Di Balik Tingkah Absurdnya Lolly

Setelah menjalani hukuman, Semua murid kelas 11 IPS 1 langsung berbondong-bondong menuju kantin, Namun berbeda dengan Lolly.

Dia malah pergi menuju kelas untuk beristirahat dan memakan bekalnya. Langit yang hendak melangkah menuju kantin pun, Terhenti karena melihat arah langkah Lolly yang berjalan ke kelas. Sempat ingin bertanya pada Lolly, Namun ia urungkan karena untuk apa ia bertanya, Pikir Langit.

Langit langsung kembali berjalan ke arah kantin karena merasa haus dan hendak membeli minuman untuknya.

Lolly langsung duduk dan membuka kotak bekal yang ia bawa dengan tersenyum, Menatap kotak bekal yang setiap hari ibunya buatkan. Lolly membuka kotak bekalnya yang hanya berisi, Nasi goreng dengan telur dadar buatan ibunya. Nampak seperti biasa, Tapi bagi Lolly itu sangat spesial.

Lolly makan dengan lahap karena ia merasa sangat lapar dan lelah dengan hari pertamanya di sekolah. Lolly yang hendak menyuapkan nasi ke dalam mulutnya yang masih penuh pun, Terhenti kala mendengar ucapan seseorang.

"Santai aja makannya, Gak usah ngebut. Gak akan ada yang minta bekal yang lo bawa," Ucap Langit.

Ya, Orang itu adalah Langit. Ia tadi hanya membeli minuman saja karena ia tidak merasa begitu lapar untuk memesan makanan. Ditambah dengan fikirannya yang tertuju pada Lolly, Ia langsung membeli dua minuman, Satu untuknya dan satu lagi untuk Lolly.

Langit duduk di bangkunya yang berada di samping Lolly, Lalu menyodorkan satu minuman teh dingin pada Lolly. Lolly yang aneh pun langsung menoleh menatap Langit.

"Kenapa minuman lo digeser ke tempat gua?" Tanya Lolly dengan polosnya membuat Langit mendelik.

"Buat lo, Tadi gua beli di kantin satu dan uangnya lebih, Trus gak ada kembalian. Yaudah gua ambil minumannya aja dua,"

Kilah Langit yang gengsi, Jika mengatakan yang sebenarnya karena takut Lolly salah paham.

Lolly hanya mengangguk tanpa berkata sepatah kata pun. Ia malah melanjutkan makannya dengan lahap tanpa memperdulikan keberadaan Langit.

sedangkan Langit yang melihat Lolly makan begitu lahap sampai mengembung di kedua pipinya pun, Tersenyum.

"Kenapa lo natap gua? Pasti lo mau ngehipnotis gua kan?" Tanya Lolly yang menelan nasinya dengan cepat.

"Gak, Gua gak bisa ngehipnotis orang. Gua cuma liat ada cabe di gigi lo," Jawab Langit dengan datar dan mengalihkan pandangannya.

Lolly hanya mengangguk. Dia tidak peduli mau cabe atau pun monyet yang nempel di giginya, Ia tak akan peduli. Yang penting, makan dengan habis, Pikirnya.

"Lo, Kenapa cuek-cuek aja? Gua bilang ada cabe di gigi lo. Emang lo gak malu gitu?"

"Gak, Gua gak malu. Karena, Gua gak peduli. Buat apa malu, Jika nanti udah ada orang yang nerima gua apa adanya, Dia gak akan mempermasalahkan kekurangan gua, Sekalipun yang nempel di gigi gua itu daging Kingkong," Ucap Lolly yang terus makan tanpa melihat ke arah Langit.

Yang membuat Langit penasaran bagaimana kehidupan Lolly yang sebenarnya. Dia nakal, tapi dia masih punya pikiran yang baik, Pikir Langit yang menatap Lolly sekilas.

Langit yang mendengar ucapan Lolly pun hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, Lalu ia bersandar pada kursi dan bersidekap dada dengan mata terpejam.

Lolly sempat menoleh ke arah Langit yang sedang memejamkan matanya. Ia larut dalam menatap wajah Langit yang nampak begitu tampan.

"Kalo diliat-liat, Dia tampan juga ya. Tapi,Pas matanya kebuka langsung ilang deh aura ketampanannya. Yang berubah jadi aura kek monyet," Batin Lolly dengan tatapan polosnya, Lalu beralih menatap minuman yang diberikan Langit untuknya.

***

Setelah selesai jam pelajaran dan bel pulang telah berbunyi, Lolly dengan segera membereskan bukunya. Ia terburu-buru karena ingin membantu ibunya berjualan.

"Lo kenapa buru-buru banget? Mau kemana emangnya?" Tanya Langit yang penasaran dengan Lolly yang terburu-buru memasukkan buku dan alat tulisnya.

"Gua udah gak kuat dari tadi nahan pipis, Lo mau ikut?" Tanya Lolly dengan entengnya.

Langit spontan membulatkan matanya, Dengan mulut terbuka menatap Lolly.

"Gua gak minat," Jawab Langit dengan nada datarnya. Lolly hanya mengangguk dan berlalu pergi dengan mempercepat langkahnya.

Lolly terus berjalan, Sembari menunggu angkot yang akan ia tumpangi karena merasa lelah dan bosan menunggu. Lolly duduk di depan ruko yang terlihat kosong tanpa ia sadari, Ternyata ada yang mengikutinya sedari tadi.

Tiba-tiba Langit muncul di hadapan Lolly, Dan bertanya,

"Lo kenapa diam di situ?"

Lolly melihat keberadaan Langit dan bertanya padanya, Ia hanya memutar bola matanya malas.

"Gua lagi nungguin tumbal datang buat acara nanti malam Jumat gua ngepet," Jelas Lolly dengan asalnya, Membuat Langit menanggapinya dengan serius.

"Jadi, Selama ini lo gunain pesugihan buat kekayaan?" Tanya Langit dengan muka seriusnya.

"Ya nggak lah bodoh, Gua suka cari yang halal ya bukan dengan cara yang haram. Tadi gua cuma lagi gak bercanda aja,"

ucap Lolly dengan menengok ke arah kiri untuk memastikan ada angkot atau tidak.

"Oh gitu ya, Emm lo pulang bareng gua mau ga?"

Mendengar tawaran dari Langit membuat Lolly langsung beralih menatapnya dan tanpa menunggu lama, Lolly langsung melompat dan duduk di motor Langit, Membuat Langit kaget dengan tingkah Lolly.

"Lo bisa gak sih, Pelan-pelan naiknya. Gak usah loncat kayak monyet juga dong," Seru Langit yang masih merasa terkejut, Karena takut terjatuh. Untung Langit dengan sigap menyeimbangi motornya.

Di perjalanan, Lolly tidak henti-hentinya mengoceh dengan kepala yang tidak bisa diam. Ia terus saja menengok ke kanan dan ke kiri untuk melihat keadaan lalu lintas jalanan, Membuat Langit terkekeh geli dengan tingkah Lolly yang seperti anak kecil.

"Alamat rumah lo di mana?" Tanya Langit dengan suara keras agar Lolly dapat mendengarnya.

Namun, Lolly yang tidak jelas mendengar ucapan Langit, Hanya menjawabnya dengan asal

"Gua, Gak jadi berak tadi karena tai gua gak bisa keluar ke sembarang WC," Pekik Lolly yang menjawab asal pertanyaan Langit, Membuat Langit heran dengan kening berkerut.

Kemudian, Langit menepikan sebentar motornya untuk bertanya yang benar pada Lolly.

"Gua tanya, Alamat rumah lo di mana, Bukan tanya tadi lo boker atau enggaknya ya, Lolly si Milikiti" Ucap Langit dengan menekankan setiap katanya pada Lolly yang hanya dibalas dengan ber oh ria oleh Lolly.

"Rumah gua di jalan Rawa Bengek, Saudaranya Awan,"

jawab Lolly dengan santainya, Membuat Langit menaikkan satu alisnya karena baru mendengar alamat yang disebutkan oleh Lolly.

"Kenapa, Lo gak tau ya? Ya udah nanti gua tunjukkan jalannya sama lo," Jawab Lolly yang kini serius menjawab pertanyaan Langit.

Langit langsung mengangguk dan segera menjalankan motornya kembali.

Setelah sampai di depan rumah Lolly yang masuk gang kecil, Membuat Langit sedikit tidak terbiasa menjalankan motornya di dalam gang yang sempit.

Langit melihat sebuah rumah sederhana dengan warung kecil di depannya yang menjual nasi uduk, Kopi, Dan jajanan anak kecil.

"Lo mau masuk dulu, Ini rumah gua. Dan itu warung gua, Warung nasi uduk Mamah Lina yang cantik, Baik hati, Dan tidak sombong, Persis seperti anaknya yang imut ini," Ucap Lolly dengan menaruh ke dua tangannya di dagu dan mengedipkan matanya, Membuat Langit langsung mendelik.

"Iya,Imut, Kayak King Kong," Gumam Langit yang masih terdengar oleh Lolly, Membuat Lolly terkikik geli bukannya marah.

"Yaudah, Mau mampir gak, Lo? Kalau enggak, Nanti gua sleding tu pala lo yang mirip Kuyang," ucap Lolly dengan melotot dan berkacak pinggang ke arah Langit, Membuat Langit merasa lucu dan terkekeh.

"Yaudah, Gua mampir," Jawab Langit yang turun dari motornya dan mengikuti Lolly.

"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh," Ucap Lolly dengan membungkukkan badannya pada pelanggan ibunya yang sedang makan dan ada yang sedang memesan makanan.

"Baik, Untuk para pelanggan ibu saya, Selamat menikmati Nasi Uduk yang telah kami buat dengan tangan kami sendiri. Dan jangan lupa untuk membayarnya karena kami tidak menerima yang ngutang. Jika pun ada, Kalian harus menyerahkan sertifikat rumah, Tanah, Atau harta benda kalian sebagai jaminan," Ucap Lolly yang mengepalkan tangannya di depan mulut seolah sedang berpidato.

"Saya rasa sudah cukup pidato yang saya sampaikan. Terima kasih perhatiannya, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh," Lanjut Lolly meniru gerakan ustad Maulana.

Ibunya yang sedang membungkus nasi uduk pun langsung menghampiri Lolly dengan berbisik dan menyeret Lolly masuk ke dalam warung.

"Lollyana, Kamu kenapa bicara seperti itu? Nanti kalau mereka anggap serius gimana? Sudahlah, Sekarang kamu bantu ibu," Ucap ibunya yang hendak berbalik, Tetapi terhenti ketika melihat keberadaan Langit.

"Kamu temannya Lolly?" Tanya ibu Lolly dengan menunjuk Lolly lewat matanya.

Langit mengangguk dan tersenyum sambil menghampiri ibunya Lolly untuk menyalaminya.

"Iya bu, Saya Langit. Teman baru Lolly," Jawab Langit dengan sopan.

"Kok bisa ya anak ini dapat teman laki-laki yang ganteng dan sopan?" Batin Lina.

Lolly mengikuti ibunya dari belakang untuk membantu melayani pelanggan. Hal itu tampak tak lepas dari pandangan Langit yang terlihat takjub dengan sikap Lolly.

"Biarpun tingkah lo absurdnya minta ampun, Tapi gua salut sama lo yang berbakti sama nyokap lo" Batin Langit dengan tersenyum tipis melihat kesibukan Lolly.

Tanpa Langit sadari, Langit sedang mengagumi sikap Lolly yang meskipun absurd. Tetapi memiliki hal baik yang tidak semua orang tahu tentang Lolly. Langit, Yang masih tersenyum dengan curi-curi pandang saat Lolly sedang sibuk membantu ibunya.

Terpopuler

Comments

王贝瑞

王贝瑞

Salam dari Biru si ketos bad boy 😄

2023-05-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!