Lolly Berulah

Lolly duduk di samping Langit, Dengan tenang. Di dalam ketenangan Lolly, Ada rasa kantuk yang tidak bisa di tahan. Langit yang merasa aneh dengan kediaman gadis di sampingnya pun, Sesekali menoleh.

"Tumben, Nih anak diem. Gak jadi reog ponorogo lagi" Batin Langit yang masih mencuri pandang pada Lolly.

Lolly yang tidak bisa menahan rasa kantuknya pun, Matanya terpejam dan terus menunduk sampai kepalanya membentur bangku dengan keras.

Dukkkk

"Adaww,, Sakit" Pekik Lolly yang langsung membuat atensi kelas jadi menatapnya.

Sampai sang guru yang sedang menulis di papan tulis pun, Ikut menoleh ke arah Lolly dan bertanya.

"Ada apa ini, Dan kamu kenapa Lolly?" Tanya bu Susi pada Lolly yang masih mengusap ngusap kepalannya.

"Saya ngantuk Bu, Barusan mata saya gak sengaja nutup, Pas mata saya nutup tiba-tiba kepala saya terbentur ke meja ini. Apa mungkin di sekolah ini ada Setannya bu?" Jawab Lolly dengan jujur, Sambil mengusap kepalanya.

"Kalo kamu ngantuk, Sana cuci muka dulu ke toilet. Gak usah bawa-bawa setan yang banyak dosanya" Suruh bu susi pada Lolly. Yang langsung di angguki oleh Lolly dan pergi ke toilet.

Sampai di toilet, Lolly langsung membasuh muka nya dan berkaca.

"Ya ampun mata, Kenapa kamu bisa ngantuk jam segini. Bisa di pending dulu kan, Biar gua belajar dengan tenang, Ya meskipun otak gua bodoh. Tapi gua mau berusaha jadi murid yang baik, Biar orang-orang ngira gua menuruni kejeniusannya otak Albert Einstein " Gumam Lolly yang berbicara di depan cermin sendiri.

Lolly yang masih anteng berbicara di depan cermin sempat terhenti, Karna mendengar suara yang tidak aneh di dengar menurutnya.

BROTTTT,, BROTTTT,,

"Itukan suara kentut berdahak, Kok sampe kenceng bener kentutnya. Pasti tai nya berterbangan tuh" Gumam Lolly dengan berjalan mendekati asal suara di bilik toilet.

Bruttttttt,,,,

"Ehh,, Buset kenceng bener tuh suara kentut berdahak, Sampe menggeber gitu kaya motor beat mang ucok di depan rumah gua" Lirih Lolly yang bergidik ngeri.

Tok

Tok

Tok

"Woy,,, Ada orang di dalam kah" Pekik Lolly yang menggedor bilik toilet tersebut.

Ceklek

Pintu toilet terbuka dan langsung menampakkan seorang ibu ibu yang sedang memegangi perutnya.

"Maaf ya, Kalo suara kentut saya membuat pendengaran kamu terganggu. Soalnya saya lagi sakit perut" Ucap ibu ibu itu, Yang tak lain adalah ibu kantin.

"Iya gapapa, Saya maklum kok, Ibu pasti lagi cepirit kan. Sampe-sampe kentutnya berdahak" Jawab Lolly dengan enteng yang langsung membuat ibu kantin Cengo.

"Maksud kamu, Kentut berdahak itu apa Neng" Tanya ibu kantin dengan wajah cengo nya menatap Lolly.

"Iya itu, Kentut yang anginnya kaya Tornado sambil keluar tai" Jawab Lolly dengan entengnya dan berlalu pergi untuk ke kelas.

Sedangkan ibu kantin yang mendengar ucapan Lolly pun, Tercengang dengan mulut menganga, Menatap kepergian Lolly.

"Lolly! kenapa kamu lama ke toiletnya, Pasti kamu gak mau belajar pelajaran saya kan" Ucap Bu Susi dengan berkacak pinggang dan menatap Lolly tajam.

"Enggak Ibu Susi cendana Karawaci Megalodon, Saya gak bermaksud gitu kok. Tadi tuh saya lagi basuh muka dan berkaca melihat muka saya yang mirip Ariana Grande, Trus saya dengan denger suara kaya gini nih bu Brot, Brut. Pas saya cek, Saya terkejut bu, Ternyata yang saya dengar tuh suara kentut berdahak dari ibu kantin" Jawab Lolly dengan panjang lebar membuat Bu Susi dan semua murid keheranan memandang Lolly.

"Maksud lo apa, Itu kentut berdahak" Tanya Sela yang duduk di depan bangku Lolly

"Iya itu, Kentut yang keluarnya sama tai" Jawab Lolly tanpa filter membuat bu Susi ingin muntah.

Sedangkan semua murid tertawa yang mendengar jawaban Lolly. Yang dengan santainya menyebut tai.

"Sudah, Sudah sekarang kamu duduk Lolly dan jangan berulah lagi" Peringatan dari Bu Susi untuk Lolly.

Lolly duduk dengan menampilkan senyuman pada Langit, Tapi yang di senyummi malah mengalihkan pandangannya.Bukan tidak suka atau benci, Tapi Langit selalu salah tingkah jika mendapat senyuman dari Lolly.

Lolly yang merasa aneh dengan tingkah Langit pun bertanya.

"Lo kenapa sih, Tiap gua senyum atau ngomong sama lo gak pernah lo bales atau jawab, Apa lo nyimpan rasa ingin membunuh gua" Tanya Lolly dengan santainya dan menampilkan tatapan polos pada Langit.

Langit yang terkejut dengan ucapan Lolly pun langsung menoleh dengan kening berkerut menatap Lolly.

"Gua gak berselera buat bunuh lo, Dan gua gak suka bunuh orang. Apalagi orangnya mirip dugong kayak lo" Jawab langit dengan datarnya.

Lolly langsung tercengang dan memegang buku yang di lipat di tanganya, Untuk bersiap-siap memukul Langit.

BUGH,...

Lolly yang kesal pun, Menimpuk pundak Langit dengan bukunya dan mengomel.

"Kenapa lo samain gua sama dugong, Gua gak terima ya. Gua maunya di samain sama kingkong" Ucap Lolly dengan enteng nya membuat Langit cengo dengan mulut terbuka menatap Lolly.

"Gila nih cewek, Gua kira kesel sama gua. Gara-gara di samain sama dugong, Tapi malah gak terima dia, Karna mau di samain nya sama kingkong. Heran gua, Pasti nih anak waktu emaknya ngidam dia mukbang kecubung" Batin Langit yang langsung mengalihkan pandangannya dari Lolly.

Lolly yang merasa bosan dengan pelajaran bu susi pun tidak henti hentinya mengoceh.

"Ini guru, Mulutnya pasti keturunan Burung unta nih. Soalnya gak berhenti ngoceh dari tadi" Gumam Lolly yang ngedumel dengan terus memainkan bolpoin.

Langit yang sudah panas mendengar ocehan Lolly pun hanya bisa pasrah dan mengusap dada.

"Bisa-bisanya dia samain bu Susi sama burung unta yang ngoceh, Gak nyadar apa dia juga gak berhenti ngoceh kaya burung gagak" Batin Langit yang mulai frustasi dengan ocehan Lolly.

Lolly pun menoleh ke samping kirinya, Terdapat teman barunya yang bernama Leo .

"psttt,, psstt, Ini ada surat buat lo dari Sela katanya" Ucap Lolly dengan berbisik ke arah Leo, Dan menutup mulutnya dengan sebelah tangan.

Leo yang sedang fokus mendengar penjelasan Bu Susi pun, Mengalihkan pandangannya ke arah Lolly.

"Surat apaan, Biasanya si sela gak suka surat suratan" Jawab Leo dengan berbisik ke arah Lolly.

"Udah lo terima aja nih surat, Siapa tau ini surat wasiat buat lo dari sela" Bisik Lolly yang mulai kesal karna Leo tidak langsung menerimanya.

Leo yang mendengar bisikan Lolly pun Cengo karna buat apa Sela memberinya surat wasiat, Pikir Leo.

"Yaudah sini" Ucap Leo dengan mengulurkan tangannya pada Lolly.

Lolly langsung senang dan memberikan surat itu dengan senyuman mengembang ke arah Leo.

"Awas jangan baper ya" Ucap Lolly sembari memberikan suratnya dengan senyum mengembang membuat Leo tersenyum malu ke arah Lolly.

Saat Leo membuka suratnya, Lolly hanya bisa curi-curi pandang dengan menahan tawa. Dan saat surat di buka, Di dalam surat ternyata ada surat lagi yang di lipat lebih kecil. Leo yang tidak curiga pun membaca surat yang pertama terlebih dahulu.

"Isi suratnya ada di dalam surat yang kecil itu, Di buka ya :)"

Leo hanya tersenyum kecil sembari melirik Sela, Yang sedang fokus mencoret-coret buku. Leo membuka dengan perlahan isi surat yang kecil itu, Dia yang merasa aneh kenapa tidak ada tulisan, Hanya ada bulatan bulatan kecil yang berwarna hitam, Leo yang tidak tau pun bertanya pada teman sebangkunya yaitu Refal.

"Fal, ini apaan ya kok kayak bulatan kecil gitu, Trus warnanya item-item lagi" Tanya Leo dengan polosnya.

Refal langsung menoleh ke arah Leo lalu ke isi surat itu. Refal langsung terkejut dan menjauh dari Leo, Leo yang masih tidak paham pun mengerenyitkan keningnya, Bingung.

"Kenapa lo geser, Jauhi gua si. Gua nanya itu apaan fal" Tanya Leo yang masih dengan polosnya bertanya, Refal yang merasa jijik pun mengibas ngibaskan tangannya.

"Lo jorok banget si, Ngupil di taro di kertas mana gede gede lagi upil lo" Jawab Refal dengan tatapan jijiknya pada Leo, Leo langsung terkejut dan membulatkan matanya sempurna.

Leo langsung berdiri dari duduknya dan menghampiri Sela yang sedang anteng coret-coret buku.

"Maksud lo apa, Kenapa lo ngasih gua upil, Dengan embel-embel ngasih surat" Ucap Leo dengan tatapan tajamnya melihat Sela.

Dan hal itu pun, Langsung membuat semua murid kelas melihat ke arah Leo dan Sela, Termasuk bu Susi yang sedang menjelaskan langsung diam.

Sela yang kebingungan pun hanya diam dan menatap Leo dengan heran.

"Gua gak ngasih lo surat, Dan maksud lo apa, Upil?. Gua belum ngupil dari tadi pagi" Jawab sela.

"Kalo bukan lo terus, Siapa. Kata Lolly, Lo kan ngasih surat ini buat gua"

Dan semua murid kelas langsung beralih melihat ke arah Lolly yang anteng menyaksikan. Lolly yang merasa di perhatikan pun langsung berdiri dan membela diri.

"Iya tadi kata Bu Susi, Sela nitip surat buat Leo katanya" Jawab Lolly dengan wajah polosnya,

Membuat semua murid langsung beralih menatap Bu Susi yang sedang Cengo, Mendengar ucapan Lolly.

"Kenapa kamu jadi salahkan Ibu, Ibu gak tau apa apa kenapa di Bawa-bawa" Seru Bu Susi dengan berkacak pinggang menatap Lolly tajam.

"Iya kok Bu, Tadi ibu titipin suratnya sama pak satpam. Trus pak satpam kasih ke saya, Dan saya langsung kasih aja ke Leo" Jawab Lolly dengan polosnya membawa-bawa pak satpam yang tak berdosa.

"Gak, Gua gak pernah buat surat untuk Leo, Dan gua dari pagi belum ngupil. Nih upil gua masih utuh di dalam hidung. Trus tadi pagi gua belum ketemu sama  Bu Susi, Gimana gua nitip nya?" Jawab Sela yang membela diri karna tidak merasa bersalah.

"Yaudah kalo itu bukan upil lo, Berarti upilnya bu Susi" Jawab Lolly dengan santainya. Menatap bu Susi begitupun semua muridnya langsung menatap bu Susi, Karna perihal Upil.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!