Bab 2, Apa Yang Terjadi?

Di Rumah Sakit kini hanya Kia dan Likha yang menjaga Davian. Kia sengaja menahan Likha agar tetap bersamanya, dia masih penasaran dengan penyebab kejadian itu.

Mengetahui cerita menunggu suaminya sadar itu terlalu lama. Alasan Kia menahan Likha bersamanya dia berdalih karena Likha seorang perawat, hal ini berhasil meyakinkan keluarganya. Walau Luna juga seorang perawat, tapi Luna besok harus masuk shift pagi.

Kia memandangi suaminya, kepala suaminya dibalut perban, tangan kanan dan kaki kirinya juga dibalut perban. "Apa yang terjadi, Likha?"

"Andai orang lain yang bertanya aku tidak berani cerita, karena setelah mendengar cerita ini, orang pasti menuduhku yang bukan-bukan." Likha mulai menceritakan perseteruannya dengan Rafa yang merupakan kekasih Luna. Hingga kedatangan Davian yang berusaha melindunginya.

"Rafa yang melakukan semua ini?"

Likha mengangguk pelan.

"Seharusnya aku tidak ada dalam lingkup keluarga Kakak, jadi kejadian ini tidak akan terjadi, aku sumber masalah Kak. Apalagi status jandaku membuat orang-orang memandang buruk padaku."

Kia menarik Likha kedalam pelukannya. "Hanya 1 atau 2 orang janda yang melukai, namun masih banyak janda yang baik hati, janda hebat yang berjuang demi anaknya, aku yakin kamu salah satunya."

"Maafkan aku, karena menahanmu di sini," ucap Kia.

"Tidak masalah Kak, aku terbiasa bekerja di sini, hanya saja kejadian yang serupa seperti aku dan Rafa, membuatku diberhentikan dari Rumah Sakit ini, sebab itu aku tidak berani cerita sebelumnya, karena tidak ada yang percaya padaku."

Kia merasa sesak membayangkan posisi Likha, keadaan selalu menyudutkan Likha karena status janda dan dikenal sebagai anak pelakor. Kia mengusap punggung Likha berusaha menguatkan wanita itu. "Kamu harus kuat menghadapi ujianmu."

"Disaat semua orang menghindariku dan membenciku karena aku dianggap bibit pelakor karena status janda di usia muda yang aku sandang, tapi Kakak percaya padaku dan menolongku. Hanya Kak Kia dan keluarga Kakak yang tidak peduli dengan omongan orang terhadapku, terus memberiku cinta dan bantuan bahkan memberiku tempat tinggal, ini salah satu yang menguatkan aku untuk tetap meneruskan hidupku."

"Aku tidak akan pernah bisa mengganti kebaikan kalian."

"Jangan berpikir seperti itu, kami menolongmu karena kamu seperti saudara bagi Luna, dan itu membuatku merasa kau saudaraku juga." Kia berusaha menghibur Likha.

Kedatangan salah satu perawat membuat obrolan mereka terputus. Perawat itu memanggil Kia.

Kia menoleh pada Likha. "Titip mas Davi dulu ya, aku harus menemui dokter."

Likha mengangguk menanggapi ucapan Kia. Setelah Kia pergi, Likha segera mendekati Davian. Dia mengusap lembut wajah Davi.

Kamu adalah impianku, jika aku berhasil memelukmu, maka kamulah keberuntunganku, dan bagaimana pun caranya, kamu harus aku miliki. Batin Likha.

Likha terus mengusap wajah Davian, merasa situasi aman, dia mengecup bibir Davian dengan begitu rakus.

*

Saat Likha bercerai dengan suaminya, dia memutuskan untuk merantau dan menitipkan anaknya pada ibunya. Sesampainya di kota ini, dia tidak memiliki pekerjaan apalagi tempat tinggal. Dia tinggal di rumah Luna sahabatnya beberapa waktu, sehingga dia mengenal Kia dan Davian.

Likha sendiri dari lingkup keluarga kurang mampu, kedua orang tuanya bercerai. Kedua orang tuanya sudah membangun keluarga baru. Tidak kuat dengan kehidupan serba kekurangan membuat Likha nekat meninggalkan suaminya dan pergi merantau.

Saat berkunjung ke rumah Kia, Likha terpana dengan kediaman Kia. Rumah Kia merupakan unit khusus yang mana ukuran rumah itu lebih luas dari rumah sekitarnya. Kia mendapat keistimewaan itu, karena pemilik proyek perumahan itu milik Indra sahabatnya.

Pandangan Likha tertuju pada Dua buah mobil baru berjejer di depan rumah besar itu. Sehingga Davian menjadi target Likha untuk memperbaiki kehidupannya.

Kejadian yang Rafa ciptakan seakan membuka sebuah jalan untuknya semakin dekat dengan Davi, terbukti saat ini dia bisa mendekati Davian, bahkan dia saat ini bisa merasakan bibir laki-laki itu.

Di ruangan dokter.

Dokter menjelaskan keadaan Davian dari hasil pemeriksaan sementara, semua baik-baik saja. Hanya saja perlu seseorang yang mengawasi Davian Jika dia sudah keluar dari Rumah Sakit. Apalagi tangan dan kaki Davian cedera.

Keesokan harinya, keadaan ruang perawatan Davian kembali ramai, kedua orang tua Kia dan kedua orang tua Davi kembali berkunjung. Saat ini Davian juga sudah sadar. Davian menceritakan semua kejadian yang menimpanya. Kedua orang tua Davi memandang geram pada Likha.

"Ayah ibu, jangan salahkan Likha." Kia sangat faham makna tatapan tajam itu.

"Kia benar bu, Likha tidak salah. Bahkan Likha terus menolak, sebab itu Rafa marah," sela Davi.

Likha memandang sayu kearah Luna. "Maaf, aku berusaha menyembunyikan keburukannya demi persahabatan kita. karena rasa cintamu padanya begitu besar, mengatakan keburukan Rafa hanya memicu kebencianmu padaku. Percuma aku mengatakan semuanya, yang ada persahabatan kita hancur."

Luna sulit mempercayai semua ini, benar seperti yang Likha ucapkan, andai Likha yang mengatakan keburukan Rafa padanya, dia tidak akan terima dan dia akan menuduh Likha ingin menghancurkan hubungannya sengan Rafa. Tapi yang menceritakan semua ini adalah Kakak iparnya. Luna bingung, dia memilih pergi dengan alasan pekerjaannya masih banyak.

***

Luna masih tidak ingin percaya, namun mengingat Kakak iparnya berada di Rumah Sakit, membuat kebodohannya tidak bisa dia pegang. Luna duduk sendiri menikmati segelas kopi di kantin Rumah Sakit.

"Sayang ...."

Suara itu menarik perhatian Luna. Melihat sosok kekasihnya yang memanggilnya, Luna bangkit dan mempercepat langkahnya untuk menghindari Rafa.

"Sayang ... jangan percaya dengan yang Likha dan Davi ceritakan, mereka ada main, dan aku mereka korbankan agar rahasia mereka aman. Mereka takut karena aku menangkap basah mereka. Mereka memintaku bungkam, tapi aku tidak mau, Davi marah dan memukulku Aku membela diri sayang, lihat pipi aku biru karena bogeman dari Davian."

Luna menarik napasnya begitu dalam, dia terbayang ucapan Likha, kalau keadaan akan menyudutkannya jika dia yang mengatakan keburukan Rafa. Buktinya saat ini laki-laki itu malah memfitnah sahabatnya dan Kakak iparnya. Andai tidak ada kejadian ini, tentu Luna lebih mempercayai Rafa.

"Percaya sama aku sayang ...."

Plak!

Sebuah tamparan mendarat telak di pipi Rafa.

"Mulai detik ini, kita berdua tidak ada hubungan apa-apa, kita putus!" Tanpa mendengari pembelaan Rafa, Luna terus meninggalkan kantin.

*

Di ruangan lain.

Likha sudah tidak berada di ruangan Davi, Kia memintanya untuk pulang dan istirahat. Di ruangan itu hanya ada 5 orang, kedua orang tua Kia, kedua orang tua Davi dan Kia sendiri. Namun sesaat kemudian orang di ruangan bertambah karena kedatangan Sekretaris Davian.

"Ada apa Dharma?" tanya Kia.

"Hari ini ada rapat sangat penting, bagaimana Tuan?" tanya Dharma pada Davian.

"Aku masih sangat pusing, tubuhku juga lemas. Bagaimana bisa aku memimpin rapat?"

"Bagaimana kalau diwakilkan pada Nyonya Kia?" usul Dharma.

"Aku?" Kia menunjuk wajahnya sendiri. "Aku tidak memahami bisnis mas Davi, aku tidak bisa."

"Anda hanya perlu ada di ruangan, Nyonya. Sisanya biar saya bantu. Ada beberapa hal yang tidak bisa diwakilkan pada saya, Nyonya."

Kia sangat berat meninggalkan suaminya yang masih terbaring di ranjang Rumah Sakit, namun pekerjaan Davian juga seperti ruh bagi suaminya itu. Mau tak mau Kia setuju, dia harus melakukan pekerjaan Davian demi kelancaran urusan perusahaan suaminya.

Episodes
1 Bab 1 Kia Wanita Terbaik
2 Bab 2, Apa Yang Terjadi?
3 Bab 3 Percaya Pada Kia
4 Bab 4 Penyatuan
5 Bab 5 Terjerat
6 Bab 6
7 7
8 8. Merasa Bersalah
9 9.
10 10.
11 11.
12 12.
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 21 Editan
22 Bab 22 Meminta Pendapat
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27 Rindu Ayah
28 Bab 28 Hentikan?
29 Bab 29
30 Bab 30 Tanggung Jawab
31 31 Kebahagiaan Ibu dan Anak
32 Bab 32 Respon Cepat Indra
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35 Yakinkan Aku
36 Bab 36 Pelakor Gagal
37 Bab 37 Aduh!
38 Bab 38 Keduanya
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41 Basi
42 Bab 42
43 Bab 43 Seharian Bersama
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48 Mencari Teman Lama
49 Bab 49 Air yang Tenang
50 Bab 50 Gendut
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54 Hadiah
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 69 Perasaan
70 Bab 70
71 Bab 71 Kekecewaan Sahabat
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74 Iblis
75 Bab 75 Kita Balas
76 Bab 76
77 Bab 77 Kegalauan Eren
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bab 1 Kia Wanita Terbaik
2
Bab 2, Apa Yang Terjadi?
3
Bab 3 Percaya Pada Kia
4
Bab 4 Penyatuan
5
Bab 5 Terjerat
6
Bab 6
7
7
8
8. Merasa Bersalah
9
9.
10
10.
11
11.
12
12.
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
21 Editan
22
Bab 22 Meminta Pendapat
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27 Rindu Ayah
28
Bab 28 Hentikan?
29
Bab 29
30
Bab 30 Tanggung Jawab
31
31 Kebahagiaan Ibu dan Anak
32
Bab 32 Respon Cepat Indra
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35 Yakinkan Aku
36
Bab 36 Pelakor Gagal
37
Bab 37 Aduh!
38
Bab 38 Keduanya
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41 Basi
42
Bab 42
43
Bab 43 Seharian Bersama
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48 Mencari Teman Lama
49
Bab 49 Air yang Tenang
50
Bab 50 Gendut
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54 Hadiah
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
69 Perasaan
70
Bab 70
71
Bab 71 Kekecewaan Sahabat
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74 Iblis
75
Bab 75 Kita Balas
76
Bab 76
77
Bab 77 Kegalauan Eren
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!