Tidak ada yang tahu jika Aidan pulang kerja malah membawa Tasya ke apartemen bahkan laki-laki itu melupakan jika hari ini adalah ulang tahunnya. setelah membuka pintu keduanya langsung bercumbu mesra tanpa melihat sekitar. Karena lampu dalam keadaan mati tentu saja Aidan merasa jika apartemen tidak akan ada orang lain. Tidak pernah terpikir olehnya jika Hanin dan ke-tiga sahabatnya bersembunyi di dalam apartemennya. Aidan berani membawa wanita lain ke apartemen karena tadi siang Hanin mengatakan jika mereka tidak bisa bertemu selama beberapa hari dengan alasan ada acar keluarga di luar kota. sebab itulah Aidan dan Tasya bersorak gembira.
Tepat di ruang tamu, kini lantai sudah berserakan lantaran kue ulang tahun tadi sudah berjatuhan dari wajahnya. Aidan hanya diam mematung menatap punggung Hanin pergi hingga pintu kembali tertutup rapat.
" Lo tega banget Dan selingkuh di belakang Hanin! Gue gak nyangka," ucap Kelvin tak percaya, sahabatnya tega berselingkuh bahkan dengan sahabat baik pacarnya sendiri.
" Tauk lo, dasar cowok buaya, tukang selingkuh!" Sambung Jasmine kesal.
" Dan lo!" Jasmine menunjuk Tasya. "Bisa-bisanya nya lo, pagar makan tanaman. Dasar gila, lo berdua gila!" Kemudian Jasmine menabrak bahu pasangan selingkuh itu lalu pergi keluar dari apartemen, dia benar-benar muak melihat keduanya.
Plak ... Plak. Sementara Kelvin dan Jasmine hanya mencaci keduanya namun berbeda dengan Aliya. Gadis itu memang tidak berkomentar apapun tetapi tangannya yang bergerak cepat hingga cap merah nempel di pipi Tasya dan juga Aidan.
" Yang satu laki-laki pecundang dan yang satu adalah pelakor kalian berdua belum sangat cocok serasi sekali, lanjutkan." Kemudian Aliya pergi setelah mengatakan itu dia menutup pintu dengan sangat keras sekali dan tinggal lah Aidan dan juga Tasya di sana yang hanya diam tanpa berkata apapun.
Aidan dan Tasya belakang ini mereka memang memiliki hubungan spesial di belakang Hanin. Perselingkuhan mereka sudah cukup lama sebenarnya kurang lebih 3 bulan yang lalu.
Tasya diam-diam menyimpan rasa kepada Aidan sehingga dia selalu berusaha untuk mencuri perhatian laki-laki itu dan tak segan-segan menggodanya dengan menggunakan tubuh, tentu membuat naluri laki-laki normal terpancing hingga keduanya saling menjalani kasih dan bahkan berbuat sesuatu yang tak selayaknya.
Sementara selama berpacaran dengan Hanin dan tidak pernah mendapatkan tubuh gadis itu mereka berpacaran hanya sekedar pelukan biasa dan juga ciuman ringan saja karena Hanin selalu menolak saat Aidan hendak meminta lebih padanya. Dan di sanalah Aidan merasa bosan berpacaran dengan Hanin sehingga dia mencari suasana baru untuk menghilangkan rasa bosannya itu dan yang paling utama menyalurkan hasratnya apalagi umpan datang dengan sendiri tentu membuatnya tak dapat menolak tawaran yang sangat menggoda tersebut.
" Pulanglah," usir Aidan pada Tasya.
Plak ... Tentu gadis itu tersinggung. Habis manis sepah dibuang setelah ketahuan bahkan dirinya juga dicampakkan sungguh naif sekali.
" Apa kamu sekarang mengusirku, Aidan?" Tanya Tasya dengan nada membentak.
" Kepalaku pusing Tasya, lebih baik kau pulang saja. Jangan menambah beban pikiranku," jawab Aidan. Dia mengambil tisu lalu mengelap wajahnya yang belepotan oleh kue ulang tahun tadi.
" Kenapa? Bukankah ini yang kau inginkan Aidan. Kau memang ingin putus dari Hanin kan, lantas kenapa?" Tasya tidak mau pergi dari apartemen.
" Aidan ..." Gadis itu meraih tangan dan yang masih sibuk membersihkan wajahnya.
" Sekarang kalian sudah putus dengan begini kita tidak perlu lagi bersembunyi-sembunyi untuk menjalani hubungan bukankah kamu bilang kamu sudah bosan dengannya?" Kata Tasya. Dia tidak ingin di buang oleh Aidan.
" Aku mencintaimu Aidan, aku bisa memberikan apapun yang kamu mau. Tapi tolong jangan tinggalkan aku," pintanya memohon.
" Benarkah?" Tanya Aidan. Sontak Tasya mengangguk cepat. Tangan masih di genggamnya erat.
" Kalau begitu apa kita bisa melanjutkan yang sempat tertunda tadi?"
Dengan seringai yang nampak licik Aidan ingin melampiaskan semuanya kepada gadis itu. Dan dengan wajah polos, lagi-lagi Tasya mengangguk cepat. Dia rela menjadi pelampiasan nafsu Aidan asal dirinya tetap bersama dengan laki-laki itu, karena cinta itu memang buta. Tak peduli apapun nantinya asal dirinya bisa memiliki laki-laki ini sehingga rela melakukan apa saja bahkan menghianati sahabatnya sendiri.
Sementara itu Hanin pulang sendiri dengan mengendarai mobilnya. Dia berteriak menangis di dalam mobil tersebut. Sakit bak ditusuk jarum bertubi-tubi, bukan hanya kekasihnya saja yang selingkuh melainkan penghianatan sahabat dekatnya. Hanin benar-benar tidak menyangka kekasih dan sahabatnya main serong di belakangnya kenapa dia tidak menyadari selama ini sikap Tasya yang memang agak sedikit berbeda.
Setelah puas menangis Hanin tidak ingin kembali pulang ke apartemennya karena di sana sudah pasti dirinya akan menangis kembali mengingat kenangan buruk saat bersama dengan edan apalagi di kamarnya begitu banyak foto-foto mereka dan juga barang-barang pemberian dari laki-laki itu tentu membuat hatinya semakin panas dan sakit.
Hanin melajukan mobilnya menuju ke sebuah tempat di mana hati dan pikirannya akan tenang, bukan di pinggir pantai atau di atas jembatan melainkan di klub malam tempat orang-orang yang ingin bersenang-senang di sana berjoget ria belum mabuk-mabukan dan banyak lagi lainnya. Hani n pergi ke sana dia ingin mabuk malam ini untuk melupakan sejenak pikirannya dari Aidan.
Setelah memasuki klub tersebut Hanin mencari tempat duduk lalu dia memesan sebotol minuman keras kemudian dengan cepat ia meneguk segelas kecil minuman itu terus-menerus sampai dirinya sudah mulai mabuk.
Hanin tertawa sambil menangis lalu dia kembali meneguk minumannya tersebut.
" Kenapa kau berselingkuh dengan sahabat ku sendiri, Aidan?" Ucapnya di sela-sela mabuknya.
Hanin meletakkan kepalanya di atas meja dia memutar-mutarkan gelas dengan air mata yang meleleh. Tanpa dia sadari begitu banyak mata jahat memandang ke arahnya. Mata laki-laki yang siap mencari mangsa apalagi gadis muda seperti Hanin adalah target empuk sasaran mereka.
" Hey, boleh aku duduk disini?" Ucap salah satu dari empat pemuda yang menghampiri Hanin yang sudah mulai mabuk itu.
Namun Hanin masih bisa mendengar kemudian dia menoleh samar-samar penglihatannya buram sehingga dia tidak bisa mengenali siapa pemuda itu, kemudian Hanin tertawa dan menyebut nama Aidan.
" Aidan ... Aidan kenapa kau tega berselingkuh dengan sahabat ku," kata Hanin, dia menganggap laki-laki itu adalah Aidan.
Laki-laki itu tersenyum licik, lalu dia mengelus pipi Hanin.
" Maafkan aku sayang, itu hanya kesalahan pahaman saja. Sebenarnya aku sangat mencintaimu."
Pemuda itu malah memanfaatkan keadaan, dia berpura-pura menjadi Aidan dan memohon maaf dengan berbisik sambil berkata lembut jika ada masih mencintai gadis ini.
" Dasar bohong, penipu." Hanin mendorong tubuh laki-laki itu.
" Aku tidak menipu sayang aku akan buktikan bahwa aku sangat mencintaimu." Kemudian pemuda itu mencium bibir Hanin. Ketika kawannya tertawa mereka juga menginginkan ciuman hangat itu tetapi menunggu giliran.
" Lepaskan aku." Hanin berontak, tetapi tenaganya kalah. Dengan sangat mudah laki-laki itu mengangkat tubuhnya dan membawanya keluar dari bar dengan tawa penuh kemenangan. Ke empat pemuda itu bersorak gembira lantaran mangsa mereka sudah di dapatkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments