2# Una dan keluarga Elrahma

Keesokan harinya, Keyra mengantar Una setelah sembahyang subuh dengan sepeda yang ia pinjam dari tetangga ramah, sudah dari pagi hari ia berangkat untuk mengantar gadis itu pulang, menurut arahan dari Una, Keyra harus menempuk jarak sejauh 5 kilometer dari kontrakannnya.

Cukup melelahkan karena belum terbiasa dengan sepeda, terlebih ia harus menanggung beban berat di belakangnya, entah kenapa si Una ini meskipun kecil tapi badannya berat sekali, apakah berat badan wanita memang seperti ini?, tidak sesuai dengan tampilannnya?, entahlah, masa bodoh keyra tidak akan memikirkannya lagi, saat ini fokusnya lebih tertuju pada rumah yang ditunjuk Una dari kejauhan sebagai tempat tinggalnya.

5 menit kemudian, Keyra sampai di pertigaan dekat rumah yang Una sebutkan, pemuda itu menemukan sebuah rumah yang sangat besar, apa itu sebuah Mansion?, dan... sepertinya ia merasa familiar dengan sebutan rumah besar yang sering orang bicarakan di sekitar daerah ini, keluarga siapa ya pemiliknya? Entah lah, yang penting Ia tahu kalau Una ini adalah orang yang tidak boleh ia usik.

Tepat sekitar 10 meter lagi menuju gerbang, Una berteriak dan berseru bahwa orang yang berhenti sejenak didalam mobil itu adalah kakaknya, Keyra melajukan kecepatannya dan berhenti tidak jauh dari mobil tersebut.

“ Kakak!!! “

Una turun dari kursi boncengan dan berlari menuju mobil tersebut, nampak setelah mendengar teriakan gadis itu seseorang keluar dengan cepat dan memeluknya, sungguh momen yang mengaharukan, Keyra bersyukur karena Una bisa kembali bertemu dengan keluarganya.

Sebelum disadari oleh kedua orang tersebut, Keyra pergi tanpa bilang dan pergi menuju sekolah, ia tidak ingin terlibat lebih jauh dengan keluarga kaya, masih mending kalau mereka adalah keluarga yang baik dan memberikan konpensasi pada Keyra, tapi bagaimana kalau keluarga itu memiliki kondisi yang sebaliknya?, untuk saat ini langkah yang Keyra ambil adalah langkah yang paling aman.

***

Di sebuah Mansion

“ Papa... Una udah ketemu “ Ucap seorang pemuda yang kini masuk dengan menggendong seorang gadis.

Tepat setelah ia mengatakan hal tersebut, penghuni rumah gempar dengan ditemukan kembali putri kesayangan mereka. Diceritakan, Keluarga besar Elrahma telah kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka, yaitu putri bungsu nan cantik Raimuna Amelynca Elrahma, berawalan ketika Razka, anak sulung dari putra kedua kepala keluarga yaitu Juan, sedang asik mengajak adik kesayangannya jalan-jalan, namun karena lalai, ia kehilangan gadis tersebut dan melapor ke keluarga sehingga mengerahkan banyak anggota khusus untuk mencarinya, namun hasinyal nihil, mereka tidak menemukan gadis tersebut meskipun sudah menyewa sekitar 50 orang untuk pencarian.

Tapi dengan ajaib, gadis itu kembali keesokan harinya di pagi buta dengan keadaan selamat tanpa cedera sedikitpun, itu membuat satu keluarga heran dan bertanya apa yang terjadi pada gadis mereka.

“ Oh my, honey... syukur kamu selamat nak, Mama bersyukur kamu bisa pulang tanpa cedera “ Ucap seorang wanita yang merupakan orang tuanya menangis terharu.

“ Untung aja kamu gak kenapa-napa sayang, kalau aja ada luka sedikitpun, kak Eza bakalan bogem orang yang nyakitin kamu “ Susul orang yang mana dia adalah kakak kedua Una.

“ Sabar Eza... kita harus bersyukur karena Una baik-baik aja “ Ujar Razka setelahnya, orang yang tadi menggendong Una.

“ Oh iya... sebelum itu Una ada ditolongin sama seseorang? “ Tanya kepala keluarga Elrahma yang bernama Noland.

“ Una di tolongin sama abang kekey Opa...”.

“ Bang kekey? Itu siapa sayang? “ Tanya Juan yang merupakan Papa dari Una.

“ Dia orang yang baik Pah... Una suka banget sama bang Kekey, tapi bang kekey malah pergi abis nganter Una pulang “

Semua anggota bingung dengan orang yang disebutkan oleh Una, mereka mungkin akan sangat berterima kasih pada orang tersebut karena sudah menyelamatkan harta berharga keluarga mereka, namun jika menolong dan sengaja menghilangkan jejak, mereka tidak mengerti dengan jalan pemikiran orang yang Una sebut, terlebih jika Kekey yang Una bilang adalah penyelamat gadis mereka karena sudah mengantar bahkan merawat Una yang sedang dalam kesusahan, Noland sebagai kepala keluarga harus membalas perbuatan baik Kekey yang telah merawat cucunya kemarin.

“ Una... Kamu masih inget kan anak yang namanya Kekey itu? “ Tanya Noland dan dijawab anggukan oleh cucunya.

“ Ok, Juan... kirim orang buat jemput anak itu, sebelumnya cari informasi anak yang bernama Kekey, segera! “

“ Opa... “ Panggil Una ditengah diskusi antar Juan dan Noland.

“ Iya sayang... “

“ Nama abang aslinya bukan Kekey, tapi Keyra ya... “ Ucap Una sambil tersenyum lebar.

***

“ Key, lu gak jualan? “ Tanya seorang pemuda kepada Keyra yang tengah istirahat dikantin.

“ Enggak Boy, gue tadi pagi ada urusan, jadi gak bisa jualan deh sekarang... “

“ Tumben, ada apaan bro? “

“ Biasa, ritual... gue kan kalau udah jongkok bakalan lama “

“ Oh, hahaha... boker, jawab yang simpel aja kali “

“ Ih... udah bagus gue ngomong agak diestetikin dikit, gue lagi makan ege “ Ucap Keyra yang kini tak terlihat napsu makannya lagi.

“ Ya elu sih yang ngawalin, gue gak salah ya “

Orang yang berada di samping Keyra ini adalah Boy Wiliam, Ia merupakan anak bungsu dari seorang pengusaha, selain baik, pria itu merupakan teman yang sohib, itu terbukti dari dirinya yang sudah menjalin pertemanan sejak SMP selama 3 tahun, Keyra sudah banyak mendapat pertolongan dari pemuda ini, apalagi dari keluarganya, mereka adalah keluarga yang baik, itu terbukti dari tutur kata nya yang sopan dan terdidik, serta tak memandang Keyra sebelah mata sebagai siswa yang mendapat beasiswa.

Lanjut membahas obrolan yang bercabang ke berbagai arah, Keyra dan Boy membahas seputar pelajaran yang mereka diskusikan tadi pagi, namun tidak lama dari situ, muncul sekelompok orang beranggotakan 5 pemuda seusianya yang datang dengan wajah tidak senang.

‘ Hah... mulai lagi ni bocah ‘ Batin Keyra.

“ Heh... bocah miskin, minggir lo, gue mau duduk disini “ Ucapnya memerintah disertai tawa dari anak yang berada dibelakanggnya.

Sementara Keyra hanya menghela nafas, Boy yang berada disampingnya kini mentap tajam pemuda angkuh tadi, berani-beraninya dia menyebut Keyra orang miskin tepat di depan mata, apa dia tidak diajari etika dan sejenisnya?.

“ Heh... Feby, lo punya mata kan? Masih banyak tempat duduk di kantin ini... kursi pada kosong juga, dan bisa gak lo berenti manggil Keyra orang miskin? Gak ada akhlak tau gak lo “ Ucap Boy mengepal tangan berusaha menahan amarah intruksi dari Keyra.

Hanya tertawa, anak yang bernama Feby itu malah makin mengolok-olok Keyra lagi “ Terserah gue lah, mulut ya mulut gue, ngapain lo yang ngoceh?, toh dia emang beneran orang miskin kok, iya gak? “ Ucap Feby pada anggota geng nya yang dibalas dengan ocehan murahan lain.

Tidak menindak lanjuti bullying secara terang-terangan ini, siswa yang lain hanya melihat dan mencoba untuk tidak ikut campur, dikenal sebagai keluarga yang menduduki posisi donatur paling tinggi di sekolah ini, Feby Artnadea adalah putra semata wayang dari keluarga yang bekerja sama paling dekat dengan big group ‘El R’ yang mana perusahaan itu adalah perusahaan terkenal dan tersohor baik di dalam maupun luar negri.

Keluarga dari Boy mungkin juga dari kalangan pengusaha, namun masih dibawah dari perusahaan milik orang tua Feby, Keyra tidak bisa menyalahkan anak itu karena belum bisa membantunya, malah dirinya bersyukur karena Boy masih berani membela ditengah intimidari anak yang memakai nama keluarga untuk membully orang.

“ Udah lah Boy, gue pindah aja, kayak yang lo bilang... tempat duduk masih banyak, jadi gak perlu manjangin masalah “ Ucap Keyra memindahkan piring makanannya mengajak Boy untuk ke meja seberang.

Melihat Keyra yang nampak santai dengan perintahnya, Feby geram tidak mendapat reaksi yang ia harapkan, sejak dulu dirinya sangat ingin melihat Keyra yang merintih kesakitan dan tersiska, namun dari sekian banyaknya anak yang dibully, hanya Keyra seorang yang nampak biasa-biasa saja dengan ulahnya, bahkan terkesan menganggap Feby sebagai angin yang lewat.

Merasa makin kesal, pemuda itu melanjutkan ocehan tak bergunanya lagi.” Hah... wajar aja sih lo ngalah, emang bener kalau orang miskin harus tau diri, orang kayak lo sih menurut gue gak pantes sekolah di tempat nomor satu kayak gini“ Ucap Kris yang tidak dihiraukan oleh Keyra.

“ Woi, Keyra, beliin gue makanan sono, entar gue bakal jadiin lo kacung terhormat gue “ Masih tidak menghiraukan apa yang ia katakan, Feby geram dan membentak Keyra.

“ Heh! Anak pelacur, lo tuli bukan sih?! Gue keluarin juga lo dari sekolah ini “

Gebrak!!

Semua orang kaget dan diam melihat apa yang mereka lihat, Keyra yang selama ini dikenal sebagai orang yang tenang menggebrak meja dengan ekspresi yang menyeramkan, bahkan Boy yang berada didekatnya merasa terintimidari serta takut.

Dengan tatapan tajam, Keyra mendekati Feby yang saat ini sedang panik. “ Ma, mau apaan lo? Mau gue jotos hah?... ja, jangan mendekat! Kalau enggak gue aduin ke kepsek biar__...”

Deg

Semua orang terfokus pada tindakan Keyra, hal yang ia lakukan mungkin hanya sekedar membungkam mulut Feby, tapi jika melihat tangan yang satunya lagi, mereka khawatir dengan kepalan tangan yang mengarah ke perut anak sombong itu.

“ Lo boleh ngolok-ngolok gua... tapi satu hal yang harus lo inget, jangan pernah lo hina ibu gue, siapa pelacur yang lo sebut? Sekali lagi lo ngoceh kayak tadi, awas lo! “ Bisik Keyra tepat di samping telinga Feby.

Setelahnya, Keyra tersenyum lembut dengan biasa, ia menghimbau pada siswa yang ada disana bahwa ini hanya candaan sesama teman, meskipun berakhir dengan bubarnya para murid karena keributan tadi, tapi mereka mengetahui satu hal yang mana meskipun Keyra adalah orang yang tenang, tapi jangan sekali-kali mengusiknya dengan mengatai tentang orang tua pemuda tersebut, karena jika sampai Keyra naik darah dengan sebab seperti itu, jangankan orang seperti Feby, anak presiden pun jika itu benar akan ia tinju didepan umum.

Pernah suatu kejadian sejenis yang mana ada kakak kelas serupa mengolok-olok Keyra seperti Feby, pemuda itu berkata bahwa Keyra adalah anak buangan dari seorang wanita murahan, dan saat itu juga, kakak kelas itu menerima tinju dan tendangan yang mengakibatkan ia masuk rumah sakit dan absen selama dua minggu, masalah itu tidak berkepanjangan, karena menurut para saksi, Keyra hanya membalas perbuatan kakak itu dengan alibi penghinaan status sosial seseorang, terlebih mereka segan terhadap Keyra yang sangat berbakat dalam beladiri silat, si Jawara Bujang, adalah panggilan untuk Keyra yang selalu mendapatkan medali emas di kejuaraan silat sejak SMP.

“ Boy... kita ke kelas yuk, gue udah kenyang... dan lagi gue gak enak sama si Feby anak orkay ini, takut-takut ngeganggu pemandangan dia pas lagi makan “ Ucap Keyra mengajak Boy pergi dari kantin.

“ Oh... Feby, minuman soda ini gue minta ya “

Keyra mengambil botol kaleng soda yang dipegang oleh anak dibelakang pemuda itu, ia meneguk habis minuman sampai tak tersisa, “ Makasih bro... minuman segini mah lo bisa beli banyak kan? Kalau gitu sampai ketemu lagi “.

Menghilang bersamaan dengan Boy yang mengikuti dari belakang, Feby masih diam tertunduk dengan apa yang dilakukan Keyra tadi, jantungnya berpacu cepat, keringat dingin menetes dari pelipisnya, Ia memang takut, namun rasa kesalnya menutupi akal sehat dan menyuruhnya untuk tidak berhenti menganggu Keyra.

‘ awas aja lu Key! ‘ Batin Feby.

***

“ Huft... hah... “

Keyra menghela nafas setelah ia kembali ke ruang kelas nya, cukup lelah dengan semua ini, namun untung saja ia mempuayai kondisi mental yang cukup kuat, sehingga telah terbiasa meskipun tidak bisa menahan emosi ketika seseorang mencoba menghina ibunya.

“ Lo gak papa bro? “ Tanya Boy yang khawatir melihat Keyra bersandar di kursi menutup wajah dengan lengan.

“ Gak papa Boy, itu hal yang biasa kok, cuman... haha, kayaknya gue masih belum bisa ngontrol emosi kalau ada orang yang hina ibu “

“ Itu sih wajar lah... emang ada orang yang seneng kalau orang tuannya dihina?, tapi menurut gue nih ya, kenapa lo gak respon hinaan si Feby ke tadi?... kan kali aja dia gak bakalan ganggu lo lagi karena takut “.

“ Gak bisa bro... “ Keyra membenarkan posisi duduknya.

“ Dia dari keluarga yang berpengaruh, gue masih bersyukur Feby cuma ngebully dan enggak ngeluarin gue dari sekolah lewat relasi keluarganya, dan juga... gua salut sama lo boy, makasih tadi lo ada dipihak gue... padahal orang kayak gue itu gak perlu dibela lho “ Ucap Keyra tersenyum tulus pada Boy temannya.

“ Lo ngomong apaain sih Key?, gue kan temen lo... harus saling tolong menolong lah, ya kali enggak? “.

“ Iya juga sih, dipikir-pikir untungnya lo temenan sama gue apa sih Boy? Padahal kan gak ada faedahnya juga temenan sama orang yang sama-sama toxic “.

“ Ayolah... lo kan toxic pun cuma ke orang yang udah deket banget, terlebih lo kan anak pinter yang disuruh loncat kelas tapi gak mau, otomatis gue ketularan rajin belajar lah, semisal gak bisa pinter pun pas ulangan bisa nyontek ke elo... untung banget kan gue “.

“ Yeee... usaha dong bos, nyontek aja lu bisanya “.

Keyra dan Boy tertawa bersama, pemuda itu sangat bersyukur karena memiliki teman sepertinya, mungkin sejak SMP ia sering mendapat perlakuan serupa, tapi dari sekian banyaknya orang baik yang membantu Keyra, hanya Boy lah seorang yang sangat-sangat tulus menolongnya tanpa pamrih dan balasan.

Tidak memikirkan kejadian tadi lebih lanjut, Keyra kembali belajar dan suasana hatinya membaik secara normal, tepat pada pukul 3 sore, Keyra pulang dengan mengendarai sepeda milik tetangganya, ia untuk mengembalikan barang tersebut dan tidak ingin lama-lama meminjam takut rusak, setelahnya Keyra langsung pergi hendak pulang dan mengucapkan terima kasih pada si pemilik sepeda.

“ Hm... dipikir-pikir sepeda ada gunanya juga ya, apa nanti gue beli aja?, toh entar bisa bantu bang Qian juga... “

Masih terfokus pada pemikiran sendiri, Keyra berlari mempercepat langkah untuk segera pulang dan pergi menuju tempat kerjanya, mungkin mendapat motivasi baru untuk membeli sepeda, Keyra pulang dengan rasa antusias yang baru pula.

“ Eh... di depan rumah gue ada siapa tuh? “

Keyra melihat ada sekumpulan orang yang berada tidak jauh dari pintu rumahnya, mereka memakai setelan jas hitam berdasi lengkap dengan sepatu pantopel yang mengkilap, ditengah orang-orang tersebut, berdiri seorang pria dewasa berkaca mata yang menggunakan kemeja hijau toska seperti tengah menunggu seseorang.

Saat itu, ada sidikit perasaan takut di hati Keyra, seingatnya ia tidak pernah sepeserpun meminjam uang pada rentenir, terlebih bocah 15 tahun sepertinya apa bisa meminjam uang?, guna memastikan satu hal, Keyra tidak masuk kerumahnya, melainkan hanya lewat sambil diam-diam memperhatikan.

“ Eh... kamu bukannya Keyra ya? “ Ucap salah satu pria berjas.

“ Hah? Bapak panggil saya? “ tanya Keyra pura-pura tidak tahu.

“ emang disini yang namanya Keyra selain kamu siapa lagi? “

Keyra kaget karena namanya dipanggil, padahal sebisa mungkin ia ingin terlihat seperti pemuda lewat dengan perhatian yang fokus pada ponsel, terlebih kenapa si bapak itu tahu namanya?, tapi tunggu sebentar, apa ini karena name tage yang ia pakai?, sial! kenapa ia tidak berpikir sampai kesitu sih?.

“ Em... maaf, tuan ada perlu apa ya sama saya? “

Karena tidak bisa mengelak lagi, Keyra memilih bertanya tentang apa alasan mereka mencarinya, bukan pria tadi yang menjawab, melainkan pemuda berkacamata yang sekarang tepat berada di depannnya yang memberi ulasan.

“ Sebelumnya, mohon maaf... perkenalkan, saya Razka Floredia Elrahma “ Ucapnya sambil mengulurkan tangan.

Membalas uluran, Keyra mengangguk dan kembali memperkenalkan diri sebagai Keyraldo Zeiran, orang yang hanya kebetulan lewat. “ Saya kesini atas perintah kepala keluarga Elrahma, yaitu Noland Prata Elrahma, CEO dari big group ‘El R’ untuk menjemput tuan Keyra dan juga secara pribadi, kami sekeluarga ingin mengucapkan secara langsung rasa terima kasih yang sebesar-besarnya karena telah menyelamatkan putri berharga kami, yaitu Raimuna Amelynca Elrahma “ Tutur si abang Razka itu.

“ Eh? “

***

Keyra saat ini duduk disebuah mobil mewah yang berjalan menuju mansion keluarga Elrahma, sempat syok ketika berbicara dengan Razka tadi, Keyra menolak ajakannnya dengan alasan tidak perlu terlalu formal, ia menyelamatkan Una hanya semata-mata ingin menolong dan tidak mengharapkan apapun, namun nyatanya ia tetap diseret oleh beberapa pengawal dengan halus.

‘ Nenek... ibu... Bianca... tolong doain aku supaya gak cepet nyusul kalian ya... aku mau kaya dulu, plus masih jomblo ‘ Batin Keyra berbicara pada diri sendiri.

20 menit perjalanan yang mereka butuhkan dari kontrakan menuju tujuan, karena macet, Keyra 10 menit lebih lama sampai dari yang direncanakan. Dari balik jendela mobil, Ia melihat kalau mobil ini masuk ke dalam gerbang dan mendapati luas halaman mansion ini bukan main-main.

‘ Gila... ini halaman apa kebon raya?, kalau dijadiin ragunan untung banyak nih ‘. Bantin Keyra.

Mobil berhenti dipenghujung jalan dekat pintu utama sebuah rumah, mungkin efek gerogi, Keyra sedikit gugup bahkan berpikir untuk membuka alas kaki karena saking takutnya membuat lecet lantai disana, terlebih rasa kagumnya meluap-luap saat ia memasuki rumah besar nan mewah serta megah itu. Sampai di ruang tamu, berjejer beberapa orang yang mana Keyra mengenali salah satunya sebagai Una.

Gadis itu tersenyum dan berlari kearahnya “ Bang Kekey... “ Teriak Una dengan berakhir di pelukannnya Keyra.

Keyra terkejut, meskipun ia sudah tahu kalau sifat gadis ini seperti anak kecil, namun jika mendadak mendapat pelukan, Ia masih belum terbiasa, terlebih semua orang menatapnya dengan tatapan yang kurang mengenakan hati.

‘ Oh may... kayaknya gue baru masuk ke kandang maung deh ‘

“ Una... jangan lari-lari, nanti lo bisa jatoh “ Ucap Keyra sambil berusaha melepas pelukan gadis tersebut.

“ Abang seneng gak ketemu Una lagi? Una kangen lho... oh, selamat dateng di rumah Una bang... dan juga koki di dapur udah banyak masak makanan enak, kita langsung makan aja yuk “

Tanpa mempedulikan yang lain, Una menggandeng tangan Keyra dan pergi ke ruang makan, entah ini hanya pirasat saja atau bukan, tapi setelah dilihat lebih lama, sepertinya keluarga ini sangat menyayangi dan memanjakan gadis tersebut, jika tidak, mungkin sejak awal mereka akan menegur Una dan menyuruhnya pergi ke kamar.

“ Ekhem... sebelumnya perkenalkan, Saya Noland, orang yang mengundang kamu datang kesini “ Ucap seorang paruh baya yang duduk di kursi ujung tengah.

Tidak hanya memperkenalkan diri, Noland mengenalkan anak dan menantunya, tidak lupa dengan kedua cucu termasuk pemuda yang menjemputnya tadi, yaitu Razka. Juan, yang dikenalkan oleh Noland merupakan anak keduanya dengan profesi sebagai sesama pemilik saham, disamping pria itu ada wanita bernama Devina, istri dari Juan, dan sudah pasti ketiga orang tersisa adalah anak dari pasutri tadi, pertama Razka, Reza dan terakhir Una yang sedang melekat di lengan Keyra.

“ Kami sekeluarga mengucapkan banyak terima kasih pada nak Keyra yang sudah menolong Una, kalau tidak... mungkin kita tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannnya, oleh karena itu, saya secara pribadi ingin sedikit membalas budi dengan acara makan bersama “ Ucap Noland.

Menghela nafas sejenak, Keyra membuka suara setelah sekian lama gugup, namun kali ini, rasa gugupnya telah hilang digantikan dengan rasa percaya diri. “ Saya juga mau berterima kasih pada tuan dan nyonya sekalian, karena sudah mau repot-repot untuk menyiapkan semua ini, padahal menurut saya... hal ini tidak perlu dilakukan, karena saya benar-benar ikhlas untuk menolong Una “ Ucap Keyra dengan senyum ramahnya.

“ tapi tetap saja... mungkin kami dan orang bersangkutan sudah bersikap tidak sopan sama nak Keyra “ Ucap Juan.

“ Silahkan bicara informal saja tuan, saya gak papa... orang kayak saya gak perlu sampai buat tuan-tuan bicara formal “.

Baru menyadari hal tersebut, Noland, Juan dan yang lain secara refleks berbicara dengan menggunakan bahasa yang baku, padahal seharusnya tidak perlu seperti itu, dan menurut mereka, entah kenapa Keyra seperti memiliki aura yang membuat semua orang sedikit segan dan menghormatinya, seperti seseorang, semua yang ada disana merasa familiar.

“ Baik kalau begitu, saya akan bicara dengan nyaman, maaf... silahkan nikmati makanannya “

Berbagai macam hidangan disuguhkan setelah Noland berintruksi, dari makanan pembuka, utama sampai penutup diletakan di meja makan, bukannya senang, entah kenapa Keyra malah merasa mual dengan makanan tersebut. Bukan sombong, mungkin ini karena kondisi perutnya yang buruk, sejak kecil Keyra adalah orang yang memiliki perut sensitif, ia tidak boleh makan sembarangan, tak jarang jika ia salah makan sedikit perutnya akan terasa sakit seperti organ dalam ditarik, sebagai contoh minuman kaleng yang ia ambil tadi dari anak buah Feby, sebenarnya perut Keyra sudah muncul reaksi yang membuat ia sakit perut, namun berhubung gugup, sakit perutnya tidak begitu terasa.

“ Bang Kekey kenapa? Apa makanannya gak sesuai sama selera abang? “ Tanya Una yang menyadari reaksi keyra.

Semua orang menatap Keyra yang mendadak jadi pusat perhatian, mungkin mendapat tatapan datar dari Noland, Juan dan Devina tidak masalah, yang membuat ia gelisah adalah karena terus mendapat tatapan tajam dari saudara laki-laki Una, yaitu Razka dan Reza.

Una menyadari “ kak Azka sama kak Eza kok natap bang Kekey kayak gitu?... nanti kalau bang Kekey ngerasa gak enak gimana? “ Ucapnya dengan wajah cemberut.

“ Ee... kita gak ngapa-ngapain kok sayang, kak Eza cuma liatin dia karena penasaran aja “ Ucap pemuda itu dan diangguki oleh saudaranya yang lain.

Tidak seperti ucapannya, istilah tersirat muncul dari sorot mata Reza, seolah berkata ‘singkirin tangan lo dari adik gue!’, Keyra hanya mengalihkan pandangan dengan harapan agar bisa langsung keluar dari tempat ini.

‘ Ibu... aku mau pulang... ‘ Batin Keyra merengek.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

ani sumarni

ani sumarni

suka dgn klrg una yg mau menghargai bang kekey

2023-10-04

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!