“ Permisi, apa disini ada Keyra? “
Ketika Keyra masih dihujani pertanyaan dari para siswi perihal ucapannya tentang pindah sekolah, datang seorang murid dengan seragam komplit dan rapi memanggil namanya, ternyata orang tersebut adalah Ketua osis disekolah ini.
Seolah mendapat kesempatan untuk menghindar, Keyra lari dari kerumunan siswi dan bergegas ke luar kelas mendekat ke arah si Ketua Osis “ Iya kak... gue ada disini, ada perlu apa? “ tanya Keyra.
“ Ada yang nyariin lo tuh, katanya anak dari keluarga Elrahma, dan... kayaknya lo harus siap secara mental “ Ucap Ketua osis menatap Keyra dengan perasaan iba.
Jantung Keyra berdetak dengan cepat, ia tidak menyangka kalau keluarga itu akan mencarinya sampai kesekolahan, bukankah waktu itu dirinya sudah menenangkan gadis kecil mereka?, dan untuk hal apa lagi mereka mencari Keyra?.
Memastikan hal tersebut, Keyra pun mengikuti Nando untuk bertemu dengan orang dari keluarga Elrahma itu, mungkin kedatangan mereka sudah diketahui oleh para siswa, serta info keluarga besar yang mencari Keyra si anak miskin pun pasti sudah tersebar, nampak jelas, ketika Keyra berjalan menyusuri bangunan, banyak bisikan dan gosip para murid yang mengarah padanya.
‘ mereka itu maunya apa sih? ‘.
Keyra tiba di ruang osis, yang mana disana terdapat dua orang body guard serta dua orang yang Keyra kenal sebagai Razka dan Reza. Mendapat terimakasih dari Keyra, si Ketos pergi dan menutup pintu ruangan osis, dia tahu mungkin hal yang akan dibicarakan cukup penting, oleh karena itu, guna menghindari informasi yang bocor, Ketua osis menunggu diluar dan menjaga ruangan dengan aman bersama beberapa anggota osis yang lainnya.
Didalam, Reza segera bangun dari duduknya setelah Keyra berada tidak jauh dari pintu masuk. “ Heh! Keyra, lo harus tanggung jawab perihal adek gue “ Ucapnya dengan suara mengancam.
“ Hah?... perasaan gue gak pernah hamilin adek lo deh? Ketemu juga baru kemaren, kalau memang bener iya, gak mungkin kan baru juga masuk langsung positif aja? “ Ucap Keyra dengan ekspresi datar.
Geram, Reza nampak ingin memukul Keyra dengan tangan yang sudah dia kepal sejak tadi, namun sebelum hal itu terjadi, sang kakak yaitu Razka memegang pergelangan tangan pemuda itu sambil menatapnya tajam. “ Kamu harus tenang Eza, ini bukan rencana awal kita, bukannya kamu udah sepakat sama kakak kalau kamu gak bakalan ngamuk di tempat? “ Ucap Razka.
Reza meminta maaf, kali ini giliran Razka yang mendekat lalu membuka suara “ Sebelumnya kami mau minta maaf karena sudah bikin sekolah ini heboh, tapi tenang aja... kita bakalan cegah informasi yang tidak perlu keluar dari sini, oleh karena itu... tolong dengarkan dulu penjelasan saya “
Keyra menghela nafas, emosinya mungkin meluap, tapi ia harus tetap menahannya, bisa gawat kalau-kalau ia tidak bisa mengendalikan emosi dan membuat para tuan muda ini babak belur. “ Baik... jadi, ada perlu apa para tuan muda cari saya? “ tanya Keyra.
“ Una demam, sejak kemarin malam... dia terus nyebut nama kamu, kita sudah panggil dokter terbaik dan sudah melakukan perawatan terbaik juga, tapi demamnya enggak turun-turun, jadi mungkin aja... kalau Una di pertemukan sama kamu, besar kemungkinan gadis kami bakalan membaik “ Ucap Razka menjelaskan namun Keyra masih tetap diam.
“ Gue tau kalau keluarga kita itu salah... tapi kali ini... gue mohon sama lo, tolong temuin adik gue “. Reza membungkuk di depan Keyra, hal itu membuat Razka, dua orang body guard dibelakangnya sekaligus Keyra sendiri merasa terkejut, ia tidak menyangka kalau orang yang membungkuk ini akan melakukan hal tersebut hanya demi keinginan adiknya terkabul, disaat itu juga Keyra merasa iba dan bersalah, demam yang Una derita bisa dibilang disebabkan oleh dirinya, dan mungkin masalah ini harus diselesaikan olehnya kembali.
Menghela nafas, Keyra menyetujui permintaan kedua bersaudara itu dengan syarat agar rumor hubungan sementara Keyra dengan keluarga Elrahma dihilangkan, ia tidak mau kehidupan sekolahnya yang damai menjadi rusak karena mendapat pertanyaan tentang bagaimana Ia bisa kenal dengan keluarga ini, dan syarat itu dengan cepat disetujui oleh Razka, bahkan pria itu langsung menelpon seseorang agar menekan rumor dan mengubahnya menjadi cerita lain.
Merasa semua halangan telah teratasi, Keyra dan putra keluarga Elrahma kini langsung menuju mansion mereka, meski sebelumnya Keyra bertekad untuk tidak kembali ke rumah itu, namun takdir berkata lain, dan mulai saat itu, tanpa Keyra sadari langkah yang ia pilih adalah awal dari perjalanannya yang mungkin akan banyak sekali rintangan.
***
Masih belum membaik, Devina kini mulai mengganti kompresan yang kembali hangat di kening Una, sejam yang lalu kedua putranya pergi ke sebuah sekolah dimana terdapat orang yang sangat ingin putrinya temui, siapa lagi kalau bukan Keyra. Bersama dengan Noland dan Juan yang stand by menunggu dikamar, Una tertidur sambil terus mengeluarkan air mata.
Sempat kesal, Devina bahkan merasa kalau semua ini adalah salahnya Keyra, namun jika dipikir-pikir lagi, ternyata pemikirannya yang selama ini salah besar, jika saja Keyra tidak menyelamatkan putrinya tempo hari, mungkin saja Una masih belum ada dihadapannya. Meskipun begitu, Devina kini berharap, jika Keyra merupakan orang yang baik, dia pasti tidak akan membiarkan anak kesayangannnya menderita, dan terbukti, sekitar 5 menit kemudian, kedua putranya datang membawa pemuda itu masuk dengan keadaan nafas yang terengah-engah, sepertinya mereka bertiga habis berlari.
Keyra mendekat, Una yang menyadari kehadirannya kini langsung bangun dan memeluk pemuda itu setelah cukup dekat untuk diraih, sementara untuk Keyra sendiri, ia membalas pelukan Una dengan lembut, panas di tubuh gadis itu sampai merambat ke kulitnya, ini adalah bukti bahwa demam Una sangat lah parah.
“ Hiks... Bang Kekey... abang tolong jangan pergi, udah sama Una aja disini, Una gak mau bang Kekey pergi, Hiks... Una mau sama abang, Una mau tinggal sama bang Kekey... “ Ucap gadis itu sambil menangis.
“ Syut... udah ya, gue gak bakalan pergi kok, jadi lo jangan nangis lagi, kasian kan orang tua lo pada khawatir “ Ucap Keyra mengelus lembut punggung si gadis Una.
Seolah menjadi anak penurut, Una berhenti menangis dan mengelap air matanya, Keyra bertanya apakah dia sudah makan, namun Una hanya menjawab dengan gelengan kepala.
“ Tante, kapan terakhir kali Una makan? “ Tanya Keyra mengarah pada Devina.
“ Sejak kemarin malam kita udah bujuk dia, tapi Una tetep gak mau makan “ jawabnya.
“ Hm... Kalau gitu lo makan dulu ya, biar nanti bisa langsung minum obat, lo gak mau terus sakit kan? “
“ Una gak mau makan, bubur disini gak enak “ jawabnya cemberut, yang mana menurut para keluarganya nampak imut meski dalam keadaan berantakan.
“ Terus lo mau makan apa? sebelum minum obat harus makan dulu supaya sembuh “
“ Una mau makan bubur buatan bang Kekey, gak mau yang lain “
Semua orang tertegun, memang apa bedanya rasa bubur meskipun di buat oleh orang yang berbeda? dari situ, Keyra meminta ijin untuk meminjam dapur sejenak setelah berbicara pada Una bahwa ia akan memasak bubur yang dia minta.
“ Bang Kekey gak bakalan pergi kan? “ Tanya Una menarik tangan Keyra yang hendak pergi.
“ Enggak kok... “
Masih belum melepaskan genggamannya, Una nampak khawatir takut abangnya pergi lagi, namun setelah mendengar usulan dari Reza yang akan memantau Keyra, Una pun melepaskan pegangannnya dan membiarkan Keyra pergi dari kamar.
“ Heh... anak rese, kenapa sih adek gue bisa nurut dan suka banget sama lo? “ tanya Reza yang keluar duluan dari lift sebelum Keyra.
“ Ya mana gue tau, kenapa lo gak tanya sendiri sama si Una? “ Ucap Keyra sambil terus melangkah mengikuti Reza yang menuntunnya ke dapur.
Hanya diam, Reza tidak melanjutkan obrolannya dengan Keyra, dan Keyra pun masa bodoh pemuda itu akan berbicara atau tidak, kalau ditanya ya dijawab, kalau tidak sih mana mau dia bertanya duluan dengan suasana hati yang masih kesal ini.
Sesampai di dapur, Keyra mulai memasak bubur yang di maksud oleh Una, mungkin ini adalah hal pertama bagi Keyra karena memasak ditengah-tengah para koki handal, namun mau bagaimana lagi, toh ini adalah permintaan gadis kesayangan keluarga ini, jadi meski merasa insecure pun ia harus tetap membuatnya.
Memerlukan waktu beberapa menit untuk membuat sebuah bubur dan topingnya, Keyra kembali dengan semangkuk bubur yang sebelumnya pernah ia buat dan diberikan pada Una, mungkin efek naluri seorang kakak, tanpa diminta Keyra pun menyuapi Una dengan lembut dan sabar, semua anggota keluarga yang ada didalam nampak lega melihat putri bungsu mereka menjadi tenang dan penurut, meskipun awalnya merasa heran bagaimanapun Una si gadis manja itu jarang sekali mudah diatur.
Tidak hanya sekedar menyuapi, Keyra melanjutkan kegiatan dengan membantu gadis itu minum obat, dan anehnya, Una yang biasa akan merengek dan enggan untuk minum kini menjadi pribadi yang penurut, dan lagi-lagi hal itu membuat keluarganya terkejut.
Beberapa menit kemudian, Una pun tertidur.
“ Tante, Una nya udah tidur, mungkin setelah obatnya bereaksi demamnya bakalan turun “ Ucap Keyra menyeka keringat karena terus berada di dekat orang yang bersuhu tinggi.
“ Thank you so much, Keyra... berkat kamu Una bisa tenang, plus tante minta maaf karena udah nyusahin kamu lagi “ Ucap Devina.
“ Gak papa Tan, saya cuma ngerawat sebentar doang kok... oh, dan Keyra mau nanya satu hal “
“ Iya silakan... “
“ Apa sejak kemarin tante kompres Una pake air es? “ Tanya Keyra dan dijawab anggukan oleh Devina.
Keyra menghela nafas dan tersenyum lembut “ Untuk kedepannnya kalau Una demam lagi tolong jangan kompres pake air es... mungkin menurut kita itu cukup praktis dan cepet nurunin demam, tapi sebaliknya... karena terlalu dingin, air es ini bisa bikin seseorang menggigil karena tubuhnya yang panas bakalan kaget pas nerima suhu berbeda secara tiba-tiba, lebih amannnya sih pake air anget, karena selain menyesuaikan sama panas orang yang demam, air itu gak bakalan buat mereka menggigil, nanti biar saya aja deh yang ganti... “. Ucap Keyra menjelaskan panjang lebar.
“ Wah... makasih banyak yan nak Keyra, tante bakalan inget saran yang kamu kasih “. Ucap Devina dengan antusias sambil sedikit membungkukan tubuh.
Melihat interaksi antara Keyra dan Istrinya, entah kenapa Juan merasa familiar, namun tidak mempermasalahkan hal itu lebih lanjut, saat ini dirinya lebih ingin membahas satu hal yang penting untuk dibicarakan dengan Keyra bersama anggota keluarga yang lain. Mengangguk saat Noland memberikan isyarat, Juan meminta Keyra untuk mengikuti ke ruang rapat bersama dua anak kandungnya, untuk Devina yang sudah tahu ingin membahas apa biarlah dia menjaga Una sampai kondisi gadis itu membaik.
Tiba di ruang rapat, saat ini Keyra dibuat tercengang dengan ukuran dari ruangan ini, mungkin efek dari banyaknya buku yang tersusun rapi di rak, ruangan rapat ini terdiri dari perpustakaan super luas dengan meja panjang yang terletak di tengah-tengah ruangan.
Noland mempersilahkan Keyra untuk duduk di salah satu kursi, pemuda itu memilih untuk tidak terlalu jauh atau terlalu dekat dengan posisi Juan berada, terlebih berhadapan dengan si dua bersaudara membuat ia merasa kurang nyaman, hingga tibalah pembicaraan ini dengan Juan sebagai pembicara pertama.
“ Baik nak Keyra, maksud kami membawa kamu ke ruang ini akan membahas sesuatu yang mungkin menurut kita penting “ Ucapnya mengawali pembahasan.
“ Jadi... langsung saja tanpa basa-basi... saya berniat untuk meminta kamu bergabung dengan keluarga kami “
Masih terawang, Keyra belum mengerti apa yang dimaksud oleh Juan, hal itu disadari oleh Noland yang melihat Keyra diam dengan tatapan bertanya-tanya. “ Sebelumnya kami mohon maaf, ini mungkin mendadak... tapi dikarenakan Una, putri bungsu keluarga kami ingin meminta kamu untuk tinggal disini, jadi kami memutuskan untuk mengadopsi kamu “ Lanjut Noland, sejenak tersenyum meskipun tidak terlihat.
“ Hah? “ Keyra masih loading, namun sejenak dari situ dia mulai memahami pembicaraan. Tunggu, mereka bilang ingin mengadopsi? Siapa? Mereka? Mengadopsi siapa?, tidak mungkin dirinya kan?!.
Muncul ekspresi terkejut diwajah Keyra, hal itu sudah di prediksi oleh ke empat orang yang ada didepannya. “ Tunggu sebentar tuan, maksudnya... anda bakalan ngadopsi saya? diangkat jadi anak gitu? “ Tanya Keyra sekali lagi dan dijawab anggukan oleh Noland.
Tidak seperi Juan dan Razka yang kini tersenyum, berbeda dengan orang yang satunya lagi, Reza nampak menunjukan wajah malas pada Keyra, meskipun dari luar pemuda yang dihadapannya nampak terkejut, namun Reza berpikir bahwa didalam hati Keyra sedang merasa senang saat ini. ‘ Cih... si rese ini pasti bakalan seneng gak ketulungan ‘. Batin Reza.
“ Maaf Tuan, saya menolak “.
Orang-orang tersentak, mereka lagi-lagi dikagetkan dengan Keyra yang menolak mentah-mentah tawaran mereka, meskipun ini adalah pembicaraan yang mungkin terlalu mendadak, namun ketika Keyra menjawab ‘tidak’ tanpa berpikir panjang, para anggota keluarga Elrahma tidak pernah menyangka akan hal itu.
“ Em... Nak Keyra, bisa kamu pertimbang__... “
“ Maaf tuan, kayaknya pembicaraan ita cukup sampai disini saja, saya__... “
“ Keyra... “
Ketika omongan Juan dipotong oleh Keyra, lagi-lagi ucapan pemuda itu kembali dipotong oleh orang yang berbeda, dan orang tersebut adalah Razka, yang sejak tadi menahan untuk bicara. “ Untuk yang satu ini... kami mohon dengan sangat, kamu bisa liat kan Una itu tidak bisa lagi tanpa kamu disisinya, dia sudah punya ketergantungan sama kamu, terlebih... jika kamu menolak tawaran ini, kondisi adik kami tidak akan pernah membaik, dia pasti bakalan terus sedih... “ Ucap Razka.
Keyra terdiam dan selanjutnya membuka suara. “ Tuan muda Razka... jika memang perlu, saya bakalan dengan senang hati untuk datang ke rumah ini setiap hari, terlebih... kedok untuk mengadopsi itu terlalu mudah dibaca untuk mengintai pergerakan seseorang “
Tatapan Noland dan Juan menjadi dingin. ‘ Anak ini cerdas ‘ Batin mereka berdua.
Sepeti kata Keyra tadi, sebenarnya Noland dan Juan hanya ingin mengadopsi Keyra untuk memantau pergerakannnya saja, membiarkan seseorang keluar masuk mansion sangat berisiko bagi mereka, bisa saja Keyra ini adalah seorang mata-mata, dan kemungkinan terburuknya, mereka harus tetap waspada kalau benar Keyra itu adalah seseorang yang diutus oleh musuh untuk mencelakai keturunan keluarga ini. Untuk Razka dan Reza, Juan tidak terlalu khawatir, karena mereka sudah cukup besar dan pintar untuk melindungi diri, namun yang membuat ia risau adalah putri bungsunya, karena selain polos dan tidak tahu apa-apa, anak itu sangatlah mudah terpengaruh oleh orang sekitar meskipun dengan orang yang baru ia kenal.
“ Kamu cukup pintar nak Keyra, seperti ucapan kamu tadi, ya... benar, kami melakukan hal tersebut untuk jaga-jaga, tapi kamu bisa memastikan satu hal, selama kamu tidak macam-macam sama keluarga kita, saya dan anggota keluarga yang lain menjamin kalau kamu bakalan dapat semua yang kamu inginkan “ Ucap Noland.
“ Oh, sebagai tambahan, tolong kamu ikut pindah ke sekolahannya Una dan Eza, mungkin itu akan lebih membuatnya senang “ Susul Razka.
Keyra masih terdiam, memutar otak untuk menanggapi permintaan para tuan dan tuan muda keluarga Elrahma.
“ Udah... terima aja kenapa sih? Jangan munafik deh jadi orang “ Ucap Reza ketus.
Mengehela nafas sejenak, Keyra kembali ke mode seriusnya yang kini membuat Noland serta ketiga orang disana menjadi sedikit tegang, tanpa disadari oleh Keyra sendiri, sikap ini lah yang membuat keluarga Elrahma mewaspadainya, seorang anak berusia 15 tahun tidak akan mempunyai tatapan kuat seperti itu, dan yang lebih Noland khawatirkan, kenapa dirinya seakan merasa familiar dengan atmosfer tersebut, seakan pernah bertemu dengan orang yang sama memiliki tatapan macam itu, namun orang yang dimaksud sudah meninggal beberapa tahun yang lalu.
“ Baiklah, saya mungkin bakalan nerima tawaran tersebut, tapi... bisa kita ubah dulu perjanjiannya? “ Tanya Keyra dan dijawab anggukan oleh keempat orang tersebut.
“ Pertama, mari kita ganti rencana dari ‘mengadopsi’ jadi ‘mempekerjakan’ saya... cobaan jadi anak angkat itu berat, sebagai tambahan, saya akan jadi body guard sekaligus abangnya Una, untuk masalah kualifikasi fisik, tuan-tuan semua pasti sudah tahu julukan ‘Jawara bujang’ yang saya punya “. Ucap Keyra dengan ekspresi datar.
“ Kedua, perihal sekolah... saya enggak akan pindah “
“ Tapi__... “
Deg
Keyra menghentikan ucapan Reza dengan mengangkat tangan kanannya. “ Mohon untuk jangan naik darah dulu tuan muda Reza, saya mungkin gak bakalan pindah, tapi... ‘pertukaran pelajar’, saya akan ikut program itu, kenapa? Karena manusia itu punya hati yang gampang berubah, bukan tidak mungkin suatu hari nanti Una bakalan bosen dan buang saya seperti sampah, jadi... jika tuan-tuan semua setuju, saya akan melanjutkan kerjasama ini, dan kalau tidak... mending anggap aja kita semua gak pernah ketemu “.
Suasana menjadi hening, Keyra yang menyudahi ucapannya kini menghela nafas dan menunduk sejenak, sementara untuk Noland, dia baru berbicara seusai 1 menit keheningan mengisi ruangan.
“ baik nak Keyra... kami setuju, oleh karena itu, kapan kamu bisa pin__... maaf, kerja disini? “ Tanya Noland.
Keyra tersenyum, mimik wajahnya kembali normal seperti anak muda biasanya. “ Terima kasih karena sudah mendengarkan saya semuanya... mungkin rencana saya untuk pindah itu minggu depan tuan... “ Ucapnya.
***
Beberapa hari kemudian
“ Ya ampun Key... gue gak nyangka kalau lo beneran pindah, meskipun cuma pertukaran pelajar, tapi gak bisa ketemu lo lagi... rasanya gue kehilangan seorang sahabat “ Ucap Boy, dihari terakhir Keyra sekolah di SMA ini.
“ Iya nih... nanti kita bakalan kangen sama lo dong Key “ Ucap salah satu siswa.
“ Tenang aja, kemungkinan gue balik kesekolah ini cukup tinggi kok, maaf ya gue gak bilang dari awal.. “
“ Hiks... kue kesukaan gue... gue gak bakalan makan itu lagi dong... “
“ Lo kan bisa beli di pasar Eve “. Ucap keyra menghela nafas.
“ Entar jangan lupa hubungin kita ya Key, awas aja lo kalau lupa diri “ Ucap Nita.
“ Haha... ya kali, gak bakalan kok “. Keyra menerima salam perpisahan dari orang terdekatnya, namun ada juga beberapa siswa kelas lain yang mengucapkan selamat jalan dan semoga menemukan kehidupan sekolah yang indah, pikir Keyra, semua ini sudah seperti salam perpisahan untuk orang yang akan meninggal saja, atau lebih ngenanya, ucapan selamat menempuh hidup baru itu kan seperti kebanyakan ucapan untuk pasangan muda yang baru menikah, tapi siapa disini mempelainya?, sudahlah... ia sepertinya terlalu berpikir yang aneh-aneh.
Keyra pulang dengan perasaan senang bercampur sedih, Ia senang karena teman-temannya tetap menyemangati bahkan ada beberapa orang yang memberinya hadiah perpisahan, sedangkan untuk perasaan sedihnya ia tidak bisa bertemu dengan mereka lagi, meskipun ada kemungkinan untuk bertemu jika ia kembali mengikuti program pertukaran pelajar. Keyra bisa saja sesekali main dengan teman-temannya itu, namun mengingat Una yang sangat lengket dengannya, sepertinya kesempatan itu tidak akan muncul dengan mudah.
Setelah berganti pakaian, Keyra pergi ke kafe milik bos nya menggunakan skeat board dengan cepat, meskipun berawalan dengan tangis dari Linda karena sudah menganggap Keyra keluarga, namun wanita itu tidak bisa menahannya lebih lama, terlebih ia tidak mempunyai hak untuk melarang Keyra kerja di tempat yang ia mau, sebagai ucapan perpisahan, Qian dan Lina menutup kafe dan mengajak Keyra makan bersama untuk yang terakhir kalinya, mereka mengajak pemuda itu ke rumahnya dan menyantap banyak makanan yang enak. Sungguh bahagia, Keyra jadi teringat momen ketika Ibu, Nenek dan adiknya saat mereka masih hidup, andai saja waktu bisa diputar kembali, tapi mau bangaimana lagi, jangan dipikirkan, fokusnya Keyra saat ini adalah untuk menjalani kehidupan sekarang dan mendatang.
“ Kekey... “ Panggil Linda ketika Keyra hendak pergi saat hari menjelang malam.
“ Iya... “
“ Kamu jangan lupain kita ya... sempetin dateng kesini juga ok “ Ucap Linda, terlihat ada air mata yang berlinang.
“ Jangan nakal juga ya Key, kalau lo dah suskes jangan lupa mampir kesini ya “ Lanjut Qian.
Keyra tersenyum, Ia awalnya hendak berangkat, namun melihat dua orang yang kini tersenyum melihat kepergiannya, kakinya terasa berat untuk melangkah. Dengan dorongan yang kuat Keyra pun berbalik dan langsung memeluk mereka berdua.
“ Hey... lo nangis?, jangan ege, kita kan bukan mau pisah selamanya “ ucap Qian tersenyum, namun tidak tahan untuk mengeluarkan air mata.
“ Iya nih... kalau kamu ada masalah kan tinggal pulang ke rumah kita “ Ucap Linda dengan kondisi yang tidak jauh beda dengan Qian.
“ Haha... paling entar gak bakalan ada yang ngajak selfi bareng lagi, pasti cafe jadi sepi kalau kamu gak ada “. Tutur Linda.
Keyra tenggelam di pelukan mereka berdua, hatinya sakit seolah teriris pisau, namun anehnya ia tidak menangis, meskipun dadanya sesak dan tenggorokannnya sakit, sistem reproduksi air mata Keyra tidak bekerja, tapi tak apa, Ia juga cukup malu jika sampai menangis di depan keduanya.
“ Kak Linda... bang Qian, doain Kekey biar jadi anak sukses ya “ Ucapnya dengan senyum lebar.
Bersambung
kira-kira kecerdasan Keyra itu mirip siapa ya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments