Pesona Keyraldo

Pesona Keyraldo

1# Keseharian

“ Do... kamu gak perlu anter nenek sama Bian, kita bisa sendiri kok “ Ucap seorang paruh baya yang digandeng oleh kedua cucunya.

“ Iya, bener tuh bang... mending abang belajar dirumah aja biar tes besok bisa lancar “ tutur gadis kecil di sebelahnya.

“ Tenang aja Nek, Bian... abang ini kan pinter, sehari gak belajar gak masalah kok, lagian masa abang biarin nenek sama Bian pergi berduaan aja pas mau pergi ke luar kota “ Ucap cucu laki-laki nenek yang satu itu.

“ Hm... Bang Aldo ada tes sih, kalau enggak kan bakalan ikut Nenek sama Bianca pulang kampung “

“ Haha... iya, nanti Abang bakalan nyusul kok “

Pagi ini, nampak seorang nenek yang sedang dipapah oleh kedua cucunya, jika ingin tahu, mereka sekarang akan pergi ke halte bus untuk pulang kampung, tidak semuanya, yang pergi hanya si nenek dan cucu perempuannya bernama Bianca, sedangkan cucu laki-lakinya Aldo tidak bisa ikut karena besok akan ada ujian, semacam tes untuk memasuki sebuah sekolah.

5 menit perjalanan yang mereka butuhkan untuk sampai di tempat yang dituju, kebetulan rumah mereka tidak terlalu jauh dari halte tersebut, mungkin ini merupakan akhir pekan, yang mana para penupang terlihat padat dan menumpuk.

“ Makasih ya Do udah anter kita “ Ucap nenek tersenyum lembut pada Aldo.

“ Yaelah... gak perlu terima kasih kali nek, ini kan kewajiban Aldo, yang penting Nenek sama Bian bisa sampe dengan selamat “

“ Kalau gitu, Bian sama nenek masuk dulu ya Bang, hati-hati dijalan pas pulang... “ Ucap Bian disusul nenek yang tersenyum kembali sebelum Ia masuk bersama gadis itu.

Aldo menunggu nenek dan adiknya berangkat, dijendela mereka sempat melambaikan tangan dan bersenyum sapa untuk kesekian kalinya, dirinya saat ini cukup bahagia hidup bersama dengan kedua orang itu, ditinggal oleh mendiang sang ibu memang cukup memberikan pukulan besar untuknya, ditambah ayah Aldo dan Bianca tidak menganggap mereka sebagai anak dan menikah lagi dengan orang lain.

“ Semoga Nenek sama Bian sampe ke tempat tujuan dengan selamat “ Gumam Aldo yang selanjutnya berbalik hendak pulang kerumah.

Cekiiiiiiit.....

BRAK!!!!!

Belum jauh dari tempat ia berbalik, Aldo dikejutkan dengan suara hamtaman yang keras, ketika pandangannnya kini kembali ke arah yang sebelumnya Ia lihat, jantungnya perpacu cepat karena menemukan sesuatu yang sangat tidak ia sangka-sangka. Ternyata ada kecelakaan lalu lintas, dan... tunggu?, yang kecelakaan itu sebuah bus?, kendaraan yang terbalik dan remuk itu sebuah bus?!, seketika itu juga, tubuh Aldo terasa seperti disambar petir di tengah hari bolong.

“ NENEK!!!!!!!... BIANCA!!!!!!!

open eye

Seorang pemuda membuka matanya dengan keadaan wajah dan tubuh yang dibasahi oleh keringat, dirinya dikejutkan dengan mimpi yang menimpanya 2 tahun yang lalu, Ia tidak mengerti mengapa semakin kesini makin sering bermimpi hal tersebut, yaitu dimana dia kehilangan kedua orang yang sangat berharga.

Keyraldo, adalah nama pemuda yang saat ini sedang mencoba menenangkan diri akibat mimpi buruknya, pemuda itu menepuk-nepuk pipi dan bergegas membasuh wajah yang kian memucat, meski sudah lama, kejadian itu membuat dirinya mengalami trauma yang cukup dalam, namun sekarang Ia sudah baik-baik saja.

“ Ok, Key... itu semua udah terjadi, biar nenek sama Bianca tenang di alam sana, dan untuk lo... ayo kita hidup bahagia “ Ucapnya seraya menepuk wajah sekali lagi.

Memilih untuk langsung mandi, Keyra melihat jam dinding yang mana saat ini baru menunjukan pukul 4 lewat dini hari, oleh karena itu dirinya mulai bersiap memakai seragam sekolah setelah melaksanakan sembahyang subuh, itu merupakan hal yang wajib untuk dilakukan.

Tidak seperti anak seusianya yang mandi pukul 6 dan berangkat pukul 7, Keyra harus bangun sebelum jam 5 pagi untuk dirinya menyempatkan pergi kepasar, hendak apa ia kesana? Tentu untuk membeli kue ringan yang mana akan dijual lagi di sekolah nanti.

“ Ok... it’s neat... “ Ucapnya yang sudah berseragam rapi sambil menyisir rambut.

“ Anjay... ganteng kali gue ini “ Pujinya pada diri sendiri.

Keyra pergi dari kontrakan tepat pada pukul 05:00, ia tidak pergi menggunakan kendaraan umum, baik itu angkot, motor bahkan sepeda sekali pun, dirinya pergi menggunakan skeat board kesayangan, ini mungkin bukan kendaraan yang lumrah, tapi selagi Keyra sendiri merasa nyaman, ya sudahlah, buat apa untuk membeli kendaraan yang lain, lebih baik untuk ditabung kan?.

Melesat dengan cepat bak seorang propesional, Keyra sampai dipasar setelah menempuh 15 menit perjalanan, permukaan yang datar dikota ini memudahkannya untuk menggunakan skeat board, jadi dimenit kemudian, Ia singgah di toko kue langganannya, pemilik toko ini cukup ramah, beliau merupakan seorang ibu rumah tangga yang masih dibilang cukup muda, usianya baru 30 tahun, karena selain ramah, ibu toko kue yang namanya Inah ini juga sangat baik pada Keyra, tak jarang beliau akan memberikan diskon potongan harga pada pemuda itu.

“ Makasih banyak ya bu Inah... Keyra berangkat sekolah dulu “ Ucap Keyra yang hendak pergi.

“ Sama-sama... hati-hati ya nak “

“ Siap bu “

Keyra melesat kembali dengan tambahan kotak kue yang ia bawa dari toko bu Inah menuju sekolah, dirinya merupakan siswa SMA tahun pertama, dia masuk ke jurusan IPS karena ingin melanjutkan kuliah ke program studi manajemen bisnis, selain pintar berniaga, Keyra juga pandai dalam pembelajaran, sehingga disekolah, ia menjadi murid pertama yang mendapatkan beasiswa penuh selama tiga tahun. Untuk prestasi kelas jangan ditanya, sejak SD Keyra selalu mendapat rangking 1, terlebih namanya dikenal di kalangan para siswi karena tampangnya yang rupawan.

Sampai pada pukul 06:30, perjalanan dari pasar menuju sekolah SMA Negeri 1 Inovatif cukup jauh, plus sedikit informasi, sekolah ini merupakan sekolah bergengsi yang mana para muridnya merupakan orang dengan kondisi keuangan yang memadai, dan mungkin hanya Keyra lah orang penerima beasiswa yang sekolah disana.

Setelah menyimpan skeat board di tempat biasa, Keyra masuk ke kelas dengan senyum cerahnya. Meski masih pagi dan Keyra sendiri yang pertama masuk kelas hari ini, Ia duduk di bangku dekat jendela dan membuka buku pelajaran yang ia ambil di ranselnya. Sedikit demi sedikit jumlah siswa terus bertambah seiring waktu berjalan, dan mengikuti kegiatan selanjutnya, Keyra belajar dengan sungguh-sungguh dan ikut rehat ketika waktu istirahat datang.

“ Ekhem... Neng, abang sekalian... mau beli kue dari gue gak nih? Ada parian baru lho “ Ucap Keyra yang meletakan kotak kue di atas meja.

Seketika itu juga, beberapa siswa kini mulai mengerumuni dagangannya. “ Wah... Key, gue mau kue yang kemarin dong, sama yang biasa ya ... “ Ucap salah satu siswi.

“ Boleh, boleh... mau beli ke biasa atau nambah, kalau nambah entar gue kasih diskon deh “ Ucap Keyra dengan senyum hangatnya.

“ Haha... gak usah pake diskon segala Key, gue beli pake harga normal aja “.

“ Ok siap... “ Ucap Keyra mengambil beberapa potong kue dan memberikannya pada gadis tersebut.

“ Nih uangnya, kembaliannya buat lo aja “.

“ Eh? 50 rebu? Kembaliannnya masih banyak Nita, lo yakin? “ Tanya Keyra pada temannya yang bernama Nita.

“ Udah gak papa... sebagai gantinya, entar bantu gue belajar matematika ya, pusing gue “

“ Ouh... itu sih gampang... siap deh pokoknya “

Keyra kembali melayani pembeli yang lain, dirinya merasa bersyukur karena memiliki lingkungan sekolah yang baik, meskipun terkadang ada beberapa bahkan banyak orang yang membully dan merendahkan statusnya sebagai murid beasiswa, namun dirinya cukup sadar diri dan menerima ocehan tersebut tanpa mempedulikannnya.

Tidak terasa, dagangan yang Keyra jual kini habis di borong pembeli, rata-rata konsumennnya dominan perempuan, daripada laki-laki, bisa dibilang dia lebih banyak memiliki teman kaum hawa, bukan ingin sombong, tapi efek wajahnya yang tampan bukan kepalang itu, membuat Keyra Sempat menjadi bahan omongan kaum wanita yang suka bergosip tentang wajah rupawannya. Sejak kecil pun Ia memang sering mendapat pujian serupa dari para tetangga, terlebih ibu-ibu komplek sekitar sangat suka mencubit pipi chuby Keyra kecil.

Waktu menunjukan pukul 2 siang, pada saat ini sekolah Keyra sudah selesai melaksanakan kegiatan belajar mengajar, siswa pun berhamburan pergi dari gerbang sekolah, rata-rata murid disana lebih banyak membawa kendaraan sendiri daripada naik angkutan umum.

Lain dari semua orang yang setelah pulang sekolah mereka akan istirahat maupun bermain, Keyra kini pergi ke suatu tempat setelah Ia berganti pakaian di wc umum, kemana tujuannya? Yaitu ke tempat kerja paruh waktu, selain menyempatkan berjualan di sekolah, Keyra juga memiliki pekerjaan sebagai pelayan di sebuah cafe, dinaungi oleh pasutri baik hati kak Linda dan bang Qian, mereka memberi upah pada Keyra dengan lumayan meskipun hanya bekerja dari pukul 3 sore sampai 10 malam.

“ Assalamualaikum, Sore kak Linda… “ Ucap Keyra memasuki sebuah cafe dan menyapa seorang wanita dengan rambut panjang terikat.

“ Waalaikumusalam.. Sore juga Kekey… kamu udah pulang sekolah? “ Tanya Linda yang saat ini sedang membasuh alat makan.

“ Iya kak… mangkanya Aku datang lebih awal “

Kekey, adalah panggilan akrab yang Qian buat pada Keyra, meskipun awalnya pemuda itu menolak, namun karena sudah menggunakan nama tersebut selama 2 tahun, ia sudah terbiasa dan menerima hal itu, untuk Linda dan Qian, mereka sudah menikah selama 3 tahun, kedunya belum dikaruniai anak hingga sekarang, maka dari itu tak jarang keduanya seperti menganggap Keyra seperti adik bahkan anak mereka sendiri.

“ Bang Qian kemana kak? Kok gak keliatan? “ Tanya Keyra yang sudah merapikan rambutnya dan menggunakan apron dengan rapi..

“ Dia lagi keluar bentar Key, katanya ada urusan “.

“ Tumben ya, biasanya kalau jam segini udah tepar di sofa “.

“ Ketemuan sama pacarnya kali... “. Ucap Linda asal.

“ Hey... kak Linda gak boleh ngomong gitu, emang mau punya saingan dadakan? “.

“ Haha... kakak cuma becanda Key, udah lah... kamu udah siap-siapnya kan?, tapi kamu udah makan belum? “.

“ Udah kok “.

“ Syukur deh, kalau gitu kamu jamu mereka baik-baik ya, noh ada pelanggan... “.

“ Siap deh... “

Keyra kini melanjutkan pekerjaannya yang tertunda, karena kedatangan pelanggan, ia pun sesegera mungkin menyambut mereka dengan senyum ramahnya. Waktu pun terus berjalan, Pemuda itu bekerja dengan giat di cafe sambil sesekali bersenandung, selain bertugas menjadi waiter, ia akan melakukan hal lain ketika sedang senggang, terlebih meskipun cafe ini cukup besar, namun selain Linda dan Qian, hanya Keyra yang bekerja disana sebagai karyawan, kalau-kalau Linda sedang sibuk, dia juga bisa menjadi seorang kasir, serba bisa bukan?, itulah bakatnya, dapat bekerja di berbagai bidang.

Pukul 10 malam

setelah bekerja di tempat kak Linda, Keyra akhirnya sampai didepan pintu rumah kontrakan, ia menyimpan skeat board kesayangannya di luar dekat kursi dan mengambil kunci rumah yang ia simpan di dalam tas.

“ Assalamualaikum... “

Keyra memberi salam saat masuk, sejak kecil ia diajarkan untuk menggunakan tata krama kapan dan dimanapun ia berada, meski disekitar tidak ada orang, namun di dunia ini kan bukan manusia saja yang meninggalinya, masih ada makhluk lain yang tidak kasat mata.

Menyimpan tas di atas meja, Keyra melemparkan tubuh ke kasur untuk istirahat sejenak, pekerjaan yang dilakukan rutin sehari-hari ini mungkin melelahkan, namun saat mendapat hasil yang memuaskan, rasa penat dan lelah itu seolah menghilang bagai asap yang menguap diudara.

“ Hm... jam berapa nih? “ Gumam Keyra yang melihat jam dinding.

“ Jam setengah sebelas rupanya, gue solat dulu aja deh, abis itu langsung bobo ganteng ... “.

Keyra beranjak dari tidurnya, ia pergi kekamar mandi untuk membersihkan badan disertai berwudhu, ini merupakan rutinitasnya juga, melaksanakan solat isya di cafe kak Linda cukup membuatnya repot, dikarenakan tidak ada fasilitas musholah, otomatis dirinya harus pergi ke masjid yang jaraknya lumayan jauh, tidak masalah untuk solat asar maupun magrib karena itu memang waktunya istirahat, tapi kan kalau solat isya rasanya tanggung dan memakan waktu, dan dari pada dia terlambat pulang kerumah, Keyra memutuskan untuk tidak melakukan solat isya di cafe kak Linda.

30 menit waktu berjalan, Keyra menghabiskannya dengan solat dan membaca beberapa lembar kitab Al’Quran, ia mencium sejenak benda suci tersebut sebelum meletakannya diatas meja, lalu melipat sajadah dan melepas sarung yang ia pakai, kemudian naik ke kasur dan memejamkan mata lebih cepat, untung saja hari ini tidak ada tugas dari sekolah, jadi ia bisa tidur lebih awal. Sungguh keseharian yang sibuk, dan juga tentu saja tidak berakhir sampai hari ini, asal kalian tahu saja, Keyra itu melakukannya setiap hari dalam seminggu, terkecuali hari sabtu dan minggu, waktu itu adalah masanya Keyra beristirahat.

***

“ Alhamdulillah…hari ini cafe kita laris manis lho Key “ Ucap Linda yang telah menghitung keuntungan.

“ Bagus deh kalau gitu… Aku juga turut seneng kak “.

“ Wajar sih yang... kan waiternya orang ganteng, ya kali orang-orang gak pada tertarik singgah ke cafe kita “. Ucap seorang lelaki pada Linda yang diketahui sebagai Qian.

“ Ekhem... ceritanya muji gue nih bang? “. Ucap Keyra tersenyum malu.

“ Lah... siapa juga yang muji lo bambang! “.

“ Itu, tadi.. katanya waiternya ganteng “.

“ Hey... kan disini gue juga jadi waiter, geer lo Key “.

“ Ahaha... itu... bu, bukannya disini bang Qian itu bos ya?, kok jadi waiter juga?, udah turun pangkat bukan sih? “. Tanya Keyra mengalihkan pembicaraan, padahal sebenarnya dia malu dengan kesalahpahaman kecil tadi.

“ Double job aja gitu... meskipun jadi waiter gua juga masih tetep bosnya kok “.

“ Ouh... bisa gitu ya? “.

“ Bisa lah, kenapa enggak? “.

“ Hm... Tapi nih ya__... “

“ Udah-udah, kalian pada ngoceh mulu dari tadi, berhubung hari ini hari kamu gajian Key, ini… kakak bakalan kasih bonus deh “ Ucap Linda memotong pembicaraan.

“ Eh? beneran kak? “ Tanya Keyra dan dijawab anggukan oleh wanita yang berada disebelah Qian.

Linda memberikan sebuah amplop yang berisi uang kepada Keyra, pemuda itu menerimanya dengan senang hati, namun ketika melihat isi dari kertas coklat itu, Keyra terkejut karena jumlahnya lebih banyak dari biasanya.

“ Kak… ini kebanyakan lho, biasanya juga gak banyak gini “

“ Gak papa… berkat kamu cafe kakak selalu rame pengunjung, sesekali ngasih bonus gak papa kali “ Ujar Linda tersenyum dengan menopang dagu.

“ Tapi kak__... “

“ Udah… lo terima aja, kalau gak mau siniin, gue ambil lagi sama amplop-amplopnya sekalian...“ Ucap Keyra.

“ Ets... gak baik ngambil barang yang udah dikasih ke orang, kalau gitu makasih ya bang... kak... “

“ Sama-sama “. Ucap Qian dan Linda bersamaan.

Keyra Pulang dengan senyum lebar setelah mengganti pakaian dan pamit pada Linda dan Qian, dengan menggunakan skeat board kesayangannnya, Pria itu melesat dengan kencang ditengah udara dingin malam hari, karena sedikit merasa lelah, dan jarak dari Cafe dan kontrakannya masih jauh, Keyra pun singah didepanruko kosong untuk rehat sejenak.

“ Hah... hari ini cape juga ya “

Pemuda itu bersandar ke belakang kursi, tubuh Keyra merosot mengikuti lengkungan benda di belakang punggungnya, hari ini cukup melelahkan, disamping itu ia pun ikut senang karena kerjanya berjalan dengan lancar, terlebih keuntungan ketika ia berjualan di sekolah juga ikut bertambah, malah bisa dibilang untung banyak. Masih dengan perasaan senang dan bersyukur, Keyra senyum-senyum sendiri sambil menghitung lembaran yang berada didalam amplopnya, namun ia tersadar kalau harus menyembunyikan benda tersebut, terlebih daerah ini merupakan kawasan rawan tindak kriminal.

“ Hm... Kayaknya gue harus cepet-cepet pulang deh... kalau dijambret tengah malam gini kan bahaya “

Mengikuti instingnya, Keyra kembali melanjutkan perjalanan, namun apes sekitar 10 menit ia meluncur dari tempat duduk sebelumnya, tiba-tiba di persimpangan jalan muncul seseorang tiba-tiba tanpa melihat kiri kanan berlari cepat dari arah sebaliknya.

“ AWAAAAS..... “

“ Kyaaaaa “

Gedebruk!!....

Keyra terjatuh dengan posisi terjungkal, sementara ia tidak tahu dengan nasib seseorang yang didepan tadi, sambil meringgis mengusap bokongnya, Keyra berdiri dan melihat situasi, namun setelah mengamati sejenak, ia dikejutkan dengan seorang gadis yang menangis terisak tanpa suara, ternyata orang yang menabraknya tadi adalah gadis ini, tapi tunggu, untuk apa dia keluar dimalam hari? dan kenapa harus berada di tempat yang berbahaya ini?.

“ Hiks... Hiks... “ Isak dari gadis tersebut.

Merasa iba, Keyra berinisiatif untuk mendekat.

“ Permisi... maaf ya kalau tadi gua nabrak lo... apa ada yang sakit? “ Ucap Keyra yang berjongkok dekat wanita tersebut.

Tidak menjawab, wanita yang nampak dibawah usianya kini mulai menangis menjadi-jadi, tangisannya mungkin tidak bersuara, namun isakan tersebut makin kencang dan bertambah sering, Keyra panik, ia takut telah berbuat kesalahan, namun tidak tahu harus melakukan apa kedepannya.

“ Eh? Eh? lo kenapa nangis? Apa ada yang sakit? apa perlu gue obatin? dan kenapa lo bisa disini? “ Ucap Keyra dengan melontarkan banyak pertanyaan.

Keyra bingung dengan situasinya saat ini, ia tidak tahu bagaimana cara mengatasi seorang gadis yang menangis, terlebih dirinya tidak punya pengalaman sama sekali tentang asmara karena terlalu fokus pada pekerjaan dan pelajaran.

“ Huft... hah... ok, ok, lo tolong tenang dulu ya, gue bukan orang jahat kok, bisa lo kasih tau apa yang terjadi sama lo? “ tanya Keyra yang kini mengusap lembut kepala gadis itu, mungkin kurang sopan, tapi ampuh untuk membuatnya tenang.

Dia mengangkat wajah, pipinya basah oleh air mata, namun entah kenapa yang Keyra lihat bukan gadis kumal yang menyedihkan, namun seorang gadis imut manja yang sedang meminta pertolongan.

“ Hiks... kakak... tolong Una... “ Ucapnya yang menyebut diri sendiri sebagai Una.

Tes

Ketika terpana melihat pemandangan indah didepannya, sesuatu mengalir dari hidung Keyra dengan rasa hangat yang muncul, beberapa detik kemudian tercium bau anyir serta jatuh beberapa tetes cairan berwarna merah kental dari ujung dagunya, ternyata Keyra mimisan!, ada apa dengan pemuda itu?, dirinya sendiri kaget, apalagi gadis yang sekarang dengan kondisi tak jauh beda dengan Keyra sendiri.

‘ Sialan!, kenapa sih harus sekarang? ‘

“ Kak? Hiks... kakak kenapa? hidungnya kok__... “

“ Itu... gue gak papa kok, ini udah biasa? “.

“ Beneran? “ Ucap si gadis dengan wajah polosnya.

‘ Subhanallah... ni cewek kok imut banget sih, astagfirullah, tabarokallah... hidung gue lagi nih kebiasaan, masa harus mimisan setiap kali liat sesuatu yang imut sih? ‘ Batin keyra.

“ Iya, tenang aja.. Maaf ya bikin lo takut, oh iya nama lo siapa? “. Tanya Keyra mengusap bagian hidung dengan puggung tangan ketika darah yang mengalir telah berhenti.

“ Namaku... Una kak “.

“ Oh... jadi nama lo Una? Kalau boleh gue tau, lo kenapa bisa ada disini? “ Tanya Keyra dengan lembut khas dirinya.

Tidak langsung menjawab, gadis yang bernama Una ini mengusap air matanya sebelum ia berbicara “ Una tadi lagi jalan sama kakak, tapi kepisah di tengah jalan... abis itu ada om-om botak yang ngejar... Una takut, hiks... Una pengen pulang “

Gadis itu menangis kembali, namun kali ini mengeluarkan suara yang cukup keras, hal yang cukup mudah untuk menghentikan tangis seseorang bagi Keyra ketika dirinya sudah mencoba sekali sebelumnya, Ia mengelus punggung anak itu dan berbicara kalau semuanya akan baik-baik saja, dan terbukti si Una itu pun berhenti menangis dan menuruti perkataannya.

“ Ok... kalau gitu gue anter lo pulang ya, sebelum itu apa lo masih bisa jalan? “ Tanya Keyra dan dijawab anggukan oleh Una.

Mereka beranjak dari tempat tersebut, awalnya Keyra ingin mengantar Una menuju rumahnya, namun saat bertanya dimana alamat rumahnya berada, Keyra kaget karena letaknya terlalu jauh dari tempat mereka sekarang. Oleh karena itu, Ia bermaksud untuk memberi gadis itu tumpangan di rumahnya selama satu malam, toh Ia tidak akan berbuat apa-apa, mungkin...

Keyra menggenggam tangan Una dan berjalan selama 15 menit melewati daerah itu hingga sampai di depan kontrakan tanpa ada masalah. “ Ayo masuk, diluar dingin... oh, dan sebelumnya gua mau minta maaf satu hal, tempat gue mungkin menurut lo bakalan sempit, jadi maklumin aja ya “.

Keyra dan Una masuk kedalam, sebelumnya pemuda itu cukup bersusah payah untuk membujuk si gadis Una masuk kerumahnya, itu adalah reaksi yang wajar untuk seseorang yang dibawa oleh orang tidak dikenal, dan beruntung kontrakan milik Keyra ini adalah rumah tunggal, sehingga tidak akan ada orang yang menyadari kedatangan gadis ini selain menguntit langsung kerumahnya.

Tidak terlalu besar dan kecil, kontrakan yang Keyra anggap rumah ini memiliki luas sekitar 7 kali 10 meter secara keseluruhan, jika dibandingkan dengan kontrakan yang lain, kondisi kontrakan ini cukup luas bukan?, itu karena pemilik rumah ini adalah orang yang berada, dan lebih beruntungnya lagi, si juragan kontrakan dengan dermawannya menyewakan rumah ini dengan harga sewa bulanan yang terjangkau.

Sementara Keyra masuk ke kamar untuk berganti pakaian, Una diam di ruang tamu dan melihat sekeliling, selain ruangan yang ia tempati, tidak ada ruangan lain setelah satu kamar Keyra, ruang tengah, dapur dan satu kamar mandi yang berada di pojok, semua denah nampak jelas dari posisi Una duduk, di dalam hati gadis itu sempat berpendapat kalau rumah ini sangat kecil, bahkan tidak sebanding dengan ukuran kamarnya.

Keyra keluar beberapa menit kemudian.

“ Una... lo udah makan belom? “

“ Belum... “ ucap gadis itu sambil menggeleng pelan.

“ Hm... kalau malem-malem gini makan apa ya?, nasi goreng kurang baik buat perut, em... oh, lo mau bubur gak? “

Sempat diam sejenak, Una memiringkan kepala dengan ulasan dari Keyra, ia nampak bingung dengan apa yang pemuda itu tawarkan.” Hm... bukannnya bubur itu buat orang sakit ya kak? “ Tanya nya dengan wajah polos.

“ Siapa bilang? Emang lo belum pernah makan bubur ayam? “ Tanya Keyra lagi dan hanya mendapat kedipan bingung dari gadis didepannya.

‘ Hah... ni anak terlalu polos apa terlalu bloon sih? ‘ Batinnya.

Karena tidak mendapat respon yang spesifik, Keyra pun segera membuat bubur tanpa meminta persetujuan dari gadis tersebut, Ia segera merebus beras dan membuat kuah kaldu dengan toping ayam suir sisa tadi pagi serta daun bawang yang di cincang halus sebagai pelengkap. Tidak lama kemudian hidangannnya pun di suguhkan dengan jumlah posri untuk dua orang.

“ Nih, makan... “ Ujar Keyra yang menyodorkan semangkuk bubur dan mulai melahap jatah makannya.

Melihat Keyra yang lahap ketika makan, Una pun mengambil satu sendok suapan dan memasukan bubur itu kedalam mulut. “ Wah... makanan ini enak, kakak hebat banget bisa bikin kayak gini “ Ucapnya yang langsung menyendok bubur lagi.

“ Bikin ke gini mah gampang kok, orang lain juga bisa “

“ Tapi punya kakak lebih enak... makasih atas makanannya ya bang “

Keyra heran dengan panggilan Una yang awalnya menyebut ia kakak menjadi abang “ Haha... sejak kapan gue jadi abang lo? “

“ Abang baik sih kayak kakak-kakak Una, tapi sayangnya... mereka itu cerewet banget, enggak kayak abang, pokoknya Una suka abang “ Ucapnya tersenyum tulus.

“ tapi ya... menurut gua mereka itu kayaknya sayang banget sama lo deh... kalau enggak, mereka pasti gak mau repot-repot ngelarang ini dan itu “. Tutur Keyra.

“ Tapi... bukannnya kalau mereka sayang, mereka bakalan nurutin apa yang Una minta? “

Kegiatan makan Keyra terhenti, ia cukup bingung dengan pemikiran anak yang ada disampingnya, sejak kapan rasa sayang didepinisikan seperti itu, dan kalau memang benar rasa sayang berupa menuruti permintaan seseorang, jadi bagaimana kalau orang yang kita sayangi ingin buduh diri, tidak lucu kan kalau kita hanya mengiyakan saja.

“ Sebelumnya gue mau nanya, mereka ngelarang lo perihal apa dulu? “ Tanya Keyra.

“ Hm... kalau Mama, dia ngelarang Una ngeluarin kepala pas naik mobil, terus... Papa ngelarang Una makan makanan pedes, kak Eza bilang gak boleh deket-deket balkon, terus kak Azka yang paling parah... masa Una gak boleh main cium-ciuman kayak yang ada di film sih... kan Una jadi kesel “

Keyra tersedak, bubur yang ia makan tidak sepenuhnya tertelan dan menyangkut di kerongkongan sehingga membuat ia terbatuk. Wajar saja mereka melarang yang gadis ini inginkan, permintaanya saja aneh-aneh, sebenarnya mereka ini mendidik dia bagaimana sih? mengaku sayang tapi tidak dikontrol, apakah mereka benaran sayang kepada gadis ini sehingga merusak kepribadiannnya tanpa sadar?.

“ Uhuk... Una, sekarang lo dengerin gue deh “ Ucap Keyra setelah mengelap mulutnya yang berantakan tadi.

“ Lo tau gak apa yang lo mau itu berbahaya bagi lo sendiri? “ tanya Keyra dan dijawab gelengan.

“ Gue kasih penjelasan aja ya, Mama ngelarang lo ngeluarin kepala keluar jendela karena ada sebabnya, secara kan dijalan itu banyak kendaraan, disaat kepala Una keluar, dan di depan ada mobil kenceng lewat, terus JEDER!!!!!! “. Gadis itu kaget, sementara Keyra memperagakan dengan tangan yang saling bertubrukan.

“ Mungkin kepala Lo gak bakal nyangkut lagi di badan, paham? “. Una mengangguk, Ia tidak pernah berpikir kalau tindakannya akan seberbahaya itu.

“ Terus... Papa lo, ngelarang makan yang pedes karena takut sakit perut, dan kakak lo... gimana coba kalau tiba-tiba jatoh kalau main terlalu deket di balkon, dan SATU LAGI!, kakak lo yang entah namanya siapa, ngelarang lo buat ciuman ada alasannnya... cewek sama cowok itu sebenernya gak boleh saling ciuman tau, emang lo mau hamil? “

“ Hah? ciuman bisa bikin Una hamil?! Gak mau bang, gak mau “

“ Mangkanya, jangan mau ngelakuin hal yang aneh-aneh lagi, terus.. tolong kurangin nonton film untuk kedepannnya, lo tau gak, mereka itu sebenarnya orang jahat yang ngehasut lo buat jadi jahat juga “

“ Ouh... ternyata gitu, Una gak tau... tapi makasih ya bang karena udah kasih tau Una, nanti Una bakalan jadi anak yang penurut deh “

“ Bagus “

‘ Ni cewek otaknya pasti ada didengkul ‘

Tidak menghiraukan lebih jauh, Keyra kembali menyantap makanannya, namun ia merasa terganggu dengan tatapan Una yang berbinar-binar, terlebih anak itu menatap ke arah dia yang sedang makan.

“ Oh iya... nama abang siapa? Una belum tau, jadi bingung mau manggil abang gimana “ Tanya Una.

“ Gue Keyra “ Ucapnya singkat.

“ Ok, kalau gitu Una panggil abang ‘abang Keyra’ ya... hm... tapi kayaknya lebih enakan manggil ‘bang Kekey’ deh, boleh gak kalau Una manggil kayak gitu? “

“ Terserah “

‘ Gak beda jauh sama bang Qian, kenapa ya orang-orang pada manggil gue pake nama sebutan, padahal manggil nama aslinya aja, repot-repot amat harus bikin nama segala buat panggilan doang ‘ Batin Keyra.

Setelah selesai makan, Keyra menyuruh Una untuk tidur dikamarnya, sementara Ia tidak masalah untuk tidur di ruang tamu dan bergegas ke kamar mandi hendak berwudhu, sebelumnya ia belum melaksanakan solat isya dan bertadarus sejenak seperti biasanya. Pada malam itu, Keyra berpikir untuk rencana esok hari, dirinya ingin cepat-cepat hari menjelang pagi, karena tahu risiko membiarkan seorang gadis tinggal dirumahnya cukup berbahaya, terlebih ia tidak tahu asal-usul dari mana gadis tersebut berasal.

‘ Besok, pokonya gue harus anter dia kerumahnya langsung... gue gak mau disangka orang jahat dan ujung-ujungnya di bui, ih... mit amit deh pokoknya ‘ Batin Keyra.

Bersambung

Jangan lupa tinggalkan jejak, ok

Terpopuler

Comments

Sophia Aya

Sophia Aya

mampir thor

2023-10-27

0

ani sumarni

ani sumarni

sy mampir kak

2023-10-04

0

Xavuviour

Xavuviour

Baru juga didoain selamat sampai tujuan

2023-07-06

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!