walaupun jika memang bukan Hanin ia akan menolong gadis Malang tersebut karena pasti akan terjadi sesuatu hal yang buruk karena keempat pemuda itu terlihat bukan laki-laki baik-baik.

" Hanin!" Kedua matanya terbelalak saat melihat Hanin yang hendak kabur dari cengkraman salah satu pemuda itu.

Rahang yang mengeras tangan terkekal dia langsung langkah cepat menghampiri keempat pemuda yang tengah memaksa kekasih anaknya itu kemudian tanpa abibu lagi Evan langsung menghajar salah satu pemuda yang berani menyentuh Hanin minta lain adalah kekasih dari anaknya.

" Brengsek ... berani kau menyentuhnya." Dengan sangat ritual sekali Evan memukuli wajah pemuda itu sementara ketiga pemuda lainnya kabur terbirit-birit karena tidak mungkin mereka bisa melawan tubuh Evan yang begitu besar berotot, tinggi, gagah dan tentu mereka akan kalah walaupun jumlah mereka lebih banyak.

" Ada apa ini?" Tanya security melihat keributan dia langsung memisahkan Evan yang membuat bi buta menghajar pemuda itu.

" Dia berani sudah menyentuh anakku," kata Evan dia sangat emosi sekali. Ingin kembali menghajar laki-laki itu namun langsung dipisahkan oleh security.

" Tolong serahkan pemuda ini kepada kami dan cepat bawalah Putri anda pulang ke rumah dia sudah sangat ketakutan sekali," ucap security itu. Evan pun menoleh ke arah Hanin yang menangis ketakutan.

" Hanin, kamu tidak apa-apa?" Have Evan hendak menyentuh bahu Hanin.

" Tidak, jangan menyentuhku." Hanin berteriak dia masih sangat ketakutan walaupun keadaannya mabuk namun ia masih bisa merasakan jika laki-laki tadi akan berbuat jahat kepada dirinya.

" Sssttt, tenanglah Hanin. Ini Om Evan kamu sudah aman sekarang." Evan berkata lembut dia mengelus kepala Hanin agar gadis itu sedikit merasa tenang.

" Om Evan?" Ucap Hanin, dia menatap wajah laki-laki di hadapannya apa benar jika yang bersamanya adalah om Evan.

" Iya ini Om Evan, jangan takut lagi ya Om akan melindungi kamu."

Hanin langsung menangis kemudian dia memeluk tubuh besar berotot itu erat Karena rasa takut dan juga sakit hatinya Hanin pun mengeluarkan semua unek-unek dalam dirinya.

" Tidak apa-apa." Evan membiarkan Hanin menangis dalam pelukannya yang merangkul tubuh gadis mungil itu dengan sangat hati-hati agar tidak menyakiti karena tubuhnya yang terlalu besar berotot karena jika terlalu kuat pasti gadis itu akan mengalami cedera patah tulang.

Evan walaupun umurnya sudah hampir mendekati setengah abad namun ketampanannya dan juga tubuhnya selalu ia jaga karena laki-laki itu selalu berolahraga dan makan makanan sehat. Tentu menjadi idola dari kaum hawa yang menginginkan kegagahan tubuh tersebut.

Evan sudah kenal dengan Hanin karena Aidan sudah beberapa kali membawa gadis dalam pelukannya ini ke rumah pribadinya untuk dikenalkan sebagai kekasih anaknya itu.

" Om antar kamu pulang ya," bujuk Evan melihat Hanin sudah mulai tenang. Tangan besar laki-laki itu menghapus air mata di wajah Hanin.

" Aku gak mau pulang." Hanin semakin mempererat peluknya. Dia tidak ingin pulang ke apartemen miliknya.

" Kalau kamu nggak mau pulang lalu kamu mau ke mana? Apa Om telepon saja orang tua kamu, atau menyuruh Aidan untuk menjemput kamu di sini?" Tanya Evan bingung hari sudah semakin larut ia tidak berani membawa anak gadis orang.

" Nggak mau Hanin nggak mau pulang ke manapun, apalagi sampai bertemu dengan Aidan. Aidan jahat Om," ucapnya, Hanin kembali menangis.

" Aidan jahat, Apa maksud kamu?" Evan lantaran bingung oh mungkin mereka lagi berantem pikirnya. Biasa anak muda-mudi sekarang kalau pacaran apa-apa sedikit berantem, terus putus lalu nyambung kembali.

" Kamu lagi berantem sama Aidan?" Tanyanya dia mencoba untuk menenangkan gadis mungil ini. Kemudian membawa Hanin masuk ke mobilnya.

" Ayo cerita sama Om sebenarnya ada masalah? Apa apa kalian berantem?" Evan kembali bertanya saat sudah berada di dalam mobil.

" Aidan selingkuh Om, Aidan selingkuh dengan Tasya sahabatnya Hanin." Hanin kembali menangis sesegukan kemudian dia menceritakan dirinya memergoki perselingkuhan Aidan dan juga Tasya.

" Kamu melihat dengan mata kepalamu sendiri?" Tanya Evan, rasanya tidak percaya jika anaknya tega melukai kekasihnya sendiri yang menurutnya Hanin sudah sangat cantik tidak ada kekurangan apapun lagi, lantas untuk apa Aidan tega berselingkuh dengan wanita lain.

Hanin mengangguk, dia masih menangis. Evan tak tega melihat air mata terus mengalir dari kelopak mata indah itu kemudian yang menarik tubuh Hanin ke dalam pelukannya.

" Kalau kamu nggak mau pulang ke manapun bagaimana kalau pulang ke rumah Om aja?" Ajak Evan, Hanin tidak mau pulang ke manapun dan dia tidak mungkin juga semalaman berada di dalam mobil di tempat parkiran ini jadi mau tak mau dia menawar untuk mengajak Hanin pulang ke rumahnya setidaknya di sana gadis ini bisa tidur menenangkan diri.

Hanin mengangguk pelan, Evan tersenyum kemudian dia kembali menghapus air mata tersebut lalu mengusap pucuk kepalanya kemudian memasangkan sabuk pengaman gadis itu barulah Evan menjalankan mobil menuju ke rumahnya.

Selama dalam perjalanan ternyata Hanin tertidur lalu Evan menoleh ke arahnya dengan pancaran sinar bulan yang sangat cerah malam ini membuat gadis itu terlihat sangat cantik sekali adalah seorang duda yang sudah lebih dari 7 tahun mendudah tentu ada rasa gejolak di hatinya saat melihat gadis secantik di sampingnya yang bagaikan bidadari ini.

Namun Evan tidak gila pikiran sehatnya masih waras sehingga dia tidak mungkin mendambakan gadis muda yang masih belia seperti Hanin. Terlebih lagi adalah kekasih anaknya sendiri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!