Pelajaran keempat pun akan di mulai, kalau tidak salah pelajaran ke empat adalah Sejarah, dan wali kelaslah yang akan mengajar.
Sembari menunggu guru datang, aku mempersiapkan buku yang akan di gunakan. Karna apa? tentu karena wali kelas ku killer. Ia bernama Bu Lita, tapi walau killer, dia guru yang baik dan yang paling menonjol di banding guru lainya. Menjadikan dia sebagai Guru terfavorit di sekolah.
Setelah semua sudah ku persiapkan, sekarang aku gatal. Kau tau, aku ingin melihat dimana Carmila duduk, karena sebenarnya selama ini aku tidak terlalu memperhatikanya. Yah.. sebagai teman wanita pertamaku, paling tidak aku tau dimana dia duduk.
Kebetulan, aku duduk di pojok dekat jendela, spot yang terbaik untuk orang nolep seperti ku. Untuk Carmila, tempat duduk dia lebih jauh dari yang ku perkirakan, hampir berlawanan dengan tempat di mana aku duduk sekarang. Terlihat ia sedang menyiapkan buku sejarah seperti yang aku lakukan.
DUK!!.., Tiba- tiba sebuah bola kertas mengenai kepala ku. Tapi, Walau bola kertas, entah kenapa kertas itu seperti benda padat yang keras. Bahkan Rasa sakitnya masih terasa di kepala.
Kertas itu terjatuh, Jadi aku mengambilnya, dan benar saja, ada yang berbeda saat ku angkat, bola ini terasa agak berat. Kelakuan seperti ini hanya satu orang yang berani melakukanya, Ryan dan kelompoknya, selalu menggangu di manapun kapanpun.
Aku menatap Ryan, sembari memegang bola. Tatapan Ryan membuat ku merinding, rasa takut tidak bisa lepas jika berhubungan dengannya. Tapi, begitu juga dengan rasa kesal, aku bahkan menggenggam bola kertas itu dengan erat, seakan-akan aku ingin sekali menghancurkannya.
Ryan melotot ke arah ku! dan menggerakan mulutnya tanpa mengeluarkan suara. Gerakan mulutnya sudah jelas, agar membuka bola kertas tersebut.
Ya, akupun membuka bola tersebut, tentu saja sebuah batu kecil ada di dalam bersamaan dengan tulisan tinta pulpen di kertasnya. Dan lagi tulisan yang ia buat, membuat kekesalan ku menambah terhadap dirinya.
NOLEP, ADA GAME YANG HARUS AKU BELI. JADI, BERIKAN UANGMU SELEPAS PULANG SEKOLAH! SALAM RYAN.
Itu yang tertulis di kertas tersebut. Ini bukan pertama kalinya ia meminta uang kepada ku. Aku sudah terbiasa, lebih tepatnya muak. Kadang aku memberikanya uang dari pada aku kena hantam olehnya.
Padahal dia orang kaya tapi dia meminta layaknya pengemis. Kalian pasti berfikir kenapa aku gampang sekali kena bullyan seperti ini. Kalau aku di suruh menjawab, itu karena masalahnya lebih kompleks dari yang kuduga.
Yang pasti aku akan tetap kalah, Karna apa??.. tentu saja karna uang. Latar belakang Ryan itu besar, orang tuanya kaya, Ayahnya mempunyai teman polisi plus orang tuanya adalah donatur sekolah ini.
Semua hukum sudah berada di tangannya, bahkan guru akan menghormati dan melindungi Ryan bagaimana pun caranya. Sedangkan aku, hanya yatim piatu dengan bantuan pemerintah dan beasiswa, jelas aku kalah telak. Yang jelas, aku akan menunggu dimana ada celah yang bisa kugunakan untuk membalas dendam.
Tidak lama kemudian Ibu Lita datang, kami semua sekelas berdiri dan memberi salam kepadanya seperti biasa. Hingga sesuatu yang aneh terjadi.
Ia tidak membalas sapaan kami, tidak seperti biasanya. Dan aku tidak melihat buku yang selalu ia bawa di tangannya. Dan itu belum selesai..
BLAK!!.., KREK!!..
Suara pintu terkunci oleh Bu Lita sehingga siswa terheran- heran, dan menganggap ada yang aneh dengan Bu Lita.
"Ibu.., Ibu kenapa mengunci pintu??" Tanya salah satu siswi.
Tapi Bu Lita tidak menghiraukannya, Ia hanya terus berjalan ke mejanya.
Blam!!!
Bu Lita tanpa peringatan ia memukul meja hingga terbelah menjadi dua. Tentu saja membuat siswa kaget, dan menjadi agak panik.
"Bu Lita! kenapa meja ibu di hancurkan? " Ucap Mila berdiri dari bangku heran akan sikap Bu Lita yang seperti bukan dirinya.
"Sekitar dua puluh menit lagi, kalian akan dikirim ke dunia lain! Kalian tidak bisa menolak permintaan ini. " Ungkap Bu Lita tanpa berkedip dan juga tanpa ekspresi.
Dirasa ada yang aneh, para siswa bertanya-tanya tentang hal yang terjadi di depan mereka, tentu juga dengan meja yang bisa di belah oleh tangan kecil Bu Lita.
"Hah??.., apa yang ibu katakan..? " Ucap salah satu siswi.
"Mungkin dia kesambet kali." Ucap Ryan Plas plos.
Kllik!!.... Bu Lita menjentikan jarinya, di saat itu juga, semua jendela menutup dan terkunci secara sendirinya. Kala itu juga, semua siswa di kelas menjadi mulai takut akan kehadiran Bu Lita, Begitu juga denganku.
"Selama dua puluh menit ini, akan ku biarakan kalian bertanya apapun, dan akan ku jawab seperlunya." Ucap Bu Lita tersenyum.
"Bu.., ini lelucon? apa ibu sedang ngeprank kami?? hentikan saja dan keluarkan kami! " Ucap salah satu siswa bernama Dio, ia melangkah ke depan kelas, dengan berani berhadapan dengan Bu Lita.
Mereka saling bertatapan, Lama -lama Dio merasa kesal karena di abaikan oleh Bu Lita, hingga dimana ia mencoba menggenggam pundaknya.
Tapi dengan cepat, Bu Lita memegang pergelangan tangan Dio, dan mencekik leher, hingga tubuhnya melayang jauh dari tanah.
"Untuk seorang sampah manusia, berani sekali kau memegangku!..." Geram Bu Lita Marah, matanya melotot dengan urat yang terlihat membesar saat Ia mencekik Dio.
"Arrrrgghhh.... akh...!!!"
Dio kesakitan, tercekik hingga mukanya membiru tak bisa bernafas. Jika di biarkan, dia akan mati.
"Aaaaaa....Tidddaaaaaa... k!! "
Siswi menjerit dengan kerasnya meminta tolong sambil mengedor pintu dan jendela yang berada di dekat mereka, sedangkan para siswa terkejut spontan mundur ketakutan.
"Bu Lepaskan Dio!.." Teriak Mila memberanikan diri untuk menjawab.
Bu Lita melepaskanya cekikannya, membuat Dio terjatuh, terkapar di lantai.
"ugk..ugk.."
"Waktu masih berjalan, jadi berikan semua pertanyaan yang kalian ingin ketahui! " Ucap Bu Lita melanjutkan.
Tidak ada yang mau berbicara, semua siswa terdiam, mereka takut akan hal yang sama terjadi pada mereka.
Dan Pria di pojok dekat jendela, ia mengangkat tangannya. Ya itu aku! aku sadar dengan hal ini. Jujur, aku takut sekarang bahkan jari-jariku tidak bisa berhenti bergetar. Tapi, itu tidak apa karna aku yakin dengan instinct ku.
"Anda Siapa?.., Anda bukan Bu Lita yang saya kenal." Ucap ku mencoba berbicara dengan tenang.
"Pertanyaan yang bagus, Seperti yang dia tanyakan, aku bukan Bu Lita. Aku hanya meminjam tubuh ini, lagi pula pemilik tubuh ini sudah mati. Aku adalah sebuah Entitas yang kalian sebut- sebut sebagai dewa atau tuhan? " Ucapnya Bu Lita menjelaskan.
Tentu saja para siswa masih meragukan, tapi dengan terjadinya kejadian yang tidak masuk akal, memberikan sebuah keyakinan.
"Anda bilang bahwa kami akan dipindah, Dunia macam apa itu??." Tanya Mila penasaran tentang dunia yang di bicarakannya.
"Itu Dunia yang seru dan menarik, dimana pedang dan sihir dapat di gunakan. Bukan hanya itu, Pembunuhan, perang, monster, iblis dan berbagai ras juga ada disana, pasti menarik bukan! Tentu kalian juga akan di anggap sebagai pahlawan, karena saat perpindahan, kalian akan diberi kekuatan. jadi berbanggalah kalian dipilih olehku." Ucap Bu Lita menjelaskan dengan jelas dunia itu.
Setelah mendengar hal itu, seluruh siswa panik, mereka berlarian dan mencoba keluar dari kelas, tapi seberapa kali mereka mencoba keluar atau berteriak, mereka tidak akan didengar. hingga dimana mereka menangis dan mencoba segala cara.
Sedangkan aku hanya diam melihat situasi, ada beberapa kemungkinan yang pasti. yang jelas kita tidak bisa keluar dari kelas ini. Karna apa? Karna sekarang kita bukan melawan penjahat atau manusia, melainkan seorang dewa dengan kekuatan spiritual!
Tapi ada dua cara yang terpikirkan olehku untuk keluar dari situasi ini. Pertama menerima tawaran tersebut, dan kita semua akan pergi ke dunia lain. Dan yang kedua bunuh Bu Lita sebelum kita di pindahkan ke dunia lain keji itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Neonnorey
weh ada nolepp wkwkw
2023-06-24
0