Bab 5 Terjerat

Davian membenci dirinya sendiri, kenapa hal itu terjadi. "Kia ... maafkan aku."

Yang ada dalam hati Davi, dia tidak mau dekat dengan wanita itu. Davian berusaha meraih kruknya, namun dia tidak berdaya, dia butuh bantuan orang lain untuk kembali ke kamar, sedang di rumah saat ini hanya ada dia dan wanita itu. Entah mengapa peraduan 50 menit sebelumnya membuatnya lemas dan tidak mampu berdiri dengan kruk sendiri.

"Bantu aku kembali ke kamarku," ucap Davi dingin.

Likha tersenyum, dia kembali mengenakan pakaiannya, setelah rapi, dia membantu Davian berjalan menuju kamarnya. Berjalan dipapah Likha dalam keadaan ini Davian sangat berharap saat ini jangan sampai ada orang yang datang, karena saat ini dirinya polos seperti bayi. Sesampai di kamar Davian, Likha membantu Davian mengenakan pakaian yang baru. Merasa pekerjaan Likha selesai, Davian meminta Likha keluar dari kamarnya.

Baru saja Davian menarik napas lega, kedatangan Kia membuat jantungnya seakan habis lari keliling lapangan. Kia menatap keadaan suaminya, seingatnya saat dia akan pergi, suaminya mengenakan setelan lain, bukan setelan yang dikenakan Davi saat ini. Kia menepis pemikiran itu, dia langsung memeluk suaminya.

"Wajah kamu lelah banget mas ...."

"Habis latihan jalan di kamar tadi."

"Sendiri?"

"Likha mengawasi dari sana." Davian menunjuk kearah pintu.

"Terus Likha nya mana mas?"

"Likha aku suruh tunggu di kamar sebelah, aku tidak nyaman kalau tiduran juga di awasi, aku kan bukan tahanan."

"Kamu tahana cinta aku mas." Kia menciumi wajah suaminya.

"Aku tidak nyaman ada orang lain di kamar kita, aku tidak nyaman bersa orang lain selain kamu," ucap Davi

"Aku mengerti, tapi bagaimana saat ini pekerjaan kamu sangat padat, aku harus bagaimana?"

"Aku tidak tahu, aku sangat tidak berdua dengan orang asing di kamar, kalau aku butuh sesuatu aku baru panggil dia," kilah Davian.

"Semoga mas cepat sembuh, kalau mas sembuh aku tidak meminta Likha di sini, ada orang lain di sini hanya untuk menjaga kamu."

"Kia sayang."

"Nanti dulu ya mas, aku mau menemui Likha dulu."

Rasa bersalah terus menyelimuti hati Davian, karena dia telah mengkhianati istrinya. Sedang di kamar sebelah, Kia dan Likha membicarakan perkembangan Davian.

"Keadaan Kak Davian semakin membaik Kak, bahkan dia tadi berani menggunakan kruk sampai batas tangga."

"Baguslah, aku senang mendengarnya."

Deringan handphone Kia membuat obrolan mereka terhenti, itu adalah panggilan Dharma, sekretaris Davian yang meminta Kia untuk kembali ke Perusahaan. Dengan berat hati Kia terpaksa meninggalkan suaminya lagi demi pekerjaan kantor suaminya.

"Likha, aku harus pergi lagi. Di bawah bi Sarah sudah kembali, kalau mau masuk kamar mas Davi, kamu ajak bi Sarah, mas Davi katanya risih kalau hanya berduaan," usul Kia.

"Iya Kak, aku akan ajak bi Sarah."

"Ya sudah, aku mau pamit sama mas Davi dulu."

Likha turun ke bawah mempersiapkan buah segar untuk Davian, dia kembali ke kamar Davian bersama bi Sarah. Melihat ada bi Sarah, Davian merasa lega.

"Tuan, silakan." Likha memberikan piring yang berisi buah itu pada Davian.

"Taruh saja di sana," sahut Davian dingin.

"Neng, minum Tuan nggak dibawa?" sela bi Sarah.

"Ya ampun bi, aku lupa, sebentar aku ambil dulu."

"Biar bibi saja Non, sebentar bibi ambil dulu."

Keadaan kamar kini hanya ada Davian dan Likha. Likha mendekati Davian dan menempelkan bibirnya di sisi telinga laki-laki itu. "Kenapa belum memecatku?" bisik Likha.

"Padahal aku sangat menunggu pemecatanku, karena aku sudah mendapatkan hadiahku." Likha menyentuh bagian segitiga itu.

Davian menepis tangan Likha. Dia bingung harus menjawab apa, entah mengapa kejadian buruk itu menjadi hal indah dipikirannya, membuatnya tidak bisa berkata pada Kia agar memecat Likha. Jujur dia sangat menikmati semua itu.

"Anda menikmatinya?" Likha memasukan buah ke depan mulutnya, lalu dia arahkan ke mulut Davi.

Kebodohan apa yang menyelimuti diri Davi, dia membuka mulutnya dan menerima suapan dari mulut Likha. Bahkan dia dengan bodohnya membalas ciuman itu. Merasa bi Sarah akan kembali, Likha segera menjauh dari Davian.

"Aku hanya makan buah, tidak berkegiatan, tinggalkan aku di sini sendiri," pinta Davian.

Likha dan bi Sarah langsung meninggalkan kamar Davian.

"Mau ikut ke bawah Neng?" tawar bi Sarah.

"Aku di sini saja, barangkali Tuan butuh sesuatu." Likha duduk di kursi yang ada di depan kamar Davian.

Di kamarnya Davian membayangkan Likha, dia Janda muda berusia 24 tahun, tubuhnya begitu seksi, memiliki bok-kong yang besar dada besar dan perut yang rata. Membelainya seperti membelai manekin yang memiliki tubuh ideal. Apalagi urusan ranjang, dia seakan lebih berpengalaman dari Kia. Bercinta dengan Kia, dirinya lah yang memimpin, saat dirinya cedera seperti ini, pertarungan mereka seperti hambar. Davian seakan terjerat dengan sosok Likha.

Membayangkan pertarungan itu, tongkat keperkasaannya berdenyut entah apa, tapi rasanya seperti ada yang mengurut.

"Uh ...." suara itu lepas begitu saja. Saat Davian membuka matanya, jamur jombonya ternyata tengah dimanjakan Likha.

"Likha!" tergur Davi.

"Nikmati saja Kak, aku yakin efek obat biru itu masih terasa bukan? Aku memulainya, biarkan aku menuntaskannya agar Kakak tidak tersiksa."

Likha kembali menciptakan gempa diatas tubuh Davi. "Terima cintaku kak," suara Likha bercampur dengan desahannya. "A-ku tidak akan meminta apa-apa, tapi aku akan memberi apa yang Kakak mau," ucap Likha terbata-bata.

Pandangan Davi tertuju ke arah pintu, dirinya menyukai ini, sangat munafik jika dirinya memaksa Likha berhenti. Likha tersenyum mengetahui kemana pandangan Davi. "Tenang Kakak sayang, tak ku biarkan kenikmatan terakhir ini terganggu, aman, kita nikmati sama-sama."

Desah--han Likha seakan menggema di ruangan itu, membuat Davi khawatir.

"Tenang saja kak, selain pintu sudah dikunci, para pelayan juga tidak akan menduga aku ada di sini, aku menyetel musik di kamarku." Likha meneruskan pelayanannya.

*

Malam menyapa.

Kia masih belum kembali, ternyata dia harus ikut acara makan malam bersama semua patner Perusahaan Davian. Sedang di rumah Kia. Likha menggunakan Rachel sebagai pengalihan untuk mengalihkan perhatian para pelayan. Dia mengajak Rachel belajar di kamar Ayahnya.

Di dalam kamar Davian, saat fokus Rachel sangat fokus pada buku pelajaran, saat itu Likha menjahili Davian, walau hanya sekedar sebuah kecupan singkat. Dalam keadaan seperti ini, membuat perasaan Davian semakin terikat pada Likha.

Malam semakin larut, Rachel pamit tidur ke kamarnya. Sedang Likha pura-pura tertidur di kursi yang ada di depan kamar Davian. Karena menurut perhitungan waktunya yang dia perkirakan dari laporan ibunya, Kia akan kembali. Perhitungannya pun sangat akurat.

Tak masalah Kia pulang tepat waktu, dirinya sudah sangat puas berkelana ke puncak kenikmatan tertinggi bersama Davian, bahkan saat Rachel pindah ke kamarnya Likha dan Davi mengulangi pergulayan mereka tanpa paksaan efek dari obat.

Kia pulang larut malam bukan semata karena tuntutan pekerjaan, melainkan ada campur tangan Eren. Eren sengaja membuat Kia tidak bisa pulang, agar putrinya bisa menikmati malam bersama Davi.

Melihat Likha tidur di kursi yang ada di kamar Davi, Kia segera membangunkannya.

"Likha ... bangun. Kenapa kamu tidur di sini?"

"Kak Kia belum kembali tadi, mau tidur ke kamar takutnya Kak Davi butuh sesuatu."

"Kamu dari tadi di sini?"

"Tadi aku ditemanin Rachel, saat Rachel pamit tidur ya aku di sini."

Kia merasa bersalah, namun dia juga sangat puas dengan cara Likha menjaga jarak dengan suaminya. "Ya sudah, kamu tidur ke kamarmu sana. Tugas kamu hari ini selesai."

"Baik kak."

Kia kembali ke kamarnya, di sana dia melihat suaminya duduk bersandar di kepala tempat tidur.

"Baru pulang sayang?" sambut Davian.

"Iya, ada pesta di perusahaan Pak Nomad, semua patner perusahaan diwajibin hadir. Maafin aku, suamiku sakit aku malah hadir di pesta," sesal Kia.

"Kamu enggak salah, kamu melakukan itu demi kemajuan Perusahaan aku."

"Sayang ... apa mas boleh minta dinaikin?" Davi memberi kode 21 dot com pada Kia.

"Boleh cuti? Aku capek banget mas ...."

Davi tersenyum dalam hati. "Tidak apa-apa sayang, Nggak masalah kita libur, kamu sudah lakuin banyak hal buat aku, libur sekali mah aku masih kuat nahan kok."

"Tapi kalau mas mau, aku bisa."

"Nanti aja," tolak Davian.

"Ya sudah aku mandi dulu ya."

Selama Kia berada di kamar mandi, Davian mengambil handphonenya, dan chating dengan Likha. Rasanya usianya kembali muda karena merasakan perasaan indah ini bersama Likha.

"Mas ...."

Panggilan Kia membuat Davian segera merubah layar handphonenya.

"Iya sayang."

"Mau lihat hasil rapat hari ini nggak?"

"Kalau menurutmu dan Dharma itu bagus, aku percaya."

"Tadi Dharma yang usul supaya mas mastiin juga."

"Aku belum bisa berpikir serius, mikir baru sedikit, aku sudah merasa pusing."

"Ya sudah, kalau gitu kita tidur aja." Kia segera naik ketempat tidur dan memeluk suaminya.

Terpopuler

Comments

Atik Weliyana

Atik Weliyana

davian bikin pngen nampol , nolak* tapi menikmati

2023-05-25

0

Atik Weliyana

Atik Weliyana

kok aku gemes ya kak sama davin

2023-05-25

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kia Wanita Terbaik
2 Bab 2, Apa Yang Terjadi?
3 Bab 3 Percaya Pada Kia
4 Bab 4 Penyatuan
5 Bab 5 Terjerat
6 Bab 6
7 7
8 8. Merasa Bersalah
9 9.
10 10.
11 11.
12 12.
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 21 Editan
22 Bab 22 Meminta Pendapat
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27 Rindu Ayah
28 Bab 28 Hentikan?
29 Bab 29
30 Bab 30 Tanggung Jawab
31 31 Kebahagiaan Ibu dan Anak
32 Bab 32 Respon Cepat Indra
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35 Yakinkan Aku
36 Bab 36 Pelakor Gagal
37 Bab 37 Aduh!
38 Bab 38 Keduanya
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41 Basi
42 Bab 42
43 Bab 43 Seharian Bersama
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48 Mencari Teman Lama
49 Bab 49 Air yang Tenang
50 Bab 50 Gendut
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54 Hadiah
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 69 Perasaan
70 Bab 70
71 Bab 71 Kekecewaan Sahabat
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74 Iblis
75 Bab 75 Kita Balas
76 Bab 76
77 Bab 77 Kegalauan Eren
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bab 1 Kia Wanita Terbaik
2
Bab 2, Apa Yang Terjadi?
3
Bab 3 Percaya Pada Kia
4
Bab 4 Penyatuan
5
Bab 5 Terjerat
6
Bab 6
7
7
8
8. Merasa Bersalah
9
9.
10
10.
11
11.
12
12.
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
21 Editan
22
Bab 22 Meminta Pendapat
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27 Rindu Ayah
28
Bab 28 Hentikan?
29
Bab 29
30
Bab 30 Tanggung Jawab
31
31 Kebahagiaan Ibu dan Anak
32
Bab 32 Respon Cepat Indra
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35 Yakinkan Aku
36
Bab 36 Pelakor Gagal
37
Bab 37 Aduh!
38
Bab 38 Keduanya
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41 Basi
42
Bab 42
43
Bab 43 Seharian Bersama
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48 Mencari Teman Lama
49
Bab 49 Air yang Tenang
50
Bab 50 Gendut
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54 Hadiah
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
69 Perasaan
70
Bab 70
71
Bab 71 Kekecewaan Sahabat
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74 Iblis
75
Bab 75 Kita Balas
76
Bab 76
77
Bab 77 Kegalauan Eren
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!