Bab 2

Ata hanya mengikuti kemauan gadis itu tanpa berkata apapun, yah seorang gadis asing yang baru ia temui beberapa waktu lalu dan kini malah balik menyerang dirinya dengan sebuah tanggung jawab besar.

"Kita mau kemana..." Tanya Ata yang kini sudah berada dalam satu mobil.

"Tentu ke rumahku, mau kemana lagi kita!" Teriak Salma dengan tatapan nanar.

Karena merasa tak tega dengan Salma, Ata pun menuruti permintaan gadis tersebut. Dan tak berselang lama kemudian, keduanya kini sampai dirumah keluarga Tanoe.

"Ayo cepat turun!" maki Salma didepan kaca jendela mobil Ata.

Sedangkan Ata masih terlihat begitu bingung dengan situasi runyam saat ini, bahkan ia tak tahu harus mempertanggungjawabkan hal apa didepan kedua orang tua Salma nantinya.

"Baiklah..." sambung Ata dengan wajah gelisah.

*

*

*

"Ma kakek ..." Teriak Salma menggema di penghujung rumah, bahkan tanpa sebuah salam sekalipun.

Bahkan pemuda tersebut masih nampak tetap setia berdiri tegap disana dengan memperhatikan sikap Salma.

"Ada apa malam-malam begini kau berteriak Salma!" Sambut Florentina dari balik dapur.

Dirinya begitu terkejut karena kepulangan putrinya kali ini bersama dengan seorang pemuda berparas tampan.

"Siapa dia?" Tanyanya penuh keheranan.

Sementara putrinya tak begitu lagi mempedulikannya disana, dan terlihat memeluk erat tubuh sang kakek dengan tangis sejadi-jadinya.

"Kakek ..." rengeknya yang sudah tak kuasa menumpahkan segala getir dihatinya.

Melihat kondisi sang cucu, Tanoe begitu mengerti jika ia tengah berada dalam posisi tak baik. Bahkan tatap mata Salma dapat menyiratkan segalanya dengan baik menurut Tanoe.

"Kau apakan cucuku!" Bentak Tanoe sambil menarik ujung baju Ata dengan kasar.

Pemuda itu masih tetap bergeming dengan semua kemarahan Tanoe.

"Papa, bersikaplah dengan baik!" pinta sang putri yang sejak tadi mengamati Ata dengan jeli, bahkan dirinya yakin jika pemuda asing itu terlihat begitu baik.

"Diamlah!"

"Aku tidak akan pernah mengampuni siapapun lelaki yang telah memegang cucuku!" Cecar Tanoe dengan tatapan mengerikan.

"Kau, kemarilah!" Florentina mencoba memanggil Salma yang sejak tadi hanya bungkam menyaksikan segalanya.

"Katakan siapa dia, dan apa maksud dari kedatangan kalian?"

Tegas Flo dengan kalimat penegasan, memang selama ini Florentina mendidik sang anak begitu keras dan disiplin. Tak ada pilihan lain lagi untuknya karena harus menjadi orang tua tunggal bagi sang putri sejak kecil.

"Di-a telah mengambil milikku ma!" Ucapnya terbata-bata dengan kalimat polos.

Deg

Sang ibu begitu terkejut namun juga geram dengan semua ucapan Salma saat itu, tapi satu yang ia sadari dengan cepat disana bahwa mulut sang putri begitu pekat dengan harum al-kohol.

"Apa kau mabuk hah?" tanyanya dengan menampar wajah Salma begitu keras, hingga membuat Salma meringis kesakitan.

Sudah sejak dulu, Florentina paling tidak bisa menoleransi sang anak dengan benda tersebut. Apalagi jika sampai membuat Salma hilang kesadaran akibat benda tersebut.

"Flo hentikan!"

"Cucuku tidak bersalah , pemuda sialan inilah yang harusnya kau maki !" teriak Tanoe dengan bengis.

"Cukup pa, mari kita tanyakan terlebih dahulu pada cucu perempuan kesayangan papa satu ini! " Tantang Flo dengan tegas.

"Katakan siapa lelaki itu!" ujar Flo sembari menunjuk wajah Ata.

Deg

"Sial apa yang harus aku katakan pada mama , kalau namanya saja aku belum tahu!" umpat Salma dalam batin.

"Kau tidak bisa menjawabnya dengan baik kan, maka aku tidak akan pernah mudah mempercayaimu!" Maki Florentina bertubi-tubi.

Sikapnya yang begitu keras pada sang putri bukan tanpa alasan, ia ingin jika anak semata wayangnya itu tidak sampai terjerembab dalam lubang yang sama dengan dirinya dahulu.

Yah, semenjak pertunangannya gagal dengan Al Florentina sering sekali mabuk-mabukan bahkan Salma adalah benih yang harus ia tanggung akibat pergaulan bebasnya. Dengan kata lain, Salma tidak pernah memiliki ayah.

"Katakan pemuda siapa namamu?" Tanya Tanoe dengan nada lirih namun tetap mengeratkan tanganya disana.

"Ata om." jawabnya singkat.

"Lebih lengkap!"

"Atalarik Ghifary. " jelas Ata dengan ucapan santun .

Setelah lama ia perhatikan, ada benarnya juga perkataan sang putri disana. Apa benar jika anak sebaik Ata melakukan hal buruk itu pada Salma. Apalagi sejak tadi, Ata sama sekali tidak melakukan bantahan apapun dalam hal ini.

Tapi karena memang rasa sayangnya begitu besar dengan sang cucu, membuat Tanoe seketika buta dengan mata hatinya. Ia masih bersikeras jika Ata lah yang bersalah dalam hal ini.

"Aku tidak perduli, cepat hubungi kedua orang tuamu agar mereka datang kemari !" Ujar Tanoe sembari menurunkan tanganya.

Florentina hanya menggeleng pasrah jika sang papa tengah berada pada posisi tersebut, karena ia sadar jika sekeras apapun ia berusaha maka hasilnya akan percuma saja.

Ketika panggilan itu tersambung, belum sempat Ata mengucapkan kalimat apapun disana tapi Tanoe sudah terlebih dulu merebutnya.

"Halo tuan , selamat malam. Saya tidak ingin berbasa-basi lagi dengan anda. Sekarang putra anda berada dirumah saya, dan harus bertanggung jawab atas perbuatannya. Tentu bukan main-main hal yang telah ia perbuat, maka bisa saja mencoreng nama baik keluarga besar nantinya. Cepat datanglah kemari dan kita selesaikan secara baik-baik!" Cecar Tanoe tanpa memberikan satu kesempatan apapun pada Al untuk berbicara.

Bahkan lelaki tua itu tak mengetahui jika yang barusan ia ajak bicara adalah calon menantunya yang terdahulu gagal.

"Aku tidak akan dengan mudah melepaskan dirimu pemuda, duduk dan tunggulah kedatangan mereka disini."

Dengan wajah yang begitu tegang tersirat masing-masing pada ketiganya, hanya duduk dan bergeming menatap satu sama lain. Tentu bagi Tanoe ini adalah momen terbesar sepanjang hidupnya, setelah kejadian pahit menimpa sang putri beberapa puluh tahun silam.

*

*

*

Tak memakan waktu yang begitu lama, Al beserta Khadijah tiba dirumah itu dengan langkah penuh keraguan. Apalagi batin seorang ibu yang tidak pernah bisa di bohongi sedikitpun, ia mengetahui dengan benar bagaimana Ata bersikap dengan baik selama ini. Jadi mana mungkin jika putranya akan berbuat buruk sejauh itu.

Deg

Florentina begitu terkejut dengan kehadiran keduanya disana, ia adalah orang pertama yang begitu merasa terkejut karena Al saat itu menggandeng tangan Khadijah begitu erat.

"Al..." ucapnya lirih.

Luka lama yang ia pendam seorang diri dengan kebisuan berpuluh puluh tahun lamanya, kini kembali menyeruak ke dasar hati dan teramat begitu perih melihat kenyataan yang tak pernah bisa ia ingkari sejak dahulu.

Yah, lelaki yang begitu ia dambakan sejak lama kini kembali hadir didepan matanya dengan status yang berbeda.

Sedangkan Khadijah sama sekali tak menghiraukan pertemuan keduanya saat itu, ia lebih fokus pada sang putra semata wayangnya disana. Dengan tatap mata gelisah.

Bersambung ⚜

...----------------...

Berikut adalah sosok Atalarik Ghifary guys ❤

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

pertemuan yg kudambakan kini telah terjadi 😆😆😆😆

2023-05-31

1

Anonymous

Anonymous

ajaib 😂😂😂😂😂

2023-05-31

1

Retno Wijayanti

Retno Wijayanti

wah....si Flo jadi besannya babank Al 🤣🤣

2023-05-27

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!