Gara-Gara Upil

Semua murid masih terdiam, Menatap Bu Susi dengan tatapan yang sama.

Bu Susi yang tidak terima karna di tuduh pun, Langsung marah dan kesal. Mengapa jadi dia yang disalahkan?

"Kenapa kalian semua menatap Ibu seperti itu? Jadi, Kalian percaya bahwa upil itu adalah upil Ibu, Hah?" Tanya Bu Susi dengan berkacak pinggang.

Semua murid langsung menelan ludahnya susah payah, Mereka menggeleng secara bersamaan. Bu Susi yang marah karena dituduh oleh semua muridnya pun, Langsung menghukum seluruh murid di kelas 11 IPS1.

Mereka hanya bisa pasrah karena takut akan menjadi masalah berkepanjangan berhadapan dengan guru lain.

"SEKARANG KALIAN SEMUA DIHUKUM! KARENA KALIAN TELAH MENUDUH ITU ADALAH UPIL IBU. SEKARANG CEPAT KELUAR, DAN HORMAT KE TIANG BENDERA, SAMPAI BEL ISTIRAHAT BERBUNYI!" Pekik Bu Susi yang sudah menahan amarahnya sampai ubun-ubun.

Sela yang tidak menerima hukuman dari Bu Susi pun, Hendak protes, Tetapi sudah dihadang duluan dengan ucapan Bu Susi.

"Apalagi hah? Mau protes kamu? Kalau kamu mau protes atau yang lainnya, Ibu akan memberikan hukuman dua kali lipat kepada kalian semua" Timpal Bu Susi dengan tatapan mautnya.

Semua murid sontak menggelengkan kepalanya lemah, Termasuk Lolly yang tidak merasa bersalah sama sekali.

Semua murid kelas 11 IPS1 berjalan gontai menuju lapangan. Ada yang kesal, Mengumpat, Dan ingin memberontak, Tetapi apa daya jika mereka melawan pasti akan mendapat hukuman dua kali lipat dari hukuman sekarang.

"Mana panas lagi, Tuh matahari kayaknya pengen bikin kita gosong deh," Gerutu Refal, sang ketua kelas yang disetujui oleh teman sekelasnya.

"Iya, Gimana kalau kita pingsan berjamaah aja kan, Lumayan bisa tiduran di UKS"

"Kalian jangan ngeluh mulu dong. Sekarang kita fokus saja menatap tiang bendera. Mungkin kita akan dapat bantuan dari Pak Soekarno. Kalau mengharapkan Pak Jokowi, Nanti kita hanya akan diberikan sepeda. Jadi, sekarang kita berharap saja dengan Pak Soekarno, Oke?" Cerocos Lolly yang dari tadi mendengarkan keluhan teman sekelasnya.

Mereka yang mendengar ucapan Lolly hanya memutar bola matanya malas.

Saat sedang merasakan panas matahari yang begitu terik, Tiba-tiba sang kepala sekolah lewat dan melihat seluruh murid kelas 11 IPS1 dihukum, Semuanya dan berdiri hormat di depan tiang bendera.

Kepala sekolah yang heran pun langsung bertanya kenapa mereka bisa dihukum.

"Kenapa kalian bisa dihukum satu kelas begini? Apa yang telah kalian perbuat dengan guru-guru di sekolah ini?" Tanya kepala sekolah pada muridnya, Karena ini kali pertama satu kelas dihukum oleh guru di sekolah itu.

Lolly langsung menjawab ucapan kepala sekolah dengan dramatis. Agar bisa mendapatkan belas kasihan dari kepala sekolah, Dan supaya hukumannya diakhiri.

"Hu-hu, Bapak tolonglah kami. Ini adalah kesalahan kami yang tidak di sengaja. Tadi waktu belajar, Kami tidak sengaja menemukan upilnya Bu Susi yang ada di kertas Pak. Bukan maksud kami menyinggung upil Bu Susi. Tetapi, kami hanya ingin tahu apakah upil yang bersarang di hidung Bu Susi besarnya seperti upil King Kong," ucap Lolly yang mendramatisir dengan suara bergetar seperti sedang menangis dan wajah yang dibuat bersedih.

Sedangkan, Semua teman sekelasnya hanya bisa menahan tawa mendengar ucapan Lolly.

Langit yang tahu siapa pelaku yang sebenarnya pun hanya diam. Dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk memanfaatkan Lolly. Jadi, dia hanya diam dan memutar bola matanya malas melihat tingkah Lolly yang absurd. Apalagi saat Lolly berdrama seolah-olah dia adalah korban, Padahal dia adalah pelaku utama, Sekaligus pemilik upil yang menjadi keributan itu.

"Kenapa bisa? Dari mana upilnya berasal? Sampai kalian tahu bahwa itu adalah upil Bu Susi dan ukurannya begitu besar,"

"Tadi, Saya yang mendapat surat dari Lolly. Kata Lolly, Itu adalah surat dari Sela buat saya. Saya yang penasaran pun langsung menerima dan membukanya. Saat saya membuka surat itu, Saya masih belum mengerti bahwa itu adalah upil, Karena ukurannya yang sangat fantastis. Nah, Saya tanya tuh sama Refal. Refal yang tahu pun langsung terkejut dan menjauh dari saya. Dia kira itu adalah upil saya dan ketika Refal menjawab bahwa itu adalah upil, Saya juga terkejut. Apalagi setelah melihat warnanya yang hitam seperti lutung kasarung, Saya tidak bisa menerima itu dan langsung pergi ke tempat duduk Sela dan bertanya mengapa dia mengirimkan upil seperti itu pada saya. Sela kebingungan, Karena saya bertanya begitu dan dia menjawab bahwa dia belum pernah mengeluarkan upil di pagi tadi, Sampai saat ini. Saya jadi aneh, Kalau bukan Sela,Terus siapa yang mengirimkan upil itu? Saya tanyakan ke Lolly. Lolly langsung menjawab, Kalau itu bukan upil Sela, Maka itu pasti upil milik Bu Susi, Karna surat itu berasal dari Bu Susi. Bu Susi langsung tidak terima dan menghukum kita semua karena merasa dituduh oleh kita. Jadi, Dia menghukum kita semua," jawab Leo panjang lebar sampai membuat nafasnya tersengal.

Lolly yang mendengar ucapan teman sekelasnya pun terkejut, Dengan geleng-geleng kepala.

"Gila, upil milikku yang cantik dan besar disebutkan seperti lutung kasarung. Padahal, kan upil ku berwarna hitam ya, Termasuk langka dong. Harusnya dimasukkan ke dalam museum untuk arsip sejarah tuh," Batin Lolly yang berperang dengan pikirannya.

"Pak, Bantu kita dong pak. Biar hukumannya sebentar, Panas nih"

"Iya pak, Sesekali berbuat baik lah. Dengan membantu muridnya yang lagi di panggang"

"Sudah, Sudah, Kalian jangan banyak mengeluh lagi. Nanti Bu Susi semakin marah, Dan menambah hukuman kalian. Sekarang nikmati dulu hukuman kalian, Selamat menikmati, Bye-bye," Ucap kepala sekolah dengan cekikikan, Melambaikan tangannya mengejek murid-muridnya yang sedang dihukum.

Semua murid kelas 11 ips1 hanya menatap cengo kepala sekolah, Dengan mulut terbuka. Bagaimana bisa dia mengolok-olok muridnya sendiri.

Bu Susi yang sedang duduk di kantor sekolah pun, Tak henti-hentinya mengomel. Dia kesal dengan tuduhan para murid, Bahwa ia yang mengeluarkan upil yang ditunjukan kepadanya.

"Bagaimana bisa semua murid menuduh saya yang mengeluarkan upil yang mengerikan itu. Upil saya kan tidak sehitam dan sebesar itu. Padahal, Upil yang bersarang di hidung saya berwarna kuning-keemasan, Sehingga berkualitas. Bukan seperti upil yang tadi, Sebesar dugong, Dan hitam banget lagi, Hih," Gumam Bu Susi, Sambil bergidik ngeri mengingat upil yang ditunjukkan oleh Leo.

***

"Pasti ini semua ulah lo kan?" Tanya Langit.

"Bukan" Jawab Lolly, Dengan menggelengkan kepalanya.

"Ngaku, Gua punya buktinya"

"Bukan gua, Gua udah jujur"

"Gua tadi udah rekam video, Saat lo lagi ngupil"

Lolly langsung membulatkan matanya dengan sempurna.

"Gu-a..."

"Ngaku"

"Iya, Tapi jangan di sebar yah Langit ganteng"

"Ada syaratnya!"

"Apa?"

"Lo harus nurut, Sama gua"

"Ishh, Iya deh" Pasrah Lolly. Dari pada Langit, Menyebarkan aib nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!