Bab 4

Aku ingin bertaruh disini! Membunuhnya? mengatakan itu mungkin terasa mudah, tapi sebenarnya, aku juga tidak yakin bisa melakukannya.

Jika dia pergi dari tubuh Bu Lita kemungkinan kekuatannya akan terputus, dan kita bisa pergi dari kelas. Kenapa aku bisa seyakin itu, karna untuk suatu alasan, kenapa seorang dewa harus repot- repot mengirim manusia ke dunia lain, dengan merasuki tubuh orang terdekatnya. Ya.. walau ini masih dugaan ku.. Tapi, setidaknya layak untuk di coba.

Aku menggenggam pulpen hitam yang ku ambil di atas meja, menghela nafas, karna ini mungkin akan menjadi pembunuhan pertama dalam hidup ku.

Tapi hanya jika aku berhasil menusuk tepat di tenggorokan. Namun, membunuh bukan perkara yang mudah, bahkan seluruh tubuh ku tidak bisa berhenti bergetar, rasa resah untuk disalahkan juga tidak lepas akan hal itu. .

Plaaak!!....

Menampar kedua lesung pipi, rasa sakit perih ku rasakan lebih dari cukup untuk menangani rasa gemetar yang ku rasakan.

"Baiklah!.., tekadku sudah bulat.!"

Aku mencoba beberapa langkah keluar dari bangku, dan perlahan-lahan mendekatinya.

Bu Lita menatap dengan lurus, lengkungan sudut bibirnya terangkat ke atas. Rasa akan terus ditatap ku rasakan, aku berhenti melangkah, bulu kuduk ku merinding karena senyumanya, menyeramkan dan menusuk.

"Jangan- jangan!..., " tebakku.

Ia menganggkat salah satu tangannya serasa ia akan melakukan sesuatu, "Baiklah manusia!!.. Di sini sangat berisik, mungkin saatnya ganti ruangan."

Klikk!..

Bu Lita, menjentikan jari, seketka semua yang ada di dalam ruangan bergerak, meja, kursi, bahkan semua siswa di pisahkan.

Mereka diam tapi bergerak sangat cepat, menjauh layaknya sebuah penolakan hingga menyisakan ruangan putih kosong, dimana hanya Aku dan Bu Lita yang berada di ruangan itu.

Terkaget, terjatuh karena hilangnya keseimbangan, tangan ku menapak lantai kosong putih. Pulpen yang aku genggam juga ikutan menghilang.

"Kamu, Ardha aku menyukainya, Kamu menarik!"

"Apa.. aapa yang terjadi?.. dimana yang lain?? dan dimana kita?!" Melihat sekitar dan merasa panic

"Tenang Ardha, semua orang disini sudah ku pindahkan, bahkan mereka bersama dengan clone ku, Lihatlah! " Ungkap Bu Lita.

Tubuhnya terbelah, lebih tepatnya membelah diri menjadi dua orang yang baru. Aku mengusap mata seolah- olah kurang meyakinkan. Apa mereka adalah dua entitas yang sama? benak ku Melihatnya saja masih belum tentu aku bisa mempercayainya.

"Ilusi?!..., ahh..., Aku tidak mempercayaimu.!!"

"hmm.., hm.., padahal sudah kuberikan contoh, tapi masih belum percaya, mau gimana lagi itu memang sifat mu yang sangat logis"

"hmmm..oh bigini saja!..., karena kamu orang yang menarik, hanya untuk mu akan kuberikan sebuah wewenang." Ucap salah satu Bu Lita berbicara.

"Hah? "

Aku bingung dengan apa yang dia ucapkan,

wewenang? aku tidak paham maksud dari perkataannya.

Bu Lita kembali menjadi satu tubuh, lalu ia menganggkat salah satu tangannya sejajar dengan kepalanya, dengan telapak yang menghadap ke depan, kemudian ia berkata..

"AKU ZAZKIEL DENGAN INI BERSUMPAH, SELAMA AKU BERADA DI TUBUH INI AKU TIDAK AKAN BERBOHONG DI DEPAN ARDHA VARESTA." Ucap Bu Lita bersamaan dengan sebuah tanda pentagon bersinar kuning keemasan muncul di dahinya.

"Nah bagaimana! dengan begini aku tidak akan berbohong di depanmu. jadi tanyakan apapun kepada ku, karena waktu kita tinggal sedikit."

Ia melakukan sesuatu yang aku juga tidak tau kebenarannya, aku jadi tambah tidak yakin dengannya. Tapi untuk sekarang aku akan bermain dengan phase nya.

"Yah.., baiklah, berhubung sekarang aku tidak bisa membunuh mu, hanya itu yang bisa ku lakukan." Ucapku menggaruk kepala, pasrah dengan hal yang terjadi.

"Itulah yang membuatmu menarik, tapi dengan ini, Berarti kamu setuju jika kamu di pindahkan? "

Tiba-tiba ia menanyakan sesuatu yang menurut ku absurd, bukannya kita tidak bisa menolak? tapi di balik pertanyaan itu aku menyadari sesuatu.

Aku tercengang, membatu membayang kan apa itu benar-benar terjadi? walau itu rasanya tak mungkin, tapi aku sadar setelah melihat wajahnya ia tersenyum.

"Hahahah...., kau langsung sadar! kamu memang yang terbaik! baiklah, akan kuberi tau.. Siswa yang menangis, memohon, menjilat, dan di dalam hatinya menolak untuk di pindahkan, sudah KUBUNUH!! di tempat!" Teriaknya senyum tanpa ada rasa bersalah sekalipun di wajahnya.

Mendengar hal itu tubuhku berkeringat, nafasku menjadi tidak beraturan, aku mencoba untuk tidak mempercayainya. namun jika itu benar berarti apakah Carmila..

"ha.h.. hah.., kamu bohong! " Teriak ku terengah- engah, dengan keringat dingin keluar dari sekujur tubuh.

"Ah.., sudah kuduga kamu tidak percaya oleh karna itu Nih, bukti agar kamu mempercayainya." Ujarnya melempar sebuah benda di hadapanku..

Sebuah benda dengan mata terbuka melihat ke arahku, darah mengalir darinya, menutupi lantai putih yang sekarang aku pijak.

"Ini!.., Di..o.., ugkk... hoooeekk!.."

"Ahh.. ahh.. kamu mengotori tempatku."

"Kau! dibanding dewa kau lebih bisa dianggap iblis.!!.."

"Tidak sopan sekali, begini- begini aku yang mengatur alam dunia kau tau! " Ujar Bu Lita menegaskan.

aku mencoba untuk tenang, walaupun itu mungkin akan menjadi kejadian yang tidak bisa ku lupakan dalam hidup ku.

"Jadi, berapa siswa yang akan dipindahkan ke dunia lain? "

"tujuh siswa itu sudah dengan mu."

Aku menghela napas, mencoba mengkalkulasikan presentase kemungkinan apakah dia ikut atau mati. Setidaknya aku ingin berharap bahwa dia masih hidup.

"Tenang saja, Carmilla juga siswi yang akan ikut ke dunia lain." Bisik Bu Lita menebak apa yang sedang Ardha Pikirkan.

"Kau!!!...." Geram ku dengan nada keras.

Karna ia bisa membaca pikiran, ia juga pasti bisa mempermainkannya, ia benar- benar membuat ku emosi karena tingkahnya.

"haha!!.., kau harus lihat wajah mu tadi! memang yang paling menyenangkan adalah mempermainkan perasaan orang lain." Ucapnya tanpa rasa bersalah ia tertawa lepas..

Aku memasang kuda- kuda untuk memukul Bu Lita, memberanikan diri meninggalkan semua ketakutan dan keraguan, hanya untuk satu pukulan Ardha lancarkan dengan sekuat tenaganya.

Pukulan Ardha melesat ke arah BuLita, tapi di saat yang sama tiba- tiba tubuhnya terkunci dalam posisi akan memukul. Rasanya seperti di rantai dari segala arah.

"Sekali lagi kamu emang menarik Ardha!! kamu tau apa yang membuat ku tertarik. Kecerdasan mu dalam menghadapi situasi. Di saat siswa lain memelas, pasrah, dan tidak berdaya, hanya kamu yang memikirkan cara untuk membunuh ku, bahkan mencoba keluar dari situasi tersebut. Tapi, bukan hanya itu, yang aku kagumi adalah caramu memendam perasaan itu. Ardha kau marah bukan karena aku membunuh teman sekelasmu, tapi sesuatu yang lain, sedari awal kau tidak peduli dengan mereka. Kau hanya peduli dengan diri mu sendiri, Begitu juga dengan perasaanmu kepada Carmila, Kamu Tidak menggangap Carmila sebagai teman, melainkan sebuah alat, yang mungkin bermanfaat di masa depan. Sedari awal memang itu cara berfikir mu, aku bisa melihat raut wajah mu, dalam hati mu mungkin kau sedang marah tapi, kenapa kamu tersenyum di situasi seperti ini."

"........"

"Jadi! kanapa kamu tidak menjadi milik ku saja. Akan ku jamin masa depan mu di dunia sana." Ucap Bu Lita mendekat, hingga menyentuh tubuh Ardha yang tidak berdaya, Ardha hanya diam, Ia menyentuh Ardha sambil memberikan penawaran padanya.

Tapi Saat wajahnya dekat dengan wajah Ardha disaat itu juga Ardhaa..

Duaak!!....

Hantaman keras Ardha kerahkan dengan dahinya, BuLita mundur beberapa langkah dengan hidung yang berdarah.

"KAAAU!.., APA YANG KAU LAKUKAN DASAR MANUSIA! " Geramnya kesal sembari memegang hidungnya yang mengeluarkan darah.

BuLita mengakat tangannya, lalu seketika Ardha, ia melayang terlentang di udara dengan tangan dan kaki yang tertarik oleh sesuatu yang kasat mata. Hingga kacamatanya terjatuh dan pecah di lantai.

"Jadi.., gimana? pertama kali merasakan rasa sakit? " Ucap tersenyum menjengkelkan.

"Kau kurang ngajar!.." Ucap Bu Lita dengan jengkel

"Memang benar! apa yang kau ucapkan, aku menganggap teman hanya sebagai Alat, Tapi.., ada yang perlu di ingat! AKU TIDAK AKAN PERNAH MENINGGALKAN ALAT KU, DAN TIDAK AKAN KU BIARKAN MATI OLEH ORANG YANG MENGAKU-NGAKU MENJADI DEWAA! "

"Kau serius mengatakan itu!!! hmm... kau memang menarik tapi juga bodoh."

Beberapa detik kemudian Tubuh Ardha mengeluarkan cahaya putih di seluruh tubuhnya. Seakan-akan cahayanya ingin membawanya pergi.

"Sepertinya sudah waktu nya aku dipindahkan, sebelum aku pergi bisakah aku menanyakan sesuatu? " Ucap Ardha mengetahui dia akan di pindahkan, ia ingin menanyakan satu soalan lagi sebelum pergi.

"Apa itu??." tanya BuLita

"Apakah dewa bajingan seperti mu bisa di bunuh? " Ucap ku dengan mata melotot kearah Bu Lita.

Dia!.., serius! Tatapan itu, bukan tatapan kebencian atau semacamnya, bukan semata- mata ingin menjadi sok keren menentang ku, tapi sesuatu yang lain dalam diri Ardha, untuk menjadikan ku sebagai tujuan akhirnya. gumam Dewa.

"hahahahahah... Apa kamu ingin menjadi dewa? Tapi! Aku terima tantanganmu itu, majulah saat waktunya telah tiba, dan aku Zazkiel akan meladeni mu sampai salah satu dari kita mati. itu mungkin akan menjadi sebuah sejarah baru. Jadi aku hanya bisa mendoakan mu, jangan sampai kau mati sebelum waktunya."

Ucap Dewa itu merubah suaranya menjadi suara lelaki yang lebih dalam, bergema dan menyeramkan.

Setelah mendengar suara asli dewa tersebut, ia akan selalu mengingatnya, sampai dimana Mereka akan dipertemukan kembali.

Ardha pun Dipindahkan ke dunia Pedang dan sihir.

Terpopuler

Comments

Ayano

Ayano

Pernyataan cintanya ngakak banget ya allah 🤣🤣🤣

2023-10-27

0

Manusia Biasa

Manusia Biasa

Semangat bang, gak usah dengerin komen yang suruh hiatus. ceritanya sampai sekarang masih bagus kok, cuma kurang rapi aja penulisnya. Semangat kep strong👍

2023-07-17

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!