Bab 5

Aku membuka mata, terlihat buram dan sulit untuk melihat sekeliling, hanya saja terdengar suara wanita, berbicara tentang hal- hal yang tidak ku mengerti .

Aku mencari kacamata ku, meraba- raba dengan kedua tangan mencoba untuk meraihnya dari segala arah, untung saja tidak terlalu jauh dari dari tempat aku berbaring.

Aku memakainya sambil mencoba untuk berdiri, melihat sekitar dengan seksama. Walau agak menggangu karna ada sedikit retakan, dan satu kacanya pecah, itu lebih baik dari pada tidak ada sama sekali.

"Wow! " Gumam ku kagum

Ruangan yang begitu iindah, ruangan luas dengan lampu-lampu menyala di setiap langit-langit ruangan, di dindingnya terdapat lukisan- lukisan yang berwibawa memberikan rasa kagum bagi yang melihatnya, di tambah karpet merah yang ku pijak kesannya mewah.

Prajurit dengan armor silver full plate berdiri di setiap sudut ruangan, penjagaan yang ketat aku menduga ini adalah ruang singgasana Berdasarkan dengan tiga tempat duduk yang ada didepanku.

Satu orang pria berambut panjang pirang dengan mahkota emas diatas kepalanya. Aku yakin jika dia adalah rajanya. aku juga melihat dua wanita yang duduk bersebelahan dengan raja itu, mereka cantik identik menggunakan gaun, merasa ada kesaamaan, aku tebak mereka adalah ratu dan putri.

Di sisi lain, ternyata benar apa yang dikatan si dewa, hanya tujuh orang yang dipindahkan olehnya. Di antaranya, Mila sang ketua kelas, Pria yang aku benci Ryan, Carmila tentu saja, Teman wanita Ryan yang selalu ikut kemanapun Ryan pergi, kalau tidak salah, namanya adalah Jia, dan untuk dua orang laki- laki setelahnya, aku benar- benar lupa nama mereka.

Carmila dan yang lain tampak kebingungan dan heran, setelah melihat bahwa hanya tujuh orang yang dipindahkan. Melihat dari raut mereka, aku tau, mereka tidak tau tentang yang lain. Aku tau mereka penasaran, Tapi itu bukan urusan ku untuk memberitahu mereka. Yang pasti jika ku beritahu kenyataannya, aku yakin mereka akan kecewa.

Baiklah kembali ke urusan Raja, yang sejak kedatangan kami ia hanya menatap, tanpa mengucapkan sepatah katapun. Dan lagi tatapannya begitu menekan.Tanpa berlama, kedua wanita yang duduk di sampingnya menghampiri kami.

"Selamat datang para pahlawan! Selamat datang di kerajaan Britannia! " Teriak salah satu wanita cantik di depan kami. Dia Cantik, parasnya begitu muda, rambutnya coklat bergelombang, dengan mahkota kecil ada di atas kepalanya, matanya indah berwarna biru muda, pesona pada dirinya sangat ia keluarkan, dan ia sangat cocok menggunakan gaun yang sama dengan warna matanya. Jika kubilang ia adalah anak raja tersebut mungkin aku akan percaya.

"Aku Istri sang Raja, Alexander Von Britannia, Asesca Von Britannia." Ujarnya.

"Ok.., jadi dia Istrinya, hmm.., tidak perlu terkejut sudah biasa seorang raja memiliki istri muda.Sebaiknya mulai sekarang aku meninggalakan akal sehat dunia yang dulu, dan mendownload akal sehat dunia ini, karena mungkin ada banyak hal diluar nalar yang bisa membuatku terkejut. " Benak ku dalam hati.

Tidak berselang lama, satu wanita ia kenalkan kepada kami, anaknya atau putri kerajaan ini Alicia von Britannia, ia cantik sama seperti ibunya, rambutnya panjang pirang, wajahnya putih lembut dengan mata biru yang mencolok, memakai gaun putih cocok sekali dengan dirinya. orang yang melihatnya bisa membawa ketenangan.

Putri mereka yang cantik itu bernama, Alicia Von Britannia. Von Britannia tetap merekat pada mereka, itu adalah marga kerajaan ini. Jika mungkin aku menjadi suaminya, pasti namaku juga akan berubah menjadi Ardha Von Britannia. Itu pasti keren, tapi jangan terlalu berhalusinasi terlalu jauh, orang yang menikah denganya pasti juga sangat berat, karna ia memikul kerajaan itu sendiri.

Kami juga memperkenalkan diri kami, Milla yang mengawali perkenalan kami, dilanjut yang lain.

Seperti yang diucapkan oleh dewa, kita akan di perlakukan seperti pahlawan, sang ratu berbicara dan menjelaskan dengan nada sedih, merendahkan tubuhnya kan agar kami menolong nya untuk bertarung melawan dan membunuh raja iblis. Sangat klise seperti yang ada di novel-novel yang pernah ku baca.

Ryan, Mila dan yang lain tentu saja tersanjung, dan merasa ingin membantu kerajaan dengan sepenuh hati. Untuk ku, sejujurnya aku kurang yakin, aku kekurangan informasi dan pengetahuan, tapi untuk saat ini lebih baik mengikuti alur yang sudah mereka sediakan.

Lalu tidak berselang lama, sang Raja mencoba berdiri dari tempat singasana, sang ratu yang tahu, ia segera merangkul raja untuk membantunya. Sang putri juga melihatnya dengan cemas, juga ikut membantu. lalu sang raja berkata kepada kami dengan menundukan kepalanya.

"Kami mohon tolong kerajaan ini!!..ugk.. ugk." Ucap sang raja dengan rendah hati.

Melihat kondisi yang sakit- sakitan, mungkin itu yang membuatnya sulit untuk berbicara, dan aku rasa dia tidak bisa bertahan lebih lama. Tapi aku salut, ia memaksakan tubuhnya memohon kepada kami untuk menyalamatkan kerajaannya. Dia pasti raja yang cinta kepada rakyatnya pikirku.

Tidak selang lama, Sang Ratu memanggil prajurit untuk membawa sang Raja ketempat tidur, karena ia sudah tidak kuat untuk berdiri.

Kemudian kami pindah tempat, ke sebuah ruang makan yang begitu mewah, dari alat makan, Lampu lilin, hingga dekorasi, sudah tertata rapi di atas meja bundar. Kami di sambut para maid, bahkan disetiap bangku ada maid, yang siap melayani kami jika butuh sesuatu.

Kami di bantu duduk oleh para maid, hingga datang jamuan- jamuan yang sudah di siapkan. Makanan yang begitu lezat di hidangkan di depan kami, tentu saja kami menikmatinya. Tapi, dari pada makanan lezat di depan ku aku lebih tertarik dengan para Maid yang memiliki kuping berbentuk hewan.

Tidak hanya aku, semua juga terkejut, hingga Ryan menanyakan hal itu kepada sang ratu. Mila menabok Ryan karena tidak sopan saat makan. Memang jika berbicara tentang table manner itu memang sangat krusial jika berbicara saat makan. Tapi dunia yang dulu kita tidak pernah menggunakannya, jadi mau gimana lagi.

Ratu hanya tersenyum dan mengatakan "Tidak apa-apa." yang kemudian Alicia sang putri yang menjelaskan. Mereka disebut Beastman, setengah hewan setengah manusia, itu ungkapan untuk mereka, mereka memiliki fisik yang lebih kuat dari manusia normal dan memiliki indra yang lebih tajam, Setidaknya itu yang dikatakan Alicia.

Setelah kami menyantap makanan, tiba saatnya melancarkan pertanyaan yang ada dalam pikiran kami. Dan Benar saja suatu pertanyaan yang aku tidak ingin dengar keluar dari mulut Mila.

"Ratu Asesca aku mau bertanya, apakah benar jika hanya kami saja yang di pindahkan? " Tanya Mila penasaran.

Sang Ratu menjawab," Aku tidak tahu! " sambil menggelengkan kepala dengan wajah yang pasrah.

"Berapa banyak yang di piindahkan?" tanya Alicia yang penasaran dengan itu.

Mila menjawab "tiga puluh orang termasuk kita, " ujarnya.

Carmila pun ikut beragumen, jika mungkin yang lain juga di pindahkan, namun beda tempat. Mila tampak memainkan jarinya-jarinya, ia cemas dengan yang lain itu bisa terlukis di wajahnya, rasa tanggung jawabnya sebagai ketua kelas, ternyata masih ia bawa hingga saat ini.

Ryan dan yang lain sepakat dengan argumen itu, tidak dengan ku yang tau akan kenyataan yang terjadi. Sang ratu juga mengatakan bahwa mereka tidak tau jumlah yang akan datang, mereka di beritahu hanya beberapa saja.

Aku tau jika aku seharusnya mengatakan hal yang sebenarnya, tapi jika ku katakan mereka mungkin akan bersedih, dan terburuknya argumen itu hanya membuat sebuah harapan palsu untuk semua orang disini. Jadi aku memberanikan diri memberitahu mereka semua.

"Maafkan aku!" Ucapku memulai, mereka mulai bertanya- tanya kenapa aku miminta maaf.

"Ooi!.., Nolep, maaf untuk apa? " Tanya Ryan dengan sedikit emosi.

"Me.. Mereka... se.. mu" dengan agak sedikit gelagat ragu, aku mencoba untuk mengatakan kebenaranya.

"Nolep kalau bicara yang benar! " Bentak Ryan menaikan nada, karena terlalu lama menunggu ucapan Ardha.

"MEREKA SEMUA MATI!! " Teriak ku dengan cepat, dan keras.

Sontak semua terkejut mendengar ucapanku, mereka menatapku dengan tajam, alis dan mata mereka terangkat dengan wajah kaku,

Ryan segera mengambil langkah, ia sangat marah! Dia mencengkram kerah ku dan menganggkat ku dengan tenaga, menjauhakan dari kursi, mendorong ku hingga ke ujung dinding.

Milla masih tidak percaya, walau dia sudah mulai menangis menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Lalu Ryan bertanya, "Apa yang membuat seyakin itu!?"

Aku menjawab bahwa aku melihat menggunakan kedua mataku sendiri.

Aku mengatakan bahwa "dewa itu memenggal Dio!! dan melemparkan kepalanya tepat didepan kedua mataku!"

Ucapku membuang muka.

Ryan hanya sontak tidak percaya, dia menarik dan mendorongku lagi untuk kedua kalinya. dan mengatakan bahwa "ITU BELUM CUKUP UNTUK MEYAKINKAN! " Teriaknya.

Dan disaat itu juga aku melihat Ryan, dan untuk pertama kalinya, Ryan menangis meneteskan air mata. Dan itu menggerakan hatiku, ke arah yang lain, Raut wajahku bersalah atas kehilangan semua siswa, tapi didalam Hati, entah kenapa aku merasa Senang melihat Ryan terluka..

Terpopuler

Comments

Manusia Biasa

Manusia Biasa

tanda (!) dari pengalaman menulis. Yang kutahu tanda baca seperti itu hanya boleh sekali. Tapi bisa digabung seperti ini (!?) atau (?!) gabungan ini hanya berlaku untuk kalimat tanya yang menandakan emos.

Hanya sedikit materi 🙏

2023-07-17

2

Manusia Biasa

Manusia Biasa

untuk tanda tanya seperti ini mending cukup satu sih, kalau kebanyakan jadi kurang nyaman.

2023-07-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!