3# Membujuk dan perihal gorila

Acara makan-makan selesai dengan lancar, terlepas dari Una yang dibujuk untuk pergi kekamar, di meja makan ini, tinggal tersisa Noland si kepala keluarga, Juan dan kedua anak laki-lakinya yang merubah ekspresi setelah kepergian Una dan Devina.

“ Sebelumnya saya minta maaf dengan sikap Una tadi nak Keyra “ Ucap Juan dengan nada datarnya.

“ Langsung saja, tanpa basa-basi, saya ingin memberikan rasa terima kasih saya pada kamu karena sudah berjasa pada keluarga kami... kita berharap, mungkin ini cukup untuk membayar jasa yang sudah nak Keyra lakukan “ Lanjut Noland menyodorkan sebuah amplop tebal yang mana isinya sengaja dikeluarkan sedikit agar terlihat.

Keyra diam tanpa ekspresi, dirinya mulai menyadari niat dari keluarga ini, sejak awal mereka tidak ingin berterima kasih dengan tulus, namun berhubung ia memiliki jasa pada mereka, keluarga ini berniat memberikan segepok uang yang setelahnya meminta agar Keyra tidak berhubungan lagi dengan mereka.

Tatapan Keyra kini menjadi kuat, hal itu disadari oleh semua orang yang berada dimeja. “ Tuan kepala keluarga, saya merasa bangga karena sudah diundang untuk makan bersama anda, dan juga saya akan mengucapkan banyak terima kasih untuk hal ini, karena bantuan dari kalian akan sangat membantu untuk saya kedepannya “ Ucap Keyra yang direspon senyuman oleh semua orang.

“ Tapi saya juga mohon maaf yang sebesar-besarnya... saya tidak bisa menerima pemberian dari anda sekalian, bukan ingin sombong, meskipun saya adalah orang miskin, tapi saya tidak punya hak untuk menerima semua ini “ Susul Keyra.

Noland dan Juan terusik, sementara Razka dan Reza menatap tajam Keyra dengan ekspresi yang sangat jelas bahwa mereka tidak menyukainya. “ Nak Keyra... saya ngerti kalau niat baik kamu hanyalah rasa kemanusiaan murni, tapi jika dilihat dari kondisi ekonomi kamu, menurut saya... tidak ada salahnya menerima semua ini “. Ucap Juan.

Keyra mulai mengerti, jadi mereka mengumpulkan informasi terlebih dahulu tentang dirinya sebelum menjemput, maka dari itu keempat orang ini merasa bahwa mereka adalah orang yang berdiri diatas orang lain, jika memang faktanya adalah begitu, Keyra mulai kesal dengan tindakan mereka.

“ Jadi para tuan semua sudah tahu tentang latar belakang saya? Bukankah itu tindakan yang tidak sopan karena menguak data pribadi seseorang?, terlebih menguntit itu merupakan tindakan yang melanggar prifasi “

“ Hey! Lo__... “

“ Eza... cukup “

Juan menghentikan ucapan Reza yang hampir meledak, dirinya sadar diri karena sudah melakukan tindakan yang mungkin dapat merugikan orang lain. “ Oleh karena itu... kami meminta maaf sekalian ingin memberikan sejumlah ini pada nak Keyra “ lanjut Juan.

“ Kalau saya tolak? “

“ Kami tidak menerima penolakan! “ Ucap tegas Noland.

“ Dan saya tidak suka dipaksa “.

Suasana cukup menegang, Keyra menghela nafas sebelum kembali membuka suara “ Mungkin saya izin undur diri, terima kasih karena keramahan tuan-tuan semua yang sudah menjamu saya dengan baik, dan lagi... saya mohon maaf karena telah menginjakan kaki di rumah ini, secara saya adalah orang yang tidak pantas untuk berdiri di depan tuan sekalian, permisi... “.

Keyra beranjak dari duduknya dan pergi setelah pamit tanpa melihat reaksi dari orang yang kini ia belakangi, meskipun dirinya cukup sadar diri karena merupakan orang miskin, namun mendapat perlakuan seperti tadi sangat membuat ia jengkel, terlebih mereka banyak menyita waktu kerjanya.

Sementara punggung Keyra menghilang dari pandangan mereka, Noland menghela nafas bersamaan dengan Juan, ia tidak habis pikir bahwa pemuda yang mereka temui merupakan orang yang keras kepala dan susah untuk diajak kompromi.

“ Papa... kayaknya anak sombong itu harus kita kasih pelajaran “ Ucap Reza yang sejak tadi menahan amarah.

“ Tenang Za, dia gak bersalah, sebaliknya memang kita disini yang sudah keterlaluan sama dia, tapi meskipun begitu... kenapa bisa anak muda macam dia punya tatapan seperti itu? “ Ucap Juan bertanya-tanya.

***

Keyra keluar dari mansion dengan wajah datar, namun ketika dirinya sudah lumayan jauh dari gerbang, pemuda itu terduduk sambil memegang dadanya yang terasa sesak, jantungnya berpacu cepat, serta muncul banyak keringat di seluruh badannya.

Beberapa menit yang lalu, saat ia meninggalkan 4 laki-laki keluarga Elrahma dengan tidak sopannya, sebenarnya Keyra sendiri merasa takut bukan kepalang, dia itu sedang berbicara dengan orang besar, orang besar lho, yang kalau kita bicara salah sedikit akan langsung dijebloskan ke penjara, meskipun begitu, keyra bersyukur karena bisa keluar hidup-hidup dari tempat yang ia anggap sarang harimau.

“ Gile...pokoknya apapun yang terjadi, gue gak bakalan mau masuk lagi ke rumah itu, titik gak pake koma “. Seraya membuat nafasnya kembali normal, Keyra berniat untuk pulang ke rumahnya, dan jam pun sudah menunjukan pukul 5 sore, mungkin hari ini ia akan meminta izin pada bang Qian karena sudah bolos kerja.

Keyra mengambil ponselnya dan mencari sebuah nomor lalu memanggil no tersebut.

Tut...tut...tut...

Terangkat

“ Hallo, bang Qian “

“ Key... lo kenapa gak dateng? apa ada masalah? “ Tanya seseorang disebrang telepon yang mana orang itu adalah bang Qian.

“ Itu bang... Kekey tadi ada tugas sekolah yang gak bisa ditinggal, maaf ya gak ngasih kabar dulu “ Ucap Keyra sambil melangkahkan kakinya.

“ Oh... kirain apaan, gue khawatir lo kenapa-napa, kalau ada tugas udah lanjut aja... belajar yang bener lo ya “

“ Sekarang udah beres kok bang, gue juga ini baru mau ke kafe bentar “.

“ Udah... lo hari ini libur aja, istirahat sono dirumah “

“ Lah?, emang boleh? nanti kak Linda gak ada yang bantuin dong, gue kan gak enak jadinya... “

“ Yaelah... ada gue ini, lo kayak yang kerja di orang laen aja... udah sono lu pulang, dah sore, entar diculik baru tau rasa “

Keyra tersenyum, satu hal yang ia syukuri saat ini karena mendapat bos yang baik hati seperti Qian dan Linda, keduanya sudah sangat membantu sejak Ia pertama kali bekerja, mungkin 5 bulan setelah kepergian nenek dan adiknya Bianca, Keyra sudah mulai bekerja ditempat yang sebelumnya kecil kini mulai membesar seiring ketenaran kafe tersebut.

Menyudahi obrolan yang ia mulai lewat telpon, Keyra mengucapkan terima kasih kembali pada Qian sebelum ia mematikan ponselnya. Mungkin hari ini akan sedikit senggang, Keyra sedikit banyaknya sudah membuat planing untuk beberapa jam kedepan, tidak ada salahnya kan menikmati waktu istirahat dengan bermain game online yang sudah lama tidak ia mainkan.

Tepat saat Keyra hendak melanjutkan perjalanan, melesat sebuah mobil dipinggir jalan dan berhenti tidak jauh dari tempatnya berdiri, perasaannya menjadi tidak enak, pasalnya mobil yang berhenti itu seperti mobil yang ia naiki sebelummnya saat masuk ke mansion keluarga Elrahma.

Dan benar saja, dugaan Keyra diperkuat dengan keluarnya Una dari mobil tersebut dan berlari kepelukannnya. “ Bang Kekey... kok gak bilang-bilang sih kalau mau pulang? “ Ucap anak itu dengan berlinang air mata, sepertinya ia sudah menangis duluan sebelum mengejar kemari.

“ Bang Kekey kenapa pergi? mending tinggal bareng Una aja yuk, nanti kita bisa main dan sekolah bareng, terus Una bisa selalu sama bang Kekey... “

Keyra tersenyum dan mengelus lembut kepala gadis itu “ Una... gue ini kan bukan siapa-siapa lo, kenal juga baru kemaren, seharusnya lo jangan terlalu nempel sama orang yang gak tau asal-usulnya, gimana nanti kalau gue jahatin lo? “

“ Enggak, bang Kekey orang baik, kalau jahat, pasti kemaren gak bakal bikinin Una bubur yang enak itu, dan juga bang Kekey gak bakalan anter Una ke rumah kalau bang Kekey jahat, pokoknya bang Kekey itu orang baik “ Ucapnya mengeratkan pelukan.

Keyra bingung, entah kenapa gadis yang memeluknya ini seperti melekat dan sudah bertekad untuk tidak melepaskannya, mungkin ia sendiri tidak masalah selama tidak terlalu berlebihan menjalin hubungan dengan Una hanya sebatas panggilan adik kakak biasa, namun problemnya ada di dua orang yang kini menatap tajam padanya, serta satu wanita yang terlihat khawatir melihat putrinya.

Selain Una tadi, Noland dan Juan ikut keluar dari mobil hitam itu, dan Keyra juga menduga masih ada dua orang tersisa yang mungkin dilarang keluar oleh salah salah satu dari ketiga orang dewasa yang ada diluar.

Keyra menghela nafas, dan memegang kedua bahu gadis yang sekarang belum berhenti menangis “ Una... tolong dengerin gue ya “

“ Lo kan udah besar, udah pinter... jadi tolong inget satu hal, gue ini orang asing Na, meskipun lo bilang gue baik dan gak bakalan ngelakuin hal jahat, tapi tetep aja... sejatinya kita gak punya hubungan darah, dan lagi... umur lo sekarang berapa tahun? “ Tanya Keyra sambil mengusap air mata gadis di depannya.

“ Hiks... 2 bulan yang lalu Una ulang tahun ke 17 “

“ Eh? “

Keyra lagi-lagi dikejutkan dengan ulasan Una, ia mungkin sudah menduga kalau wanita ini sudah remaja, namun menemukan fakta yang mana usia Una lebih tua daripada dirinya sendiri... sebenarnya semanja apa sih si Una ini sampai sifatnya masih kekanak-kanakan dan super polos?.

“ Nah... kan lo udah dewasa nih ya, bebarti lo udah tau kan kalau gue ini gak boleh tinggal bareng sama lo, lagipula apa orang tua Una udah ngijinin? Dan apa lo udah minta izin ke mereka kalau gue boleh tinggal sama lo? Belum kan? “ Tanya Keyra namun gadis didepannya hanya diam.

“ Nah... maka dari itu, Lo jangan lagi ngerengek kayak gini ya... kasian lho orang tua Una jadi khawatir kalau lo nangis mulu kayak gini cuma karena nangisin gue, lagi pula... lo bisa ketemu gue kapan aja, meskipun gak serumah, kalau mau... lo bisa main ke rumah gue kok “

“ Beneran? “ Tanya gadis itu berharap.

“ Iya... boleh “

“ Tapi__... “

“ Syut... “

Keyra meletakan jari telunjuknya di mulut Una, ia membujuknya kembali agar tidak menangis dengan hal sepele seperti ini, sekitar 10 menit kemudian, dengan menghabiskan waktu yang lumayan lama untuk membujuk gadis ini, Keyra akhirnya berhasil membuat Una tenang dan mengikuti kata-katanya.

Masalah pun terselesaikan, Una kembali pulang meski masih ada sedikit kesedihan di wajahnya, sebelum pergi pun Juan dan Noland berterima kasih kembali pada Keyra karena lagi-lagi sudah bisa menenangkan gadis mereka. Hari ini cukup melelahkan, dan lagi penuh drama, mungkin rencana awal dirinya yang ingin main game akan diganti menjadi tidur lebih awal saja.

‘ Hah... hari ini gue cape banget ‘ Batin Keyra

***

Berapa hari kemudian

Disuatu tempat tengah terjadi keributan karena seseorang, sejak kemarin malam, Una si gadis kesayangan keluarga Elrahma terus menangis tanpa henti, semua orang bingung dengan apa yang ia tangisi, dan saat ditanya pun hanya terus berkata ‘ Una mau sama bang Kekey ’ saja, karena terus memproduksi air mata, dan lelah yang menumpuk sejak kemarin malam, gadis cantik itu demam ketika waktu menunjukan pukul 3 dini hari, sambil mengigau, semua anggota keluarga merasa khawatir, padahal sudah mendapat pertolongan emergency, tapi demamnya tidak kunjung turun.

“ Papa... How about this? Mama takut anak kita kenapa-napa... padahal sudah panggil dokter yang handal, tapi kenapa demamnya gak turun-turun “ Ucap Devina dengan linang air mata.

“ Sabar sayang... mungkin obatnya belum berefek sama anak kita “ Tutur Juan menenangkan istrinya.

“ Una udah diinfus dari pagi Pah... sekarang udah mau jam 8, tapi kondisinya masih belum membaik, kalau tau bakal gini ceritanya, aku pasti bakalan minta sama nak Keyra buat nemenin Una “

Semua dilema, terutama Noland yang berprofesi sebagai kepala keluarga, meskipun keinginan cucunya saat ini adalah untuk tinggal bersama anak yang bernama Keyra, hal yang mudah jika ia ingin mengadopsi anak tersebut, namun masalahnya dari Keyra itu sendiri, jika ia tidak mau, mereka tidak berhak memaksakan kehendak demi keuntungan pribadi.

“ Hiks... bang Kekey.... Una mau ketemu bang Kekey “ Lirih gadis tersebut dengan kondisinya memprihatinkan.

“ Mama... Papa... “ Panggil seseorang yang membuat semua perhatian tertuju padanya.

“ Iya Eza, ada apa sayang? “.

“ Maybe... kalau kondisi Una gak membaik, aku bisa ngajuin diri buat jemput anak yang bernama Keyra itu “.

“ Kamu mau ngapain Za? Tolong jangan buat keadaan makin memanas “ Ucap Razka mencoba menenangkan saudara laki-lakinya.

“ Eza cuma mau minta dia buat nemenin Una, Kak... kalau gak bisa Eza bakalan memohon sama anak itu “

Terkejut, semua orang kaget mendengar ulasan dari Reza, sejauh mereka mengenal anak ini, tidak pernah ada sejarah dimana Reza si anak kedua putra Juan yang angkuh memohon pada seseorang, mungkin karena hal ini untuk adiknya Una, jadi tidak heran ia akan mementingkan keperluan dari pada gengsinya sendiri.

“ Are you sure?, kalau sekiranya berat__... “

“ Gak papa mah... ini demi Una “

Reza memotong omongan Mama nya, ia lebih mementingkan keselamatan sang adik untuk saat ini, biarlah harga dirinya tercoreng untuk sementara, namun ditemani oleh Razka yang mengajukan diri untuk ikut, Reza semakin percaya diri dan bangga terhadap kakaknya.

“ Ayo kak... kita jemput si anak rese itu “ Ucap Reza yang dijawab anggukan oleh Razka.

***

“ Hachim!!! “

“ Kenapa lu Key? sakit? atau... begadang lagi? “ Tanya Boy melihat Keyra yang kini memiliki kantong mata seperti panda.

“ Gue dari kemarin gak bisa tidur bro “ Ujar Keyra mengosok hidungnya yang tiba-tiba gatal.

“ Banyak pikiran kah? Perasaan lo gak perlu pusing-pusing mikirin biaya sekolah deh “

“ Bukan itu, beberapa hari yang lalu gue dikejar gorila “ Ucap Keyra lalu menenggelamkan wajahnya pada lengan diatas meja.

“ Gorila?! Ah, ngarang lo Key, tu hewan kan cuma ada di hutan, yakali ada dikota? “

“ Suer Boy, gue gak boong, mana gorilanya pake jas item lagi, serem tau gue dikejarnya “

“ Hah? “ Pikiran Boy loading, ia tidak mengerti tentang apa yang dimaksud oleh Keyra, sementara Keyra sendiri hanya tertawa melihat temannya yang kini kebingungan.

“ Haha... Nge bag kan lu?... udah jangan di pikirin, yang ada otak lu entar ngebul “

Hari ini, lebih tepatnya 3 hari setelah kejadian tempo hari, Keyra tidak bisa tidur dikarenakan selalu ingat dengan peristiwa tersebut, ditambah asam lambung yang naik, menambah efek dirinya untuk tidak bisa memejamkan mata. Sejak kemarin malam, ia sempat berfikir untuk pindah dari rumah maupun sekolahnya saat ini, kejadian Una yang seperti tergantung padanya mungkin akan membuat gadis itu datang setiap hari kerumahnya, meskipun sampai hari ini tidak ada tanda-tanda kedatangannya dan mungkin kehidupan tenangnya selama ini akan rusak dan pasti akan muncul rumor-rumor parah disekitarnya.

“ Huft... hah... Boy, misalkan nih ya, gue punya masalah yang gak bisa diberesin, dan jalan terakhir... gue pun ceritanya bakalan pindah dan kabur dari masalah, kira-kira tindakan gue ini bener apa enggak ya? “ Tanya Keyra membenarkan posisinya.

“ Hah?!, lo mau pindah?! Kemana Key? Dan buat apa? apa lo gak nyaman sekolah disini? “

“ Hah? Bukan git__... Eeeeeh? “

Tidak sempat melanjutkan kalimatnya, Keyra terkejut dengan beberapa siswa berlari menghampiri dan menghujani banyak pertanyaan pada Keyra, salah satunya adalah Nita, Lexa, dan beberapa gadis langganan jualannya.

“ Key... kok lo gak ngomong ke gue sih kalau mau pindah? Kenapa? Apa lo ada problem dari biaya “ Ucap Nita.

“ Heh? Siapa bil__...”

“ Jangan pindah dong Key, entar gak ada yang jualan kue enak itu lagi, hiks... plus nanti gue gak bisa ketemu lo “ Tutur Lexa.

“ E, enggak... gue gak bak__...”

“ Keyra... hiks, hiks... lo jahat gak bilang dulu sama gue... “ Keyra hanya diam membeku, tubuhnya digoncang kuat oleh beberapa gadis yang minta penjelesan, padahal sedari tadi ia ingin berbicara kalau hal itu semua bohong, dan hanya perumpamaan saja, namun merekanya yang tidak memberi kesempatan Keyra untuk berbicara.

“ Ini semua gara-gara lo Boy “ Ucap Keyra melirik temannya yang kini memalingkan wajah tersenyum tak bersalah.

Bersambung

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!