Bab 3 Percaya Pada Kia

Di kediaman Likha.

Likha masih terbayang saat dia menikmati bibir Davi. Jemari tangannya membelai bibirnya.

"Likha, kamu yakin ingin mendekati Davi?"

Pertanyaan itu membuat bayangan Likha akan ciuman manis itu buyar.

"Mama bikin kaget aja!"

"Mama hanya memastikan tujuanmu benar, Likha. Tadi papa cerita kalau yang hebat itu si Kia istri Davi. Perusahaan Davi tanpa bantuan Kia tak akan sesukses sekarang. Kamu tau sendiri mendekati laki-laki yang ternyata kesuksesan milik istrinya, semua itu tak berguna!"

"Davi target terbaik mama, aku sangat yakin bisa memperbaiki kehidupan jika berhasil menjadi simpanan Davi, atau istri keduanya."

*******

Malam menyapa, Kia baru selesai mengurus satu pekerjaan di Perusahaan Davian, saat dia kembali ke Rumah Sakit, di sana semua keluarga berkumpul.

"Bunda dari mana? Kenapa malam begini baru datang?" protes Rachel.

"Bunda bantuin pekerjaan Ayah, sayang. Ayah lagi sakit makanya bunda yang gantiin tugas Ayah," sela Davian.

"Ya ampun mas, pekerjaan kamu bener-bener menguras otak dan tenaga, pantes saja kamu sering begadang dan pulang larut malam." Kia baru menyadari betapa besarnya perjuangan suaminya.

Kia merasa beruntung, karena Dharma dan Indra ada di sana membantunya. Indra sendiri adalah seorang pengusaha yang memiliki banyak perusahaan, selain sahabat Kia, ibu Indra juga patner bisnis Kia dalam bisnis Restoran.

"Maafin aku, karena ku begini kamu jadi kerepotan," sesal Davian.

"Aku harusnya minta maaf, sebelum tahu bagaimana perjuangan kamu, aku hanya bisa protes kalau kamu nggak pulang untuk makan malam."

"Davi masih sakit, sedang Kia harus urus bisnis Davi dan bisnisnya sendiri, terus siapa yang menemani Davi?"

Pertanyaan mertuanya membuat Kia menyadari padatnya pekerjaan suaminya, dan urusan restorannya tidak mungkin baginya membuatnya juga mengurus Davi diwaktu yang sama. Sedang keadaan Davi membutuhkan perawatan.

"Bagaimana kalau kalian pindah ke rumah mama atau rumah Ibu Ingrid untuk sementara?" usul Fuza.

"Tidak perlu ma, di rumah ada bi Sarah dan ada supir juga, aku bisa di rumah sendirian," ujar Davi.

"Membiarkan kamu sendiri aku tidak bisa fokus mas, tentunya aku terus memikirkan kamu," ucap Kia.

"Jadi apa keputusan kamu?" tanya Ingrid.

Saat melihat perawat yang melintas, Kia teringat Likha yang tidak punya pekerjaan. "Aku ingin meminta Likha untuk menjaga mas Davian."

Sontak keinginan Kia ditolak kedua mertuanya.

"Apa tidak ada orang lain selain anak pelakor itu!" protes Ingrid.

"Sabar jeng Ingrid ...." ucap Fuza.

"Nggak rela aku, bagaimana kalau Davi terjerat anak pelakor itu? Nggak rela aku harta anakku diporotin anak si Eren pelakor itu!" protes Ingrid.

"Bu, percaya sama Kia," bujuk Davian.

"Bukan tidak ada perawat lain bu, hanya saja Likha temanku tidak punya pekerjaan, sedang dia seorang ibu yang harus membiayai anaknya, lagian dia juga seorang perawat," ucap Kia.

"Yang ada jadi suster keramas dia kalau dia yang jaga Davi!" protes Ingrid lagi.

"Bu! Mas Davi itu anak ibu, apa ibu tidak menaruh kepercayaan padanya? Aku percaya suamiku, andai Likha seperti yang ibu takutkan, tapi aku percaya mas Davi!"

"Aku sakit atas tuduhan ibuku sendiri, apa aku sehina itu di mata ibuku sendiri?" ucap Davian.

"Aku percaya padamu, tapi aku tidak bisa percaya pada anak pelakor itu! Ibu merasa dia mentargetan dirimu untuk mencapai mimpinya!" maki Ingrid.

Keadaan seketika hening, niat Kia untuk meminta Kia menjaga Davian terpaksa disetujui semua keluarga.

.

Davian masih dirawat di Rumah Sakit, saat Kia bekerja ada Likha yang menjaga Davi. Kia sangat sedih saat seperti ini dia tidak di sisi suaminya.

"Ehem!" Nabila berdeham, dia sangat memahami apa yang Kia pikirkan.

Saat Kia menoleh padanya, Nabila memberi kode agar Kia fokus pada rapat mereka. Setelah rapat selesai ruang rapat itu hanya ada Kia, Nabila, dan Indra.

"Semangat dong Kia ...." Nabila memahami kesedihan sahabatnya.

"Aku merasa jadi istri durhaka, suami sakit aku malah sibuk kerja!"

"Kamu istri berbakti kok, yang kamu kerjakan adalah pekerjaan suamimu." Indra menyemangati.

"Jadwal rapat masih padat, kalau misal Davian keluar dari Rumah Sakit, yang jaga Davi di rumah siapa?" tanya Nabila.

"Aku sudah meminta Likha untuk me jaga mas Davi selama aku pergi."

"Kenapa meminta Likha? Apa tidak ada perawat lain?" Nabila juga memiliki firasat buruk tentang Likha.

"Anggap bantu dia, dia kan nggak kerja, sedang dia ada anak yang harus dia nafkahi, jadi minta dia jaga mas Davi, sama juga membantu ekonomi dia," terang Kia.

"Kenapa nggak sewa perawat laki-laki aja?" usul Indra. "Bukan ngomporin, terlalu dekat laki-laki dan perempuan, takutnya terjadi hal yang tak diinginkan."

"Iya, sama-sama gajih juga, mending ambil jalan aman." Nabila menambahi.

"Kasian aja aku sama Likha, dia kena fitnah mulu, dia dipecat dari Rumah Sakit juga karena fitnah."

"Semoga kebaikanmu tertuju pada orang yang tepat," ucap Indra.

"Jadi, kalian sering 1 proyek sama mas Davi seperti ini ya?" Kia berusaha merubah pembicaraan mereka.

"Iya, tapi nggak ngopi kayak sekarang, kalau sama Davi abis rapat kami pergi," jawab Indra.

"Davi itu lucu, kalian sudah nikah 11 tahun, tapi dia tetep aja cemburu ke Indra."

"Mas Davi lupa kalau umur bininya sudah kepala tiga, masih aja dicemburuin." Kia menggeleng membayangkan kecemburuan Davi.

"Punya istri kayak kamu wajar dicemburui, karena rasanya seabad belum tentu ada sosok special sepertimu," ucap Indra.

"Special karet berapa ndra?" ledek Kia.

"Kang Galon curhat!" ledek Nabila pada Indra.

Di sisi lain.

Likha membantu Davi yang tengah menikmati makan siangnya. Likha sengaja memamerkan belahan dadanya pada Davi.

Likha pura-pura tidak tahu kalau Davi memandangi belahan dadanya. Dia pura-pura sibuk menatap layar handponenya.

Melihat Davi masih memandanginya, Likha teringat sosok Kia.

Wanita itu terlalu baik atau terlalu bodoh, sehingga tidak bisa melihat bahaya yang mengintainya?

Kia ... Kia! Aku tuh kesulitan mendekati suami kamu, kamu malah kasih jalan bagiku untuk dekat dengannya.

"Sudah selesai kak?" Likha basa-basi, dia segera mendekati Davi dan membereskan tempat makan Davi.

"Oh iya kak, maaf ada sisa makanan si sisi mulut Kakak" Likha mengisyarat dengan tangannya.

Namun Davi tidak tepat mengusapnya.

"Maaf ya Kak." Likha membersihkan sisa makanan pada wajah Davi.

Hal itu seakan membekukan waktu. Perlahan tapi pasti, tanpa Davi sadari dia telah masuk perlahan ke jebakan Kia.

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu itu membuat keadaan itu mencair. Likha segera pergi kearah pintu dan Davi bingung akan perasaanya.

"Eh Luna." Likha sangat kesal karena momennya dirusak Luna.

"Bagaimana Kak Davi sudah makan?"

"Sudah, baru aja selesai," sahut Davi.

Hari pertama Likha menjaga Davi berjalan seperti yang dia mau. Dia segera pulang ke kediaman ibunya.

"Mama! Mama! Mama!" Likha sangat bahagia, dia memeluk ibunya begitu erat. Likha tidak bisa menahan luapan kebahagiaanya,

"Ada apa ini!?"

"Mama ... jalanku untuk mendekati Davian semakin mudah mama. Aku bekerja sebagai perawat dia." Likha menceritakan pekerjaan yang Kia beri padanya.

Mendengar cerita itu Eren sangat bahagia. Dia sangat berharap Likha bisa menikah dengan Davian. "Semoga usaha kamu berhasil sayang."

"Semoga mama."

Orang tua yang seharusnya menasihati anaknya jika salah, tidak berlaku bagi Eren. Dia mendukung penuh rencana putrinya untuk jadi duri dalam rumah tangga orang lain.

Ambisi keduanya ingin kaya dengan jalan instan, membuat hati mereka mati, tidak ada rasa sakit kala berhasil merobohkan istana yang dibangun orang-orang puluhan tahun hanya demi mendirikan istana kebahagiaan mereka sendiri. Bahkan tidak peduli dengan nasib anak-anak korban perceraian, padahal mereka sendiri sangat tahu bagaimana pedihnya di posisi itu.

Setelah seminggu di Rumah Sakit, Davian akhirnya boleh kembali ke rumah. Saat ini di rumah yang penuh kebahagiaan itu semua penghuni tengah menikmati makan malam.

Rachel merasa ada yang aneh, biasanya Likha selalu bersama Luna jika ke rumahnya. "Aunty Likha nggak sama Aunty Luna?" Rachel tidak bisa lagi menahan rasa penasarannya.

"Anty Likha nginep di sini, karena tugas dia siang hari jagain Ayah selama bunda kerja," sela Kia.

"Asyik ... selama ada Aunty Likha, Rachel punya teman."

Hari pertama Likha menjaga Davian di rumah itu, dia bersikap selayaknya perawat pada umumnya, dia tidak bodoh, dia yakin di ruang tamu itu pasti ada kamera tersembunyi. Saat Davian ingin kembali ke kamarnya, Likha meminta supir pribadi yang mengantar jemput Rachel yang membopong Davian demi menghindari tatapan kecurigaan para pelayan di rumah besar ini.

Sore hari, Kia kembali ke rumah. Likha melaporkan keadaan Davian, dan kegiatan Davian selama di rumah. Kia merasa tenang, karena Likha menjaga Davian dengan baik.

Setelah makan malam, Likha membantu Rachel mengerjakan PR, dan sesaat bermain dengan gadis yang kini berusia 9 tahun itu. Melihat waktu, Likha mengingatan Rachel kalau ini waktu Rachel tidur, Likha pun kembali ke kamarnya. Saat dia ingin masuk kamar, suara Davian yang terus meminta Kia begini dan begitu menarik perhatiannya.

Likha berjalan mengendap mendekati kamar itu, pantas saja suara dari dalam terdengar keluar, ternyata pintu tidak tertutup sempurna. Saat dia sampai di depan pintu, dia melihat jelas Kia melakukan adegan menaiki kuda, dan di sana Davian yang menjadi kudanya.

Likha sangat menikmati pemandangan panas itu, membuat miliknya basah. Likha memuaskan dirinya sendiri, berfantasi kalau di posisi Kia itu adalah dirinya. Suara Davian yang meminta tambah kecepatan semakin membuat imajinasi Likha semakim liar dan menjadi. Di dalam kamar, dua orang itu saling memuaskan, sedang Likha terpaksa puas dengan prakaryanya sendiri.

Keesokan harinya.

Likha terus memandangi wajah Davi kala Davi dan Kia menuruni tangga bersama. Di sana Kia menjadi kekuatan Davi untuk berjalan.

"Non Likha mau sarapan apa?"

Imajinasi Likha akan Davian buyar saat mendengar pertanyaan bi Sarah. "Aku mau nasi goreng seperti Rachel bi."

Bi Sarah bersiap mengambilkan, namun Likha menahannya, dia mengambil sarapannya sendiri.

Terpopuler

Comments

Vivi Bidadari

Vivi Bidadari

Kia kamu itu ceroboh mamasukan racun ke dlm rmh mu sendiri,

Masa iya kamar tdk ditutup pintunya saat melakukan hubungan ... benar" aneh., itu sih mencari gara' namanya

2023-06-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kia Wanita Terbaik
2 Bab 2, Apa Yang Terjadi?
3 Bab 3 Percaya Pada Kia
4 Bab 4 Penyatuan
5 Bab 5 Terjerat
6 Bab 6
7 7
8 8. Merasa Bersalah
9 9.
10 10.
11 11.
12 12.
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 21 Editan
22 Bab 22 Meminta Pendapat
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27 Rindu Ayah
28 Bab 28 Hentikan?
29 Bab 29
30 Bab 30 Tanggung Jawab
31 31 Kebahagiaan Ibu dan Anak
32 Bab 32 Respon Cepat Indra
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35 Yakinkan Aku
36 Bab 36 Pelakor Gagal
37 Bab 37 Aduh!
38 Bab 38 Keduanya
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41 Basi
42 Bab 42
43 Bab 43 Seharian Bersama
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48 Mencari Teman Lama
49 Bab 49 Air yang Tenang
50 Bab 50 Gendut
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54 Hadiah
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 69 Perasaan
70 Bab 70
71 Bab 71 Kekecewaan Sahabat
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74 Iblis
75 Bab 75 Kita Balas
76 Bab 76
77 Bab 77 Kegalauan Eren
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bab 1 Kia Wanita Terbaik
2
Bab 2, Apa Yang Terjadi?
3
Bab 3 Percaya Pada Kia
4
Bab 4 Penyatuan
5
Bab 5 Terjerat
6
Bab 6
7
7
8
8. Merasa Bersalah
9
9.
10
10.
11
11.
12
12.
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
21 Editan
22
Bab 22 Meminta Pendapat
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27 Rindu Ayah
28
Bab 28 Hentikan?
29
Bab 29
30
Bab 30 Tanggung Jawab
31
31 Kebahagiaan Ibu dan Anak
32
Bab 32 Respon Cepat Indra
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35 Yakinkan Aku
36
Bab 36 Pelakor Gagal
37
Bab 37 Aduh!
38
Bab 38 Keduanya
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41 Basi
42
Bab 42
43
Bab 43 Seharian Bersama
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48 Mencari Teman Lama
49
Bab 49 Air yang Tenang
50
Bab 50 Gendut
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54 Hadiah
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
69 Perasaan
70
Bab 70
71
Bab 71 Kekecewaan Sahabat
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74 Iblis
75
Bab 75 Kita Balas
76
Bab 76
77
Bab 77 Kegalauan Eren
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!