Bab 5 Drama yang Menggelikan

Delia hanya mondar-mandir dikamarnya dia begitu memikirkan hal apa yang akan terjadi nanti ketika dia harus berkumpul ditengah-tengah keluarga Gibran, Ya Keluarga besar Gibran, berarti dia akan berada diantara banyak orang yang akan memperhatikan tingkahnya dan Gibran, dia akan memainkan sebuah Drama yang melelahkan nantinya. Oh nasib, begini amat ! Pikir Delia dengan murung.

Tak seberapa lama tiba-tiba pintu kamarnya diketuk dari luar, Delia nampak kaget dan langsung melihat jam yang tergantung di dinding kamarnya, jam berapa ini ?

Hampir saja dia sudah akan melupakan semmua perkataan dan kalimat-kalimat Gibran kalau saja ketukan pintu itu tak membuyarkan pikirannya. Delia terperanjat dan mencari kerudungnya secara asal untuk dia kenakan lalu membuka pintu kamarnya dengan kasar.

Gibran nampak sudah mengenakan setelan jasnya rambutnya yang disisir rapi nampak membuatnya gagah, Delia hampir saja memandang takjub melihat ketampanan suaminya itu. Ya, dia memang suaminya yang sah secara hukum dan agama, walau secara hati masih belum.

"Jam berapa ini ? Kenapa kamu belum mengganti pakaianmu ?" kata Gibran sedikit membentak membuat Delia langsung terperanjat. Delia sadar sedari tadi dia belum mengganti pakaiannya untuk dikenakan ke acara keluarga Gibran, kemudian dia memperhatikan penampilan Gibran dari ujung kaki hingga ujung kepala, lalu mengalihkan pandangannya ke wajah Gibran, sialnya kenapa hari ini Gibran tampak tampan dan gagah.

"Kenapa ? Kau mengagumi ketampananku ?" Gibran tiba-tiba merubah posisi berdirinya dengan sedikit bergaya hingga membuat Delia tak kuasa menahan tawanya. Gibran yang meliahat Delia tertawa spontan kembali menampakkan wajah dinginnya.

"Ups ! Sepertinya kau tak menyesal datang ke acara itu !"

Kata Delia dengan tatapan menyelidik dan sedikit mencibir.

"Kenapa aku harus menyesal ? Bukankah aku datang bersama istriku, aku akan buktikan siapa yang sebenarnya pecun..."

Belum sempat Gibran menyelesaikan kata-katanya, Delia cepat-cepat menutup kembali pintu kamarnya hingga membuat Gibran terperanjat.

"Hey ! Aku akan menunggumu diteras istriku ! Jangan lupa pakailah pakaian yang cantik !" teriak Gibran dari balik pintu kamar Delia, mendengar itu, Delia menutup kedua telinganya itu, Delia benar-benar merasa muak, bisa-bisanya laki-laki itu bersikap seolah-olah masalah mereka kini ringan. Delia merasa sekujur tubuhnya kini merinding mendengar kata 'istriku' yang diucapkan oleh Gibran barusan, ia tidak berpikir sejauh itu, sungguh ia tidak berpikir akan seperti itu.

Delia kini berjalan ke lemari bajunya dan meneliti setiap lipatan bajunya, dia melihat jubah berwarna dusty dan mengambinya lalu ia kenakan, tak lupa dia ambil kerudung dengan warna senada.

Delia masih ragu keluar dari kamarnya dengan pakaian yang ia kenakan, akhirnya ia kembali kedepan meja rias dan menatap dirinya didepan cermin, ini sungguh tidak lucu, mengapa dia bisa terlempar dalam dunia yang sungguh tak ia mengerti saat ini, pikirnya murung.

Terdengar suara klakson mobil yang dihidupkan berkali-kali dari garasi rumah, sepertinya Pria menyebalkan itu memang sengaja agar Delia tak berlama-lama untuk keluar. Delia kini sebal dan merutuki Gibran. Akhirnya Delia pun keluar kamar, tak lupa ia matikan lampu kamarnya sebelum ia menutup pintu kamarnya.

Setelah Delia keluar dari pintu rumahnya segera ia mengunci pintu itu dan mendapati Gibran yang sudah siap berada di balik kemudi sambil memandang Delia, Delia menyadari hal itu hingga membuatnya kikuk untuk melangkahkan kakinya, ia berjalan seakan bumi ini tak memiliki grafitasi sehingga terasa ringan dan melayang, kalau saja suara klakson mobil tak membuatnya terperanjat, mungkin kini dia sudah melayang ke atas karena saking gugupnya.

Delia pun memasuki mobil duduk disamping Gibran, dan mobilpun melaju dengan kecepatan sedang. Keheningan pun terjadi dalam beberapa saat.

"Kau nampak gugup sepertinya !" kata Gibran membuat Delia terlonjak kaget saat semua keheningan didalam mobil bisa teratasi oleh suara Gibran yang terdengar mengerikan di pendengaran Delia itu.

"Ap...apa ? Memangnya kenapa aku harus bersikap seperti itu ?" elak Delia melawan, namun Gibran tak perlu mengetahui apa yang Delia rasakan saat ini, Delia mendengar tawa Gibran yang terkesan meremehkan terhadap Delia, sungguh itu sangat menyebalkan bagi Delia.

"Apa semua wanita itu sepertimu ? Aku baru mempunyai hubungan dengan seorang wanita seperti mu, atau jangan-jangan kau masih memikirkan perkataanku tadi sore ?"

"Tidak ada yang aku pikirkan, kau tak perlu khawatir akan hal itu, karena kita sama-sama memiliki sebuah perjanjian dan kita akan selalu menjalani perjanjian itu seperti biasa !" ucap Delia, lebih santai dan tak menampakkan kegugupannya.

"Siapa tau suatu saat kita akan melanggar perjanjian itu !"

Gibran pun terkekeh saat mengetahui mata Delia kini membesar karna mendengar hal itu dari Gibran. Ini hal lucu yang baru pertama kali ia alami saat bersama gadis itu. Ini adalah hari ke tujuh dari pernikahannya dengan Delia.

"Kau memang mudah dipengaruhi dengan kata-kata !" ucap Gibran kemudian dan Delia hanya diam tak berani menyuarakan pikirannya, mungkin Delia pikir diam adalah senjata yang ampuh untuk saat ini, dia tak ingin Gibran barmain-main dengannya. Akhirnya suasana dalam mobilpun kembali hening hingga mobil mereka memasuki sebuah halaman yang cukup luas dari sebuah rumah yang sangat besar itu.

Kedatangan mereka memang sangat ditunggu-tunggu oleh semua anggota keluarga, namun kini yang menyambut kedatangan mereka adalah Ibu Gibran dan adik Gibran yaitu Kalina, mereka begitu antusias melihat kedatangan Delia hingga lupa bahwa Delia datang bersama Gibran, nyaris mereka tak melihat ke arah Gibran membuat Gibran hanya bisa menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.

Kedua wanita itu langsung menyeret tangan Delia.

"Selamat datang sayang !" ucap Ibu mertua Delia itu, sedangkan Kalina begitu terlihat ceria membuat Delia benar-benar merasa sungkan dan tak enak hati dan rasa bersalah merajai hatinya, kenapa keluarga Gibran begitu menyayanginya seperti ini, padahal dia hanyalah menantu yang sangat buruk.

"Kakak Ipar, bagaimana kabarmu, apa Kak Gibran memperlakukanmu dengan baik ?"

Delia hanya tersenyum mendengar pertanyaan dari gadis berusia sembilan belas tahun yang lincah itu.

Gibran yang mendengar adiknya bertanya hal itu hanya bisa mencebikkan bibirnya dari belakan ketiga wanita itu.

"Oh iya, Delia sayang tunggu sebentar ya disini, Gibran kau temani dulu istrimu disini !"

"Kemana semua Tante-tante Bu ?"

"Oh mereka akan Ibu panggil, tunggu sebentar ya !" dengan segera Ibu dan juga Kalina meninggalkan Delia dan Gibran di ruang keluarga. Keheningan terjadi lagi, namun kali ini Delia memberanikan diri untuk mengatakan sesuatu terlebih dahulu.

"Aku tak yakin dia Ibumu, karena seperti yang aku tau, dia begitu baik dan sangat ramah, sedangkan kau... Hmm sangat buruk !" ucap Delia begitu pedas terdengar.

Gibran hanya terkekeh mendengar ucapan Delia itu.

"Kau wanita aneh, kau begitu senang mendapatkan kasih sayang dari Ibuku, tapi kau tak senang kepada anaknya, bukankah itu yang namanya pecundang ?"

Kata-kata Gibran tak kalah pedas.

"Apa kau bilang ? Jangan kau pakai kata-kata ku !"

Pertengkaran mereka hampir saja terjadi disana kalau saja Kalina tidak muncul sambil mengernyitkan dahinya karena kaget mendapati kedua kakaknya seperti sedang berdebat. Akhirnya Gibran langsung merangkul pinggul Delia untuk menutupi apa yang terjadi, hingga membuat Delia tak bisa berbuat apa-apa, dia hanya pasrah karena sama halnya dengan Gibran ia juga berusaha menutupi apa yang terjadi sebenarnya.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

𝓐𝔂⃝❥🍁●⑅⃝ᷟ◌ͩṠᷦụᷴfᷞi ⍣⃝కꫝ🎸❣️

𝓐𝔂⃝❥🍁●⑅⃝ᷟ◌ͩṠᷦụᷴfᷞi ⍣⃝కꫝ🎸❣️

pandai drama si gibran, tercabar aja dia dgn kata pencundang sampai diulang kata delia 🤣🤭

2024-02-23

1

JW🦅MA

JW🦅MA

lelucon ya aneh bin ajaib

2024-02-22

1

🔥⃞⃟ˢᶠᶻ🦂⃟ᴘɪᷤᴘᷤɪᷫᴛR⃟️𝕸y💞hiat

🔥⃞⃟ˢᶠᶻ🦂⃟ᴘɪᷤᴘᷤɪᷫᴛR⃟️𝕸y💞hiat

maen sandiwara terus ya capek, harus menperlihatkan kegembiraan atas pernikahan yang telah dijalani, padahal.semuanya hanya semu

2024-01-30

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pria Menyebalkan
2 Bab 2 Canggung
3 Bab 3 Pertengkaran yang tak Berujung
4 Bab 4 Siapa yang Pecundang ?
5 Bab 5 Drama yang Menggelikan
6 Bab 6 Drama yang Menggelikan 2
7 Bab 7 Acara Keluarga yang Melelahkan
8 Bab 8 Surat Cinta
9 Bab 9 Pulang ke Jakarta
10 Bab 10 Pertemuan Dua Keluarga
11 Bab 11 Ijab Qabul
12 Bab 12 Perjanjian Gibran dan Delia
13 Bab 13 Bersama Keluarga Baru
14 Bab 14 Kejadian dikamar Mandi
15 Bab 15 Rumah Baru untuk Pengantin Baru
16 Bab 16 Perubahan Sikap Gibran
17 Bab 17 Tawaran Pekerjaan untuk Delia
18 Bab 18 Hari Pertama Bekerja
19 Bab 19 Pengakuan Zahra
20 Bab 20 Menyebalkan
21 Bab 21 Apakah Kamu Cemburu?
22 Bab 22 Akting yang Menyenangkan
23 Bab 23 Permintaan Ibu
24 Bab 24 Harus semangat!!
25 Bab 25 Ini sungguh Pertama Kalinya.
26 Bab 26 Memabukkan
27 Bab 27 Gejolak
28 Bab 28 Sensitif
29 Bab 29 Jogging
30 Bab 30 Berbelanja
31 Bab 31 Kedatangan Keluarga yang tak terduga
32 Bab 32 Rencana Bulan Madu
33 Bab 33 Permintaan Zahra
34 Bab 34 Pak Edo
35 Bab 35 Dinner
36 Bab 36 Perasaan Pak Edo
37 Bab 37 Kecemburuan Delia
38 Bab 38 Setelah Pertengkaran itu
39 Bab 39 Berangkat Ke Paris
40 Bab 40 Pertama kali ke Paris
41 Bab 41 Menjadi Tour Guide untuk Delia
42 Bab 42 Mengunjungi Tuan Adelard
43 Bab 43 Ada apa dengan Delia?
44 Bab 44 Akhirnya Delia
45 Bab 45 Tuan dan Nyonya yang baik hati
46 Bab 46 Perpisahan memang bikin Sedih
47 Bab 47 Kejutan Dari Keluarga
48 Bab 48 Kerja Lagi
49 Bab 49 Surat Cinta Pak Edo
50 Bab 50 Pertemuan Tak Terduga
51 Bab 51 Wanita Dari Masa Lalu
52 Bab 52 Kegelisahan Gibran
53 Bab 53 Nasehat Ibu
54 Bab 54 Periksa
55 Bab 55 Rindu Yang Mencair
56 Bab 56 Kejujuran Hati
57 Bab 57 Kecurigaan Zahra
58 Bab 58 Cemburu dan Amarah
59 Bab 59 Sandiwara di rumah Ibu
60 Bab 60 Merayu Wanita Hamil
61 Bab 61 Maaf
62 Bab 62 Ujian Hidup
63 Bab 63 Hadiah untuk Dimas
64 Bab 64 Kebencian Aulia
65 Bab 65 Pak Joni
66 Bab 66 Pengakuan Aulia
67 Bab 67 Alasan Gibran
68 Bab 68 Mimpi
69 Bab 69 Periksa Kandungan
70 Bab 70 Permintaan Gibran
71 Bab 71 Kebetulan yang mengejutkan
72 Bab 72 Hari terakhir Kerja
73 Bab 73 Sebuah Fakta Terungkap
74 Episode 74 Kepanikan Gibran
75 Bab 75 Kelabilan Delia
76 Bab 76 Delia Ingin Bercerai
77 Bab 77 Siasat Zahra
78 Bab 78 Usaha Gibran
79 Bab 79 Kerasnya Hati Delia
80 Bab 80 Kesaksian Zahra
81 Bab 81 Nasehat Ayah
82 Bab 82 Kebimbangan Hati Delia
83 Bab 83 Obatnya Rindu
84 Bab 84 Permohonan Aulia
85 Bab 85 Ungkapan Hati Joni
86 Bab 86 Ngidam
87 Bab 87 Tanda-Tanda
88 Pengumuman Novel Baru Author
89 Bab 89 Nafas Pertama
90 Bab 90 Kehebohan Baby Fatimah
91 Bab 91 Ikhlas
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Bab 1 Pria Menyebalkan
2
Bab 2 Canggung
3
Bab 3 Pertengkaran yang tak Berujung
4
Bab 4 Siapa yang Pecundang ?
5
Bab 5 Drama yang Menggelikan
6
Bab 6 Drama yang Menggelikan 2
7
Bab 7 Acara Keluarga yang Melelahkan
8
Bab 8 Surat Cinta
9
Bab 9 Pulang ke Jakarta
10
Bab 10 Pertemuan Dua Keluarga
11
Bab 11 Ijab Qabul
12
Bab 12 Perjanjian Gibran dan Delia
13
Bab 13 Bersama Keluarga Baru
14
Bab 14 Kejadian dikamar Mandi
15
Bab 15 Rumah Baru untuk Pengantin Baru
16
Bab 16 Perubahan Sikap Gibran
17
Bab 17 Tawaran Pekerjaan untuk Delia
18
Bab 18 Hari Pertama Bekerja
19
Bab 19 Pengakuan Zahra
20
Bab 20 Menyebalkan
21
Bab 21 Apakah Kamu Cemburu?
22
Bab 22 Akting yang Menyenangkan
23
Bab 23 Permintaan Ibu
24
Bab 24 Harus semangat!!
25
Bab 25 Ini sungguh Pertama Kalinya.
26
Bab 26 Memabukkan
27
Bab 27 Gejolak
28
Bab 28 Sensitif
29
Bab 29 Jogging
30
Bab 30 Berbelanja
31
Bab 31 Kedatangan Keluarga yang tak terduga
32
Bab 32 Rencana Bulan Madu
33
Bab 33 Permintaan Zahra
34
Bab 34 Pak Edo
35
Bab 35 Dinner
36
Bab 36 Perasaan Pak Edo
37
Bab 37 Kecemburuan Delia
38
Bab 38 Setelah Pertengkaran itu
39
Bab 39 Berangkat Ke Paris
40
Bab 40 Pertama kali ke Paris
41
Bab 41 Menjadi Tour Guide untuk Delia
42
Bab 42 Mengunjungi Tuan Adelard
43
Bab 43 Ada apa dengan Delia?
44
Bab 44 Akhirnya Delia
45
Bab 45 Tuan dan Nyonya yang baik hati
46
Bab 46 Perpisahan memang bikin Sedih
47
Bab 47 Kejutan Dari Keluarga
48
Bab 48 Kerja Lagi
49
Bab 49 Surat Cinta Pak Edo
50
Bab 50 Pertemuan Tak Terduga
51
Bab 51 Wanita Dari Masa Lalu
52
Bab 52 Kegelisahan Gibran
53
Bab 53 Nasehat Ibu
54
Bab 54 Periksa
55
Bab 55 Rindu Yang Mencair
56
Bab 56 Kejujuran Hati
57
Bab 57 Kecurigaan Zahra
58
Bab 58 Cemburu dan Amarah
59
Bab 59 Sandiwara di rumah Ibu
60
Bab 60 Merayu Wanita Hamil
61
Bab 61 Maaf
62
Bab 62 Ujian Hidup
63
Bab 63 Hadiah untuk Dimas
64
Bab 64 Kebencian Aulia
65
Bab 65 Pak Joni
66
Bab 66 Pengakuan Aulia
67
Bab 67 Alasan Gibran
68
Bab 68 Mimpi
69
Bab 69 Periksa Kandungan
70
Bab 70 Permintaan Gibran
71
Bab 71 Kebetulan yang mengejutkan
72
Bab 72 Hari terakhir Kerja
73
Bab 73 Sebuah Fakta Terungkap
74
Episode 74 Kepanikan Gibran
75
Bab 75 Kelabilan Delia
76
Bab 76 Delia Ingin Bercerai
77
Bab 77 Siasat Zahra
78
Bab 78 Usaha Gibran
79
Bab 79 Kerasnya Hati Delia
80
Bab 80 Kesaksian Zahra
81
Bab 81 Nasehat Ayah
82
Bab 82 Kebimbangan Hati Delia
83
Bab 83 Obatnya Rindu
84
Bab 84 Permohonan Aulia
85
Bab 85 Ungkapan Hati Joni
86
Bab 86 Ngidam
87
Bab 87 Tanda-Tanda
88
Pengumuman Novel Baru Author
89
Bab 89 Nafas Pertama
90
Bab 90 Kehebohan Baby Fatimah
91
Bab 91 Ikhlas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!